SISTEM PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
Diajukan
Untuk Memenuhi Syarat Salah Satu Tugas Mata Kuliah:
Ilmu Pendidikan Islam
Dengan
Dosen Pengampu:
Muhammad Mahfud Ridwan,
M.Pd.I
Disusun
oleh :
KELAS :
2-B
JURUSAN
: PENDIDIKAN GURU MI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
TULUNGAGUNG
APRIL
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan sedikit dari ilmu-Nya Yang Maha Luas sehingga
upaya penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Shalawat
serta salam tidak lupa kami haturkan kehadirat Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.Maftukhin, M.Ag selaku rektor
IAIN Tulungagung yang telah memberi kesempatan untuk belajar di IAIN
Tulungagung.
2. Bapak Muhammad Mahfud Ridwan,M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan
Islam yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
3. Rekan-rekan PGMI 2-B yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.
4. Semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan penulisan makalah ini.
Tentunya
kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan. Semoga makalah ini
bermanfaat untuk kita semua.
Tulungagung, 7
April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul............................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…........................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan
Masalah............................................................ 1
D. Batasan Masalah........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sistem Pendidikan Islam............................................ 3
B. Keistimewaan Sistem
Pendidikan Islam...................................... 3
C.
Sistem Pendidikan Islam di Indonesia......................................... 4
D.
Alternatif Sistem Pendidikan Islam............................................. 9
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................... 13
B.
Saran............................................................................................. 13
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang sangat besar dan tidak
terbatas dalam pengembangannya. Sehingga keberadaan Islam perlu dipelajari
secara sungguh-sungguh agar dapat mengetahui segala sesuatu tentangnya secara
mendetail. Maka dari itu, Ilmu Pendidikan Islam adalah hal pertama yang harus
kita pelajari agar tidak terjadi kebingungan dikemudian hari. Dan juga kita
harus mengetahui sistem yang diterapkan dalam kegiatan pendidikan Islam.
Sehingga kita bertambah wawasan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, kami mengambil beberapa
rumusan masalah yang berkaitan tema ini yaitu:
a.
Apa pengertian system pendidikan islam?
b.
Apa keistimewaan system pendidikan islam?
c.
Bagaimana sistem pendidikan Islam di Indonesia (sekolah, madrasah,
pesantren, majlis ta’lim)?
d.
Apa alternatif system pendidikan islam?
C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah di atas, dapat dituliskan
tujuan penulisan masalah dalam makalah ini yaitu:
a. Mengetahui
dan memahami pengertian sistem pendidikan Islam.
b. Mengetahui
dan memahami keistimewaan sistem pendidikan Islam.
c. Mengetahui
dan memahami sistem pendidikan Islam di Indonesia (sekolah, madrasah, pesantren
dan majlis ta’lim).
d.
Mengetahui dan
memahami alternatif sistem pendidikan Islam.
D. Batasan Masalah
Makalah
ini hanya membahas tentang pengertian, keistimewaan, sistem pendidikan di
Indonesia (sekolah, madrasah, pesantren, majlis ta’lim), dan alternatif sistem
pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sistem Pendidikan Islam
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
dinyatakan bahwa sistem berarti perangkat unsur yang secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, susunan yang teratur dari
pandangan, teori, asas dan sebagainya. Sistem juga diartikan dengan metode.
Kalau dikaitkan dengan pengertian dan tujuan pendidikan islam, maka dapat
dipahami bahwa sistem pendidikan islam adalah seperangkat unsur yang terdapat
dalam pendidikan yang berorientasi pada ajaran islam yang saling berkaitan
sehingga membentuk satu kesatuan dalam mencapai satu tujuan.[1]
Sistem adalah suatu cara dan langkah
yang tersusun secara terpadu untuk dapat digunakan dan dilaksanakan dalam suatu
usaha dengan baik dan teratur.[2]
Sedangkan menurut kelompok kami sistem adalah susunan beberapa komponen untuk
dapat dikaitkan dengan suatu hal.
Sistem pendidikan Islam berarti cara dan
langkah yang tersusun berdasarkan sumber-sumber ajaran Islam dalam melaksanakan
usaha pendidikan secara baik dan teratur dalam mencapai tujuan pendidikan
Islam.[3]
B. Keistimewaan
Sistem Pendidikan Islam
Islam
adalah agama paripurna. Dalam pendidikan pun, Islam sungguh unggul dan
tidak ada yang dapat mengunggulinya. Siapapun yang menelaah sistem
pendidikan didalam Islam akan melihat banyak keistimewaan.
Keistimewaan
– keistimewaan tersebut antara lain:
1.
Dasarnya adalah akidah islamiyah (iman/al-aqidah
al-islamiyyah).
2.
Islam menjadikan
akidah sebagai landasan didalam pendidikan. Sejak awal, kaum Muslim saat
menuntut ilmu baik yang fardlu kifayah maupun fardlu ’ain dasarnya adalah
keimanan kepada Allah.
3.
Tujuan
pendidikan dalam Islam adalah membentuk kepribadian Islam dan memberikan
keterampilan dalam ilmu kehidupan.
4.
Tolak ukur bukan
sekedar berupa nilai. Konsekuensi dari tujuan di atas, penilaian bukan
hanya didasarkan pada nilai melainkan juga ketaatan kepada Allah SWT.
5.
Pendidikan
terpadu. Dalam sistem pendidikan saat ini kebanyakan hanya memadukan
antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Padahal, aspek-aspek
tersebut hanya menyelesaikan persoalan individual. Karenanya, perlu
dipadukan juga aspek yang terkait materi. Dilihat dari materi yang
diberikan, keterpaduan berarti memadukan antara kepribadian Islam, ilmu
keislaman dan ilmu kehidupan.[4]
C. Sistem Pendidikan Islam di Indonesia.
1.
Sekolah
Sekolah adalah sebuah lembaga yang
dirancang untuk pengajaran siswa / murid di bawah
pengawasan guru. Saat ini, kata sekolah berubah arti menjadi bangunan atau
lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.
WJS.Poerwadarminto
dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menerangkan bahwa sekolah adalah:
a. Bangunan
atau lembaga untuk belajar dan memberi pelajaran.
b. Waktu
atau pertemuan ketika murid-murid diberi pelajaran.
c. Usaha
menuntut ilmu pengetahuan.
Sekolah dipimpin
oleh seorang Kepala Sekolah. Kepala
sekolah dibantu oleh wakil
kepala sekolah. Jumlah wakil kepala sekolah di setiap sekolah berbeda, tergantung dengan kebutuhannya. Biasanya bangunan sekolah disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang lain. Ketersediaan sarana dalam suatu sekolah mempunyai peran penting dalam
terlaksananya proses
pendidikan.[5]
Sekolah menitikberatkan kepada pendidikan formal, di
sekolah prosedur pendidikan telah diatur sedemikian rupa, ada guru, ada siswa,
ada jadwal pelajaran yang berpedoman kepada kurikulum dan silabus, ada jam-jam
tertentu waktu belajar serta dilengkapi dengan sarana dan fasilitas pendidikan
serta perlengkapan-perlengkapan dan peraturan-peraturan lainnya.[6]
2. Madrasah
Madrasah
adalah suatu lembaga yang mengajarkan ilmu-ilmu keislaman. Madrasah pada
prinsipnya adalah kelanjutan dari system pesantren.
Ditinjau dari
segi tingkatannya madrasah dibagi menjadi tiga,
yaitu :
a.
Tingkat
Ibtidaiyah (Tingkat Dasar)
b. Tingkat Tsanawiyah (Tingkat Menengah)
c.
Tingkat Aliyah
(Tingkat Menengah Atas).[7]
Tugas lembaga
madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam adalah :
a. Merealisasikan
pendidikan Islam yang didasarkan atas prinsip pikir, akidah, dan tasyri’ yang
diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Bentuk dan realisasi itu ialah agar
peserta didik beribadah, mentauhidkan Alloh SWT, tunduk dan patuh atas
perintah-Nya serta syariat-Nya.
b. Memelihara
fitrah anak didik sebagai insan mulia, agar tak menyimpang tujuan Allah
menciptakannya.
c. Memberikan
kepada anak didik dengan seperangkat keberadaban dan kebudayaan islami.
d. Membersihkan
pikiran dan jiwa dari pengaruh subjektivitas (emosi), karena pengaruh zaman
dewasa ini lebih mengarah pada penyimpangan fitrah manusiawi.
e. Memberikan
wawasan nilai dan moral, serta peradaban manusia yang membawa khazanah
pemikiran anak didik menjadi berkembang.
f. Menciptakan
suasana kesatuan dan kesamaan antar anak didik.[8]
3. Pondok Pesantren
Pondok Pesantren
yaitu suatu lembaga pendidikan Islam, yang didalamnya terdapat seorang kiai
(pendidik) yang mengajar dan mendidik para santri (peserta didik) dengan sarana
masjid yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan tersebut, serta adanya
pemondokan atau asrama sebagai tempat tinggal para santri. Ciri-ciri khusus
dalam pondok pesantren adalah isi kurikulum yang dibuat terfokus pada ilmu-ilmu
agama, misalnya ilmu sintaksis Arab, morfologi Arab, hukum Islam, system
yurisprudensi Islam, Hadits, tafsir Al-Qur’an, teologi Islam, tasawuf, tarikh,
dan retorika. Literatur ilmu-ilmu tersebut memakai kitab-kitab klasik yang
disebut dengan istilah “kitab kuning”. Tujuan pendidikan dalam pesantren yaitu
untuk mempersiapkan pemimpin-pemimpin akhlak dan keagamaan. [9]
Sistem yang ditampilkan dalam pondok pesantren
mempunyai keunikan dibandingkan dengan system yang diterapkan dalam lembaga
pendidikan umumnya, yaitu:
a. Memakai
system tradisional, yang memiliki kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara kiai dan santri.
b. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problem non kurikuler mereka sendiri.
c. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar dan ijazah,
karena sebagian besar pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri
dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu
karena tujuan mereka hanya ingin mencari keridhaan Allah SWT semata.
d. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri, dan keberanian hidup.
e. Alumni
pondok pesantren tak ingin menduduki jabatan pemerintahan, sehingga mereka
tidak dapat dikuasai oleh pemerintah.[10]
4. Majlis
Ta’lim
Menurut
bahasa Majelis Ta’lim berasal dari kata bahasa Arab yaitu dari kata majlis yang
artinya tempat duduk dan ta’lim yang artinya pengajaran. Jadi
majelis ta’lim adalah tempat untuk mengadakan pengajaran dan pengajian agama
Islam. Pengertian majelis ta’lim lainnya adalah tempat berkumpulnya sekelompok
orang untuk melakukan suatu kegiatan.[11]
Keberadaan majelis ta’lim tidak
hanya terbatas sebagai tempat pengajian saja, tetapi menjadi lebih maju lagi
menjadi lembaga yang menyelenggarakan pengajaran atau pengajian agama Islam.
Oleh karena itu majelis ta’lim menjadi sarana dakwah pembinaan dan peningkatan
kualitas hidup umat Islam sesuai tuntutan ajaran agama. Penyelenggaraan majelis
ta’lim berbeda dengan peyelenggaraan pendidikan Islam lainnya, seperti pesantren
dan madrasah, baik menyangkut sistem, materi maupun tujuannya.
Majelis ta’lim memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Majelis ta’lim adalah lembaga pendidikan
non formal Islam
b. Pengikut atau pesertanya disebut jamâ.ah
(orang banyak), bukan pelajar
atausantri. Hal ini didasarkan kepada kehadiran di majelis ta.lim tidak
merupakan kewajiban sebagaimana dengan kewajiban murid menghadiri sekolah
c. Waktu belajar berkala tidak
teratur, tidak setiap hari sebagaimana halnya sekolah dan madrasah.
d. Tujuannya yaitu untuk memasyarakatkan ajaran
Islam.[12]
Sistem pengajaran yang diterapkan dalam
majelis taklim terdiri dari beragam metode. Secara umum, terdapat berbagai
metode yang digunakan di majelis taklim, yaitu:
a. Metode Ceramah, yang dimaksud adalah
penerangan dengan penuturan lisan oleh guru terhadap peserta.
b. Metode Tanya Jawab, metode ini
membuat peserta lebih aktif. Keaktifan dirangsang melalui pertanyaan yang
disajikan.
c. Metode Latihan, metode ini sifatnya
melatih untuk menimbulkan keterampilan dan ketangkasan.
d.
Metode Diskusi, metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu
masalah atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan.[13]
Majelis ta’lim adalah lembaga
pengajian dan pengajaran agama Islam yang mensyaratkan adanya :
a. Badan yang mengurusi sehingga
kegiatan ta’lim tersebut berkesinambungan
b. Guru, ustadz, muballigh, baik seorang atau
lebih yang memberikan pelajaran secara rutin dan berkesinambungan.
c. Peserta atau jama.ah yang relatif tetap.
d. Kurikulum atau materi pokok yang diajarkan.
e. Kegiatannya dilaksanakan secara teratur dan
berkala.
f. Adanya tempat tertentu untuk
menyelenggarakannya.
D. Alternatif Sistem Pendidikan Islam di Indoonesia
Ada dua bentuk kegiatan pendidikan di Indonesia yang
perlu mendapat perhatian dari kalangan ahli pendidikan Islam di Indonesia.
Bentuk – bentuk itu hampir pasti mendukung usaha pendidikan agama Islam di
Indonesia. Kegiatan pendidikan itu mempengaruhi orang untuk beragama Islam dan
atau meningkatkan keislaman seseorang. Bentuk – bentuk yang dimaksud adalah
pesantren kilat dan perguruan silat tenaga dalam.
1.
Pesantren Kilat
Istilah pesantren pasti sudah dikenal oleh orang Islam di Indoneisa. Itu
adalah nama lembaga pendidikan islam yang paling tua di Indonesia. Pada sekitar
tahun 1970-an orang-orang di Departemen Agama Pusat mengirimkan anaknya ke
Pesantren Gontor bila datang saat libur sekolah. Di sana mereka mondok dan
belajar agama, dari itulah mungkin asal-usul pesantren kilat. Kemudian sejak
tahun 1980-an, di kota Bandung banyak sekali orang yang menyelenggarakan
pesantren kilat. Menjelang libur orang mengedarkan pengumuman, bahwa akan
dibuka pesantren kilat yang umumnya diadakan di masjid maupun pesantren.
Lamanya berkisar dari 7 sampai 30 hari. Di sana diajarkan tentang agama Islam
seperti membaca al-Qur’an, keimanan islam, fiqih, akhlak dan lain sebagainya.
Peserta itu dibagi menurut tingkat kemampuannya, mulai dari kelompok
pemula yang belajar membaca al-Qur’an dan amalan agama sehari-hari sampai
kelompok lanjutan yang belajar membaca kitab kuning dan diskusi masalah-masalah
Islam yang kontemporer.
Dari berbagai penelitian dapat diketahui motif orang tua memasukkan
anaknya ke pesantren kilat, yaitu :
a.
Agar anaknya tidak nakal. Orang tua sekarang khawatir sekali terhadap
perkembangan akhlak anaknya. Sudah banyak gejala kenakalan anak remaja,
misalnya sering berkelahi, nongkrong, minum-minuman keras, kenakalan seksual,
menggunakan narkotika bahkan sampai berujung pada tindakan-tindakan kejahatan.
b.
Motif mengisi waktu. Orang tua memasukkan anaknya ke pesantren kilat
dengan maksud mengisi waktu luang (karena libur), karena waktu luang bagi anak
dan remaja adalah waktu yang amat berbahaya bila tidak diisi dengan atau
dialihkan kepada kegiatan positif.
c.
Menutupi kekurangan pendidikan agama di sekolah. Orang tua memasukkan
anaknya ke pesantren kilat karena merasa pendidikan agama Islam yang diperoleh
anaknya di sekolah masih kurang. Nyatanya, murid-murid pada umumnya banyak
paham, lebih sedikit amal, boleh dikatakan kosong dalam iman. Rasa beragama
kurang sekali dibina oleh guru-guru di sekolah, mereka mati-matian membina
pemahaman dan sedikit membina pengalaman[14].
Selanjutnya disini ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penyelenggara pesantren kilat, yaitu:
a.
Hendaknya pesantren kilat diadakan di pesantren, maksunya tempatnya di
pesantren, mondok di pesantren, dan tata cara pesantren.
b.
Aturan kehidupan di pesantren
kilat hendaknya diatur persis seperti aturan kehidupan di pesantren. Aturan
yang penting antara lain ialah hidup sederhana, melayani diri sendiri,
melaksanakan ibadah tepat waktu, menghormati guru (ulama, kiai), pergaulan
Islami dan kerja sama.
c.
Tradisi pesantren diterapkan pada santri pesantren kilat, misalnya bangun
malam untuk mandi dan sholat, wirid, atau pepujian.
d.
Kurikulum pesantren kilat cukup dibagi dua macam, yang berlaku umum dan
khusus sesuai tingkat kematangan peserta.
e.
Biaya pesantren kilat jangan terlalu rendah, biaya yang perlu ditanggung
oleh santri ialah honor guru, biaya makan, biaya kebersihan, biaya keamanan,
sewa pondokan dan sumbangan bagi sesepuh pesantren. Biaya buku, kitap, fotokopian
dibebankan secara insidental.
f.
Kebersihan tempat dan makanan perlu diperhatikan.
g.
Kehidupan sederhana benar-benar harus dituntun tanpa pilih bulu, ini
penting karena kemewahan dapat merusak perkembangan anak-anak kita.[15]
2.
Perguruan Silat Tenaga Dalam
Secara gampang tenaga dalam ialah tenaga gaib. Sebagian besar tenaga
dalam tidak dapat dipahami lewat akal. Diperlukan paradigma tersendiri untuk
memahaminya. Paradigma itu barangkali dapat disebut paradigm mistik, yaitu
paradigma yang bukan empiris dan bukan logis. Itulah kira-kira yang dapat
dikatakan tentang tenaga dalam. Yang dibicarakan selanjutnya ialah khusus
tenaga dalam untuk perlindungan. Secara umum, yang ini mungkin dapat disebut
silat tenaga dalam.
Misalnya seorang anggota kelompok anak nakal
mendapat ancaman, mungkin dari bosnya atau mungkin dari luar kelompoknya. Ia
mencari guru yang dapat memberikan kepadanya ilmu yang dapat melindunginya.
Lantas seseorang mengatakan agar ia berguru kepada si Anu yang mengajarkan tenaga
dalam. Lalu ia datang kesana. Di sana ia diterima dengan baik, lantas diberi
ilmu. Setelah itu guru memberi nasihat seperti:
a.
Ilmu ini tidak dapat digunakan untuk menyerang.
b.
Ilmu ini hanya melindungi kamu selama kamu percaya kepada Tuhan.
c.
Orang yang percaya kepada Tuhan wajib menjalankan perintah dan menjauhi
larangan-Nya.
d.
Pantangan keras ilmu ini ialah minuman keras dan zina.
e.
Semakin kamu patuh kepada Tuhan, semakin dilindungi kamu oleh ilmu ini[16].
Tak pelak lagi orang akan
memperoleh peluang untuk menjadi Muslim yang baik. Orang harus bertobat, harus
shalat, harus meninggalkan dosa, terutama minuman keras dan zina, orang harus
merasa dekat dengan Tuhan dan pertolongan Tuhan. Ini adalah rumusan-rumusan
singkat untuk menuju kepada Tuhan. Ada kelebihan yang patut diperhatikan pada
pendidikan ini. Pertama, gurunya tidak terlalu banyak berbicara, tetapi
contohlah yang banyak diberikannya. Kedua, pendidikan agama seperti ini dapat
menjangkau murid yang liar, yang tadinya tidak terjangkau oleh mubalig yang
terkenal sekalipun.[17]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan materi diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sistem
Pendidikan Islam adalah cara dan langkah yang tersusun berdasarkan
sumber-sumber ajaran Islam dalam melaksanakan usaha pendidikan secara baik dan
teratur dalam mencapai tujuan pendidikan Islam.
2. Keistimewaan
system pendidikan Islam yaitu dasarnya
adalah akidah islamiyah (iman/al-aqidah al-islamiyyah), menjadikan akidah sebagai landasan didalam
pendidikan, membentuk kepribadian Islam dan memberikan keterampilan dalam ilmu
kehidupan, tolak ukur bukan sekedar berupa nilai, pendidikan
terpadu.
3.
Sistem Pendidikan Islam di Indonesia antara lain terdapat di Sekolah,
Madrasah, Pondok Pesantren, dan Majlis Ta’lim yang telah dijelaskan di
pembahasan makalah ini.
4.
Alternatif system pendidikan Islam
yaitu dengan adanya pesantren kilat dan perguruan silat tenaga dalam.
B. Saran
Hendaknya makalah ini bisa digunakan sebagai salah
satu sumber pembelajaran dan bisa bermanfaat bagi semua pihak, khusunya bagi
penyusun dan pembaca.
DAFTAR RUJUKAN
Daulay, Haidar Putra.2007.Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan
Islam di Indonesia. Jakarta:
Prenada Media Group
Hasan, Muhammad Tholchah.1987. Islam dalam Perspektif Sosial Budaya. Jakarta:Galasa
Nusantara
Koordinasi
Da’wah Islam (KODI) DKI Jakarta.1990.Pedoman Majelis Ta’lim
Mujib,Abdul.2006.
Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Kencana Prenada Media
Rahman, Muhammad Aulia.2002.Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
Islam. Jakarta: PT.Intermasa
Rais,
Amien.1989. Cakrawala Islam: Antara Cita
dan Fakta. Bandung: Mizan
Tafsir,Ahmad.1992. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Thalib,Muhammad.2001.20 Kerangka Pokok Pendidikan Islam.Yogyakarta:
Ma’alimul Usroh
http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah
diakses pada tanggal 10 April 2015 pukul 16.00 WIB.
http://langitjinggadipelupukmatarumahmakalah.blogspot.com/2014/10/makalah-keunggulan-sistem-pendidikan-islam-dalam.html
diakses pada tanggal 10 April 2015 pukul 13.00 WIB.
[4]
http://langitjinggadipelupukmatarumahmakalah.blogspot.com/2014/10/makalah-keunggulan-sistem-pendidikan-islam-dalam.html
diakses pada tanggal 10 April 2015 pukul 13.00 WIB.
No comments:
Post a Comment