MAKALAH
BAHASA INDONESIA
KETERAMPILAN
BERBAHASA
Dosen Pengampu : Watono
FAKULTAS TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2014-2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, kami panjatkan
kehadirat Alloh SWT, karena atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah
makalah yang berjudul “KETERAMPILAN BERBAHASA’’ dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam, semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang selalu senantiasa kita nanti-nantikan
syafa’atnya di yaumul qiamah nanti, Amin.
Dan kamipun sangat menyadari, bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan, maka dari itu kami minta maaf yang sebesar-besarnya, dan saran serta
kritik dari pembaca sangat kami harapkan.
Tulungagung, oktober 2014
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Bahasa
Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa indonesa,yang di gunakan dari
sabang sampai merauke,dari nias sampai pulau rote semua menggunakan bahasa
Indonesia.Semua warga Indonesia harus menguasai bahasa Indonesia dengan baik
agar semua masyarakat bisa berkomunikasi dengan baik.
2.Rumusan
Masalah
Ø Apa yang dimaksud Keterampilan
menyimak?
Ø Apa yang dimaksud Keterampilan berbicara?
Ø Apa yang dimaksud Keterampilan membaca?
Ø Apa yang dimaksud Keterampilan menulis?
3.Tujuan
Ø Mengetahui cara penggunaan bahasa
Indonesia dengan baik
Ø Melatih untuk
menyimak,berbicara,membaca,dan menulis bahasa Indonesia dengan baik
Ø Memperbaiki kualitas bahasa Indonesia
Ø Mempelajari bahsa indinesia ssuai dengan
EYD
BAB
II
PEMBAHASAN
- Keterampilan menyimak (listening skills)
Menyimak merupakan salah satu jenis
keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat reseptif. Dengan demikian,
menyimak tidak sekadar kegiatan mendengarkan tetapi juga memahaminya. Ada dua
jenis situasi dalam menyimak, yaitu situasi menyimak secara interaktif dan
situasi menyimak secara noninteraktif. Menyimak secara interaktif terjadi dalam
percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenisnya. Dalam
menyimak jenis ini, kita bergantian melakukan aktivitas menyimak dan berbicara.
Oleh karena itu, kita memiliki kesempatan untuk bertanya guna memperoleh
penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau
mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat. Kemudian, contoh situasi-situasi
mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, film, khotbah, atau
menyimak dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi menyimak noninteraktif
tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa
pembicara mengulangi apa yang diucapkan, dan tidak bisa meminta pembicaraan
diperlambat.
Berikut ini adalah
keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk
memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus mampu menguasai beberapa
hal berikut:
- menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar
menggunakan daya ingat jangka pendek (short-term memory);
- berupaya membedakan bunyi-bunyi yang
membedakan arti dalam bahasa target;
- menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan
nada, warna suara, intonasi, dan adanya reduksi bentuk-bentuk kata;
- membedakan dan memahami arti kata-kata yang
didengar;
- mengenal bentuk-bentuk kata khusus (typical
word-order patterns);
- mendeteksi kata-kata kunci yang
mengidentifikasi topik dan gagasan;
- menebak makna dari konteks;
- mengenal kelas-kelas kata (grammatical word
classes);
- menyadari bentuk-bentuk dasar sintaksis;
- mengenal perangkat-perangkat kohesif (recognize
cohesive devices);
- mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti subjek,
predikat, objek, preposisi, dan unsur-unsur lainnya.
2. Keterampilan berbicara (speaking skills)
Berbicara merupakan salah satu jenis
keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif. Sehubungan dengan
keterampilan berbicara ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif,
semiinteraktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif,
misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang
memungkinkan adanya pergantian antara berbicara dan menyimak, dan juga
memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kita dapat meminta
lawan bicara memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian, ada pula
situasi berbicara yang semiinteraktif, misalnya alam berpidato di hadapan umum
secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan
interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar
dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat
dikatakan betul-betul bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio
atau televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro
yang harus dimiliki dalam berbicara. Seorang pembicara harus dapat:
- mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara
jelas sehingga pendengar dapat membedakannya;
- menggunakan tekanan dan nada serta intonasi
yang jelas dan tepat sehingga pendengar dapat memahami apa yang diucapkan
pembicara;
- menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata,
serta pilihan kata yang tepat;
- menggunakan register atau ragam bahasa yang
sesuai terhadap situasi komunikasi, termasuk sesuai ditinjau dari hubungan
antara pembicara dan pendengar;
- berupaya agar kalimat-kalimat utama (the
main sentence constituents) jelas bagi pendengar;
- berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi
tambahan guna menjelaskan ide-ide utama;
- berupaya agar wacana berpautan secara selaras
sehingga pendengar mudah mengikuti pembicaraan.
3. Keterampilan membaca (reading skills)
Membaca merupakan salah satu jenis
keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat reseptif. Keterampilan membaca
dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan menyimak dan
berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi yang telah
berkembang, sering kali keterampilan membaca dikembangkan secara terintegrasi
dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang
terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki pembaca adalah:
- mengenal sistem tulisan yang digunakan;
- mengenal kosakata;
- menentukan kata-kata kunci yang
mengidentifikasikan topik dan gagasan utama;
- menentukan makna-makna kata, termasuk kosakata
split, dari konteks tertulis;
- mengenal kelas kata gramatikal: kata benda,
kata sifat, dan sebagainya;
- menentukan konstituen-konstituen dalam
kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan preposisi;
- mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis;
- merekonstruksi dan menyimpulkan situasi,
tujuan-tujuan, dan partisipan;
- menggunakan perangkat kohesif leksikal dan
gramatikal guna menarik kesimpulan-kesimpulan;
- menggunakan pengetahuan dan
perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal untuk memahami topik
utama atau informasi utama;
- membedakan ide utama dari detail-detail yang
disajikan;
- menggunakan strategi membaca yang berbeda
terhadap tujuan-tujuan membaca yang berbeda, seperti skimming untuk
mencari ide-ide utama atau melakukan studi secara mendalam.
4. Keterampilan menulis (writing skills)
Menulis merupakan salah satu jenis
keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat produktif. Menulis dapat
dikatakan keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis
keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekadar menyalin
kata-kata dan kalimat-kalimat; melainkan juga mengembangkan dan menuangkan
pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Berikut ini keterampilan-keterampilan
mikro yang diperlukan dalam menulis, penulis perlu untuk:
- menggunakan ortografi dengan benar, termasuk
di sini penggunaan ejaan;
- memilih kata yang tepat;
- menggunakan bentuk kata dengan benar;
- mengurutkan kta-kata dengan benar;
- menggunakan struktur kalimat yang tepat dan
jelas bagi pembaca;
- memilih genre tulisan yang tepat, sesuai
dengan pembaca yang dituju;
- mengupayakan ide-ide atu informasi utama
didukung secara jelas oleh ide-ide atau informasi tambahan;
- mengupayakan terciptanya paragraf dan
keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran
atau informasi yang disajikan;
- membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan
yang dimiliki oleh pembaca sasaran mengenai subjek yang ditulis dan
membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui dan penting
untuk ditulis.
PENUTUP
1.KESIMPULAN
Keterampilan berbahasa adalah kecakapan untuk
menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian luas,
jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan
memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan.
2.SARAN
Kami
menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak,maka untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.Dan semoga
makalah kami dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat
kepada kita semua.amin
No comments:
Post a Comment