“TOKOH-TOKOH TASAWUF”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas :
“AKHLAK
TASAWUF”
Dosen Pengampu
Dr. H. M.Arif Faizin, M.Ag.
NIP.
Disusun Oleh :
1.
Mala
Khurotul Ula (1725143167)
2.
Mimin
Eka Fitantri (1725143177)
3.
Moh.
Mahmud Fauzi (1725143180)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH 1 B
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
TULUNGAGUNG
NOVEMBER 2014
DAFTAR ISI
Judul ......................................................................................................
i
Kata
pengantar
....................................................................................... ii
Daftar
isi
................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang masalah .............................................................. 1
B. Rumusan
masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan
pembahasan masalah ....................................................... 1
D. Batasan
masalah
.......................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Tokoh-Tokoh Tasawuf
pada Abad Pertama dan Kedua Hijriah........................................................................................... 3
B. Tokoh-Tokoh
Taasawuf Terkemuka Abad Ketiga dan Keempat Hijriah ...................................................................................................... 5
C. Tokoh-Tokoh Tasawuf
Terkemuka Abad Kelima Hijriah........................................................................................... 11
D. Tokoh-Tokoh
Tasawuf Terkemuka Abad Keenam Hijriah dan
Seterusnya....................................................................................
13
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 18
B. Saran
............................................................................................ 19
Daftar
Rujukan
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayahNYA, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “TOKOH-TOKOH TASAWUF”.Shalawat dan salam tetap tercurahkan dan
dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat,
dan pengikutnya.
Kiranya
dalam penyusunan makalah ini, kami menghadapi
cukup banyak rintangan dan selesainya makalah ini tak lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu tak lupa kami ucapkan terima kasih pada pihak-pihak
yang telah membantu, yaitu :
1.
Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku rektor IAIN Tulungagung
yang telah memberi kesempatan untuk belajar di IAIN Tulungagung.
2.
Bapak Dr. H. M.Arif Faizin, M.Ag, selaku dosen pengampu mata
kuliah Profesi Keguruan yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah
ini.
3.
Dan semua pihak yang telah membantu proses pembuatan yang
tidak dapat disebutkan satu-satu, kami ucapkan terimakasih.
Penyusun
yakin bahwa berbagai kelemahan dan keterbatasan dapat terjadi didalam makalah
ini. Oleh karenanya, kritik yang sehat dan membangun, serta saran dan masukan
yang konstruktif sangat kami harapkan dari dosen pembimbing Bapak Dr. H. M.Arif
Faizin S.Ag. Dan juga dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tulungagung, November 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tasawuf
merupakan salah satu aspek asoterik Islam, sekaligs sebagai perwujudan dari
ihsan yang menyadari adanya komunikasi langsung antara seorang hamba dan
Tuhannya. Sufisme bertujuan memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan.
Sementara itu, intisarinya adalah kesadaran akan adanya komunikasi rohaniah
antara manusian dan Tuhan melalui kontemplasi. Dengan bertasawuf, seseorang
akan menjadi bersih hati dan jiwanya, berarti pula ia akan dibimbing oleh
cahaya Ilahi.di dalam ajaran Tasawuf pun terdapat beberapa tokoh yang
terkemuka. Dimana tokoh-tokoh tersebut juga memiliki ajaran Tasawuf nya
masing-masing.
B. Rumusan Masalah
1. Siapakah
tokoh-tokoh Tasawuf pada abad pertama dan kedua ?
2. Siapakah
tokoh-tokoh Tasawuf terkemuka abad ketiga dan empat hijriah ?
3. Siapakah
tokoh-tokoh Tasawuf terkemuka abad kelima hijriah ?
4. Siapakah
tokoh-tokoh Tasawuf terkemuka abad ke enam hijriah hingga seterusnya ?
C. Tujuan Pembahasan Masalah
1. Untuk
mengetahui tokoh-tokoh Tasawuf pada abad pertama dan kedua.
2. Untuk
mengetahui tokoh-tokoh Tasawuf terkemuka abad ketiga dan empat hijriah
3. Untuk
mengetahui tokoh-tokoh Tasawuf terkemuka abad kelima hijriah.
4. Untuk
mengetahui tokoh-tokoh Tasawuf terkemuka abad ke enam hijriah hingga seterusnya
D. Batasan Masalah
Adapun
permasalahan yang dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah tentang
tokoh-tokoh tasawuf . untuk memberikan kejelasan materi dan menghindari
meluasnya pembahasan, maka pembahasan dibatasi pada :
1. Tokoh-tokoh
Tasawuf pada abad pertama dan kedua.
2. Tokoh-tokoh
Tasawuf terkemuka abad ketiga dan empat hijriah
3. Tokoh-tokoh
Tasawuf terkemuka abad kelima hijriah.
4. Tokoh-tokoh
Tasawuf terkemuka abad ke enam hijriah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TOKOH-TOKOH TASAWUF PADA ABAD I DAN II
HIJRIAH
1. Hasan al-Basri
Nama
lengkapnya al-Hasan bin Abi al-Hasan Abu Sa’id. Dia dilahirkan di Madinah pada
tahun 21 Hijriah/642 masehi dan meninggal di Basrah pada tahun 110 Hijriah/728
Masehi. Ia adalah putra Zaid bin Sabit, seorang budak yang tertangkap di Maisan
kemudian menjadi sekretaris Nabi Muhammad SAW.
Ibunya adalah hamba sahaya Ummu Salamah, isteri Nabi. Ia
tumbuh dalam lingkungan orang saleh yang mendalam pengetahuan agamanya. Dalam
ajaran Sufi Hasan al-Basri diakui sebagai salah satu tokoh yang paling besar
pada masa awal sejarahnya. Ia juga dikenal sebagai orator piawai sehingga
berbagai kata dan ungkapan yang disampaikan banyak dikutip oleh
pengarang-pengarang arab.
Hasan al-Basri adalah seorang zahid yang termashur
dikalangan tabi’in. Prinsip ajarannya yang berkaitan dengan hidup kerohanian
senantiasa diukurnya dengan sunnah Nabi. Di antara ucapan yang terkenal ialah
:”Seorang faqih ialah orang yang bersikap zuhd terhadap kehidupan
duniawi yang tahu terhadap dosanya dan yang selalu beribadah kepada Alloh.”
2. Ibrahim bin Adham
Namanya
adalah Abu Ishaq Ibrahim bin Adham, lahir di Balkh dari keluarga bangsawan
Arab. Dalam legenda sufi, ia dikatakan sebagai seorang pangeran yang
meninggalkan kerajaannya, lalu mengembara ke arah Barat untuk menjalani hidup
sebagai seorang petapa sambil mencari nafkah yang halal hingga meninggal di
negeri Persia kirs-kira pada tahun 160H/777M.
Ibrahim
bin Adham adalah salah seorang zahid di Khurasan yang sangat menonjol di
zamannya. Dia lebih suka memakai baju bulu domba yang kasar dan mengarahkan
pandangannya ke negeri Syam (Syria)., dimana ia hidup sebagai penjaga kebun dan
kerja kasar lainnya.
Kemudian
diantara ucapan-ucapannya, dia pernah mengatakan : “Ketahuilah, kamu tidak akan
bias mencapai peringkat orang-orang saleh kecuali setelah kamu melewati enam
pos penjagaan”.
Demikiannya
semua zahid semasanya, berusaha sungguh-sungguh demi akhirat, sikap zahid
terhadap dunia dan tindakan yang tidak mengenal kompromi dalam ketataan yang
dilakukannya.
3. Sufyan al-Sauri
Namanya
adalah Abu Abdullah Sufyan bin Sa’id bin Masruq al Sauri al-Kuhfi. Dia
dilahirkan di Kufah pada tahun 97H/175M, dan meninggal di Basrah pada tahun
161H/778M. dia adalah seorang tabi’in pilihan dan seorang zahid yang
jarang ada tandingannya, bahkan merupakan seorang bulama hadits yang terkenal,
sehingga dalam merawah hadits dia dijuluki amir al-mu’minin dalam hal
hadits.
Mula-mula
ia belajar dari ayahnya sendiri, kemudian dari banyak orang-orang pandai di
masa itu sehingga akhirnya ia menjadi seorang ahli dalam bidang hadits dan
biologi.
Sufyan
al-Sauri sempat berguru kepada Hasan al-Basri, sehingga fatwa-fatwa gurunya
tersebut banyak mempengaruhi jalan hidupnya. Dia menyampaikan ajaran agama
kepada murid-muridnya agar jangan terpengaruh oleh kemewahan dan kemegahan
duniawi, jangan suka menjilat kepada raja-raja dan penguasa.
Sufyan
al-Sauri termasuk zahid yang sangat berani, tidak takut dibunuh dalam
mengemukakan kritik terhadap penguasa, beliau sangat mencela kehidupan penguasa
yang sangat bergelimang dalam kemewahan. Diantara ucapan-ucapannya dalam member
nasihat itu ialah “supaya jangan rusak agamamu”.
4. Robi’ah al-Adawiyah
Nama
lengkapnya ialah Ummu al-Khair Rabi’ah binti Isma’il al-Dawiyah al-Qisiyah. Dia
lahir di Basrah pada tahun 97H/713M, lalu hidup sebagai hamba sahaya keluarga
Atik. Dia berasal darikeluarga miskin dan dari kecil ia tinggal di kotra
kelahirannya.
Robi;ah
al-Adawiyah yang seumur hidupnya tidak penah menikah, dipadang mempunyai saham
yang besar dalam memperkenalkan konsep cinta khas sufi kedalam mistisisme dalam
Islam.
Isi pokok ajaran
tasawuf Rabi’ah adalah tentang cinta. Karena itu, dia mengabdi, melakukan amal
shaleh bukan karena takut masuk neraka atau mengharap masuk surge, tetapi
karena cintanya kepada Allah. Cintalah yang mendorongnya ingin selalu dekat
dengan Allah, dan cinta itupula yang membuat ia sedih dan menangis karena takut
terpisah dari yang dicintainya.
B. TOKOH-TOKOH SUFI TERKEMUKA ABAD III DAN IV HIJRIAH
1. Ma’ruf al-Karkhi
Namanya
adalah Abu Mahfuz Ma’ruf bin Firuz al-Karkhi. Ia berasal dari Persia, namun
hidupnya lebih lama di Bagdad, yaitu pada masa pemerintahan Harun al-Rasyid. Ia
meninggal di kota ini juga pada tahun 200H/815M.
Ma’ruf
dikenal sebagai sufi yang selalu diliputi rasa rindu kepada Allah sehinnga ia
digolongkan kedalam kelompok auliya’. Dia dipandang sangat berjasa dalam
meletakkan dasar-dasar tasawuf. Dan dia adalah orang pertama yang mengembangkan
tasawufnya dari paham cinta yang dibawa oleh Rabi’ah al-Adawiyah.
Diantara
ajaran tasawufnya, al-Karkhi pernah berkata :”Seseorang sufi adalah tamu Tuhan
di dunia ini, dan oleh karena itu ia berhak mendapat sesuatu yang diberikan
kepada tamu, ia berhak dilayani sebagai tamu, tetapi tidak sekali-kali berhak
mengemukakan kehendak keinginannya.
2. Abu al-Hasan Surri al-Saqti
Nama
lengkapnya ialah Abu al-Hasan Surri al-Muglisi al-Saqti. Dia adalah murid
Ma’ruf al-Kahrki dan paman al-Junaidi dan merupakan seorang tokoh sufi
terkemuka di Bagded. Dia mencari nafkah dengan berdagang barang-barang bekas
dan meninggal pada tahun 253H/867M dalam usia 98 tahun.
Dalam
sejarah sufi ia terkenal sebagai pelopor dalam membahas soal “tauhid”.
Disamping itu ia pun menjadi imam masjid Bagdad. Diantara kata-katanya yang
menggambarkan tentang akhlak dan pendidikan moral ialah :”Kekuatan paling
dahsyat adalah nafsu, karena itu hendaklah kau mampu mengendalikannya. Dan
barang siapa tidak mampu mengendalikan dirinya, niscaya dialebih tidak mampu
lagi mengendalikan orang lain.”
Al-Saqti
berpendapat bahwa untuk pendidikan moral hingga tercapai keselamatan lahir dan
batin, orang harus menyendiri dari orang banyak dan untuk mengkonsentrasikan
perhatian dan memusatkan tujuan”. Dengan terkonsentrasinya pikiran dan
perasaan, hilangnya tabir antara seorang sufi dengan Tuhan, maka tidak ada lagi
yang dirasa dan dipikirkannya kecuali wujud Tuhan.
3. Abu Sulaiman al-Darani
Nama
lengkapnya ialah Abu Sulaiman Abdurrahman bin Uthbah al-Darani. Dia lahir di
Daran, sebuah kampong di kawasan Damaskus, dan meninggal pada tahun 215H/830H.
Dia adalah murid Ma’ruf dan merupakan tokoh sufi terkemuka.
Dalam
sejarah, al-Darami dikenal sebagai salah seorang sufi yang banyak membahas
tentang ma’rifah dan hakikah. Hakikah menurut Abu Sulaiman
al-Darani, berkaitan erat dengan syariah. Hal ini ditegaskan dalam upayanya
:”Selama beberapa waktu aku tertimpa persoalan ini (para sufi), sementara aku
tidak bias menerimanya (menerima dengan yakin), kecuali disertai dua saksi yang
adil:al-Qur’an dan al-Sunnah.
4. Haris al-Muhasibi
Nama
lengkapnya ialah Abu Abdillah al-Haris bin Asad al-Basri al-Muhasibi. Dia lahir
di Basrah pada tahun 165H/781M. Selagi masih kecil ia pindah ke Bagdad, di sana
dia kemudian belajar hadits dan teologi. Iameninggal di sana 243H/857M.
Ajaran-ajaran dan tulisan-tulisannya memberikan pengaruh yang kuat dan luas
kepada ahli-ahli sufi sesudahnya, khususnya kepada Abu Hamid al-Ghazali.
Dia
adalah seorang ulama yang termasyhur
dalamilmu usul dan ilmu akhlak. Menurut al-Taftazani, dalam kalangan
para sufi barangkali dialah yang pertama kali membahas masalah moral dan
hal-hal yang berkaitan dengannya seperti jiwa, lautan, sabar, reda, tawakal,
takwa, takut dan lain-lain.
Dia
digelari al-Muhasibi karena suka mengadakan intropeksi. Menurut al-Qusyairi
dalam hal ilmu, sifat wara’ dan pergaulannya yang terpelihara baik.
5. Zu al-Nun al-Misri
Nama
lengkapnya adalah Abu al-Faid Sauban bin Ibrahim Zu al-Nun al-Misri.dia lahir
di Ekhmim yang terletak dikawasan Mesir Hulu pada tahun 155H/770M. Banyak
guru-guru yang telah didatanginya dan banyak pengembaraan yang telah
dilakukannya baik di negeri Arab maupun Syiria. Pada tahun 214H/829M, dia
ditangkap dengan tuduhan membuat bid’ah dan dikirim ke kota Bagdad untuk
dipenjarakan disana.
Setelah
diadili khalifah memerintahkan agar dia dibebaskan dan dikembalikan ke Cairo.
Di kota ini diameninggal pada tahun 245H/860M. menurut biografi-biografi para
sufi, dia adalah seorang pada masanya terkenal keluasan ilmunya, kerendahan
hatinya, dan budi pekertinya yang baik.
Dalam
tasawuf posisinya dipandang penting, karena dia itulah yang pertama di Mesir
yang memperbincangkan masalah awal dan maqamat para wali.
Selanjutnya, Zu al-Nun al-Misri cenderung mengkaitkan ma’rifah dengan syariah,
sebagaimana katanya: “Tanda seorang ‘arif itu ada tiga: cahaya ma’rifahnya tidak
memudarkan cahaya sifat wara’nya, secara batiniah tidak memegangi ilmu
yang menyangkal hokum lahiriah dan banyaknya karunia Allah tidak menjadikannya
melanggar tirai-tirai larangannya”.
6. Abu Yazid al-Bustami
Nama
lengkapnya ialah Abu Yazid bin Isa bin Syurusan al-Bustami. Dia lahir sekitar
tahun 200H/814M di Bustam, bagian Timur Laut Persia. Di Bustam ini pula ia
meninggal pada tahun 261H/875M.
Sebelum
Abu Yazid mempelajari tasawuf, ia belajar agama islam menurut masbah Hanafi.
Abu Yazid adalah seorang zahid yang terkenal. Baginya zahid itu
adalah seseorang yang telah menyediakan dirinya untuk hidup berdekatan dengan
Allah. Kepribadiannya menjadi sangat menonjol dikalangan kaum sufi Persia
pertama. Tidak banyak orang sufi yang mengesankan sekaligus membingungkan
orang-orang sezamannya dan zaman-zaman sesudahnya. Abu Yazid lah yang pertamakali
menimbulkan paham fana’ dan baqa’ dalam tasawuf.
Yang biasanya dirujukkan kepada Abu Yazid sebaga ipembawanya terdapat pula,
ucapan-ucapannya tentang
hidup kerohaniannya, yang
menjadi perhatian bagi pengagumnya, terutama dikalangan kaum syufi. Misalnya: “Pertikaian para ulama adalah
rahmat kecuali dalam kehidupan”.
7. Junaid al-Bagdadi
Nama
lengkapnya adalah Abu al-Qasim sl-Junaid bin Muhammad al-Khazzaz al-Nihawandi.
Dia adalah putra eorang pedagang dan keponakan Surri al-Saqti serta teman akrab
Haris al-Musabihi. Dia meninggal di Bagdad pada tahun 297H/910M.
Al-Junaid
dikenal dalam sejarah tasawuf sebagai seorang sufi yang banyak membahas tentang
tauhid. Tauhid yang hakiki menurut al-Junaid adalah buah dari fana’
terhadap semua yang selain Allah. “Ketika menyampaikan suatu hadits.
Dari
pendapat al-Junaid tampak jelas isyarat-isyarat pada tauhid bentuk khusus yang
berdasarkan kefanaan.dan kefanaan dalam tauhid adalah pengetahuan yang dapat
dicapai jiwa manusia dalam alam lain.
Al-Junaid
menandaskan bahwa tasawuf berarti bahwa “Allah akan menyebabkan kau mati dari
dirimu sendiri dan hidup di dalamNya”. Al-Junaid menganggap bahwa tasawuf
merupakan penyucian dan perjuangan kejiwaan yang tak habis-habis.
8. Al-Hallaj
Nama
lengkapnya adalah Abu al-Mugis al-Husain bin Mansur bin Muhammad al-Baidawi,
lebih dikenal dengan nama al-Hallaj. Dia lahir pada tahun 244H/858M di Tur.
Pada
waktu umur 16 tahun ia pernah berguru kepada Sahl bin Abdullah al-Tusturi,
salah seorang tokoh sufi terkenal pada abad ke tiga hijriah. Tetapi setelah dua
tahun belajar kepadanya, dengan latihan-latihan berat, ia pergi ke Basrah dan
dari sini pergi ke Bagdad.
Al-Hallaj
adalah seorang alim dalam ilmu agama islam.sebagaimana dikatakan oleh ibn suraij,ia
adalah seorang yang hapal al-qur’an dan sarat dengan pemahamannya,menguasai
ilmu fiqh dan hadits,serta tidak diragukan lagi keahliannya dalam ilmu tasawuf.
dia adalah seorang zabid yang terkenal pada masanya;dan banyak lagi sifat-sifat
kesalehannya.keahlian dan kepribadiaanya yang demikian itulah yang
menjadikannya mampu melahirkan karya-karya gemilang,terutama tentang tasawuf.
9. Abu Bakr Al-Syibli
Nama
lengkapnya Abu Bakr Dulaf bin Jahdar Al-Syibli. Keluarganya berasal dari
Khurasan, tetapi dia sendiri dilahirkan di Bagdad. Al-Syibli meninggal pada
tahun 334 H./946 M.Dalam usia 87 tahun.
Al-Syibli adalah srorang yang tidak pernah mengeluh
menghadapi kehidupan, dia hidup penuh kegembiraan . bagaimana sikap seseorang dalam hidup dan kehidupan
bermasyarakat, dia berkata”Hidupla seperti pohon kayu yang lebat buahnya,
tumbuh di tepi jalan.Dilempar orang dengan batu lalu dibalasnya dengan buah.”
Kemudian tentang arti dan hakikat
tasawuf dan sufi ,Al-Syibli mengatakan:tasawuf ialah duduk bersama allah tanpa
ada rasa duka”. Dan katanya pula “tasawuf adalah kehalusan yang membakar”. Selanjutnya ,katanya :’’sufi ialah
orang yang terputus hubungannya dengan makhluk dan senantiasa berhubungan
dengan khalik.”dan katanya pula :”orang-orang sufi ialah anak-anak kecil dalam
pangkuan tuhan.”
C. TOKOH-TOKOH TASAWUF TERKEMUKA ABAD KELIMA
HIJRIAH
1.
Al-Qusyairi An-Naisabury
Nama lengkapnya adalah Abdul karim
bin Hawazin bin Abdul Malik bin Thalhah bin Muhammad An-Naisaburi. Ia lebih
dikenal dengan nama Abdul Karim Al-Qusyairi karena ia berasal dari keturunan
kabilah Arab Al-Qusyairi bin Ka’ab yang pindah ke kurasan pada masa dinasti
Umawi.
Al-Qusyairi, lahir tahun 376 H. di Istiwa, kawasan Nishafur, salah satu pusat
ilmu pengetahuan pada masanya. Disini
lah ia bertemu dengan gurunya, abu Ali Ad-Daqqaq, seorang sufi terkenal.
Al-Qurairi selalu menghadiri majelis gurunya dan dari gurunya itulah ia
menempuh jalan tasawuf. Sang guru
menyarankannya untuk pertama-tama mempelajari syariat. Oleh karena itu, dia
selalu mempelajari fiqih dari seorang
faqih, Abu Bakr Muhammad bin Abu
Bakr Ath-Thusi (wafat tahun 405 H), dan mempelajari ilmu kalam serta ushul
fiqih Abu Bakr bi Farauk (wafat tahun 406 H).
Pemikiran Al-Qusyairi
1) Mengembalikan Tasawuf ke Landasan
Ahlussunnah
2) Selain
itu, Al-Qusyairi pun mengecam keras para sufi pada masanya.
3) Penyimpangan Para Sufi.
2.
Al-Harawi
Tokoh sufi yang lahir
pada 396 H dan wafat pada 481 H/1088 M di Herat ini mempunyai nama lengkap Abu
Isma'il Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Ali bin Ja'far
bin Manshur bin Matta al-Anshari al-Harawi. Adalah tokoh Khurasan, keturunan
sahabat Nabi SAW, yaitu Abu Ayyub al-Anshari ra. Ia juga seorang pemuka dalam
ilmu hadis, tafsir, bahasa, dan tasawuf dari kalangan mazhab Hambali yang penuh
semangat.
Manazilus-Sa'irin hanyalah satu saja
dari sekian banyak karya yang sudah ditelorkan oleh tokoh yang penjelasannya
mengenai hakikat diakui paling lurus dan dapat diterima oleh masyarakat awam
maupun para spesialis.
Karya lain yang juga bernilai sastra
tinggi adalah Munajat (Doa), yang ditulis dalam prosa berirama bahasa Persia,
yang diselang-seling dengan beberapa sajak yang dipergunakannya untuk
mencurahkan cintanya, dambanya, dan nasihatnya. Karya yang bahkan dihargai oleh
kaum Hindu di India ini menjadi literatur doa andalan di dunia berbahasa
Persia.
3.
Al-Ghazali
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad
bin Muhammad bin Muhammad bin Ta’us Ath-Thusi Asy-Syafi’I Al-Ghazali. Secara
singkat dipanggil Al-Ghazali atau Abu Hamid Al-Ghazali. Ia dipanggil Al-Ghazali
karena dilahirkan di Ghazlah, suatu kota di Khurasan, Iran, pada tahun 450
Hijriah (1085 M), tiga tahun setelah kaum Saljuk mengambil alih kekuasaan di
Baghdad. Setelah mengabdiakn diri untuk ilmu
pengetahuan, menulis dan mengajar, maka pada usia 55 tahun al-Ghazali meninggal
dunia di kota kelahirannya, Tus, pada tanggal 14 Jumadil Akhir 505 H /19
Desember 1111M, dalam pangkuan saudaranya Ahmad al-Ghazali
Ajaran-ajaran tasawuf al-Ghazali
diantaranya :
a. Ma’rifah. Di dalam tasawufnya
al-Ghazali memilih tasawuf sunni yang berdasarkan al-qur’an dan sunnah ditambah
dengan doktrin ahlussunnah wal jamaah. Dari faham tasawufnya itu, ia menjauhkan
semua kecenderungan gnotis yang mempengaruhi para filosof Islam, sekte
Ismailiyyah, aliran Syi’ah, dan lain-lainnya. Mengenai ma’rifah, menurutnya,
adalah mengetahui rahasia Allah dan mengetahui peraturan-peraturan tuhan
tentang segala yang ada. Alat memperoleh ma’rifah bersandar pada sirr, qalb,
dan ruh. Qalb dapat mengetahui hakekat segala yang ada. Jika
dilimpahi cahaya tuhan, qalb dapat mengetahui rahasia-rahasia tuhan
dengan sirr, qalb dan ruh yang telah suci dan kosong, tidak
berisi apapun. Saat itulah ketiganya akan menerima iluminasi (kasyf) dari
Allah. Pada waktui tu pulalah, Allah menurunkan cahaya –Nya kepada sang sufi
sehinnga yang dilihat sang shufi hanyalah Allah. Di sini, sampailah ia
ketingkat ma-rifah.
Ma’rifah seorang shufi tidak
dihalangi hijab, sebagaimana ia melihat si Fulan ada di rumah dengan mata
kepalanya sendiri. Ringkasnya, ma’rifah menurut al-Ghazali tidak seperti
ma’rifah menurut orang awam maupun ma’rifah ulama mutakallimin, tetapi ma’rifah
shufi yang dibangun atas dasar dzauq ruhani dan kasyf ilahi.
Ma’rifah seperti ini dapat dicapai oleh para khawwas auliya tanpa
melalui perantara, langsung dari Allah.
b. As-Sa’adah.
Menurut al-Ghazali kelezatan dan
kebahagian yang paling tinggi adalah melihat Allah. Di dalam kitab kimiya
as-sa’adah, ia menjelaskan bahwa as-sa’adah (kebahagian) itu sesuai
dengan watak /tabiat, sedangkan watak sesuatu itu sesuai dengan ciptaannya.
Nikmatnya mata terletak ketika melihat gambaryang bagus dan indah, nikmatnya
telinga terletak ketika mendengar suara yang merdu.demikian jga seluruh anggota
tubuh, masing-masing kenikmatan tersndiri. Kenikmatan hati –sebagai alat
memperoleh ma’rifah- terletak ketika melihat Allah. Melihat Allah
merupakam kenikmatan yang paling agung yang tiada taranya karena ma’rifah itu
sendiri agung dan mulia.
D. TOKOH-TOKOH
TASAWUF TERKEMUKA ABAD
KE ENAM HIJRIAH
1. Ibn Arabi
Nama lengkapnya Muhammad ibn Ali
ibn Ahmad ibn Abdullah ath-Thai’ al-Haitami. Ia lahir di Murcia, Andalusia
tenggara, Spanyol, pada tanggal 17 Ramadhan tahun 560 H / 28 Juli 1163 M,
dari keluarga berpangkat, hartawan, dan ilmuan. Tahun 620 H, ia tinggal
di Hijaz dan meninggal di sana pada tanggal 28 Rabi’ul akhir 638 H / 16
November 1240 M. Namanya biasa disebut tanpa “al” (bukan Ibn al-Arabi) untuk
membedakan dengan Abu Bakar Ibn al-Arabi, seorang qodhi dari sevilla
yang wafat tahun 543 H. di Sevilla spanyol ia mempelajari al-qur’an, hadits
serta fiqih pada sejumlah murid seorang faqih Andalusia terkenal, yakni Ibn
Hazm az-Zahiri.
Diantara karya monumentalnya
adalah Al-Futuh alMakiyah yang ditulis pada tahun 1201 tatkala ia sedang
menunaikan ibadah haji. Karya lainnya adalah Turjuman al-Asywaq yang
ditulisnya untuk mengenang kecantikan, ketaqwaan dan kepintaran seorang gadis
cantik dari keluarga seorang shufi dari Persia. Karya lainnya : Masyahid
al-Asrar, mathali’ al-anwar al-ilahiyyah, hilyat al-abdal, al-ma’rifah
al-ilahiyah, al-isra’ ila maqam al-atsna, muhadharat al-abrar, kitab al-akhlaq,
dan lain-lain.
2. Abdul Karim al-Jilli
Nama lengkapnya Abdul Karim ibn
Ibrahim al-Jilli. Ia lahir pada tahun 767 H/1365 M. di JIlan (Gilan), sebuah
propinsi di sebelah selatan Kaspia dan wafat pada tahun 805 H/1417 M. (riwayat
lain tahun 1403 M). Nama al-Jilli diambil dari tempat kelahirannya di Gilan. Ia
adalah seorang shufi terkenal dari Baghdad. Riwayat hidupnya tidak banyak
diketahui oleh para ahli sejarah, tetapi sebuah sumber mengatakan bahwa ia
pernah melaukan perjalanan ke India tahun 1387 M. kemudian belajar tasawuf
di bawah bimbingan Abdul Qadir al-Jaelani, seorang pendiri dan pemimpin
tarekat Qadiriyah yang sangat terkenal.di
samping itu berguru pula kepada Syeikh Syarafuddin Ismail ibn Ibrahim
al-Jabarti di Jabid (Yaman0 tahun 1393-1403 M.
Kitab al-Jilli yang terkenal
yang menggambarkan ajaran tasawufnya, khususnya tentang konsep al-insan
al-kamil (mansia sampurna) berjudul Al-insan al-kamil fi ma’rifah al-awakhir wa
alawali (dua juz untuk satu buku, yang memuat 63 bab : 41 bab untuk juz
pertama dan 22 bab untuk juz
kedua). Kitab ini menurutnya, ditulis berdasarkan intruksi Allah yang
diterimanya melalui ilham.
4.
Suhrawardi
Nama
beliau selengkapnya adalah Umar bin Muhammad bin Abdullah bin Muhammad
Suhrawardi. Ia adalah seorang ahli fiqh yang terkemuka dalam madzhab syafi’I,
seorang yang solih dan wara’, banyak berijtihad dalam urusan ibadat dan
thariqat, terkenal di Irak sebagai orang yang sangat alim dan arif, berkelakuan
baik, mempunyai sifat-sifat yang mulia, sehingga ia dimasukkan kedalam golongan
wali.
Karya-karya Suhrawardi
Suhrawardi adalah sosok pemuda
yang cerdas, kreatif, dan dinamis. Ia termasuk dalam jajaran para filosof-sufi
yang sangat produktif sehingga dalam usianya yang relatif pendek itu ia mampu
melahirkan banyak karya. Hal ini menunjukkan kedalaman pengetahuannya dalam
bidang filsafat dan tasawuf yang ia tekuni.
Dalam konteks karya-karyanya
ini, Hossein Nasr mengklasifikasikan-nya menjadi lima kategori sebagai berikut
:
a. Memberi interpretasi dan
memodifikasi kembali ajaran peripatetik. Termasuk dalam kelompok ini antara lain kitab :
At-Talwihat al-Lauhiyyat al-‘Arshiyyat, Al-Muqawamat, dan Hikmah al-‘Ishraq.
b. Membahas tentang filsafat yang disusun secara singkat dengan bahasa yang
mudah dipahami : Al-Lamahat, Hayakil al-Nur, dan Risalah fi al-‘Ishraq.
c. Karya yang bermuatan sufistik dan menggunakan lambang yang sulit dipahami :
Qissah al-Ghurbah al Gharbiyyah, Al-‘Aql al-Ahmar, dan Yauman ma’a Jama’at
al-Sufiyyin.
d. Karya yang merupakan ulasan dan terjemahan dari filsafat klasik : Risalah al-Tair
dan Risalah fi al-‘Ishq.
e. Karya yang berupa serangkaian do’a yakni kitab Al-Waridat wa
al-Taqdisat.
Banyaknya karya ini menunjukkan bahwa Suhrawardi benar-benar menguasai
ajaran agama-agama terdahulu, filsafat kuno dan filsafat Islam. Ia juga
memahami dan menghayati doktrin-doktrin tasawuf, khususnya doktrin-doktrin sufi
abad III dan IV H. Oleh karena itu tidak mengherankan bila ia mampu
menghasilkan karya besar serta memunculkan sebuah corak pemikiran baru, yang
kemudian dikenal dengan corak pemikiran mistis-filosofis (teosofi).
5. Ibn Al
Farid
(Syarifuddin ‘Umar Abu Al Hasan ‘Ali). Lahir di Cairo tahun
576 H/1181 M dan meninggal tahun 632
H/1233 M. Beliau adalah sufi cinta Illahi yang paling menonjol, uang
mendedikasikan hidupnya untuk cinta dan menjadikan sebagai poros utama puisi –
puisinya. Menurutnya, seorang pecinta hanya dapat menyaksikan kekasihnya, Alloh
SWT, lewat fana’ dari segala pesona serta daya tarik kehidupan dunia, bahkan
surga dan nikmat kehidupan akhirat. Paham tersebut menjadi titik tolak pahamnya
tentang kesatuan berdasarkan penyaksian, qutb dan kesatuan – kesatuan agama.
Kesatuan, menurutnya, bukan berarti suatu wujud telah menyatu dengan Wujud YME,
tetapi bermakna penyatuan dengan penyaksian Wujud YME.
6. Jalaluddin
Al Rumi
(Jalaluddin
Muhammad Bin Muhammad Al Balkhi Al Qunuwi). Lahir di Balkh tahun 604 H/1217 M
dan meninggal tahun 672 H/1273 M di Qunyah. Beliau dipandang sebagai pendiri
tarekat al jalaliah atau al maulawiah, tarekat ini masih bisa didapatkan di
daerah Turki dan syiria. Beliau merupakan sufi yang menganut faham kesatuan
wujud yang didasari atas teori fana’ sebagaimana sufi – sufi sebelumnya. Beliau
juga berpendapat tentang nur muhammad yang menjadi dasar ma’rifah semua nabi
ataupun wali. Beliau juga seorang sufi yang diliputi rasa cinta sehingga
mengantarkannya kepada kefanaan ataupun penyaksian kesatuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tokoh-tokoh
Tasawuf pada abad pertama dan kedua.
a) Hasan
Al-Basri
b) Ibrahim
Bin Adham
c) Sufyan Al Sauri
d) Robi’ah
Al-Adawiyah
2. Tokoh-tokoh
Tasawuf terkemuka abad ketiga dan empat hijriah
a) Ma’ruf Al-Karkhi
b) Abu Al-Hasan Surry
Al-Saqti
c) Abu Sulaiman
Al-Darani
d) Haris Al-Muhasibi
e) Zu Alnun Al-Misri
f) Abu Yazid
Al-Bustami
g) Junaid Al-Bagdadi
h) Al-Hallaj
i)
Abu Bakar Al-Syibli
3. Tokoh-tokoh
Tasawuf terkemuka abad kelima hijriah.
a) Al-Qusyairi
b) Al-Harawi
c) Al-Ghazali
4. Tokoh-tokoh
Tasawuf terkemuka abad ke enam hijriah.
a) Al-Suhrawardi
b) Muhyiddin Ibn
'Arabi
c) ‘Abd Al-Karim
Al-Jilli
d) Ibn Al-Farid
e) Jalaluddin Al-Rumi
B. Saran
1.
Untuk para peserta didik seyogyanya makalah ini dapat
dijadikan sebagai pandangan fikiran yang
nantinya dapat dijadikan sebuah referensi tentang keteladanan tokoh-tokoh
tasawuf terkemuka yang memiliki tabiat baik dalam perjalanan hidupnya.
2.
Untuk para pembaca hendaknya harus lebih mengetahui dan
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari mengenai sifat-sifat para tokoh
tasawuf.
DAFTAR
RUJUKAN
Labib,
Memahami Ajaran Tasawuf, Surabaya,
Bintang Usaha Jaya, 2001.
http://Islam
Itu Indah SEJARA DAN PEMIKIRAN
AL-QUSYAIRI.htm diunduh pada tanggal 5 November 2014
pukul 17.49
http://Pemikiran
Teosofis Suhrawardi al-Maqtul _ Bilik Falsafah.htm diunduh pada tanggal 5
November 2014 pukul 18.00