Search This Blog

Sunday 10 February 2019

MAKALAH KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM / DOWNLOAD MAKALAH


KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM
MAKALAH
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PENGEMBANGAN KURIKULUM MI



DISUSUN OLEH:



DOSEN PENGAMPU:
MUHAMMAD ZAINI, MA
NIP.197112281999031002





JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2015-09-12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Konsep Pengembangan Kurikulum” dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi bagi para pembaca, khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
                 Shalawat dan salam tetap tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan makalah ini mungkin tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah memberi izin kepada penyusun untuk mengumpulkan data sebagai penyusun makalah ini.
2.      Bapak Muhamad Zaini, MA selaku dosen pengampu yang telah memberikan pengarahan dan koreksi sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
3.      Teman-teman semuanya yang telah memberikan motivasinya serta semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusun makalah ini.
     Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini, karena keterbatasan kemampuan yang penyusun miliki. Oleh karena itu, penyusun mohon kritik dan sarannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

   Tulungagung, 09 September 2015

                                                                                                                        Penyusun
DAFTAR ISI
Cover.......................................................................................................        i
Kata Pengantar........................................................................................        ii
Daftar Isi.................................................................................................        iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................        1
B. Rumusan Masalah........................................................................        1
C. Tujuan Pembahasan Masalah.......................................................        2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Konsep Dasar Kurikulum............................................................        3
B.     Fungsi Kurikulum dalam Dunia Pendidikan...............................        5
C.     Kedudukan kurikulum dalam dunia Pendidikan........................        9
D.    Langkah-langkah Pengembangan kurikulum..............................        10       
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................        13
B. Saran............................................................................................        14

DAFTAR RUJUKAN............................................................................        15







BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan istilah kurikulum seakan menjadi kata yang wajib diketahui oleh seorang pendidik agar dapat menyampaikan informasi sesuai dengan ketentuan yang ada.kurikulum bukanlah acuan pokok seorang pendidik dalam mengajar, karena setiap kurikulum yang ada masih mengandung kekurangan yang perlu direnovasi oleh pendidik tersebut. Kurikulum juga perlu diterapkan diluar sekolah agar peserta didik lebih terarah.
Dari masa kemasa perkembangan kurikulum di Indonesia mengalami inovasi-inovasi yang bertujuan untuk terciptanya sebuah kuikulum yang mendidik dan membentuk kerakter peserta didik. Dalam melakukan inovasi kurikulum dibutuhkan langkah-langkah tertentu agar tercapai tujuan yang hendak di capai. Namun tidak semua kurikulum dapat berfungsi sebagaimana yang kita inginkan. Pada makalah ini penulis akan membahas tentang konsep pengembangan kurikulum yang meliputi konsep dasar kurikulum, fungsi kurikulum, kedudukan kurikulum dalam pendidikan dan langkah-langkah pengembangan kurikulum.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana konsep dasar kurikulum ?
2.    Apa fungsi dari kurikulum dalam pendidikan?
3.    Bagaimana kedudukan kurikulum dalam pendidikan ?
4.    Bagaimana langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum ?





C.  Tujuan Pembahasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang diperoleh, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Menjelaskan kurikulum.
2.    Menjelaskan fungsi kurikulum.
3.    Menjelaskan kedudukan kurikulum dalam pendidikan.
4.    Menjelaskan langkah-langkah pengembangan kurikulum.

























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep  Kurikulum
Kurikulum pada mulanya berasal dari bahasa Yunani yaitu curire yamg berarti pelari dan curere yang berarti tempat berpacu.[1] Sedang dalam kamus webster pengertian kurikulum dalam bidang pendidikan muncul pada tahun 1955 yang memaknai kurikulum sebagai beberapa mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi, yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah.[2] Dari pengertian tersebut beberapa tokoh dunia mulai mengembangkan tentang konsep dari definisi kurikulum, berikut merupakan pendapat para tokoh tentang definisi kurikulum.
1.      John Dewey
kurikulum merupakan suatu rekonstruksi berkelanjutan yang memaparkan pengalaman belajar anak didik melalui susunan suatu pengetahuanyang terorganisasikan dengan baik.
2.      Hilda Taba
 Dalam bukunya Curicculum Development Theory and Practice yang manyatakan bahwa kurikulum adalah pernyataan tentang tujuan – tujuan pendidikan yang bersifat umum dan khusus serta materinya dipilih dan diorganisasikan berdasarkan suatu polatertentu untuk kepentingan belajar mengajar.[3]
3.      David partt
Dalam bukunya Curicculum Design and Development mendefinisikan kurikulum secara sederhana yaitu sebagai seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat – pusat latihan.



4.      Winarno Surahmat
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan.
5.      Stratemayer
The curiculum is currently defined in three ways; courses and class activities in which children and you experiences of  the learner”.[4]
6.      Undang-undang No. 20 Tahun 2003
      Tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 19, kurikulum didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.[5]
7.      J. G Taylor dan William H. Alexander
“The curiculum is the sum total of school’s efforts to playground or out of school”, yakni segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk mempengaruhi belajar anak baik di dalam atau di luar kelas.[6]
8.      Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan.

Berdasarkan definisi para ahli tersebut di atas menunujukkan bahwa kurikulum diartikan tidak secara sempit atau terbatas pada pada mata pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas dari pada itu. Tetapi mencakup segala komponen yang ada dalam proses belajar mengajar.
Konsep kurikulum yang ada saat ini selalu berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada masa lalu kurikulum dipandang sebagai sesuatu yang sangat sempit yaitu sejumlah mata pelajaran, kemudian dipandang sebagai sesuatu yang sangat luas yaitu seluruh pengalaman siswa, kemudian pada perkembangan selanjutnya kurikulum adalah rencana pembelajaran, disusul pendapat yang menyatakan bahwa kurikulum bukan hanya rencana (curriculum plan) tetapi juga pelaksanaannya (curriculum fungsional).[7]
Konsep kurikulum ini harus dilaksanakan berdasarkan kondisi  konsep pengembangan ilmu pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, sikap dan nilai moral, sehingga visi misi kurikulum yang dikembangkan dapat membentuk pribadi yang kuat dalam kondisi temporal dan spiritualnya. Karena kurikulum bersifat subjektif, maka ada kecenderungan bagi sebagian orang untuk mendefinisikan kata – kta yang sukar dipahami oleh umum. Kurikulum menunujukkan hasil pengajaran yang diinginkan karena itu penggunaan tes lah yang lebih jelas menunjukkan arti kurikulum dari pada daftar buku pelajaran atau bahan yang dibahas dalam pengajaran.[8]

  1. Fungsi Kurikulum dalam dunia pendidikan
Kurikulum dalam dunia pendidikan memiliki ragam fungsi yang sangat menunjang terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang diinginkan. Kurikulum tidak hanya berfungsi bagi pendidik dan peserta didik, namun juga berfungsi bagi komponen yang ada dalam pelaksanaan pendidikan. Hilda Taba (1962) mengatakan bahwa kurikulum memiliki tiga fungsi yaitu pertama, kurikulum sebagai transmisi yaitu mewariskan nilai–nilai kebudayaan. Kedua, kurikulum sebagai transformasi yaitu melakukan perubahan atau rekonstruksi sosial. Ketiga, kurikulum sebagai pengembangan individu.[9]
Sedang menurut Mc Neil (1990), isi kurikulum memiliki empat fungsi yaitu fungsi pendidikan umum (common and general education), suplementasi (suplementation), eksplorasi (eksploration), keahlian (spesillization).[10]

Fungsi kurikulum juga dapat dilihat dari berbagai perspektif, antara lain sebagai berikut:

1.      Fungsi Kurikulum bagi Sekolah
Kurikulum berfungsi sebagai alat untuk mewujudkan tujuan pendidikan pada masing – masing jenjang atau satuan pemdidikan yang pada gilirannya merupakan pencapaian tujuan pendidikan nasional.[11] Kurikulum juga digunakan sebagai pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.[12]
Fungsi kurikulum bagi sekolah  pada tingkat berikutnya adalah untuk menjaga keseimbangan, kesesuaian, dan keteraturan serta urutan dalam proses pembelajaran selanjutnya.[13]

2.      Fungsi Kurikulum bagi Anak Didik
Kurikulum yang telah tersusun dengan baik sebagai organisasi pembelajaran merupakan persiapan bagi individu peserta didik. Artinya peserta didik akan mendapatkan pengetahuan baru, program baru dan pengalaman baru yang diharapkan dapat dikembangkan secara maksimal seiring perkembangan anak.[14]
Dengan adanya kurikulum peserta didik akan melatih kesanggupan dan kematangan peserta didik dalam berpikir. Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu:

a.       Fungsi penyesuaian, maksudnya kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
b.      Fungsi integrasi, maksudnya dengan adanya kurikulum siswa diharapkan memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakat.
c.       Fungsi diferensiasi, maksudnya adanya kurikulum mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan siswa.
d.      Fungsi persiapan, maksudnya adanya kurikulum harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang berikutnya.
e.       Fungsi pemilihan, maksudnya adanya kurikulum mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
f.       Fungsi diagnotik, maksudnya adanya kurikulum dapat membantu mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima potensi dan kelemahan yang dimilikinya.[15]

3.      Fungsi Kurikulum bagi Pendidik
Guru merupakan faktor kunci (key factor) dalam keberhasilan suatu kurikulum. Artinya guru tidak hanya berfungsi sebagai pengembang kurikulum, tetapi juga sebagai pelaksana kurikulum. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang mutlak dan harga mati. Karena segala sesuatu yang dikerjakan guru dan disampaikan kepada pesrta didik harus sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Guru dengan kurikulum merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Kurikulum juga menjadi acuan dalam melaksanakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman.[16]
Jadi fungsi kurikulum bagi seorang pendidik  adalah sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar peserta didik.[17] Namun di samping itu para pendidik juga berkewajiban membantu peserta didik  dalam menghadapi kesukaran yang ada dalam sebuah kurikulum.[18]

4.      Fungsi Kurikulum bagi Kepala Sekolah
Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah merupakan pedoman untuk mengatur dan membimbing kegiatan sehari-hari di sekolah, baik kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler maupun kokurikuler.[19] Disamping itu juga sebagai pedoman dalam memperbaiki situasi dan kondisi belajar yang lebih baik, sebagai pedoman dalam memberi bantuan pada pendidik untuk menciptakan dan memperbaiki proses pembelajaran.[20] Bagi kepala sekolah kurikulum juga berfungsi sebagai supervisi atau pengawasan terhadap kegiatan belajar mengajar.

5.      Fungsi Kurikulum bagi Masyarakat
Bagi masyarakat kurikulum dapat memberikan pencerahan dan perluasan wawasan pengetahuan dalam berbagai bidang kehidupan. Melalui kurikulum, masyarakat dapat mengetahui apakah pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kurikulum suatu sekolah. Kurikulum juga berfungsi bagi orang tua yaitu dapat dijadikan bahan untuk memberikan bantuan, bimbingan, dan fasilitas lainnya guna mencapai hasil belajar yang optimal.[21] Selain itu dengan adanya memungkinkan akan terbinanya hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat.[22]
Dewasa ini kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat harus benar-benar diusahakan. Hal ini mengingat seringnya terjadi kenyataan bahwa lulusan sekolah belum siap pakai atau tidak sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan lapangan pekerjaan.[23]

6.      Fungsi Kurikulum bagi Pemakai Lulusan (stake holder)
Dalam seleksi kerja bentuk apapun tidak akan membawa arti apa-apa jika instasi tersebut tidak mempelajari terlebih dahulu kurikulum yang telah ditempuh oleh para calon tenaga kerja tersebut. Studi kurikulum akan banyak membantu pemakai lulusan dalam menyeleksi calon tenaga kerja yang andal, energik, bertanggung jawab, jujur, ulet, tepat, dan berkualitas.[24]
Fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan adalah agar mereka dapat memberikan kontribusi dalam memperlancar jalannya proses pembelajaran yang membutuhkan jasa mereka.[25]

C.    Kedudukan kurikulum dalam pendidikan
Dalam kehidupan bermasyarakat kita mengenal pendidikan formal dan informal. Pendidikan informal adalah pendidikan yang dilaksanakan tanpa ada acuan tertulis. Pendidikan informal ini bisa didapatkan di lingkungan sekitar, seperti keluarga dan lingkungan masyarakat. Sedang pendidikan formal adalah pendidikan yang memeliki dasar acuan yang jelas dan tertulis dalam menjalankan proses belajar mengajar.
Dalam pendidikan formal kurikulum memiliki kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Karena kurikulum memberikan pedoman dan pegangan dalam proses pendidikan, kurikulum juga merupakan bidang studi bagi para ahli kurikulum untuk mengembangkan kurikulum berbagai institusi pendidikan.[26] 
Kurikulum merupakan syarat mutlak pendidikan sekolah atau pendidikan formal dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu, baik aspek pengetahuan (cognitif), sikap (afektif), maupun ketrampilan (psikomotorik).[27]
Kurikulum juga merupakan keseluruhan program dan kehidupan dalam sekolah dan dipandang sebagai bagian dari kehidupan atau eksistensi sekolah. Oleh karena itu kedudukan kurikulum sangatlah berpengaruh terhadap maju mundurnya atau survive suatu lembaga pendidikan atau bagi pendidikan.[28]
Kedudukan dalam dunia pendidikan sangatlah penting, karena kurikulum merupakan pedoman berjalannya suatu proses belajar. Jika dalam menjalankan sebuah pendidikan tanpa memiliki pedoman maka arah yang kita tuju tidaklah jelas dalam menyampaikan informasi dan jika tak ada kurikulum pendidikan juga tidak memiliki tujuan yang jelas.

D.    Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum
Kebutuhan manusia akan pendidikan dari masa ke masa tidak sama, hal ini disebabkan salah satunya karena kemajuan pengetahuan dan teknologi. Perbedaan inilah yang sering kali membuat kurikulum selalu berkembang dari waktu ke waktu. Sehingga para pengembang kurikulum berdialog untuk merumuskan masalah yang ada.[29]
Sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan kurikulum bukan semata-mata memproduksi bahan pelajaran melainkan lebih dititikberatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menyangkut banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum.[30]
Kegiatan pengembangan mencakup penyusunan kurikulum itu sendiri, pelaksanaan di sekolah-sekolah yang disertai dengan penilaian yang intensif serta penyempurnaan-penyempurnaan terhadap kompenen tertentu dalam kurikulum tersebut.[31]
Ada empat tahap perkembangan kurikulum, yaitu pengembangan kurikulum pada tingkat makro (Nasional), pengembangan kurikulum pada tingkat institusi atau lembaga (sekolah), pengembangan kurikulum pada tingkat mata pelajaran (bidang studi), dan pengembangan kurikulum pada tingkat pembelajaran di kelas.[32] Sedang dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum Dakir model pengembangan kurikulum yang dikembangkan oleh Beaucham adalah sebagai berikut: suatu gagasan yang diperluas, menunjuk tim pengembang, tim menyusun tujuan pengajaran melaksanakan kurikulum, mengevaluasi kurikulum.[33]
Dalam penentuan langkah-langkah pengembangan kurikulum, beberapa ahli berbeda pendapat. Menurut roger pengembangan kurikulum melalui empat langkah yaitu: pemilihan target system belajar, partisipasi guru pengalaman dalam pengalaman kelompok yang intensif, pengembangan pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau unit pelajaran, dan partisipasi orang tua dalam kegiatan kelompok.[34] Sedang menurut Tyler langkah-langkah pengembangan kurikulum meliputi, penentuan tujuan, dan menentukan pengalaman belajar.[35]
Dalam proses pengembangan kurikulum terdapat dua proses utama yakni pengembangan pedoman kurikulum dan pengembangan pedoman instruksional.[36]
Penyusunan dan pengembangan kurikulum dapat ditempuh dengan
langkah-langkah, sebagai berikut yaitu:[37]



1.      Tujuan
Menentukan arah atau sasaran yang hendak di tuju oleh proses penyelenggaraan pendidikan. oleh karena itu dalam menentukan tujuan harus mempertimbangkan banyak faktor.
2.      Isi kurikulum
Pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik di sekolah, pengalaman ini dapat berupa mempelajari mata pelajaran, atau jenis-jenis pengalaman belajar lain sesuai dengan bentuk kurikulum itu sendiri.
3.      Memilih  kegiatan
Berisikan cara peserta didik memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan bentuk kurikulum yang digunakan.
4.      Evaluasi
            Cara untuk mengetahui apakah sasaran yang ingin dituju dapat tercapai atau tidak. Evaluasi juga digunakan untuk melakukan perbaikan.[38]
            Jadi secara garis besar dalam sebuah pengembangbangan kurikulum dibutuhkan tahap-tahap yang diawali dari adanya sebuah perencanaan (planning), pelaksanaan (implementating), dan adanya sebuah penilaian (evaluasi).[39]
           








BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Kurikulum merupakan rencana pembelajaran, disusul pendapat yang menyatakan bahwa kurikulum bukan hanya rencana (curriculum plan) tetapi juga pelaksanaannya (curriculum fungsional). Kurikulum ini harus dilaksanakan berdasarkan kondisi  konsep pengembangan ilmu pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, sikap dan nilai moral, sehingga visi misi kurikulum yang dikembangkan dapat membentuk pribadi yang kuat dalam kondisi temporal dan spiritualnya.
2.      Secar garis besar kurikulum memiliki 6 fungsi pokok yaitu:
a.       Fungsi kurikulum bagi sekolah
b.      Fungsi kurikulum bagi anak didik
c.       Fungsi kurikulum bagi pendidik
d.      Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
e.       Fungsi kurikulum bagi masyarakat
f.       Fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan (stake holder).
3.      Kedudukan kurikulum dalam pendidikan Kedudukan dalam dunia pendidikan sangatlah penting, karena kurikulum merupakan pedoman berjalannya suatu proses belajar. Jika dalam menjalankan sebuah pendidikan tanpa memiliki pedoman maka arah yang kita tuju tidaklah jelas dalam menyampaikan informasi dan jika tak ada kurikulum pendidikan juga tidak memiliki tujuan yang jelas.
4.      Dalam proses pengembangan kurikulum terdapat tiga langkah utama, yaitu:
a.       Perencanaan ( planning ).
b.      Pelaksanaan ( implementating ).
c.       Evaluasi.



B.     SARAN
1.      Bagi para pembaca, hendaknya makalah ini tidak dijadikan satu-satunya pedoman.
2.      Bagi para calon pendidik, hendaknya mengetahui benar konsep pengembangan kurikulum untuk menjadi bekal saat menjadi tenaga pendidik.
3.      Bagi pendidik, hendaknya menyampaikan kurikulum yang ada sebaik mungkin untuk mewujudkan tujuan dalam proses belajar mengajar.
4.      Bagi pemerintah, hendaknya memperhatikan kemampuan peserta didik yang ada dalam pengembangan kurikulum.






















DAFTAR RUJUKAN

Ahmad, H. M. 1998. Pengembangan Kurikulum. Bandung: CV Pustaka Setia.
Ali, Mohammad. 1992. Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru.
 Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Cahyani. 2013. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum, dalam http://cahyani22.blogspot.com, diakses pada 14 September 2015.
Fadilah, Jasa. 2011. Kurikulum dalam Pengembangan Beauchamp, dalam http://jasafadilahginting.blogspot.com, diakses pada 14 September 2015.
Hamid, S. 2005. Evaluasi Kurikulm. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Maunah, Binti. 2009. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Teras.
Manab, Abdul. 2004. Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Jakarta: Bina Ilmu.
Minarti, Sri. 2011. Manajemen Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
Nasution, S. 2012. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Ninda, Justa. 2012. Kedudukan Kurikulum dalam Proses Pembelajaran, dalam http://justaninda.blogspot.com, diakses pada 14 September 2015.

Putra, Andra. 2012. Peran dan Fungsi Kurikulum,, dalam http://andraputraa.blogspot.co.id, diakses pada 10 September 2015.

Suryosubroto. B, 2005, Tatlaksana Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta.
Syaodih. Nana, 2002, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Zaini. Muhammad, 2009, Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta: Teras.




[1] Binti maunah, Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta:Teras, 2009), h. 1.
[2] Muhammad  Zaini, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta:Teras, 2009), h. 1.
[3] M. Ahmad, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), h. 13-14.
[4]Abdul Manab, Pengembangan Kurikulum Pendidikan, (Jakarta: Bina Ilmu, 2004), h. 14 -15.
[5] Sri Minarti, Manajemen Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2011), h. 90.
[6] Maunah, Pengembangan Kurikulum, h. 2.
[7] Zaini, Pengembangan Kurikulum, h. 7.
[8] Maunah, Pengembangan Kurikulum, h. 4.
[9]Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h.12.
[10]Andra Putra, Peran dan Fungsi Kurikulum, diakses dari, http://andraputraa.blogspot.co.id/2014/03/peran-dan-dan-fungsi-kurikulum.html. diakses pada tanggal 14 September 2015
[11]  Maunah, Pengembangan Kurikulum, h. 3.
[12]  Ahmad, Pengembangan Kurikulum, h. 98.
[13]  Zaini,  Pengembangan Kurikulum,  h. 10.
[14]  Ibid., h.11.
[15]  B. Suryosubroto, Tatlaksana Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 5.
[16]  Arifin, Konsep dan Model, h. 15.
[17] Zaini,  Pengembangan Kurikulum,  h. 11.
[18] Manab, Pengembangan Kurikulum, h. 9.
[19]Arifin, Konsep dan Model,  h. 13.
[20]Zaini,  Pengembangan Kurikulum,  h. 11.
[21]  Ibid., h. 16.
[22] Suryosubroto, Tatlaksana Kurikulum, h. 5.
[23] Ahmad, Pengembangan Kurikulum, h. 99.
[24] Arifin, Konsep dan Mode, h. 16.
[25] Zaini,  Pengembangan Kurikulum,  h. 11-12.
[26]Justa Ninda, Kedudukan Kurikulum dalam Proses Pembelajaran, diakses dari                 http://justaninda.blogspot.com/2012/08/kedudukan-kurikulum-dalam-proses.html. diakses    pada tanggal 14 September 2015.
[27] Zaini,  Pengembangan Kurikulum, h. 16.
[28] Minarti, Manajemen Sekolah, h. 90.
[29] Hamid, Evaluasi Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 103.
[30] Ahmad, Pengembangan Kurikulum, h. 63.
[31] Maunah, Pengembangan Kurikulum, h. 43.
[32]  Arifin, Konsep dan Model,  h. 41.
[33]Jasa Fadilah, Kurikulum dalam Pengembangan Beauchamp, diakses dari , http://jasafadilahginting.blogspot.com/2011/01/kurikulum-dalam-pandangan-beauchamp.html. diakses pada tanggal 14 September  2015.
[34] Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 167-168.
[35]Cahyani, Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum, diakses dari http://cahyani22.blogspot.com/2013/03/langkah-langkah-pengembangan-kurikulum.html. diakses pada tanggal 14 September 2015.
[36] S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 8.
[37] Minarti, Manajemen Sekolah, h.93.
[38] Mohammad Ali, pengembangan kurikulum di sekolah, (Bandung: Sinar Baru, 1992), h. 66-67.
[39] Zaini,  Pengembangan Kurikulum, h. 19.




DOWNLOAD SAMPUL DISINI

DOWNLOAD PEMBAHASAN DAN DAFTAR RUJUKAN DISINI

MAKALAH KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM / DOWNLOAD MAKALAH

KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM MAKALAH DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MI DISUSUN OLEH: ...