MELALUI KKN KEBANGSAAN 2017 MAHASISWA KERJA NYATA : KONSERVASI LINGKUNGAN SEBAGAI WARISAN UNTUK
MASA DEPAN
Oleh
: Nova Santoso
Mahasiswa KKN Kebangsaan 2017 delegasi IAIN Tulungagung
Kuliah
Kerja Nyata Kebangsaan adalah kegiatan memupuk dan memperkokoh jiwa kebangsaan
mahasiswa dan masyarakat umumnya. Dengan di delegasikan mahasiswa dari seluruh
perguruan tinggi di Indonesia, berkumpul seluruh suku bangsa, seluruh keragaman
budaya bangsa disatukan dengan Bhineka Tunggal Ika untuk berkarya nyata dalam
bingkai Kuliah Kerja Nyata Kebangsaan (KKNK) tahun 2017.
“Merajut
Tali Kebangsaan Melalui Penerapan Program Kedaulatan Pangan, Konservasi
Lingkungan Berbasis Pemberdayaan” merupakan tema KKNK tahun 2017. Mahasiswa disebar
ke berbagai wilayah di kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo untuk
memajukan daerah dengan basis pemberdayaan. Tak kurang dari 60 desa berstatus
tertinggal di kabupaten Bone Bolango siap maju bersama mahasiswa kerja nyata.
Desa
Botutonu’o merupakan salah satu dari sekian banyak desa tertinggal yang menjadi
lahan mahasiswa dalam kuliah kerja nyata kebangsaan 2017. Desa botutonuo
terletak di pesisir selatan provinsi Gorontalo, keindahan alamnya menawarkan
eksotisme ciptaan Tuhan. Desa botutonu’o juga merupakan desa wisata yang ramai
di kunjungi wisatawan baik local maupun nasional. Namun sayangnya, kurangnya
sentuhan pembangunan dari pemerintah membuat potensi desa menjadi sebuah PR bagi
generasi muda untuk memajukan desa dengan potensi pariwisata yang amat indah
ini.
Penduduk
Desa Botutonu’o mayoritas beragama Islam. Didesa ini tersedia tiga masjid untuk beribadah, namun hanya satu yang mengadakan Taman
Baca Al Qur’an (TPA) Sehingga tingkat keaktifan masjid sangat kurang. Sedangkan
untuk pendidikan didesa Botutonu’o terdapat dua
Sekolah Dasar. SDN Lima di dusun satu dan SDN sebelas di dusun empat.
Untuk mencapai sekolah dasar didusun empat. Kami harus berjalan kaki sejauh
empat kilo meter dengan medan terjal dan berbukit. Sedang siswa yang bersekolah
di SDN sebelas terhitung dua puluh orang saja dari kelas satu sampai kelas
enam. Merupakan perjuangan yang luar biasa bagi staf dan pengajarnya.
Di
sector pertanian, masyarakat desa botutonu’o menggunakan sistim shifting
cultivation atau perladangan
berpindah-pindah. Wilayah perhutanan yang sangat luas dan penduduknya yang
sedikit mendukung system perladangan ini dalam bercocok tanam. Tanah yang
ditanami apabila dirasa sudah tidak subur
untuk ditanami dan ditinggalkan begitu saja tanpa pengolahan.
Tentunya hal ini yang berdampah buruk kedepannya setelah lahan hutan dibabat
habis untuk wilayah pertanian. Program
konservasi merupakan program yang harus dilaksanakan warga desa botutonu’o
untuk mengembalikan kondisi tanah agar dapat diolah kembali menjadi lahan untuk
bercocok tanam.
Selain
di tiga sector diatas, terbatasnya teknologi komunikasi yang ada di desa ini
menjadi salah satu hal yang perlu perhatian khusus. Ditengah perkembangan
kemajuan zaman ini masih terdapat wilayah yang tidak tersentuh teknologi
komunikasi lebih khusus jaringan internet.
Masyarakat
desa Botutonu’o sangat antusias dengan adanya KKNK 2017. Setiap kegiatan,
masyarakat dengan senang hati membantu dan menghadiri satu demi satu kegiatan
yang kami lakukan. Tak hanya itu, di tiap akhir pecan, mahasiswa KKNK diajak
mengunjungi setiap spot pariwisata di desa ini yang tak lain adalah desa
wisata. Jadi sungguh luar biasa pengalaman dapat KKNK 2017 dan bekerjasama
dengan masyarakat yang kini terasa menjadi keluarga kami di sini.
Dalam
perencanaan kami, KKNK kebangsaan kami fokuskan pada tiga persoalan utama dan
tiga persoalan tambahan. Kami ingin memberikan sentuhan dalam beberapa bidang
utama yaitu pertanian, pariwisata dan teknologi. Kami sadar kalau kegiatan ini
pasti akan memakan waktu yang sangat lama. Sedangkan kami berada Gorontalo
hanya selama satu bulan. Maka sangatlah pas apabila KKNK 2017 berbasis
pemberdayaan. Dengan harapan setelah kami meninggalkan Gorontalo, semua
kegiatan yang kami laksanakan dapat dilanjutkan oleh masyarakat sendiri di
Gorontalo.
Dalam
bidang pertanian kami berusaha memperbaiki unsure hara yang ada dalam tanah.
Dengan memberikan tanaman Leguminase yang mampu memperbaiki tanah secara
alami. Tanaman Leguminase memiliki bintil akar yang mampu mengikat
nitrogen dan bekerjasama dengan bakteri rhizobium
untuk menyediakan Nitrogen pada tanah bagi tanaman. Namun sayangnya kami sangat
kesulitan memperoleh bibit tanaman ini karena di gorontalo sendiri hanya
terdapat dua tempat yang menyediakan yaitu di kecamatan suwawa dan didaerah
Gandasari. Dari kedua tempat tersebut kami hanya memperoleh sedikit benih
sehingga tidak dapat kami bagikan kepada masyarakat melainkan kami berikan
kepada beberapa warga yang kami rasa
mampu membudidaya tanaman ini. Tentunya kami berikan pelatihan pelatihan
dalam perawatan sampai pembibitan kembali untuk diperbanyak jumlahnya.
Desa
Botutonu’o adalah desa wisata yang sangat ramai dikunjungi wisatawan di akhir
pekan. Namun jika kita mengunjungi akan terasa berbeda dengan pantai pantai
lain. Hal ini karena kondisi pantai yang tidak memiliki spot spot berupa taman
bermain atau spot untuk berfoto. Kami mengajak pemuda, karang taruna dan
masyarakat untuk berinovasi agar pantai Botutonu’o tidak ketinggalan dengan
pantai pantai ternama di Gorontalo. Kami merencanakan mengadakan taman taman
dan spot spot berfoto di pantai dengan harapan dapat menambah minat wisatawan
mengunjungi pantai desa botutonu’o. tentunya pasti akan berdampak pada
pemasukan kas desa dan pendapatan masyarakat yang sebagian besar berpencaharian
di sector pariwisata.
Desa
Tertinggal masih menjadi status dari desa Botutonu’o. teknologi yang belum
terlalu masuk wilayah pedesaan membuat masyarakat kurang mengeksplor potensi
desa yang jika kita serius menggarap dapat menjadi emas desa Botutonu’o. kami
menargetkan ada jaringan internet masuk desa Botutonu’o dan membuat media media
social di Internet untuk mempromosikan keindahan Alam desa Botutonu’o.
Dalam
program tambahan kami menitik beratkan pada bidang lingkungan hidup, pendidikan
dan program kebangsaan. Lingkungan desa botutonuo sangat panas dan gersang.
Sehingga perlu adanya tanaman tanaman penyejuk di sekitar rumah warga. Selain
itu, lahan pekarangan dan pelataran yang kosong menjadi salah satu alasan kami
membuat program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Kegiatan ini kami harapkan
mampu menambah kesejukan di lingkungan penduduk serta menyediakan berbagai
kebutuhan pangan masyarakat di desa Botutonu’o. langkah ini kami awali dengan
membangun rumah semai bersama warga selanjutnya untuk bercocok tanam benih
untuk dibagikan ke seluruh warga desa Botutonu’o. dalam kegiatan ini kami juga
membagikan Benih tanaman pangan untuk dibudidaya sendiri oleh masyarakat
sehingga masyarakat berperan langsung dalam pembuatan Kawasan Rumah Pangan
Lestari ini.
Selanjutnya
kami mengadakan Rumah Belajar dengan Strutur Organisasi tetap yang dijalankan
sendiri oleh warga desa. Rumah belajar ini memiliki 4 fokus yaitu pendidikan
umum, pendidikan agama dan bimbingan konseling serta wawasan kebangsaan.
Kegiatan ini selanjutnya murni dilaksanakan oleh pemuda desa tentunya yang
memiliki pendidikan diatas rata rata warga desa Botutonu’o.
Sesuai
dengan tujuan KKNK sendiri, yakni merajut tali kebangsaan, dalam acara PHBN
kami berusaha memberdayakan pemuda dan perangkat desa untuk membuat kegiatan
meramaikan hari kemerdekaan Indonesia. Kegiatan seperti ini sudah sangat lama
sekali tidak dilaksanakan didesa Botutonu’o. tentunya dapat memudarkan semangan
Nasionalisme bangsa jika kegiatan seperti ini dilupakan. Dengan momentum adanya
KKNK 2017 kami mencoba menumbuhkan rasa kebangsaan dengan mengisi kegiatan
kegiatan yang bermuatan positif bersama pemuda dan masyarakat desa.
Biodata
Penulis
Nova
Santoso, lahir di Lampung Timur, tanggal 18 Oktober 1996. Mahasiswa angkatan
2014 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung. Aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Pramuka di kampus sebagai
Sekretaris Dewan Racana. Saya menulis sedikit curahan hati ini dalam Kuliah
Kerja Nyata Kebangsaan 2017 di Provinsi Gorontalo. Semoga sedikit tulisan ini
dapat menggambarkan kondisi Indonesia dengan kekayaan alam dan apa yang menjadi
kewajiban kita semua sebagai warga Negara yang baik.
No comments:
Post a Comment