Wednesday, 19 November 2014

BERPIKIR SECARA RADIKAL, BEBAS DAN KOMPREHENSIF

BERPIKIR SECARA RADIKAL, BEBAS DAN KOMPREHENSIF
MAKALAH
Ditujukan untuk memenuhi syarat salah satu tugas mata kuliah
“Filsafat Umum”
Dosen pembimbing
Abdul Aziz Faradi, M. Hum
NIP : 198404142014031004


Disusun oleh :
                                 Isnaeniyatun Amaryani   (1725143136 )
                                 Nila Lukluin Na’im         (1725143205 )
                                 Nova Santoso                 (1725143217)

KELAS B SEMESTER I
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRSAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Berpikir Secara Radikal, Bebas dan Komprehensif” dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi bagi para pembaca, khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah  (PGMI).
Sholawat dan salam tetap tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan makalah ini mungkin tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Dr. Maftukhin, M. Ag, selaku Rektor IAIN Tulungagung.
2.      Abdul Aziz Faradi, M. Hum, selaku dosen pembimbing  dalam penyusunan makalah ini.
3.      Teman-teman semuanya yang telah memberikan motivasinya.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini, karena keterbatasan kemampuan yang penyusun miliki. Oleh karena itu, penyusun mohon kritik dan sarannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.




Tulungagung, 08 September 2014

                                                                 
                                                                                                                     Penyusun 
                                                                                                  
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A.    Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B.     Rumusan Masalah....................................................................... 1
C.     Tujuan Masalah........................................................................... 1
D.    Batasan Masalah.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 3
A.    Definisi Berpikir Secara Radikal................................................. 3
B.     Ciri-Ciri Berpikir Secara Radikal................................................ 4
C.     Contoh Berpikir Secara Radikal.................................................. 4
D.    Definisi Berpikir Secara Bebas.................................................... 4
E.     Ciri-Ciri Berpikir Secara Bebas................................................... 4
F.      Contoh Berpikir Secara Bebas.................................................... 4
G.    Difinisi Berpikir Secara Komprehensif....................................... 5
H.    Ciri-Ciri Berpikir Secara Komprehensif...................................... 5
I.       Contoh Berpikir Secara Komprehensif....................................... 5
BAB III PENUTUP............................................................................... 7
A.    Kesimpulan.................................................................................. 7    
B.     Saran............................................................................................ 7
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................... 8






 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Berpikir merupakan hal yang lazim dilakukan oleh semua orang, tidak hanya dari kalangan tertentu saja, tapi semua kalangan masyarakat. Tapi tidak semua dari mereka yang berpikir filsafat dalam kehidupan sehari-harinya. Berpikir filsafat sangatlah penting untuk semua orang dalam rangka menjalani aktivitas sehari-hari, atau untuk mencari solusi bagi sebuah permasalahan. Jika ditelaah secara mendalam, begitu banyak manfaat, serta pertanyaan-pertanyaan yang mungkin orang lain tidak pernah memikirkan jawabannya. Karena filsafat merupakan induk dari semua ilmu.
Berfilsafat itu berarti berpikir, tapi berpikir itu tidak berarti berfilsafat. Hal ini disebabkan oleh berfilsafat berarti berpikir artinya dengan bermakna dalam arti berpikir itu ada manfaat, makna, dan tujuannya, sehingga mudah untuk direalisasikan dari berpikir itu karena sudah ada acuan dan tujuan yang pasti/sudah ada planning dan contohnya, dan yang paling utama hasil dari berpikir itu bermanfaat bagi orang banyak, tapi berpikir tidak berarti berfilsafat, karena isi dari berpikir itu belum tentu bermakna atau mempunyai tujuan yang jelas atau mungkin hanya khayalan saja.
Filsafat membawa kita berpikir secara mendalam, maksudnya untuk mencari kebenaran substansial atau kebenaran yang sebenarnya dan mempertimbangkan semua aspek, serta menuntun kita untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana definisi berpikir filsafat secara radikal?
2.      Apa ciri-ciri dari berpikir secara radikal?
3.      Bagaimana contoh dari berpikir secara radikal?
4.      Bagaimana definisi berpikir filsafat secara secara bebas?
5.      Apa ciri-ciri dari berpikir secara bebas?
6.      Bagaimana contoh berpikir secara bebas?
7.      Bagaimana definisi berpikir filsafat secara komprehensif?
8.      Apa ciri-ciri dari berpikir secara komprehensif?
9.      Bagaimana contoh berpikir secara komprehensif?

C.    Tujuan Penulisan Masalah
1.      Untuk menjelaskan definisi dari berpikir secara radikal.
2.      Untuk menyebutkan ciri-ciri dari berpikir secara radikal.
3.      Untuk mengidentifikasi contoh dari berpikir secara radikal.
4.      Untuk menjelaskan definisi dari berpikir secara bebas.
5.     
1
Untuk menyebutkan ciri-ciri dari berpikir secara bebas.
6.      Untuk mengidentifikasi contoh dari berpikir secara bebas.
7.      Untuk menjelaskan definisi dari berpikir secara komprehensif.
8.      Untuk menyebutkan ciri-ciri dari berpikir secara komprehensif.
9.      Untuk mengidentifikasi contoh dari berpikir secara komprehensif.

D.    Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas tentang definisi, ciri-ciri, dan contoh berpikir filsafat secara radikal, bebas, dan komprehensif.




























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Berpikir Secara Radikal
Radikal artinya berpikir sampai ke akar persoalan. Hal itu bisa dilakukan dengan cara bertanya terus-menerus hingga mendapat suatu jawaban yang lebih hakiki. Juga, menghubungkan satu konsep atau gagasan dengan yang lainnya, menanyakan “mengapa?” dan mencari jawaban yang lebih baik di banding dengan jawaban yang sudah tersedia pada pandangan pertama. Filsafat sebagai bentuk perenungan mengupayakan suatu kejelasan, keruntutan, dan keadaan memadainya pengetahuan agar kita dapat memperoleh pemahaman yang menyeluruh (holistis) dan komprehensif. Sejumlah tindakan dan lontaran pengetahuan, wacana, ucapan, dan tulisan pasti berangkat dari akar pemahaman terhadap kehidupan cara mendasar di sadari atau tidak. Pandangan itu bisa di ungkap sampai ke akarnya jika kita mampu membongkar sejumlah asumsi-asumsi sampai menemukan apa landasan filsafatnya.[1]
Salah satu ciri filsafat yang mudah dilihat ialah kenenarannya hanya diukur dengan kelogisan argumennya, ia tidak dapat diukur secara empiris. Di dalam buku-buku filsafat sering sekali dikatakan bahwa filsafat adalah  pemikiran yang mendalam, yang radikal (dari kata Yunani radix yang berarti akar), tentang sesuatu. Maka yang dimaksud mendalam atau radikal ialah berpikir tentang sesuatu yang tidak empiris, misalnya tentang Tuhan, tentang adil, berani, penakut, makmur, atau tentang hukum yang mengatur jeruk selalu berbuah jeruk.[2]   
3
Filsafat mengajar substansi dalam kebenaran dan kebenaran substansi. Oleh karena itu, yang ditemukan adalah hakikat kebenaran dan kebenaran hakiki tentang segala sesuatu. Hakikat merupakan istilah yang menjadi ciri khas filsafat. Hakikat adalah pemahaman atau hal yang paling mendasar. Jadi, filsafat tidak hanya berbicara tentang wujud atau materi bagaimana ilmu pengetahuan, tetapi berbicara makna yang terdapat dibelakangnya. Dalam filsafat, hakikat tersebut sebagai akibat dari berpikir radikal.[3]
B.     Ciri-ciri Berpikir Filsafat Secara Radikal
Ø  Menukil sampai kepada inti atau akar permasalahan, atau sampai ujung batas yang sesudahnya tidak ada lagi objek serta ruang gerak yang dipikirkan, karena memang sudah habis digarapnya.[4]

C.    Contoh dari Berpikir Secara Radikal
      Contoh ilustrasi berpikir secara radikal yaitu, ketika rapat penetapan standar kompetensi sebuah mata pelajaran yang akan digunakan sering kali terjadi perbedaan pendapat dari forum, sehingga sering kali tidak mendapat jalan keluarnya. Untuk memecahkan masalah seperti ini forum harus mencoba berfikir sampai ke akar-akarnya tentang tujuan kompetensi lulusan yang akan dicapai. Diharapakan dengan berfikir seperti ini akan lebih menyatukan pendapat dan menyamakan tujuan yang tadinya masih berbeda pemahaman.[5]

D.    Definisi Berpikir Filsafat Secara Bebas
Berpikir filsafat secara bebas artinya sampai batas-batas yang luas, pemikiran filsafati boleh dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas.[6] Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius. Berfikir dengan bebas itu bukan berarti sembarangan, sesuka hati, atau anarkhi, sebaliknya bahwa berfikir bebas adalah berfikir secara terikat. akan tetapi ikatan itu berasal dari dalam, dari kaidah-kaidah, dari disiplin fikiran itu sendiri. Dengan demikian pikiran dari luar sangat bebas, namun dari dalam sangatlah terikat.[7]

E.     Ciri-ciri Berpikir Secara Bebas
Ø  Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius.
Ø  Pikiran dari luar sangat bebas, namun dari dalam sangatlah terikat.

F.     Contoh Berpikir Secara Bebas
Sesungguhnya pengalaman masa lalu dapat menjadi belenggu fikiran. Contohnya orang yang selalu dimarahi jika berbuat kesalahan pada waktu kanak-kanak, jika kondisi ini terus berlanjut akan menimbulkan trauma yang mengakibatkan gangguan emosi serta kehilangan kreatifitas. Seseorang yang selalu gagal dalam pekerjaan akan merasa ragu memulai pekerjaan dan usaha baru. Lalu bagaimana solusinya?. Berfikir Bebas, ya berfikir bebas dari belenggu yang menghantui fikiran, takut salah, takut gagal, dan sebagainya. Berfikir bebas artinya kita melepaskan diri dari asumsi-asumsi yang tidak jelas. Kita harus prinsip bahwa Allah SWT telah menentukan Taqdir atau ketentuan yang akan terjadi dengan izinNya. Hukum sebab akibat, adalah salah satu pengejawentahan atau penjelmaan dari sunnatullah sebagai bagian dari Taqdir ILLAHI. Jika berhati-hati akan selamat, jika semberono akan celaka. Itulah contoh hukum kehidupan. Kesimpulannya, berfikir bebas adalah berfikir mengikuti sunnatullah.
Jadilah seperti burung, terbang bebas kemana saja, mengikuti kehendak hatinya. tidak pernah khawatir dengan apa yang akan terjadi.[8]
Contoh lain yaitu misalnya seorang dokter bebas melanjutkan pendidikanya, bebas memilih universitas tempat ia akan memperdalam ilmu, bebas mengambil program study, bebas mengambil spesialis, bebas mempelajari berbagai ilmu, dan sebagainya.

G.    Definisi berpikir Filsafat Secara Komprehensif
Komprehensif, artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan. Berfikir secara menyeluruh, artinya melihat objek tidak hanya dari satu sisi sudut pandang, melainkan secara multidimensional.[9] Maksudnya banyak dengan pola berpikir dan bertindak (pandangan).


Komprehensif maksudnya adalah bahwa tak ada segala sesuatu yang beredar di luar jangkauannya. Jika tidak, filsafat akan dianggap berat sebelah dan tidak memadai. Dalam hal ini, pikiran filsafat adalah suatu pemikiran yang sistematis karena menjelaskan keterkaitan antara gagasan pikiran yangh saling mendukung dan menghasilkan penjelasan yang utuh tentang kehidupan.[10]
Berpikir filsafat secara komprehensif yaitu dalam berpikir filsafat, hal, bagian atau detail-detail yang dibicarakan harus mecakup secara menyeluruh sehingga tidak ada lagi bagian-bagian yang tersisa ataupun yang berada diluarnya.

H.    Ciri-Ciri Berpikir secara Komprehensif
1.      Menjelaskan alam semesta secara keseluruhan
2.      Hasil pemikiran yang bebas
3.      Bertanggung jawab

I.       Contoh berpikir secara Komprehensif
Misalnya untuk memperoleh gelar spesialis kandungan, seorang harus memulai pendidikan secara runtut, yaitu mulai dari pendidikan dokter, profesi, hingga kespesialis. Dokter spesialis kandungan harus memahami seluruh bagian dari anatomi tubuh wanita, tidak hanya bagian tertentu saja. Dokter kandungan juga mempelajari semua bidang yang ada dikedokteran, tidak hanya mempelajari satu bidang saja.[11]



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Berpikir radikal yaitu berpikir sampai ke akar-akarnya, hingga sampai pada hakikat atau substansi yang dipikirkan.
2.      Cirinya berpikir radikal antara lain menukil sampai kepada inti atau akar permasalahan.
3.      Contoh berpikir radikal misalnya
4.      Berpikir bebas artinya Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius.
5.      Ciri berpikir bebas yaitu bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius
6.      Contoh berpikir bebas misalnya seorang dokter bebas melanjutkan pendidikanya.
7.      Berpikir Komprehensif yaitu melihat objek tidak hanya dari satu sisi sudut pandang, melainkan secara multidimensional.
8.      Cirinya berpikir komprehensif Menjelaskan alam semesta secara keseluruhan, Hasil pemikiran yang bebas, dan Bertanggung jawab
9.      Contoh berpikir komprensif misalnya untuk memperoleh gelar spesialis kandungan, seorang harus memulai pendidikan secara runtut, yaitu mulai dari pendidikan dokter, profesi, hingga kespesialis.

B.     Saran
Kami selaku pemakalah mohon maaf atas segala kekurangan yangterdapat dalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman semua agar makalah ini dapat dibuat dengan lebih baik lagi.


7

 

DAFTAR RUJUKAN
Nata, Abuddin, 2005, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta Selatan, Gaya Media Pratama
Tafsir, Ahmad, 2003, Filsafat Umum, Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
Abdul Hakim,dkk, Atang, 2008, Filsafat Umum, Bandung, CV Pustaka Setia,
Muzairi, 2009, Filsafat Umum, Yogyakarta, Teras,
Soyomukti,Nurani, 2011, Pengantar Filsafat Umum, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media,
Blisha.wordpress.com/2010/10/28/filsafat-edisi-2, diakses pada jam 16.09, 20 September 2014.


[1] Nurani Soyomukti, Pengantar Filsafat Umum, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) hal. 103.
[2] Ahmad Tfsir, Filsafat Umum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003) hal. 18.
[3] Atang Abdul Hakim,dkk, Filsafat Umum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008) hal. 16.
[4] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta Selatan: Gaya Media Pratama, 2005) hal. 4.
[6] Muzairi, Filsafat Umum, (Yogyakarta: Teras, 2009) hal. 16.
[10] Nurani Soyomukti, Pengantar Filsafat Umum..., hal.109
[11] Blisha.wordpress.com/2010/10/28/filsafat-edisi-2, diakses pada jam 16.09, 20 September 2014.

1 comment:

  1. pg bonus slot99 เครดิตฟรี เว็บไซต์นี้มีนโยบายการให้โบนัสที่มั่นคงและทันสมัย เพื่อรับโบนัสหรือเครดิตฟรี pg slot ผู้เล่นสามารถทำการลงทะเบียนและสมัครสมาชิกกับเว็บไซต์ได้อย่างง่ายดาย

    ReplyDelete