PENDIDIKAN
KARAKTER (CHARACTER BUILDING) SEBAGAI USAHA PERWUJUDAN BANGSA YANG
CERDAS, BERKARAKTER DAN BERMARTABAT
MAKALAH
Disusun Sebagai
Oleh
:
Nama :
NOVA
SANTOSO
DAFTAR
ISI
Cover
Kata Pengantar......................................................................................................
ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Makalah...........................................................................
1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
1
C. Tujuan Penulisan Makalah.........................................................................
2
D. Batasan Masalah........................................................................................
2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Karakter, Karakter Bangsa, Pendidikan Karakter dan Pembinaan Karakter Bangsa 3
B.
Tujuan dari
Pendidikan Karakter dan Pembinaan Karakter Bangsa....... 5
C.
Nilai-Nilai
Karakter.................................................................................
7
D.
Strategi
Mengembangkan Karakter Bangsa............................................
9
E.
Faktor yang
Mempengaruhi Karakter Bangsa........................................
13
F.
Revitalisasi
Pembinaan Karakter Kebangsaan........................................
15
G.
Karakter yang Diharapkan......................................................................
16
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan.............................................................................................
18
B.
Saran.......................................................................................................
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dan pembinaan karakter bangsa memiliki
andil yang besar untuk memajukan peradaban bangsa agar menjadi bangsa yang
semakin terdepan dengan Sumber Daya Manusia yang berilmu, berwawasan dan
berkarakter. Pembentukan, pendidikan dan pembinaan karakter bangsa sangat luas
karena terkait dengan pengembangan multiaspek potensi–potensi keunggulan
bangsa dan bersifat. Dalam hal ini dapat juga disebutkan bahwa:
1.
Karakter
merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, hilangnya karakter
akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa.
2.
Karakter
berperan kekuatan sehingga bangsa ini tidak terombang-ambing.
3.
Karakter
harus dibangun dan dibentuk untuk menjadi bangsa yang bermartabat.
Dalam hal pembinaan karakter bangsa akan mengerucut
pada tiga tujuan besar, yaitu :
1.
Untuk
menumbuhkan dan memperkuat jati diri bangsa.
2.
Untuk menjaga
keutuhan negara kesatuan republik Indonesia, dan
3.
Untuk membentuk
manusia dan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia dan bangsa yang bermartabat.
Pembentukan, pendidikan dan pembinaan karakter
bangsa harus diaktualisasikan secara nyata untuk menjaga jati diri bangsa dan
memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah yang di
maksud dengan karakter, karakter bangsa, pendidikan karakter dan pembinaan
karakter bangsa ?
2.
Apakah tujuan
dari pendidikan karakter dan pembinaan karakter bangsa ?
3.
Apa saja yang
menjadi nilai-nilai dari karakter ?
4.
Strategi apa
saja yang dilakukan untuk mengembangkan karakter bangsa?
5.
Apa saja yang
mempengaruhi karakter bangsa?
6.
Bagaimana
revitalisasi pembinaan karakter kebangsaan ?
7.
Bagaimana hasil
karakter yang diharapkan ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui
definisi karakter, karakter bangsa, pendidikan karakter dan pembinaan karakter
bangsa.
2.
Untuk mengetahui
tujuan dari pendidikan karakter dan pembinaan karakter bangsa.
3.
Untuk mengetahui
hal-hal yang menjadi nilai-nilai dari karakter.
4.
Untuk mengetahui
Strategi yang dilakukan untuk mengembangkan karakter bangsa?
5.
Untuk mengetahui
hal-hal yang mempengaruhi karakter bangsa.
6.
Menjelaskan
cara merevitalisasi pembinaan karakter
kebangsaan
7.
Menjelaskan
hasil karakter yang diharapkan.
D.
Batasan
Masalah
Untuk menjaga
pembahasan agar tetap terarah dan tidak melebar, penulis membatasi pembahasan
makalah pada definisi karakter, karakter bangsa, pendidikan karakter dan
pembinaan karakter bangsa dan tujuannya, nilai-nilai yang terkandun dalam
karakter, strategi pembangunan karakter, hal hal yang mempengaruhi karakter,
revitalisasi pembinaan karakter kebangsaan, dan hasil karakter yang di
harapkan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Karakter, Karakter Bangsa, Pendidikan Karakter dan Pembinaan Karakter Bangsa
1.
Pengertian
Karakter
a.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Sifat kejiwaan akhlaq atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan yang lain.
b.
Ditjen
Mandikdasmen (Kementerian Pendidikan Nasional)
Karakter
adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara. Individu yang
berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan
siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.[1]
c.
Wyne
Mengungkapkan
bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani “karasso” yang berarti “to
mark” yaitu menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku.[2]
Oleh sebab itu seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus
dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang berprilaku
jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi
istilah karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian) seseorang.
Karakter
adalah nilai-nilai yang menjadi ciri khas tiap individu dan diaplikasikan
dalam nilai-nilai kebaikan yang tercermin baik dalam bentuk tindakan maupun
tingkah laku.[3]
Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung
nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan
tantangan.
2.
Pengertian
Karakter Bangsa
Karakter
bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik yang
tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa
dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta
olah dari raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia
haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan
prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3.
Pengertian
Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah usaha sadar, terencana dan
terstruktur untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[4]
Sedangkan
karakter merupakan sifat khusus atau moral dari perorangan maupun individu.
Pendidikan karakter bangsa adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan
nilai-nilai yang menjadi pedoman dan jati diri bangsa sehingga terinternalisasi
didalam diri peserta didik yang mendorong dan mewujud dalam sikap dan perilaku
yang baik.
4.
Pembinaan
Karakter Bangsa
Pembinaan
Karakter Bangsa adalah upaya sistematik suatu negara berkebangsaan untuk
mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan
ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks
kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk
bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,
bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks
berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.[5]
Pembinaan
karakter bangsa dilakukan melalui proses sosialisasi, pendidikan dan
pembelajaran, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama seluruh komponen
bangsa dan negara.
B.
Tujuan
dari Pendidikan Karakter dan Pembinaan Karakter Bangsa
1.
Pendidikan
Karakter Bangsa
Tujuan dari Pendidikan Karakter
Bangsa yaitu[6] :
a.
Mengembangkan
potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga Negara
yang memiliki nilai-nilai dan budaya bangsa.
b.
Mengembangkan
kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai
nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religious.
c.
Menanamkan jiwa
kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.
d.
Mengembangkan
kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan
kebangsaan.
e.
.mengembangkan
lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh
kreatifitas dan persahabatan serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh
kasih sayang.
Peran
pendidikan bagi kemajuan sebuah bangsa sangat penting, untuk itu perlu adanya
bimbingan dan binaan khusus bagi setiap individu atau kelompok untuk
mendapatkan pendidikan yang memadai.
2.
Pembinan
Karakter Bangsa
Tujuan yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia
dalam malaksanakan pembinaan karakter bangsa adalah:
a.
Meningkatkan dan
mengokohkan semangat religiositas bangsa.
b.
Menambah
kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c.
Menjamin
terlaksananya pluralitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
d.
Memantapkan
wawasan, rasa dan semangat kebangsaan.
e.
Menjunjung
tinggi hak asasi manusia dan hukum.
f.
Mengembangkan
musyawarah untuk mencapai mufakat.
g.
Mengembangkan
nilai dan kompetensi karakter pribadi dan bangsa.
h.
Meningkatkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sedangkan hasil yang hendak dicapai dalam pembinaan
karakter bangsa adalah terciptanya masyarakat yang bersikap dan bertingkah laku
secara santun berdasar Pancasila. Diharapkan agar perilaku warga negara baik
dalam aspek politik, ekonomi, maupun sosial budaya mengacu pada konsep, prinsip
dan nilai yang terkandung dalam Pancasila. Secara rinci dapat digambarkan bahwa
pembinaan karakter bangsa tersebut untuk dapat menghasilkan warganegara yang
memiliki:
a.
Keimanan dan
ketaqwaan yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama
masing-masing, dan dapat bersikap secara tepat dan baik dalam menghadapi
pluralitas agama yang terdapat di Indonesia.
b.
Sikap dan
tingkah laku yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, dengan mendudukan hak asasi manusia secara
proporsional sesuai dengan konsep dan prinsip yang terkandung dalam Pancasila.
c.
Semangat
kebangsaan yang tinggi, sehingga selalu menjunjung tinggi existensi Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kepentingan pribadi dan golongan selalu
diselaraskan dengan kepentingan negara-bangsa.
d.
Pengetahuan,
sikap, perilaku dan kemampuan dalam menerapkan demokrasi yang bersendi pada
prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila.
e.
Sikap, perilaku
dan kemampuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
f.
Kesadaran untuk
mengembangkan nilai dan kompetensi universal karakter warganegara.
C.
Nilai-Nilai
Karakter
1.
Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.[7]
2.
Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan.[8]
3.
Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.[9]
4.
Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5.
Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.[10]
6.
Kreatif
Berpikir dan
melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang
telah dimiliki.[11]
7.
Mandiri
Sikap dan
perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas-tugas.[12]
8.
Demokratis
Cara berfikir,
bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain.[13]
9.
Rasa Ingin Tahu
Sikap dan
tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.[14]
10.
Semangat
Kebangsaan
Cara berpikir,
bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.[15]
11.
Cinta Tanah Air
Cara berpikir,
bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.[16]
12.
Menghargai
Prestasi
Sikap dan
tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.[17]
13.
Bersahabat /
Komunikatif
Sikap dan
tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.[18]
14.
Cinta Damai
Sikap dan
tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.[19]
15.
Gemar Membaca
Kebiasaan
menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.[20]
16.
Peduli
Lingkungan
Sikap dan
tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.[21]
17.
Peduli Sosial
Sikap dan
tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.[22]
18.
Tanggung Jawab
Sikap dan
perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya
dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.[23]
D.
Strategi
Mengembangkan Karakter Bangsa
Ada 3 pilar utama untuk mewujudkan Karakter
Bangsa[24],
yaitu:
1.
Aspek pada Tataran Individu
Nilai kehidupan diwujudkan dalam
perilaku, diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari secara konsisten. Pendidikan karakter
bangsa dimulai dengan pendidikan karakter individu.
2.
Aspek pada Tataran Masyarakat
Masyarakat adalah komunitas yang secara
integral memiliki nilai yang sama, dan akan committed menerapkan nilai yang
mereka anggap baik. Komunitas bisa terbentuk karena kepentingan, profesi
atau tujuan bersama contohnya PGRI, PMR atau Partai Politik.
3.
Aspek pada
Tataran Bangsa
Bangsa terdiri dari sekumpulan bangsa,
masyarakat. Pada komunitas, baik orang atau bangsa, terjadi kontrak sosial atau
perasaan kebersamaan untuk mendukung nilai-nilai luhur yang ada. Pada tataran
bangsa, nilai-nilai luhur tersebut telah berhasil dirumuskan menjadi dasar
negara Bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Nilai-nilai luhur tersebut adalah:
a.
Iman
dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b.
Martabat
Kemanusiaan
c.
Persatuan
d.
Musyawarah
e.
Adil
Pendidikan karakter bukan terletak pada materi
pembelajaran melainkan pada aktivitas yang melekat, mengiringi, dan
menyertainya (suasana yang mewarnai, tercermin dan melingkupi proses
pembelajaran pembiasaan sikap & perilaku yang baik).
Proses
Terbentuknya Pendidikan Karakter :
a.
Melalui
pendidikan, pengalaman, cobaan hidup, pengorbanan dan pengaruh
lingkungan,kemudian terinternalisasi nilai-nilai sehingga menjadi nilai
intrinsik yang melandasi sikap dan perilaku.
b.
Sikap dan perilaku
tersebut dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.
c.
Kebiasaan
tersebut dijaga dan dipelihara maka jadilah karakter.
Strategi
yang diperlukan dalam penerapan dan tahap pelaksanaan dari metode-metode yang
diperlukan selama proses pengintegrasian Pendidikan Karakter :
a.
Pendekatan
Pendidikan Karakter
Diperlukan beberapa pendekatan agar pendidikan
karakter dapat berjalan dengan baik nantinya yang diantaranya adalah:
1)
Keteladanan
2)
Kegiatan
3)
Penugasan
(pendampingan)
4)
Pembiasaan
5)
Ko-kreasi
(keterlibatan aktif siswa)
Ciri-cirinya :
1)
Melibatkan
secara aktif kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua.
2)
Hubungan
subyek-subyek.
3)
Belajar bersama.
4)
Proses yang baik
untuk menjamin hasil yang baik.
b.
Strategi
Implementasi Pendidikan Karakter[26]
Berikut ini beberapa strategi yang diperlukan:
1)
Kegembiraan
baru, bukan beban baru.
2)
Mulai dengan
yang mudah, murah dan mengembirakan.
3)
Mulai dari diri
sendiri.
4)
Berbagi dan
berbagi.
5)
Apresiasi dan
apresiasi.
c.
Tahap
Pelaksanaan dilapangan
1)
Mencerahkan
dan menguatkan keyakinan.
2)
Mengembangkan
gagasan bersama-sama.
3)
Menyusun rencana
tindakan.
4)
Implementasi
rencana tindakan.
5)
Mengamati
perubahan .
d.
Metode-Metode
yang Mungkin Diperlukan:
Multi metode, terutama yang menyentuh hati. Karena
sesungguhnya pendidikan karakter adalah mengelola hati.
e.
Prinsip-Prinsip Pelaksanaan :
1)
Berkelanjutan.
2)
Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri (ekstrakurikuler), dan
budaya sekolah.
3)
Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan.
4)
Proses pendidikan melibatkan peserta didik
secara aktif dan menyenangkan.
2.
Pengembangan
Karakter Bangsa dengan Pembinaan
a.
Sosialisasi
Penyadaran semua pemangku kepentingan akan
pentingnya karakter bangsa. Media cetak dan elektronik perlu
berperanserta dalam sosialisasi.
b.
Pendidikan
Formal (satuan pendidikan), nonformal (kegiatan
keagamaan,kursus, pramuka dll.), informal (keluarga, masyarakat, dan
tempat kerja), forum pertemuan (kepemudaan).
c.
Pemberdayaan
Memberdayakan semua pemangku kepentingan (orang tua,
satuan pendidikan, ormas, dsb.) Agar dapat berperan aktif dalam pendidikan
karakter.
d.
Pembudayaan
Perilaku
berkarakter dibina dan dikuatkan dengan penanaman nilai-nilai kehidupan agar
menjadi budaya.
e.
Kerjasama
Membangun
kerjasama sinergis antara semua pemangku kepentingan
E.
Faktor
yang Mempengaruhi Karakter Bangsa
a. Lingkungan
Global
Globalisasi dalam banyak hal memiliki
kesamaan dengan internasionalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya
peran dan batas-batas suatu negara yang disebabkan adanya peningkatan
keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia
melalui berbagai bentuk interaksi. Globalisasi juga dapat memacu pertukaran
arus manusia, barang, dan informasi tanpa batas. Hal itu dapat menimbulkan
dampak terhadap penyebarluasan pengaruh budaya dan nilai-nilai termasuk ideologi
dan agama dalam suatu bangsa yang sulit dikendalikan. Pada gilirannya hal ini
akan dapat mengancam jatidiri bangsa.
Berdasarkan indikasi tersebut, globalisasi dapat
membawa perubahan terhadap pola berpikir dan bertindak masyarakat dan bangsa
Indonesia, terutama masyarakat kalangan generasi muda yang cenderung mudah
terpengaruh oleh nilai-nilai dan budaya luar yang tidak sesuai dengan
kepribadian dan karakter bangsa Indonesia. Untuk itu, diperlukan upaya dan
strategi yang tepat dan sesuai agar masyarakat Indonesia dapat tetap menjaga
nilai-nilai budaya dan jati diri bangsa serta generasi muda tidak kehilangan
kepribadian sebagai bangsa Indonesia.
b. Lingkungan
Regional
Pada lingkungan regional, pengaruh globalisasi juga
membawa dampak terhadap terkikisnya budaya lokal di zona negara-negara Asia
Tenggara. Dampak tersebut berwujud adanya ekspansi budaya dari negara-negara
maju yang menguasai teknologi informasi. Meskipun telah dilaksanakan upaya
pencegahan melalui program kerja sama kebudayaan, namun melalui teknologi
infomasi yang dikembangkan, pengaruh negara lain dapat saja masuk.
Perkembangan regional Asia atau lebih khusus ASEAN
dapat membawa perubahan terhadap pola berpikir dan bertindak masyarakat dan
bangsa Indonesia. Untuk itu, diperlukan strategi yang tepat dan sesuai agar
masyarakat Indonesia dapat tetap menjaga nilai-nilai budaya dan jati diri
bangsa serta generasi muda tetap memiliki kepribadian sebagai bangsa Indonesia.
c. Lingkungan
Nasional
Perkembangan politik di dalam negeri dalam era reformasi
telah menunjukkan arah terbentuknya demokrasi yang baik. Selain itu telah
direalisasikan adanya kebijakan desentralisasi kewenangan melalui kebijakan
otonomi daerah. Namun, sampai saat ini, pemahaman dan implementasi konsep
demokrasi dan otonomi serta pentingnya peran pemimpin nasional masih belum
memadai. Sifat kedaerahan yang kental dapat mengganggu proses demokrasi dan
bahkan mengganggu persatuan nasional.
Harus diakui bahwa banyak kemajuan yang telah
dicapai bangsa Indonesia sejak lebih dari enam puluh tahun merdeka. Pembangunan
fisik dimulai dari zaman orde lama, orde baru, orde reformasi hingga pasca
reformasi terasa sangat pesat, termasuk pembangunan infrastruktur pendukung
pembangunan yang mencapai tingkat kemajuan cukup berarti.
Kemajuan
di bidang fisik harus diimbangi dengan pembangunan nonfisik, termasuk membina
karakter dan jati diri bangsa agar menjadi bangsa yang kukuh dan memiliki
pendirian yang teguh. Sejak zaman sebelum merdeka hingga zaman pasca reformasi
saat ini perhatian terhadap pendidikan dan pengembangan karakter terus mendapat
perhatian tinggi. Pada awal kemerdekaan pembangunan pendidikan menekankan
pentingnya jati diri bangsa sebagai salah satu tema pokok pembinaan karakter
dan pekerti bangsa. Pada zaman Orde Lama, Nation
and Character Building merupakan pembinaan karakter dan pekerti bangsa.
Pada zaman Orde Baru, pembinaan karakter bangsa dilakukan melalui mekanisme
penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Pada zaman
Reformasi, sejumlah elemen kemasyarakatan menaruh perhatian terhadap pembinaan
karakter bangsa yang diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan.[27]
F.
Revitalisasi
Pembinaan Karakter Kebangsaan
Untuk meneruskan
peran protagonis yang berhasil dimainkan dengan indah oleh para pemuda pejuang
di era kemerdekaan, pemuda masa kini memiliki kewajiban moral untuki meneruskan
tradisi positif ini di era kemerdekaan. Kongkritnya, pemuda harus bisa menjadi
tumpuan bagi terciptanya kemakmuran, kemajuan, serta kemandirian Indonesia.
Menjadi dinamisator pembangunan agar bangsa Indonesia memiliki daya saing
tinggi, sehingga sejajar bahkan unggul dari bangsa-bangsa lain.
Ironisnya,
kenyataan yang ada tidaklah demikian. Para pemuda Indonesia saat ini seolah
tidak berdaya menghadapi gempuran arus globalisasi yang dihiasi ekspansi
tradisi bangsa asing. Meskipun tidak ada bukti empiris yang menunjukkan bahwa
semua budaya asing memberikan dampak negatif bagi generasi muda, namun jika
kondisi ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin bangsa Indonesia akan
kehilangan jati dirinya, sehingga akan terjebak dalam kolonialisme kontemporer,
tergantung dan mudah dikendalikan bangsa lain.
Kekhawatiran ini
semakin membayang di depan mata ketika melihat realitas pemuda masa kini yang
pemahaman terhadap sejarah dan nilai-nilai budaya nasinalnya menurun drastis.
Mereka seakan lebih bangga mengidentifikasi diri kepada bangsa lain yang lebih
maju ilmu pengetahuan dan teknologinya.
Supaya realitas
memprihatinkan ini segera berakhir, pemuda harus tampil di barisan terdepan
dalam upaya menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman hilangnya identitas
nasional. Inilah perjuangan berat yang terhampar di depan mata dan menuntut
komitmen utuh dari segenap pemuda Indonesia. Agar perjuangan ini berhasil,
setidaknya ada peran yang harus dijalankan oleh para pemuda
yaitu :
1.
Character builder (Pembangun Karakter)
Tergerusnya
karakter positif—seperti ulet, pantang menyerah, jujur, dan kreatif—yang
dibarengi tumbuhnya karakter negatif seperti malas, koruptif, dan konsumtif di
kalangan masyarakat Indonesia, menuntut pemuda untuk meresponnya dengan cepat
dan cerdas. Mereka harus menjadi pioner yang memperlihatkan kesetiaan untuk
memegang teguh kearifan lokal seperti yang dicontohkan pemuda generasi
terdahulu.
2.
Caharacter Enabler (Pemberdaya Karakter)
Pembangunan karakter bangsa tentunya tidak cukup jika
tidak dilakukan pemberdayaan yang berkesinambungan. Oleh sebab itu, pemuda
harus memiliki tekad untuk mejadi role model dari pengembangan karakter bangsa
yang positif.
3.
Character engineer (Perekayasa Karakter)
Peran ini menunut
generasi muda untuk terus melakukan pembelajaran. Pasalnya, pengembangan
karakter positif bangsa menunut adanya modifikasi dan rekayasa yang tepat
sesuai dengan perkembangan zaman.[28]
G.
Karakter
yang Diharapkan
Secara psikologis karakter individu dimaknai sebagai
hasil keterpaduan empat bagian, yakni olah hati, olah pikir, olah raga, olah
rasa dan karsa. Olah hati berkenaan dengan perasaan sikap dan
keyakinan/keimanan. Olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan
menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif. Olah raga
berkenaan dengan proses persepsi,
kesiapan, peniruan, manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai
sportivitas. Olah rasa dan karsa berkenaan dengan kemauan dan kreativitas yang
tecermin dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan kebaruan.[29]
Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila pada masing-masing
bagian tersebut, dapat dikemukakan sebagai berikut.
1.
Karakter yang
bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan
bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab,
berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan
berjiwa patriotic.
2.
Karakter
yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif,
inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif.
3.
Karakter
yang bersumber dari olah raga/kinestetika antara lain bersih, dan sehat,
sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif,
kompetitif, ceria, dan gigih.
4.
Karakter
yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan, saling
menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis,
peduli, kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air
(patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja
keras, dan beretos kerja.[30]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Negara Indonesia adalah negara yang terdiri dari
berbagai dan beragam suku dan bangsa, agama, budaya dan bahasa. Jika kita
sebagai warga negara dan generasi penerus bangsa ingin mempertahankan Indonesia
tetap sebagai NKRI yang utuh kita harus menjaga persatuan dan kesatuan serta
membudayakan dan menjaga kredibilitas karakter bangsa dari arus globalisasi
yang mendunia dan tanpa kenal batas. Mempertahankan jati diri dan karakter bangsa
merupakan cerminan sikap yang menjadi identitas bangsa yang dapat melahirkan
manusia-manusia yang berkarakter baik, memajukan peradaban bangsa kita semakin
terdepan dengan SDM yang berilmu dan berkarakter.
Mengingat penting dan luasnya cakupan pembinaan
karakter bangsa dalam rangka menjaga identitas bangsa dari kegoyahan arus
globalisasi, serta menjadikan masyarakat berketuhanan yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, maka
diperlukan komitmen dan dukungan dari lembaga penyelenggara negara, dunia usaha
dan industri, masyarakat, media massa dan pemangku kepentingan lainnya untuk
menyusun program kerja dan mengkoordinasikan dengan pihak terkait agar
terjadi sinergi yang kokoh untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
B.
Saran
Pendidikan karakter
merupakan tonggak kehidupan berkebangsaan yang nilai nilainya tertuang dalam
dasar Negara. Apabila pendidikan karakter mampu direalisasikan tujuan mulia
bangsa senantiasa terwujud dengan dengan baik. Semoga makalah ini dapat
memberikan sedikit gambaran mengenai Pendidikan Karakter di Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Muchlas Samani, HariyantO, 2012, konsep dan modal Pendidikan Karakter,
Bandung: Remaja Rosdakarya
Ngainun Naim, 2012, Charakter Building,
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Nurul
Zuriah, 2011, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam perspektif perubahan,
Jakarta: Bumi Aksara
Tuhana
Taufiq Andrianto, 2013, Mengembngkan Karakter Sukses Anak di Era Cyber
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Muhammad
Fadlillah. Lilif Mualifatu Khorida, 2013, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Jogjakarta Ar-Ruzz Media
H.E
Mulyasa, 2012, Manajemen PAUD , Bandung: Remaja Rosdakarya
Thomas
Lickona, Mendidik untuk Membentuk Karakter, Jakarta: Bumi Aksara
Thomas
Lickona, 2013, Character Matters Jakarta: Bumi Aksara
Abdul
Manaf, Implementasi Pendidikan Karakter di Lembaga Pendidikan (Jurnal
tidak diterbitkan)
Sri Wahyuni, Abd. Syukur Ibrahim, 2013, Perencanaan Pembelajaran Bahasa Berkarakter, Bandung:
Refika Aditama
Dharma Kesuma. Dkk, 2011, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya
BIODATA PENULIS
1
|
Nama : Nova Santoso
|
||
2
|
Tempat/Tanggal lahir : Lampung
Timur, 18 - Oktober – 1996
|
||
3
|
Status : Nikah (jumlah
anak:........Putra:......Putra:.......)
Belum
Nikah
Lainnya.............................................
|
||
4
|
Pekerjaan tetap sekarang : Mahasiswa
|
||
5
|
Alamat tinggal : Plosokandang, Tulungagung
|
||
6
|
No telepon/ HP : 085708211586 /
082331518171
|
||
7
|
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
|
TEMPAT
|
LULUS TAHUN
|
|
1. SD/MIN/Sederajat
|
MI MA’ARIF Bauh
Gunung Sari
|
2008
|
2. SMP/MTsN/Sederajat
|
MTs Muhammadiyah I
Sekampung Udik
|
2011
|
|
3. SMA/MAN/Sederajat
|
SMK Qomarul
Hidayah I Tugu
|
2014
|
|
4. S1 (Sarjana)
|
|
|
|
5. S2 (Master)
|
|
|
|
6. S3 (Doktor)
|
|
|
|
8
|
JENJANG TRAINING DI HMI
|
TEMPAT
|
TAHUN
|
|
1. Basic Training (LK-1)
|
Komisariat
Jalaludin Al-Rumy
|
2014
|
2. Intermediate Training (LK-2)
|
|
|
|
3. Advanced Training (LK-3)
|
|
|
|
4. SC (Seniour Course)
|
|
|
|
5. Pusdiklat/Lainnya
........................................
|
|
|
|
9
|
PENGALAMAN ORGANISASI DI HMI
|
NAMA JABATAN
|
TAHUN
|
|
1. Komisariat Thariq Bin Ziyad Tarbiyah IAIN
Tulungagung
|
Departemen Diklat
Anggota
|
2015
|
2. Komisariat Thariq Bin Ziyad Tarbiyah IAIN
Tulungagung
|
Ketua Umum
|
2017
|
|
3. Cabang
........................................
|
|
|
|
4. Badko
|
|
|
|
5. Lembaga HMI lainnya
........................................
|
|
|
|
10
|
PENGALAMAN ORGANISASI DI LUAR HMI
|
NAMA JABATAN
|
TAHUN
|
|
1. ForMASTA
|
Kadiv Kewirausahaan
|
2015
|
2. UKM
Pramuka
|
Sekretaris Dewan
|
2017
|
|
3.
|
|
|
|
11
|
Hobby : Tadabur Alam
|
||
12
|
Motto Hidup : Berusaha Hari Ini
atau Menyesal Besok Hari
|
[1] Muchlas
Samani, Hariyanto, konsep dan modal Pendidikan Karakter (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012) hal. 42
[3] Nurul Zuriah, Pendidikan
Moral dan Budi Pekerti dalam perspektif perubahan (Jakarta: Bumi Aksara,
2011) Hal. 19
[4] Muchlas
Samani, Hariyanto, konsep dan modal Pendidikan Karakter (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012) hal. 45
[5] Sri Wahyuni, Abd. Syukur Ibrahim, Perencanaan
Pembelajaran Bahasa Berkarakter (Bandung: Refika Aditama, 2013) hal. 01
[6] Ibid.., hal.
04
[8] Dharma Kesuma. Dkk, Pendidikan
Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011) Hal. 16
[9] Tuhana Taufiq
Andrianto, Mengembngkan Karakter Sukses Anak di Era Cyber (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2011) Hal. 103
[10] Dharma Kesuma. Dkk, Pendidikan
Karakter.., Hal. 17
[13] Ibid.., Hal
164
[14] Muhammad Fadlillah.
Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini (Jogjakarta Ar-Ruzz
Media, 2013) Hal. 196
[15] Ibid..,Hal.
197
[16] Ibid..,Hal.
198
[17] Ibid..,Hal.
198
[18] H.E Mulyasa, Manajemen
PAUD (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012) Hal. 74
[19] Ibid.., Hal.
72
[20] Ibid.., Hal.
72
[21] Ibid.., Hal.
72
[22] Ibid.., Hal.
72
[23] Tuhana Taufiq
Andrianto, Mengembngkan Karakter .., Hal. 104
[25] Nurul Zuriah, Pendidikan
Moral.., Hal 38
[26] Abdul Manaf, Implementasi
Pendidikan Karakter di Lembaga Pendidikan (Jurnal tidak diterbitkan) hal.
15
[27] Thomas Lickona, Mendidik
untuk Membentuk Karakter (Jakarta: Bumi Aksara, 2015) Hal. 19
[28] Muchlas
Samani, Hariyanto, konsep dan modal Pendidikan Karakter (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012) hal.
144
[29] Thomas Lickona,
Character Matters (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) Hal. 279
[30] Muchlas
Samani, Hariyanto, konsep dan modal Pendidikan Karakter (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012) hal.
114
No comments:
Post a Comment