Monday, 4 June 2018

LESSON STUDY : PROSES PLAN DO AND SEE DI MIN KOLOMAYAN BLITAR


BAB I
PENDAHULUAN
Lesson study merupakan salah satu masalah atau topik pendidikan yang belakangan ini menarik untuk diperbincangkan. Lesson study ini sesungguhnya bukanlah program baru sebab sesungguhnya program kerjasama meningkatan pembelajaran ini merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya yang disebut “ploting”. Lesson study merupakan sebuah adaptasi program peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di Jepang. Prinsip utama lesson study adalah peningkatan kualitas pembelajaran secara bertahap dengan cara belajar dari pengalaman sendiri dan orang lain dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
Lesson study muncul sebagai salah satu alternatif yang berguna untuk mengatasi masalah praktik pembelajaran yang selama ini dipandang kurang efektif. Sekarang ini masih banyak praktik pembelajaran di Indonesia yang cenderung melakukan pembelajaran secara konvensional. Praktik pembelajaran konvesional semacam ini lebih cenderung menekankan pada bagaimana guru mengajar (teacher-centered) dari pada bagaimana peserta didik belajar (student-centered), dan secara keseluruhan hasilnya tidak banyak memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran peserta didik. Dalam hal ini, Lesson Study dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif guna mendorong terjadinya perubahan dalam praktik pembelajaran di Indonesia menuju ke arah yang jauh lebih efektif.
LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) baik negeri maupun swasta terus berlomba-lomba mencetak calon guru. LPTK selalu terus berupaya meningkatkan mutu lulusan calon guru dengan berbagai cara. Mulai dari meningkatkan kualifikasi dosen LPTK, memperbaiki kualitas perkuliahan melalui berbagai penelitian pendidikan dan juga pelatihan. Keberhasilan tersebut seharusnya diindikasikan oleh semakin meningkatnya kemampuan dan profesionalisme guru dan dosen, semakin meningkatnya kualitas proses dan prestasi belajar peserta didik.
Dalam rangka mewujudkan keinginan-keinginan tersebut, khususnya upaya untuk meningkatkan kemampuan calon guru. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung menggagas suatu bentuk pelaksanaan PPL yang berbasis Lesson Study bagi mahapeserta didiknya. Dengan demikian, penyusun melaksanakan Lesson Study di MIN Kolomayan sebagaimana ketentuan dari Kampus.
            Penerapan lesson study sebagai salah satu alternatif pengembangan profesionalitas guru dalam mengajar memiliki beberapa tujuan. Tujuan utama Lesson Study yaitu untuk: (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana peserta didik belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran; (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
Selain itu, tujuan Lesson Study diantaranya:
1.    Meningkatnya pengetahuan tentang pembelajaran.
2.    Meningkatnya kemampuan mengobservasi aktivitas belajar.
3.    Semakin kuatnya hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dengan tujuan jangka panjang (perbaikan mutu pembelajaran terus-menerus);
4.    Meningkatnya kualitas rencana pembelajaran (termasuk kompetensi pedagogik).
5.    Meningkatnya pengetahuan tentang materi pengajaran (termasuk kompetensi profesional).
6.    Semakin meningkatnya motivasi untuk selalu berkembang (termasuk kompetensi kepribadian).
7.    Semakin kuatnya hubungan rekan sekerja (termasuk kompetensi sosial).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa lesson study sangat diperlukan dalam pembelajaran untuk dapat terus meningkatkan mutu serta kualitas dari pembelajaran saat ini.
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam Lesson Study ini adalah:
1.    Mengetahui pelaksanaan Lesson Study di MIN Kolomayan Wonodadi Blitar
2.     pada saat pelaksanaan Lesson Study PPL semester Ganjil tahun pelajaran 2016/2017.
3.    Mengetahui pola pembelajaran yang dilakukan guru model ketika melaksanakan pembelajaran di kelas.
4.    Mengetahui hasil observasi yang dilakukan observer saat pembelajaran berlangsung.
5.    Mengetahui refleksi yang muncul untuk perbaikan Lesson Study di MIN Kolomayan Wonodadi Blitar

Manfaat Leson Study bagi Guru diantaranya :
a.    Memperbaiki dan meningkatkan cara/model pembelajaran.
b.    Terbuka atau melakukan sharing secara kolaboratif dengan koleganya.
c.    Meningkatkan pengetahuan tentang cara mengobservasi aktivitas belajar peserta didik.
d.   Meningkatkan motivasi untuk senantiasa berkembang.
e.    Meningkatkan kualitas rencana pembelajaran.
Manfaat Leson Study bagi peserta didik diantaranya :
a.    Meningkatkan aktivitas belajar.
b.    Meningkatkan motivasi belajar.
c.    Meningkatkan hasil belajar.
Manfaat Leson Study bagi sekolah diantaranya :
Dengan adanya Lesson Study ini dapat berpengaruh kepada semua guru untuk memperbaiki model pembelajarannya sehingga kesulitan dan permasalahan yang dihadapi di sekolah pada waktu kegiatan belajar mengajar dapat diatasi.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah sentral di Lembaga Pendidikan dan Tenaga kependidikan (LPTK) karena program ini merupakan jembatan bagi mahapeserta didik LPTK sebelum menjadi guru yang sebenarnya. PPL merupakan ajang latihan mahapeserta didik untuk menjadi guru dan merupakan ajang untuk mempertemukan antara teori di perguruan tinggi dan praktik lapangan (yang terkadang tidak berjalan harmonis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model proses pembimbingan dan evaluasi PPL berbasis lesson study dapat meningkatkan profesionalisme calon guru baik yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian guru dan kelima praktikan yang menggunakan PPL lesson study menyatakan lebih siap dibanding dengan praktikan yang tidak menggunakan lesson study.
Aspek yang dilihat dari keaktifan mahapeserta didik sejak merencanakan PBM, penyusunan Rencana Pembelajaran/skenario pembelajaran, penguasaan materi dan kelas, penggunaan media dan ketepatan evaluasi semuanya bisa terlihat ketika plan-do-ree. Dengan kehadiran dan diskusi yang dihadiri observer dan juga guru pamong, guru model mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil PPL sekaligus mengefektifkan sistem evaluasi.

I.1. Observasi pelaksanaan pembelajaran bidang studi, berisi:
1.    Silabus dan RPP
Istilah Silabus dapat didevinisikan sebagai “garis besar, ringkasan, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran”. Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standart kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik dalam mencapai kompetensi Inti dan kemampuan dasar.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup Kompetensi Inti, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Sedangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaraan untuk mencapai satu kompetensi dasar, RPP paling luas mencakup 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. Terdapat beberapa komponen yang ada di dalam penyusunan RPP, yaitu Indentitass mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator penncapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi Pembelajaran,  metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil pembelajaran.

2.    Pelaksanaan pembelajaran bidang studi di kelas
Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis tematik, ketika menjelaskan materi pelajaran guru cenderung masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan, biasanya guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi yang akan disampaikan terlebih dahulu, kemudian guru membahas materi tersebut bersama dengan peserta didik, apabila dianggap peserta didik sudah mengerti tentang materi tersebut, guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal latihan yang ada di dalam LKS atau buku paket. Sejauh ini, ketika guru mengajar saya belum pernah melihat guru menggunakan media pembelajaran yaang kreatif dan bervariasi, yang bisa membuat peserta didik lebih antusias dan bersemangat ketika proses belajar mengajar. Guru hanya menggunakan buku Paket Tematik,dan buku Lembar Kerja Siswa Permata. Selain itu saya juga belum pernah melihat guru menggunakan metode Cooperative seperti membagi peserta didik dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan soal.
terdapat kelebihan yang dapat dilihat ketika guru menggunakan metode ceramah, kelebihanya adalah peserta didik mampu mendapatkan semua informasi atau semua materi pelajaran yang diajarkan oleh guru, selain itu peserta didik bisa lebih mandiri ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, karena ketika peserta didik mengerjakan tugas, secara tidak langsung untuk menemukan jawabanya peserta didik harus membaca ulang materi yang diajarkan untuk menemukan jawaban, dengan demikian kemungkinan besar peserta didik mampu menguasai materi pelajaran dengan baik.
Akan tetapi dalam prosesnya, dapat ditemukan kekurangan ketika guru menggunakan metode cerama tersebut , yaitu metodenya yang kurang fariatif dan cenderung membosankan bagi peserta didik, oleh karena itu ketika proses bembelajaran berlangsung, peserta didik cenderung tidak mau mendengarkan penjelasakn dari guru, ketika guru menjelaskan materi pelajaran, peserta didik juga ikut berbicara sendiri dengan temanya dan tidak mendengarkan guru. Sehingga guru terkesan tidak diperdulikan oleh peserta didik.
Masalah lain yang di hadapi oleh guru adalah guru lebih mudah lelah, karena semua informasi pelajaran di sampaikan oleh guru dan peserta didik tidak banyak dilibatkan dalam menjelaskan materi, selain itu penggunaan metode ceramah akan memakan waktu yang lebih banyak ketika guru menjelaskan materi, sehingga waktu yang terbuang sangatlah banyak.

3.    Sistem penilaian hasil belajar bidang studi
Sistem penilaian yang dilakukan guru tidak hanya mengambil dari nilai ulangan harian ataupun ulangan semester peserta didik, karena dalam kurikulum 2013 ini sistem penilaian yang digunakan adalah penilaian autentik sehingga guru dituntut untuk lebih aktif dalam menilaian semua aktivitas peserta didik yang berkaiatan dengan materi. .
Selain itu, penilaian juga dapat dilakukan ketika guru memberikan tugas/unjuk kerja kepada peserta didik ketika akan pulang sekolah, caranya jika peserta didik mampu menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat, maka peserta didik tersebut bisa pulang terlebih dahulu dari pada teman-temanya. Cara ini sangat baik digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik tentang penguasaan materi pelajaran yang disampaikan untuk hari itu

4.      Sarana dan prasarana pembelajaran bidang studi
Sarana dan prasarana di sekolah yang saya tempati untuk PPL  yaitu di MIN Kolomayan, menurut saya sudah cukup memadai namun ada sedikit kekurangan yaitu belum terdapat fasilitas berupa perpustakaan sehingga buku referensi yang mendukung pembelajaran sangat minim.   Akan tetapi di MIN Kolomayan hingga saat ini terus berusaha untuk memenuhi sarana dan prasarana yang ada untuk kelancaran proses belajar mengajar


BAB II
PELAKSANAAN LESSON STUDY
  1. Rancangan Pembelajaran
Dalam tahap perencanaan, para guru model dalam Lesson Study menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti: kompetensi dasar, cara membelajarkan peserta didik, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Selanjutnya, secara bersama-sama pula dicarikan solusi untuk memecahkan segala permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap akhir pembelajaran.
Sebelum pelaksanan Lesson Study saya dan teman-teman satu jurusan mengadakan plan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke guru pamong masing-masing terkait pelaksanan Lesson Study yang akan dimulai pada Jumat, 28 September 2016 di kelas II jam 08.10 – 09.20 WIB. Dalam pelaksanaan Plan dosen pembimbing lapangan hadir. Selanjutnya, saya berkonsultasi tentang materi yang akan disampaikan pada lesson study kemudian Beliau memberikan kesempatan pada saya untuk memilih materi yang akan disampaikan yaitu Pembelajaran 5 sub tema 1 tema 3 Tugasku sehari-hari di rumah. Saya lebih memilih materi Pembelajaran 5 sub tema 1 tema 3 Tugasku sehari-hari di rumah karena materi  ini saya anggap tidak begitu sulit dan dalam materi ini ber KI KD yang mana dalam hal ini keaktifan peserta didik sangat dibutuhkan sehingga pembelajaran dapat menarik.
Saat plan berlangsung, perencanaan perangkat pembelajaran yang mencangkup RPP, bahan ajar, dan media pembelajaran semua dikoreksi oleh guru pamong. Ada beberapa yang disuruh untuk revisi terlebih dahulu sebelum pelaksaan Lesson Study.
  1. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
            Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru model, dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Study yang lainnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:
a.     Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama.
b.    Peserta didik diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting yang wajar dan natural, tidak dalam keadaan under pressure yang disebabkan adanya program Lesson Study.
c.    Pengamat masuk kelas bersamaan dengan guru pengajar.
d.   Pengamat mengisi lembar pengamatan.
e.    Sesama pengamat dilarang berbicara.
f.     Pengamat dilarang berbicara dengan guru pengajar.
g.    Pengamat dilarang berbicara dengan peserta didik.
h.    Pengamatan terfokus pada kegiatan yang dilakukan peserta didik.
i.      Pengamatan terhadap guru dilakukan terkait dengan pengamatan terhadap perilaku peserta didik di kelas.
j.      Pengamat tidak meninggalkan kelas sebelum pelajaran berakhir.
k.    Pengamat tidak melakukan kegiatan apapun yang berpotensi mengganggu proses belajar mengajar.
Pada bagian ini memuat mengenai hasil kegiatan pembelajaran berbasis Lesson Study yang telah dilaksanakan selama PPL II di MIN Kolomayan. Hasil kegiatan pembelajaran yang kami lakukan berisi lampiran RPP, lembar observasi, lembar refleksi, foto dan video kegiatan lesson study yang terdiri atas plan, do, dan see.


Berikut identitas kegiatan lesson study yang telah dilakukan:
No.
Nama Praktikan
Kelas
Lampiran Kegiatan
1
Rizqka Febriana
II
Daftar Pengamat (observer)
Lembar Observasi
Lembar Refleksi
RPP
Foto dan video Kegiatan Lesson Study
            Pada kegiatan lesson study ini guru model menerapkan pembelajaran dengan Pendekatan Scientific, Metode Cooperative Learning Strategi Diskusi, Tanya jawab ,Ceramah dan praktik yang berpusat pada peserta didik, guru model memberikan materi tentang kegiatan yang dapat dilakukan di rumah. Pada awalnya kegiatan dimulai dengan bernyanyi untuk menambah semangat peserta didik sebelum masuk di dalam pembelajran. Setelah itu peserta didik diminta untuk mengamati gambar tentang permainan yang dilakukan Siti dan teman-temannya di halaman rumah (mengamati). Peseta didik dengan guru saling bertanya jawab untuk mengamati gambar setelah mengamati gambar guru menyuruh peserta didik untuk membaca materi yang ada di buku pegangan siswa, setelah itu guru memberi kertas pertanyaan untuk peserta didik. Peserta didik menuliskan pertanyaan terkait materi yang telah dibaca pada kertas yang telah diberikan.
Setelah tanya jawab, guru mengajak peserta didik untuk mengamati gambar gerakan kegiatan pemanasan dan pendinginan permainan bola kasti. Kemudian guru memberikan pertanyaan terkait gambar yang telah diamati. Guru mengajak peserta didik untuk menirukan gerakan seperti pada gambar. Setelah semua peserta didik menirukan gerakan pemanasan dan pendinginan kemudian guru menjelaskan hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan setelah melakukan kegiatan fisik. Guru menyediakan gambar berbagai kegiatan kemudian peserta didik diberi kesempatan untuk memilih gambar kegiatan yang boleh dilakukan setelah melakukan kegiatan fisik.
Tindakan selanjutnya guru membagi kelas menjadi 2 kelompok dengan menggunakan permainan. Setelah kelompok terbentuk, guru mengajak peserta didik untuk keluar halaman dan melakukan praktik kegiatan pemansan dan pendinginan permainan bola kasti. Kelompok yang paling kompak akan mendapatkan reward . Diakhir pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang telah diajarkan pada hari ini. Sebelum do’a guru memberikan lagu pengantar untuk berdoa. Peserta didik bernyanyi bersama lalu berdoa.

3.      Refleksi Pembelajaran
Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh guru pamong atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun.
Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan saran-sarannya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.
Kegiatan lesson study yang dilakukan di MIN Kolomayan Wonodadi Blitar ini dilaksanakan oleh tiap praktikan. Dari hasil pelaksanaan lesson study terdapat banyak pengalaman yang didapatkan baik ketika sebagai guru model ataupun sebagai observer. Sebagai guru model, dapat mengetahui bagaimana kelebihan dan kekurangan ketika mengajar serta dapat mengetahui bagaimana kesuksesan hasil pembelajaran yang kita lakukan.
Setelah beberapa kali menjadi observer hal yang menjadi kekurangan kami dalam pelaksanaan atau  do Lesson Study adalah proses mengamati yang kami rasa masih kurang spesifik terhadap tingkah laku dan antusiasme peserta didik yang cenderung naik turun sesuai dengan motivasi yang terbangun dalam diri peserta didik. Kami kadang merasa sulit saat harus menjelaskan keadaan peserta didik pada saat apakah peserta didik dinyatakan mengalami motivasi dan tidak termotivasi. Karena selama pengalaman kami menjadi observer motivasi itu tampak naik turun. Pada setiap tahap peserta didik akan mengalami gejolak motivasi dan keaktifan. Sehingga saat telah dicatat peserta didik tersebut tidak berkonsentrasi tapi ternyata meskipun mereka diam dan tidak berdiskusi, ternyata mereka belajar. Dari mimik dan gerak-gerik keaktifan saja menurut kami masih kurang menunjukkan bahwa peserta didik benar-benar belajar. Tetapi pendekatan yang lebih mendalam mengenai karakter cara belajar peserta didik dan disesuaikan dengan kegiatan belajar peserta didik dalam kelas maka dapat diamati lebih baik apakah peserta didik dapat belajar atau tidak. Karakter belajar peserta didik memiliki banyak keunikan, sehingga saat menjadi observer ini merupakan suatu pandangan kami untuk dapat menyatakan peserta didik tersebut telah belajar atau belum.
Karakter kelas yang berbeda juga menjadikan standar penilaian terhadap proses belajar peserta didik menjadi bersifat fleksibel dan dapat berubah. Sehingga standar penilain harus dirubah disesuaikan dengan keadaan kelas yang diamati. Selain itu keadaan peserta didik yang cenderung beraneka ragam, ada yang aktif dan pasif menjadikan observer harus mencatat secara lebih baik dan tepat mengenai perubahan yang terjadi setelah proses pembelajaran.
Sebagai observer yang kami amati adalah kegiatan peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru model, mengenai konsentrasi, motivasi, perhatian, tanggung jawab, ketepatan menjawab, keaktifan meskipun tidak berani mengutarakan pada guru setidaknya pada teman dalam kelompok.
Observer adalah individu yang mengamati proses pembelajaran dalam kelas yang dilakukan oleh guru model, secara bersama-sama dengan teman sejawat. Observer mengamati proses pembelajaran yang terjadi terutama dari segi peserta didik bukan dari segi guru model. Sehingga saat kami menjadi observer yang kami amati adalah ketepatan metode pangajaran yang telah direncanakan oleh guru model, apakah semua peserta didik telah dapat belajar dengan metode yang telah dilaksanakan tersebut. Peserta didik yang menjadi tanggung jawab kami, kami amati mulai dari kegiatan awal mereka menerima pembelajaran saat apersepsi. Pengamatan ini kami lakukan pada aspek perhatian peserta didik saat awal pembelajaran. Kemudian saat masuk kedalam inti pembelajaran, kami semakin mendekati kelompok yang kami amati sehingga dengan lebih jelas kami dapat mengamati dan memahami kesulitan belajar mereka. Semakin banyak mereka bertanya tentang sesuatu yang tidak dipahami kepada guru model, kami semakin memahami jika mereka sebenarnya belajar dimana mereka ingin memahami hal yang mereka kurang paham.
Selain metode yang kami amati juga adalah ketepatan media pembelajaran mereka, apakah sudah jelas, sudah dapat membantu peserta didik belajar dengan baik, sudah cukup baikkah tatanan konsep yang akan di bangun dalam otak peserta didik. Saat media yang digunakan tidak sesuai maka biasanya peserta didik akan cenderung merasa kesulitan dan bosan, sehingga peserta didik tidak dapat belajar dengan baik.
Refleksi pembelajaran dilakukan setelah lesson study berakhir di kelas bersama guru pamong. Berdasarkan hasil pengamatan dari guru pamong, bahwasanya keterlaksanaan skenario pembelajaran kurang maksimal karena keterbatasan waktu. Beliau menyarankan dalam membagi kelompok peserta didik tidak perlu mencari kelompok tetapi langsung guru yang membagi kelompok dengan menggabungkan beberapa bangku menjadi satu kelompok.

4.      Revisi Rancangan Pembelajaran
Salah satu manfaat hasil refleksi adalah untuk memberikan umpan balik (feed-back) kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Umpan balik dapat dijadikan sebagai alat bagi guru untuk membantu peserta didik agar kegiatan belajarnya menjadi lebih baik dan meningkatkan kinerjanya.
Peserta didik akan dapat mengukur sejauh mana tingkat penguasaannya terhadap materi, jika hasil pekerjaan mereka mendapat umpan balik dari gurunya. Umpan balik tersebut dapat dilakukan secara langsung, tertulis atau demonstrasi. Dalam memberikan umpan balik, guru hendaknya memperhatikan kualitas pekerjaan peserta didik yang lain.
Hal ini dapat membuat perasaan minder bagi peserta didik yang memiliki kemampuan kurang. Umpan balik sifatnya memberikan saran dan perbaikan., sehingga peserta didik termotivasi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses hasil belajar serta hasil pekerjaannya.
Umpan balik dapat bermanfaat untuk memotivasi peserta didik, maka harus difokuskan pada:
1.    Kualitas pekerjaan peserta didik dan bukan membandingkannya dengan hasil pekerjaan peserta didik yang lain.
2.    Cara-cara yang spesifik sehingga pekerjaan peserta didik dapat ditingkatkan.
3.    Peningkatan pekerjaan peserta didik yang harus dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya.
Dari ketiga hal di atas lebih menekankan pada kualitas pekerjaan peserta didik sebagai faktor utama dalam menentukan jenis umpan balik yang diberikan, bukan membandingkan hasil pekerjaan peserta didik yang satu dengan lainnya, apalagi membandingkan dengan pekerjaan peserta didik yang mayoritas jawabannya benar atau sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.




BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Lesson study merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam satu ruangan kelas. Dimana terdapat sejumlah guru dan pakar pembelajaran. Dalam kegiatan lesson study terdapat guru model dan observer dalam proses pembelajaran berlangsung. Terdapat 3 tahap dalam pelaksanaan Lesson Study, yaitu perencanaan (Plan), Pelaksanaan (Do), dan Refleksi (See).
Kesimpulan dari pelaksanaan Lesson Study yang telah dilaksanakan di MIN Kolomayan diantaranya:
1.    Lesson Study yang dilaksanakan di MIN Kolomayan berlangsung dengan baik, dimana guru model dan observer bisa bersama-sama belajar dan bisa memperbaiki kegiatan pembelajaran dari hasil pengamatan para observer supaya untuk pembelajaran yang berikutnya bisa lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.
2.    Pola pembelajaran yang diterapkan oleh guru sudah baik, karena menggunakan metode serta metode yang variatif sehingga peserta didik bisa aktif dalam kegiatan proses pembelajaran berlangsung.
3.    Hasil observasi yang intensif dapat mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi Tema 3 Sub tema 1 Pembelajaran 5.
4.    Refleksi yang dilakukan pada akhir Lesson Study ini sangat membangun guru model maupun para observer yang ikut dalam kegiatan Lesson Study, dengan adanya refleksi ini guru bisa memperbaiki cara mengajarnya dari saran dan kritik yang disampaikan para observer.
2.       Saran
Dari uraian yang dipaparkan serta adanya kesimpulan di atas, maka di sini penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1.    Mengembangkan sosialisasi Lesson Study agar lebih dikenal oleh berbagai lembaga pendidikan.
2.    Sikap membuka diri dari peserta Lesson Study untuk diobservasi dan direfleksi, perlu dipertahankan agar proses perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran bisa maju dan bersaing dengan negara lain.


No comments:

Post a Comment