BERPIKIR SECARA
RADIKAL, BEBAS DAN KOMPREHENSIF
MAKALAH
Ditujukan
untuk memenuhi syarat salah satu tugas mata kuliah
“Filsafat Umum”
Dosen
pembimbing
Abdul Aziz Faradi, M.
Hum
NIP
: 198404142014031004
Disusun
oleh :
Isnaeniyatun
Amaryani (1725143136 )
Nila Lukluin
Na’im (1725143205 )
Nova Santoso
(1725143217)
KELAS
B SEMESTER I
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRSAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
SEPTEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik,
hidayah dan inayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Berpikir Secara Radikal,
Bebas dan Komprehensif” dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan
informasi bagi para pembaca, khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Sholawat
dan salam tetap tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, serta keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Penyusun
menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan makalah ini mungkin tidak
dapat terlaksana. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr.
Maftukhin, M. Ag, selaku Rektor IAIN Tulungagung.
2. Abdul
Aziz Faradi, M. Hum, selaku dosen pembimbing
dalam penyusunan makalah ini.
3. Teman-teman
semuanya yang telah memberikan motivasinya.
Penyusun
menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini,
karena keterbatasan kemampuan yang penyusun miliki. Oleh karena itu, penyusun
mohon kritik dan sarannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Tulungagung,
08 September 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR............................................................................
i
DAFTAR
ISI..........................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B.
Rumusan Masalah....................................................................... 1
C.
Tujuan Masalah........................................................................... 1
D.
Batasan Masalah.......................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................... 3
A.
Definisi Berpikir
Secara Radikal................................................. 3
B.
Ciri-Ciri Berpikir
Secara Radikal................................................ 4
C.
Contoh Berpikir Secara
Radikal.................................................. 4
D.
Definisi Berpikir
Secara Bebas.................................................... 4
E.
Ciri-Ciri Berpikir
Secara Bebas................................................... 4
F.
Contoh Berpikir Secara
Bebas.................................................... 4
G.
Difinisi Berpikir
Secara Komprehensif....................................... 5
H.
Ciri-Ciri Berpikir
Secara Komprehensif...................................... 5
I.
Contoh Berpikir Secara
Komprehensif....................................... 5
BAB
III PENUTUP............................................................................... 7
A.
Kesimpulan.................................................................................. 7
B.
Saran............................................................................................ 7
DAFTAR
RUJUKAN ........................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berpikir merupakan hal yang lazim
dilakukan oleh semua orang, tidak hanya dari kalangan tertentu saja, tapi semua
kalangan masyarakat. Tapi tidak semua dari mereka yang berpikir filsafat dalam
kehidupan sehari-harinya. Berpikir filsafat sangatlah penting untuk semua orang
dalam rangka menjalani aktivitas sehari-hari, atau untuk mencari solusi bagi
sebuah permasalahan. Jika ditelaah secara mendalam, begitu banyak manfaat,
serta pertanyaan-pertanyaan yang mungkin orang lain tidak pernah memikirkan
jawabannya. Karena filsafat merupakan induk dari semua ilmu.
Berfilsafat itu berarti berpikir,
tapi berpikir itu tidak berarti berfilsafat. Hal ini disebabkan oleh
berfilsafat berarti berpikir artinya dengan bermakna dalam arti berpikir itu
ada manfaat, makna, dan tujuannya, sehingga mudah untuk direalisasikan dari
berpikir itu karena sudah ada acuan dan tujuan yang pasti/sudah ada planning
dan contohnya, dan yang paling utama hasil dari berpikir itu bermanfaat bagi
orang banyak, tapi berpikir tidak berarti berfilsafat, karena isi dari berpikir
itu belum tentu bermakna atau mempunyai tujuan yang jelas atau mungkin hanya
khayalan saja.
Filsafat membawa kita berpikir
secara mendalam, maksudnya untuk mencari kebenaran substansial atau kebenaran
yang sebenarnya dan mempertimbangkan semua aspek, serta menuntun kita untuk
mendapatkan pemahaman yang lengkap.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana definisi berpikir
filsafat secara radikal?
2.
Apa ciri-ciri dari
berpikir secara radikal?
3.
Bagaimana contoh dari
berpikir secara radikal?
4.
Bagaimana definisi
berpikir filsafat secara secara bebas?
5.
Apa ciri-ciri dari
berpikir secara bebas?
6.
Bagaimana contoh
berpikir secara bebas?
7.
Bagaimana definisi berpikir
filsafat secara komprehensif?
8.
Apa ciri-ciri dari
berpikir secara komprehensif?
9.
Bagaimana contoh
berpikir secara komprehensif?
C.
Tujuan Penulisan Masalah
1.
Untuk menjelaskan
definisi dari berpikir secara radikal.
2.
Untuk menyebutkan
ciri-ciri dari berpikir secara radikal.
3.
Untuk
mengidentifikasi contoh dari berpikir secara radikal.
4.
Untuk menjelaskan
definisi dari berpikir secara bebas.
5.
1
|
6.
Untuk
mengidentifikasi contoh dari berpikir secara bebas.
7.
Untuk menjelaskan
definisi dari berpikir secara komprehensif.
8.
Untuk menyebutkan
ciri-ciri dari berpikir secara komprehensif.
9.
Untuk mengidentifikasi
contoh dari berpikir secara komprehensif.
D.
Batasan Masalah
Makalah
ini hanya membahas tentang definisi, ciri-ciri, dan contoh berpikir filsafat
secara radikal, bebas, dan komprehensif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Berpikir
Secara Radikal
Radikal
artinya berpikir sampai ke akar persoalan. Hal itu bisa dilakukan dengan cara
bertanya terus-menerus hingga mendapat suatu jawaban yang lebih hakiki. Juga,
menghubungkan satu konsep atau gagasan dengan yang lainnya, menanyakan
“mengapa?” dan mencari jawaban yang lebih baik di banding dengan jawaban yang
sudah tersedia pada pandangan pertama. Filsafat sebagai bentuk perenungan
mengupayakan suatu kejelasan, keruntutan, dan keadaan memadainya pengetahuan
agar kita dapat memperoleh pemahaman yang menyeluruh (holistis) dan
komprehensif. Sejumlah tindakan dan lontaran pengetahuan, wacana, ucapan, dan
tulisan pasti berangkat dari akar pemahaman terhadap kehidupan cara mendasar di
sadari atau tidak. Pandangan itu bisa di ungkap sampai ke akarnya jika kita
mampu membongkar sejumlah asumsi-asumsi sampai menemukan apa landasan
filsafatnya.[1]
Salah
satu ciri filsafat yang mudah dilihat ialah kenenarannya hanya diukur dengan
kelogisan argumennya, ia tidak dapat diukur secara empiris. Di dalam buku-buku
filsafat sering sekali dikatakan bahwa filsafat adalah pemikiran yang mendalam, yang radikal (dari
kata Yunani radix yang berarti akar), tentang sesuatu. Maka yang dimaksud
mendalam atau radikal ialah berpikir tentang sesuatu yang tidak empiris,
misalnya tentang Tuhan, tentang adil, berani, penakut, makmur, atau tentang
hukum yang mengatur jeruk selalu berbuah jeruk.[2]
3
|
B. Ciri-ciri Berpikir
Filsafat Secara Radikal
Ø
Menukil sampai
kepada inti atau akar permasalahan, atau sampai ujung batas yang sesudahnya
tidak ada lagi objek serta ruang gerak yang dipikirkan, karena memang sudah
habis digarapnya.[4]
C.
Contoh dari Berpikir Secara Radikal
Contoh ilustrasi berpikir secara radikal yaitu,
ketika rapat penetapan standar kompetensi sebuah mata pelajaran yang akan
digunakan sering kali terjadi perbedaan pendapat dari forum, sehingga sering
kali tidak mendapat jalan keluarnya. Untuk memecahkan masalah seperti ini forum
harus mencoba berfikir sampai ke akar-akarnya tentang tujuan kompetensi lulusan
yang akan dicapai. Diharapakan dengan berfikir seperti ini akan lebih
menyatukan pendapat dan menyamakan tujuan yang tadinya masih berbeda pemahaman.[5]
D.
Definisi Berpikir Filsafat Secara Bebas
Berpikir filsafat
secara bebas artinya sampai batas-batas yang luas, pemikiran filsafati boleh
dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas.[6] Bebas dari prasangka-prasangka sosial,
historis, kultural ataupun religius. Berfikir dengan bebas itu bukan berarti
sembarangan, sesuka hati, atau anarkhi, sebaliknya bahwa berfikir bebas adalah
berfikir secara terikat. akan tetapi ikatan itu berasal dari dalam, dari
kaidah-kaidah, dari disiplin fikiran itu sendiri. Dengan demikian pikiran dari
luar sangat bebas, namun dari dalam sangatlah terikat.[7]
E.
Ciri-ciri Berpikir Secara Bebas
Ø Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun
religius.
Ø Pikiran dari luar sangat bebas, namun dari dalam sangatlah terikat.
F.
Contoh Berpikir Secara Bebas
Sesungguhnya
pengalaman masa lalu dapat menjadi belenggu fikiran. Contohnya orang yang
selalu dimarahi jika berbuat kesalahan pada waktu kanak-kanak, jika kondisi ini
terus berlanjut akan menimbulkan trauma yang mengakibatkan gangguan emosi serta
kehilangan kreatifitas. Seseorang yang selalu gagal dalam pekerjaan akan merasa
ragu memulai pekerjaan dan usaha baru. Lalu bagaimana solusinya?. Berfikir
Bebas, ya berfikir bebas dari belenggu yang menghantui fikiran, takut salah,
takut gagal, dan sebagainya. Berfikir bebas artinya kita melepaskan diri dari
asumsi-asumsi yang tidak jelas. Kita harus prinsip bahwa Allah SWT telah
menentukan Taqdir atau ketentuan yang akan terjadi dengan izinNya. Hukum sebab
akibat, adalah salah satu pengejawentahan atau penjelmaan dari sunnatullah
sebagai bagian dari Taqdir ILLAHI. Jika berhati-hati akan selamat, jika
semberono akan celaka. Itulah contoh hukum kehidupan. Kesimpulannya, berfikir
bebas adalah berfikir mengikuti sunnatullah.
Jadilah seperti
burung, terbang bebas kemana saja, mengikuti kehendak hatinya. tidak pernah
khawatir dengan apa yang akan terjadi.[8]
Contoh lain
yaitu misalnya seorang dokter bebas melanjutkan pendidikanya, bebas memilih
universitas tempat ia akan memperdalam ilmu, bebas mengambil program study,
bebas mengambil spesialis, bebas mempelajari berbagai ilmu, dan sebagainya.
G.
Definisi berpikir Filsafat Secara Komprehensif
Komprehensif,
artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk
menjelaskan alam semesta secara keseluruhan. Berfikir secara menyeluruh, artinya
melihat objek tidak hanya dari satu sisi sudut pandang, melainkan secara
multidimensional.[9]
Maksudnya banyak dengan pola berpikir dan bertindak (pandangan).
Komprehensif
maksudnya adalah bahwa tak ada segala sesuatu yang beredar di luar jangkauannya.
Jika tidak, filsafat akan dianggap berat sebelah dan tidak memadai. Dalam hal
ini, pikiran filsafat adalah suatu pemikiran yang sistematis karena menjelaskan
keterkaitan antara gagasan pikiran yangh saling mendukung dan menghasilkan
penjelasan yang utuh tentang kehidupan.[10]
Berpikir filsafat
secara komprehensif yaitu dalam berpikir filsafat, hal, bagian atau
detail-detail yang dibicarakan harus mecakup secara menyeluruh sehingga tidak
ada lagi bagian-bagian yang tersisa ataupun yang berada diluarnya.
H.
Ciri-Ciri Berpikir secara Komprehensif
1.
Menjelaskan alam semesta secara keseluruhan
2.
Hasil pemikiran yang bebas
3.
Bertanggung jawab
I.
Contoh berpikir secara Komprehensif
Misalnya untuk
memperoleh gelar spesialis kandungan, seorang harus memulai pendidikan secara
runtut, yaitu mulai dari pendidikan dokter, profesi, hingga kespesialis. Dokter
spesialis kandungan harus memahami seluruh bagian dari anatomi tubuh wanita,
tidak hanya bagian tertentu saja. Dokter kandungan juga mempelajari semua
bidang yang ada dikedokteran, tidak hanya mempelajari satu bidang saja.[11]
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Berpikir radikal yaitu berpikir
sampai ke akar-akarnya, hingga sampai pada hakikat atau substansi yang
dipikirkan.
2.
Cirinya berpikir
radikal antara lain menukil sampai kepada inti atau akar
permasalahan.
3.
Contoh berpikir
radikal misalnya
4.
Berpikir bebas
artinya Bebas dari
prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius.
5.
Ciri
berpikir bebas yaitu bebas dari
prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius
6. Contoh berpikir bebas misalnya
seorang dokter bebas melanjutkan pendidikanya.
7. Berpikir
Komprehensif yaitu melihat
objek tidak hanya dari satu sisi sudut pandang, melainkan secara
multidimensional.
8. Cirinya berpikir komprehensif Menjelaskan alam semesta secara
keseluruhan, Hasil pemikiran yang bebas, dan Bertanggung jawab
9. Contoh
berpikir komprensif misalnya untuk memperoleh
gelar spesialis kandungan, seorang harus memulai pendidikan secara runtut,
yaitu mulai dari pendidikan dokter, profesi, hingga kespesialis.
B. Saran
Kami selaku pemakalah mohon maaf
atas segala kekurangan yangterdapat dalam makalah ini, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman semua agar makalah ini dapat
dibuat dengan lebih baik lagi.
7
|
DAFTAR RUJUKAN
Nata, Abuddin, 2005, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta Selatan, Gaya Media Pratama
Tafsir, Ahmad, 2003, Filsafat Umum, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya,
Abdul Hakim,dkk, Atang, 2008,
Filsafat Umum, Bandung, CV Pustaka Setia,
Muzairi, 2009, Filsafat Umum,
Yogyakarta, Teras,
Soyomukti,Nurani, 2011, Pengantar Filsafat Umum, Yogyakarta,
Ar-Ruzz Media,
Blisha.wordpress.com/2010/10/28/filsafat-edisi-2, diakses pada jam
16.09, 20 September 2014.
http://cahayamentari24.blogspot.com/2012/10/berfikir-filsafat.html
2014-09-15 diakses pada jam
21.22, 17 September 2014
[1] http://awalvespalovers.blogspot.com/2013/04/tanya-jawab-seputar-filsafat-ilmu.html, diakses pada jam 09.25, 18
September 2014.
http://awalvespalovers.blogspot.com/2013/04/tanya-jawab-seputar-filsafat-ilmu.html, diakses pada jam 09.25, 18
September 2014.
http://edukonten.blogspot.com/2010/11/ciri-ciri-berfikir-filsafat.html, diakses pada
jam 09.23, 18 september 2014
[5] http://awalvespalovers.blogspot.com/2013/04/tanya-jawab-seputar-filsafat-ilmu.html, diakses pada jam 09.25, 18 September 2014.
[7]
http://edukonten.blogspot.com/2010/11/ciri-ciri-berfikir-filsafat.html, diakses pada jam 09.23, 18 september
2014
[8] http://cahayamentari24.blogspot.com/2012/10/berfikir-filsafat.html
2014-09-15
diakses
pada jam 21.22, 17 September 2014
[9] http://awalvespalovers.blogspot.com/2013/04/tanya-jawab-seputar-filsafat-ilmu.html, diakses pada jam 09.25,
18 September 2014.
[10] Nurani Soyomukti, Pengantar
Filsafat Umum..., hal.109
[11] Blisha.wordpress.com/2010/10/28/filsafat-edisi-2, diakses pada jam
16.09, 20 September 2014.
pg bonus slot99 เครดิตฟรี เว็บไซต์นี้มีนโยบายการให้โบนัสที่มั่นคงและทันสมัย เพื่อรับโบนัสหรือเครดิตฟรี pg slot ผู้เล่นสามารถทำการลงทะเบียนและสมัครสมาชิกกับเว็บไซต์ได้อย่างง่ายดาย
ReplyDelete