BAB
I
PENDAHULUAN
Lesson study merupakan salah satu masalah atau topik pendidikan
yang belakangan ini menarik untuk diperbincangkan. Lesson study ini sesungguhnya bukanlah program baru sebab
sesungguhnya program kerjasama meningkatan pembelajaran ini merupakan
kelanjutan dari kegiatan sebelumnya yang disebut “ploting”. Lesson study
merupakan sebuah adaptasi program peningkatan kualitas pembelajaran yang
dilakukan di Jepang. Prinsip utama lesson
study adalah peningkatan kualitas pembelajaran secara bertahap dengan cara
belajar dari pengalaman sendiri dan orang lain dalam melakukan kegiatan
pembelajaran.
Lesson study muncul sebagai salah satu alternatif yang berguna untuk mengatasi
masalah praktik pembelajaran yang selama ini dipandang kurang efektif. Sekarang
ini masih banyak praktik pembelajaran di Indonesia yang cenderung melakukan
pembelajaran secara konvensional. Praktik pembelajaran konvesional semacam ini
lebih cenderung menekankan pada bagaimana guru mengajar (teacher-centered)
dari pada bagaimana peserta didik belajar (student-centered), dan secara
keseluruhan hasilnya tidak banyak memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu
proses dan hasil pembelajaran peserta didik. Dalam hal ini, Lesson Study dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif guna mendorong terjadinya perubahan
dalam praktik pembelajaran di Indonesia menuju ke arah yang jauh lebih efektif.
LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) baik
negeri maupun swasta terus berlomba-lomba mencetak calon guru. LPTK selalu
terus berupaya meningkatkan mutu lulusan calon guru dengan berbagai cara. Mulai
dari meningkatkan kualifikasi dosen LPTK, memperbaiki kualitas perkuliahan
melalui berbagai penelitian pendidikan dan juga pelatihan. Keberhasilan
tersebut seharusnya diindikasikan oleh semakin meningkatnya kemampuan dan
profesionalisme guru dan dosen, semakin meningkatnya kualitas proses dan
prestasi belajar peserta didik.
Dalam rangka mewujudkan keinginan-keinginan
tersebut, khususnya upaya untuk meningkatkan kemampuan calon guru. Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Tulungagung menggagas suatu bentuk pelaksanaan PPL yang
berbasis Lesson Study bagi mahapeserta didiknya. Dengan demikian,
penyusun melaksanakan Lesson Study di
MIN Kolomayan sebagaimana ketentuan
dari Kampus.
Penerapan lesson study sebagai salah satu alternatif pengembangan
profesionalitas guru dalam mengajar memiliki beberapa tujuan. Tujuan utama Lesson Study yaitu untuk: (1)
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana peserta didik belajar
dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi
para guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran; (3) meningkatkan
pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun
sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari
guru lainnya.
Selain itu, tujuan Lesson Study diantaranya:
1. Meningkatnya
pengetahuan tentang pembelajaran.
2. Meningkatnya
kemampuan mengobservasi aktivitas belajar.
3. Semakin
kuatnya hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dengan tujuan
jangka panjang (perbaikan mutu pembelajaran terus-menerus);
4. Meningkatnya
kualitas rencana pembelajaran (termasuk kompetensi pedagogik).
5. Meningkatnya
pengetahuan tentang materi pengajaran (termasuk kompetensi profesional).
6. Semakin
meningkatnya motivasi untuk selalu berkembang (termasuk kompetensi
kepribadian).
7. Semakin
kuatnya hubungan rekan sekerja (termasuk kompetensi sosial).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa lesson study sangat diperlukan dalam pembelajaran untuk dapat terus
meningkatkan mutu serta kualitas dari pembelajaran saat ini.
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam Lesson Study ini adalah:
1.
Mengetahui pelaksanaan Lesson Study di MIN Kolomayan Wonodadi Blitar
2.
pada saat
pelaksanaan Lesson Study PPL semester
Ganjil tahun pelajaran 2016/2017.
3.
Mengetahui pola pembelajaran yang dilakukan guru model
ketika melaksanakan pembelajaran di kelas.
4.
Mengetahui hasil observasi yang dilakukan observer
saat pembelajaran berlangsung.
5.
Mengetahui refleksi yang muncul untuk perbaikan Lesson Study di MIN Kolomayan Wonodadi Blitar
Manfaat Leson Study bagi Guru diantaranya :
a.
Memperbaiki dan meningkatkan
cara/model pembelajaran.
b.
Terbuka atau melakukan sharing
secara kolaboratif dengan koleganya.
c.
Meningkatkan pengetahuan tentang cara mengobservasi
aktivitas belajar peserta didik.
d.
Meningkatkan motivasi untuk senantiasa berkembang.
e.
Meningkatkan kualitas rencana pembelajaran.
Manfaat Leson Study bagi peserta didik
diantaranya :
a.
Meningkatkan aktivitas belajar.
b.
Meningkatkan motivasi belajar.
c.
Meningkatkan hasil belajar.
Manfaat Leson
Study bagi sekolah diantaranya :
Dengan adanya Lesson
Study ini dapat berpengaruh kepada semua guru untuk memperbaiki model
pembelajarannya sehingga kesulitan dan permasalahan yang dihadapi di sekolah
pada waktu kegiatan belajar mengajar dapat diatasi.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
merupakan mata kuliah sentral di Lembaga Pendidikan dan Tenaga kependidikan
(LPTK) karena program ini merupakan jembatan bagi mahapeserta didik LPTK
sebelum menjadi guru yang sebenarnya. PPL merupakan ajang latihan mahapeserta
didik untuk menjadi guru dan merupakan ajang untuk mempertemukan antara teori
di perguruan tinggi dan praktik lapangan (yang terkadang tidak berjalan
harmonis).
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa model proses pembimbingan dan evaluasi PPL berbasis lesson
study dapat meningkatkan profesionalisme calon guru baik yang berkaitan
dengan kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian guru dan
kelima praktikan yang menggunakan PPL lesson
study menyatakan lebih siap dibanding dengan praktikan yang tidak
menggunakan lesson study.
Aspek yang dilihat dari keaktifan mahapeserta didik
sejak merencanakan PBM, penyusunan Rencana Pembelajaran/skenario pembelajaran,
penguasaan materi dan kelas, penggunaan media dan ketepatan evaluasi semuanya
bisa terlihat ketika plan-do-ree. Dengan kehadiran dan diskusi yang
dihadiri observer dan juga guru pamong, guru model mampu meningkatkan kualitas
proses dan hasil PPL sekaligus mengefektifkan sistem evaluasi.
I.1. Observasi pelaksanaan pembelajaran bidang studi, berisi:
1. Silabus dan RPP
Istilah Silabus dapat didevinisikan
sebagai “garis besar, ringkasan, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran”.
Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa
penjabaran lebih lanjut dari standart kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin
dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari peserta
didik dalam mencapai kompetensi Inti dan kemampuan dasar.
Silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup Kompetensi Inti, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar.
Sedangkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaraan untuk mencapai satu kompetensi dasar, RPP paling
luas mencakup 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan
atau lebih. Terdapat beberapa komponen yang ada di dalam penyusunan RPP, yaitu
Indentitass mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator
penncapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi Pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar dan penilaian hasil pembelajaran.
2. Pelaksanaan
pembelajaran bidang studi di kelas
Dalam
pelaksanaan pembelajaran berbasis tematik, ketika menjelaskan materi pelajaran
guru cenderung masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan,
biasanya guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi yang akan
disampaikan terlebih dahulu, kemudian guru membahas materi tersebut bersama
dengan peserta didik, apabila dianggap peserta didik sudah mengerti tentang
materi tersebut, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal latihan
yang ada di dalam LKS atau buku paket. Sejauh ini, ketika guru mengajar saya
belum pernah melihat guru menggunakan media pembelajaran yaang kreatif dan
bervariasi, yang bisa membuat peserta didik lebih antusias dan bersemangat
ketika proses belajar mengajar. Guru hanya menggunakan buku Paket Tematik,dan
buku Lembar Kerja Siswa Permata. Selain itu saya juga belum pernah melihat guru
menggunakan metode Cooperative seperti membagi peserta didik dalam beberapa
kelompok untuk mengerjakan soal.
terdapat
kelebihan yang dapat dilihat ketika guru menggunakan metode ceramah,
kelebihanya adalah peserta didik mampu mendapatkan semua informasi atau semua
materi pelajaran yang diajarkan oleh guru, selain itu peserta didik bisa lebih
mandiri ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, karena ketika
peserta didik mengerjakan tugas, secara tidak langsung untuk menemukan
jawabanya peserta didik harus membaca ulang materi yang diajarkan untuk
menemukan jawaban, dengan demikian kemungkinan besar peserta didik mampu
menguasai materi pelajaran dengan baik.
Akan
tetapi dalam prosesnya, dapat ditemukan kekurangan ketika guru menggunakan
metode cerama tersebut , yaitu metodenya yang kurang fariatif dan cenderung
membosankan bagi peserta didik, oleh karena itu ketika proses bembelajaran
berlangsung, peserta didik cenderung tidak mau mendengarkan penjelasakn dari
guru, ketika guru menjelaskan materi pelajaran, peserta didik juga ikut
berbicara sendiri dengan temanya dan tidak mendengarkan guru. Sehingga guru
terkesan tidak diperdulikan oleh peserta didik.
Masalah
lain yang di hadapi oleh guru adalah guru lebih mudah lelah, karena semua
informasi pelajaran di sampaikan oleh guru dan peserta didik tidak banyak
dilibatkan dalam menjelaskan materi, selain itu penggunaan metode ceramah akan
memakan waktu yang lebih banyak ketika guru menjelaskan materi, sehingga waktu
yang terbuang sangatlah banyak.
3. Sistem penilaian
hasil belajar bidang studi
Sistem
penilaian yang dilakukan guru tidak hanya mengambil dari nilai ulangan harian
ataupun ulangan semester peserta didik, karena dalam kurikulum 2013 ini sistem
penilaian yang digunakan adalah penilaian autentik sehingga guru dituntut untuk lebih aktif dalam
menilaian semua aktivitas peserta didik yang berkaiatan dengan materi. .
Selain
itu, penilaian juga dapat dilakukan ketika guru memberikan tugas/unjuk kerja
kepada peserta didik ketika akan pulang sekolah, caranya jika peserta didik
mampu menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat, maka peserta didik tersebut
bisa pulang terlebih dahulu dari pada teman-temanya. Cara ini sangat baik
digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik tentang penguasaan
materi pelajaran yang disampaikan untuk hari itu
4.
Sarana dan prasarana pembelajaran bidang studi
Sarana dan prasarana di
sekolah yang saya tempati untuk PPL
yaitu di MIN Kolomayan, menurut saya sudah cukup memadai namun ada
sedikit kekurangan yaitu belum terdapat fasilitas berupa perpustakaan sehingga
buku referensi yang mendukung pembelajaran sangat minim. Akan tetapi di MIN Kolomayan hingga saat ini
terus berusaha untuk memenuhi sarana dan prasarana yang ada untuk kelancaran
proses belajar mengajar
BAB II
PELAKSANAAN LESSON STUDY
- Rancangan Pembelajaran
Dalam
tahap perencanaan, para guru model dalam Lesson Study menyusun RPP yang
mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Perencanaan diawali
dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran, seperti: kompetensi dasar, cara membelajarkan peserta didik,
mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya, sehingga
dapat ketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan untuk kepentingan
pembelajaran. Selanjutnya, secara bersama-sama pula dicarikan solusi untuk
memecahkan segala permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis
kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam
penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah
perencanaan yang benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup
mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan
pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap
akhir pembelajaran.
Sebelum pelaksanan Lesson Study
saya dan teman-teman satu jurusan mengadakan plan untuk berkonsultasi
terlebih dahulu ke guru pamong masing-masing terkait pelaksanan Lesson Study
yang akan dimulai pada Jumat, 28
September 2016 di kelas II jam 08.10 – 09.20
WIB. Dalam pelaksanaan Plan dosen pembimbing lapangan hadir. Selanjutnya, saya
berkonsultasi tentang materi yang akan disampaikan pada lesson study
kemudian Beliau memberikan kesempatan pada saya untuk memilih materi yang akan
disampaikan yaitu Pembelajaran 5 sub tema 1 tema 3 Tugasku sehari-hari di rumah.
Saya lebih memilih materi Pembelajaran 5 sub tema 1 tema 3 Tugasku sehari-hari
di rumah karena materi ini saya anggap
tidak begitu sulit dan dalam materi ini ber KI KD yang mana dalam hal ini
keaktifan peserta didik sangat dibutuhkan sehingga pembelajaran dapat menarik.
Saat plan berlangsung, perencanaan
perangkat pembelajaran yang mencangkup RPP, bahan ajar, dan media pembelajaran
semua dikoreksi oleh guru pamong. Ada beberapa yang disuruh untuk revisi
terlebih dahulu sebelum pelaksaan Lesson Study.
- Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pada tahapan yang kedua, terdapat
dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru model, dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh
anggota atau komunitas Lesson Study yang lainnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:
a.
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
RPP yang telah disusun bersama.
b.
Peserta didik diupayakan dapat
menjalani proses pembelajaran dalam setting yang wajar dan natural, tidak dalam
keadaan under pressure yang disebabkan adanya program Lesson Study.
c.
Pengamat masuk kelas bersamaan dengan guru pengajar.
d.
Pengamat mengisi lembar pengamatan.
e.
Sesama pengamat dilarang berbicara.
f.
Pengamat dilarang berbicara dengan guru pengajar.
g.
Pengamat dilarang berbicara dengan peserta didik.
h.
Pengamatan terfokus pada kegiatan yang dilakukan peserta
didik.
i.
Pengamatan terhadap guru dilakukan terkait dengan
pengamatan terhadap perilaku peserta didik di kelas.
j.
Pengamat tidak meninggalkan kelas sebelum pelajaran
berakhir.
k.
Pengamat tidak melakukan kegiatan apapun yang
berpotensi mengganggu proses belajar mengajar.
Pada bagian ini memuat mengenai hasil kegiatan pembelajaran berbasis Lesson Study yang telah dilaksanakan selama PPL II di MIN Kolomayan.
Hasil kegiatan pembelajaran yang kami lakukan berisi lampiran RPP, lembar
observasi, lembar refleksi, foto dan video
kegiatan lesson study yang terdiri
atas plan, do, dan see.
Berikut identitas kegiatan lesson
study yang telah dilakukan:
No.
|
Nama Praktikan
|
Kelas
|
Lampiran Kegiatan
|
1
|
Rizqka Febriana
|
II
|
Daftar Pengamat (observer)
Lembar Observasi
Lembar Refleksi
RPP
Foto dan video Kegiatan Lesson Study
|
Pada
kegiatan lesson study ini guru model menerapkan pembelajaran
dengan Pendekatan Scientific, Metode Cooperative Learning Strategi
Diskusi, Tanya jawab ,Ceramah dan praktik yang berpusat pada peserta didik, guru model memberikan materi tentang
kegiatan yang dapat dilakukan di rumah. Pada
awalnya kegiatan dimulai dengan bernyanyi untuk menambah semangat peserta didik
sebelum masuk di dalam pembelajran. Setelah itu
peserta didik diminta untuk mengamati gambar tentang permainan yang dilakukan
Siti dan teman-temannya di halaman rumah (mengamati). Peseta didik
dengan guru saling bertanya jawab untuk mengamati gambar setelah mengamati
gambar guru menyuruh peserta didik untuk
membaca materi yang ada di buku pegangan siswa, setelah itu guru memberi kertas pertanyaan untuk peserta didik. Peserta didik menuliskan pertanyaan terkait materi yang telah dibaca pada kertas yang telah diberikan.
Setelah tanya jawab, guru
mengajak peserta didik untuk mengamati gambar gerakan kegiatan pemanasan dan
pendinginan permainan bola kasti. Kemudian guru memberikan pertanyaan terkait
gambar yang telah diamati. Guru mengajak peserta didik untuk menirukan gerakan
seperti pada gambar. Setelah semua peserta didik menirukan gerakan pemanasan
dan pendinginan kemudian guru menjelaskan hal-hal yang boleh dilakukan dan
tidak boleh dilakukan setelah melakukan kegiatan fisik. Guru menyediakan gambar
berbagai kegiatan kemudian peserta didik diberi kesempatan untuk memilih gambar
kegiatan yang boleh dilakukan setelah melakukan kegiatan fisik.
Tindakan selanjutnya guru
membagi kelas menjadi 2 kelompok dengan menggunakan permainan. Setelah kelompok
terbentuk, guru mengajak peserta didik untuk keluar halaman dan melakukan
praktik kegiatan pemansan dan pendinginan permainan bola kasti. Kelompok yang
paling kompak akan mendapatkan reward . Diakhir pembelajaran guru
mengajak peserta didik untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang telah
diajarkan pada hari ini. Sebelum do’a guru memberikan lagu pengantar untuk
berdoa. Peserta didik bernyanyi bersama lalu berdoa.
3.
Refleksi Pembelajaran
Tahapan
ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan proses
pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta
berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh
peserta Lesson Study yang dipandu
oleh guru pamong atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari
penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan pembelajaran, dengan
menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses
pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan
yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun.
Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak
terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan
saran-sarannya, pengamat
harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai
pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi
seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran.
Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan
pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.
Kegiatan
lesson study yang dilakukan di MIN Kolomayan Wonodadi Blitar ini dilaksanakan oleh tiap praktikan. Dari
hasil pelaksanaan lesson study
terdapat banyak pengalaman yang didapatkan baik ketika sebagai guru model
ataupun sebagai observer. Sebagai guru model, dapat mengetahui bagaimana
kelebihan dan kekurangan ketika mengajar serta dapat mengetahui bagaimana
kesuksesan hasil pembelajaran yang kita lakukan.
Setelah beberapa kali menjadi observer hal yang menjadi kekurangan kami
dalam pelaksanaan atau do Lesson Study adalah proses mengamati
yang kami rasa masih kurang spesifik terhadap tingkah laku dan antusiasme peserta
didik yang cenderung naik turun sesuai dengan motivasi yang terbangun dalam
diri peserta didik. Kami kadang merasa sulit saat harus
menjelaskan keadaan peserta didik pada saat apakah peserta didik dinyatakan
mengalami motivasi dan tidak termotivasi. Karena selama pengalaman kami menjadi
observer motivasi itu tampak naik turun. Pada setiap tahap peserta didik akan
mengalami gejolak motivasi dan keaktifan. Sehingga saat telah dicatat peserta
didik tersebut tidak berkonsentrasi tapi ternyata meskipun mereka diam dan
tidak berdiskusi, ternyata mereka belajar. Dari mimik dan gerak-gerik keaktifan
saja menurut kami masih kurang menunjukkan bahwa peserta didik benar-benar
belajar. Tetapi pendekatan yang lebih mendalam mengenai karakter cara belajar peserta
didik dan disesuaikan dengan kegiatan belajar peserta didik dalam kelas maka
dapat diamati lebih baik apakah peserta didik dapat belajar atau tidak.
Karakter belajar peserta didik memiliki banyak keunikan, sehingga saat menjadi
observer ini merupakan suatu pandangan kami untuk dapat menyatakan peserta
didik tersebut telah belajar atau belum.
Karakter kelas yang berbeda juga menjadikan standar penilaian terhadap
proses belajar peserta didik menjadi bersifat fleksibel dan dapat berubah. Sehingga standar penilain harus dirubah disesuaikan
dengan keadaan kelas yang diamati. Selain itu keadaan peserta didik yang
cenderung beraneka ragam, ada yang aktif dan pasif menjadikan observer harus
mencatat secara lebih baik dan tepat mengenai perubahan yang terjadi setelah
proses pembelajaran.
Sebagai observer
yang kami amati adalah kegiatan peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru model, mengenai konsentrasi, motivasi, perhatian, tanggung
jawab, ketepatan menjawab, keaktifan meskipun tidak berani mengutarakan pada
guru setidaknya pada teman dalam kelompok.
Observer adalah individu yang mengamati proses pembelajaran dalam kelas
yang dilakukan oleh guru model, secara bersama-sama dengan teman sejawat.
Observer mengamati proses pembelajaran yang terjadi terutama dari segi peserta
didik bukan dari segi guru model. Sehingga saat kami menjadi observer yang kami
amati adalah ketepatan metode pangajaran yang telah direncanakan oleh guru
model, apakah semua peserta didik telah dapat belajar dengan metode yang telah
dilaksanakan tersebut. Peserta didik yang menjadi tanggung jawab kami, kami
amati mulai dari kegiatan awal mereka menerima pembelajaran saat apersepsi.
Pengamatan ini kami lakukan pada aspek perhatian peserta didik saat awal
pembelajaran. Kemudian saat masuk kedalam inti pembelajaran, kami semakin
mendekati kelompok yang kami amati sehingga dengan lebih jelas kami dapat
mengamati dan memahami kesulitan belajar mereka. Semakin banyak mereka bertanya
tentang sesuatu yang tidak dipahami kepada guru model, kami semakin memahami
jika mereka sebenarnya belajar dimana mereka ingin memahami hal yang mereka
kurang paham.
Selain metode yang kami amati juga adalah ketepatan media pembelajaran
mereka, apakah sudah jelas, sudah dapat membantu peserta didik belajar dengan
baik, sudah cukup baikkah tatanan konsep yang akan di bangun dalam otak peserta
didik. Saat media yang digunakan tidak sesuai maka biasanya peserta didik akan
cenderung merasa kesulitan dan bosan, sehingga peserta didik tidak dapat
belajar dengan baik.
Refleksi pembelajaran dilakukan setelah
lesson study berakhir di kelas bersama guru pamong. Berdasarkan hasil
pengamatan dari guru pamong, bahwasanya keterlaksanaan skenario pembelajaran
kurang maksimal karena keterbatasan waktu. Beliau menyarankan dalam membagi
kelompok peserta didik tidak perlu mencari kelompok tetapi langsung guru yang
membagi kelompok dengan menggabungkan beberapa bangku menjadi satu kelompok.
4.
Revisi Rancangan Pembelajaran
Salah satu manfaat hasil refleksi adalah untuk memberikan umpan balik
(feed-back) kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Umpan balik dapat
dijadikan sebagai alat bagi guru untuk membantu peserta didik agar kegiatan
belajarnya menjadi lebih baik dan meningkatkan kinerjanya.
Peserta didik akan dapat mengukur sejauh mana tingkat penguasaannya
terhadap materi, jika hasil pekerjaan mereka mendapat umpan balik dari gurunya.
Umpan balik tersebut dapat dilakukan secara langsung, tertulis atau
demonstrasi. Dalam memberikan umpan balik, guru hendaknya memperhatikan
kualitas pekerjaan peserta didik yang lain.
Hal ini dapat membuat perasaan minder bagi peserta didik yang memiliki
kemampuan kurang. Umpan balik sifatnya memberikan saran dan perbaikan.,
sehingga peserta didik termotivasi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
proses hasil belajar serta hasil pekerjaannya.
Umpan balik dapat bermanfaat untuk memotivasi peserta didik, maka harus
difokuskan pada:
1.
Kualitas pekerjaan peserta didik dan bukan
membandingkannya dengan hasil pekerjaan peserta didik yang lain.
2.
Cara-cara yang spesifik sehingga pekerjaan peserta
didik dapat ditingkatkan.
3.
Peningkatan pekerjaan peserta didik yang harus
dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya.
Dari ketiga hal di atas lebih menekankan pada kualitas pekerjaan peserta
didik sebagai faktor utama dalam menentukan jenis umpan balik yang diberikan,
bukan membandingkan hasil pekerjaan peserta didik yang satu dengan lainnya,
apalagi membandingkan dengan pekerjaan peserta didik yang mayoritas jawabannya
benar atau sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Lesson study merupakan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dalam satu ruangan kelas. Dimana terdapat sejumlah guru
dan pakar pembelajaran. Dalam kegiatan lesson study terdapat guru model dan
observer dalam proses pembelajaran berlangsung. Terdapat 3 tahap dalam
pelaksanaan Lesson Study, yaitu
perencanaan (Plan), Pelaksanaan (Do), dan Refleksi (See).
Kesimpulan dari pelaksanaan Lesson Study yang telah dilaksanakan di MIN Kolomayan diantaranya:
1.
Lesson Study yang dilaksanakan di MIN Kolomayan berlangsung dengan baik, dimana guru model dan
observer bisa bersama-sama belajar dan bisa memperbaiki kegiatan pembelajaran
dari hasil pengamatan para observer supaya untuk
pembelajaran yang berikutnya bisa lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.
2.
Pola pembelajaran yang diterapkan oleh guru
sudah baik, karena
menggunakan metode serta metode yang variatif sehingga peserta didik bisa aktif dalam kegiatan
proses pembelajaran berlangsung.
3.
Hasil observasi yang intensif dapat mengukur
tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi Tema 3 Sub tema 1 Pembelajaran 5.
4.
Refleksi yang dilakukan pada akhir Lesson Study ini sangat membangun guru
model maupun para observer yang ikut dalam kegiatan Lesson Study, dengan adanya refleksi ini guru bisa memperbaiki cara
mengajarnya dari saran dan kritik yang disampaikan para observer.
2. Saran
Dari
uraian yang dipaparkan serta adanya kesimpulan di atas, maka di sini penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1.
Mengembangkan sosialisasi Lesson Study agar lebih dikenal oleh berbagai lembaga pendidikan.
2.
Sikap membuka diri dari peserta Lesson Study untuk diobservasi dan
direfleksi, perlu dipertahankan agar proses perbaikan dan peningkatan mutu
pembelajaran bisa maju dan bersaing dengan negara lain.
No comments:
Post a Comment