PENGERTIAN, RUANG LINGKUP BAHASAN, DAN
URGENSI
ILMU
PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: MUHAMMAD MAHFUD RIDWAN, M.Pd.I
Disusun oleh:
Kelompok I
1. Ika Fajar Andriasari (1725143122)
2 Ika Ismiati (1725143123)
3. Nova Santoso (1725143217)
4. Novi Isdianawati (1725143218)
Kelas: II-B
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
MARET 2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
bahwa hanya dengan petunjuk dan hidayah-Nya penulisan makalah ini dapat
terselesaikan dan sampai di hadapan para pembaca yang berbahagia. Semoga
kiranya membawa manfaat yang sebesar-besarnya dan memberikan sumbangan yang
berarti bagi pendidikan pada masa sekarang dan yang akan datang.
Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw.
Yang telah membawa kita ke dunia yang penuh dengan kedamaian.
Dengan terselesaikannya pembuatan
makalah ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Dr. Maftukhin, M.Ag selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah
memberi izin kepada penyusun untuk mengumpulkan data sebagai penyusun makalah
ini.
2.
Muhammad Mahfud Ridwan, M.Pd.I selaku dosen pengampu yang telah memberikan pengarahan dan koreksi
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
3.
Teman-teman dan civitas akademika yang
telah memberikan motivasinya serta semua pihak yang telah membantu
terselesainya penyusun makalah ini.
Sebagaimana
pepatah yang menyatakan tiada gading yang tak retak, maka penulisan
makalah inipun tentunya banyak dijumpai kekurangan dan kelemahannya. Untuk itu
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharap tegur sapa serta
saran-saran penyempurnaan, agar kekurangan dan kelemahan yang ada tidak sampai
mengurangi nilai dan manfaat bagi pengembangan studi Islam pada umumnya.
Tulungagung,
Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover....................................................................................................... i
Kata Pengantari....................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................ 2
C.
Tujuan............................................................................................... 2
D.
Batasan Masalah............................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ilmu Pendidikan Islam................................................... 3
B. Bagaimana Objek Ilmu Pendidikan Islam........................................ 5
C. Bagaimana Ruang Lingkup Ilmu
Pendidikan Islam........................ 6
D. Bagaimana Metode Dalam Pendidikan Islam................................. 9
E. Bagaimana Pendekatan
Dalam Pendidikan Islam ........................... 12
F. Bagaimana Tujuan
Pendidikan Islam............................................... 14
G. Bagaimana Kegunaan Ilmu
Pendidikan Islam................................. 18
H. Bagaimana Urgensi Mata Kuliah Ilmu
Pendidikan Agama Islam
Bagi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan................. 20
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan....................................................................................... 25
B.
Saran................................................................................................. 26
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang Masalah
Ilmu pendidikan agama islam merupakan upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga, mengimani ajaran agama islam, dibarengi dengan tuntunan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat
beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Pada era globalisasi ini pendidikan sangat penting bagi
peserta didik.karena era globalisasi dapat membawa kita untuk semakin mudah
memperoleh informasi dari luar yang dapat membantu kita menemukan
alternatif-alernatif baru dalam usaha memecahkan masalah yang kita hadapi
terutama dalam bidang pendidikan islam,misalnya melalui internet kini kita
dapat mencari informasi dari seluruh dunia tanpa harus mengeluarkan banyak
dana.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang pesat dan semakin hebat
tidak akan memberika kemaslahatan bagi umat jika jika tidak di imbangi dengan
akhlak yang mulia dari para pelakunya. Salah satu cara untuk menumbuhkembangkan
akhlak yang mulia tersebut adalah melalui ilmu pendidikan agama khususnya ilmu
pendidikan agama islam. Melalui pendidikan agama Islam diharapkan akan lahir
intelektual- intelektual (Islam) yang mau memikirkan dan mencoba untuk membawa
negeri tercinta ini keluar dari jurang krisis dan berusaha untuk menciptakan
masyarakat madani sepeti yang dicita-citakan semua umat.
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian Ilmu Pendidikan Islam ?
2. Bagaimana Objek Ilmu Pendidikan Islam ?
3. Bagaimana Ruang Lingkup Ilmu
Pendidikan Islam ?
4. Bagaimana Metode Dalam Pendidikan Islam?
5. Bagaimana Pendekatan
Dalam Pendidikan Islam ?
6. Bagaimana Tujuan
Pendidikan Islam?
7. Bagaimana Kegunaan Ilmu
Pendidikan Islam?
8. Bagaimana Urgensi Mata Kuliah Ilmu
Pendidikan Agama Islam
Bagi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan?
9.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui Pengertian Ilmu Pendidikan Islam
2. Mengetahui Objek Ilmu Pendidikan Islam
3. Mengetahui Ruang Lingkup Ilmu
Pendidikan Islam
4. Mengetahui Metode Dalam Pendidikan Islam
5. Mengetahui Pendekatan
Dalam Pendidikan Islam
6. Mengetahui Tujuan
Pendidikan Islam
7. Mengetahui Kegunaan Ilmu Pendidikan
Islam
8. Mengetahui Urgensi Mata Kuliah Ilmu
Pendidikan Agama Islam
Bagi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah
Dan Ilmu Keguruan
10.
Batasan Masalah
Makalah
ini hanya membahas pengertian ilmu pendidikan islam, ruang lingkup bahasan ilmu
pendidikan islam, dan urgensi ilmu
pendidikan islam bagi mhasiswa fakultas tarbiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
1. Pengertian
Pendidikan Islam Secara Etimologi (Lughatan)
Dalam konteks Islam, pendidikan secara bahasa (lughatan) ada
tiga kata yang digunakan.[1] Ketiga
kata tersebut, yaitu : 1) At-tarbiyah, 2) Al-ta’lim,
dan 3) Al-ta’dib.
Ketiga kata tersebut memiliki makna yang saling
berkaitan saling cocok untuk pemaknaan pendidikan dalam Islam. Ketiga makna itu
mengandung makna yang amat dalam, menyangkut manusia dan masyarakat serta
lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan berkaitan dengan satu sama lain.
At-tarbiyah (التربية)
berakar dari tiga kata, yakni pertama,
berasal dari kata rabba
yarbu (يربو – ربا) yang artinya bertambah dan bertumbuh. Kedua, berasal
dari kata rabiya yarbi (يربى – ربي)
yang artinya tumbuh dan berkembang. Ketiga,
berasal dari kata rabba
yarubbu (يربو – رب) yang artinya memperbaiki, membimbing,
menguasai, memimpin, menjaga dan memelihara. Al-ta’lim
(التعليم) secara ligahwy berasala
dari kata fi’il tsulasi mazid biharfin wahid, yaitu ‘allama
yu ‘allimu (يعلم – علم). Jadi ‘alama (علم)
artinya mengajar. Al-ta’adib (التأديب)
berasal dari kata tsulasi maszid bihaijmn wahid, yaitu ‘addaba
yu ‘addibu (يأدب – أدب). Jadi ‘addaba (أدب)
artinya memberi adab.
2. Pengertian
Pendidikan Menurut Istilah
Dalam memberikan arti atau pengertian dalam ilmu pendidikan islam,
bergabai pendapat bermunculan dari kalangan besar pemikir dan intelek-intelek
islam. Ada yang
merumuskan bahwa pendidikan islam adalah bimbingan jasmani dan rohani
berdasarkan hukum hukum agama islam mengenai
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran agama islam.[2]
Merurut definisi
diatas setidaknya harus ada 3 unsur yang mendukung tegaknya pendidikan
islam. Pertama harus ada usaha usaha yang berupa bimbingan bagi pengembangan
potensi jasmani dan rohani secara berimbangan. Kedua, usaha tersebut
berdasarkan pada ajaran ajaran islam. Ketiga, usaha tersebut bertujuan agar
peserta didik pada akhirnya memiliki kebribadian yang utama dan sesuai dengan ukuran islam (kepribadian muslim).
Menurut Miqdad Yelyin
(seorang guru besar islam ilmu sosial di universitas Muhammad bin su’ud riyadl
Saudi arabia) seperti yang dikutip oleh Munarji, pendidikan islam adalah usama menumbuhkan dan
membentuk manusia muslim yang sempurna dari segala aspek yang bermacam macam
seperi aspak kesehatan, akal, keyakinan, jiwa, kemauan, daya cipta dalam semua
tingkat pertumbuhan yang disinari oleh cahaya yang dibawa oleh islam dengan
versi dan metode-metode pendidikan yang ada diantaranya.[3]
Menurut
Muhammad Al-Jumaly, pendidikan islam adalah proses yang mangarahkan manusia
kepada kehidupan yang lebuh baik dan menyangkut
derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar atau fitrah dan
kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar).[4]
Menurut I.L. Parasibu dan Simanjuntak pendidikan islam adalah usaha yang
dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk mendorong, membantu, dan membimbing
seseorang untuk mengembangkan segala potensinya serta mengubah diri sendiri,
dari kwalitas satu ke kwalitas yang lebih tinggi.[5]
Kemudian
menurut Omar Muhammad At Taurny Al Syaibani, pendidikan islam adalah usaha
mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadiannya atau kehidupan
kemasyarakatan dan kehidupan alam sekitarnya
melalui proses pendidikan.[6]
Dengan demikian inti pokok pendidikan islam adalah usaha pendewasaan
manusia seutuhnya (lahir dan batin) dalam arti tuntunan yang menuntut peserta
didik untuk memiliki kemerdekaan berfikir, merasa, bertindak, dan berbicara
serta percaya pada diri sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab dalam setiap
tindakan dan perilaku kehidupan sehari hari dengan berlandaskan ukuran-ukuran
tertentu yang telah ditentukan dalam agama islam.
B. OBJEK ILMU
PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan islam
mengidentifikasi sasaran pada tiga pengembangan fungsi manusia yang mana semua
itu berjalan dengan misi agama islam yang bertujuan memberikan rahmat bagi
sekalian makhluk di alam ini.[7]
1. Menyadarkan manusia sebagai makhluk individu, yaitu makhluk yang hidup
di tengah-tengah makhluk lain, manusia harus memerankan fungsi dan tanggung
jawabnya, manusia akan mampu berperan sebagai makhluk Allah yang paling utama
diantara makhluk lainnya dan memfungsikan sebagai kholifah di muka bumi ini.
2. Menyadarkan manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial
manusia harus mengadakan interaksi dengan sesamanya dalam kehidupan
bermasyarakat. Itulah sebabnya islam mengajarkan persamaan, persaudaraan, gotong
royong, dan bermusyawarah dengan upaya membentuk masyarakat menjadi persekutuan
hidup yang utuh.
3. Menyadarkan manusia sebagai hamba Allah SWT. Manusia sebagai makhluk
berketuhanan, sikap dan watak religiusitasnya perlu dikembangkan sedemikian
rupa sehingga mampu menjiwai dan mewarnai kehidupannya. Dalam fitrah
manusia telah diberikan kemampuan beragama. Dengan kesadaran demikian, manusia
sebagai kholifah dimuka bumi dan yang terbaik diantara makhluk lainnya akan
mendorong untuk melakukan pengelolaan serta mendayagunakan ciptaan Allah untuk
kesejahteraan hidup bersama dengan yang lainnya.
C. RUANG LINGKUP ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Bahwasanya ada beberapa
ruang lingkup pendidikan Islam antara lain :[8]
1. Tujuan Pendidikan Ilmu
Secara umum, pendidikan
Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan
pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (GBPP PAI, 1994).
Tujuan pendidikan Islam harus berorientasi pada hakekat pendidikan yang
meliputi beberapa aspeknya, misalnya tentang :
a. Memperhatikan sifat-sifat dasar manusia yaitu konsep tentang manusia
sebagai makhluk unik yang mempunyai potensi bawaan seperti fitrah, bakat minat,
dan karakter yang berkecenderungan pada Al-Hanif (rindu akan kebenaran dari
Tuhan) berupa agama Islam sebatas kapasitas dan ukuran yang ada. Allah SWT.
Bersabda :
وَقُلِ
ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكُمۡۖ فَمَن شَآءَ فَلۡيُؤۡمِن وَمَن شَآءَ فَلۡيَكۡفُرۡۚ إِنَّآ
أَعۡتَدۡنَا
لِلظَّٰلِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمۡ
سُرَادِقُهَاۚ وَإِن يَسۡتَغِيثُواْ يُغَاثُواْ بِمَآءٖ كَٱلۡمُهۡلِ يَشۡوِي
ٱلۡوُجُوهَۚ
بِئۡسَ ٱلشَّرَابُ وَسَآءَتۡ مُرۡتَفَقًا ٢٩
Artinya : “Dan katakanlah:
"Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin
(beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia
kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu
neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum,
niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang
paling jelek”. ( QS. Al Kahfi : 29).[9]
b.
Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam.
Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia di dunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia
sebagai bekal kehidupan di akherat.
2. Pendidik
Saat ini pendidik
diposisikan sebagai fasilitator/mediator yang bertugas menfasilitasi atau
membantu siswa selama proses penbelajaran berlangsung. Pendidik tidak lagi
dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi, sebab informasi juga bisa
diperoleh dari peserta didik. Penciptaan suasana menyenangkan dan adanya
kesadaran emosional yang tidak dalam keadaan tertekan akan mengaktifkan potensi
otak dan menimbulkan daya berpikir yang intuitif dan holistik.
3. Peserta Didik
Siswa sebagai objek
utama dalam pendidikan memegang peranan yang sangat strategis. Artinya bahwa
siswa dapat dijadikan sebagai salah satu indikator terwujudnya sekolah
berkualitas. Siswa sebagai salah satu input di sekolah, sangat mempengaruhi
pembentukan sekolah yang berkualitas. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh banyak
faktor, misalnya latar belakang peserta didik, kemampuan peserta didik, prinsip
hidup, dan sebagainya.
4. Model Pendidikan Islam
Model-model
pembelajaran :
1. Model pemprosesan informasi guru menjelaskan bagaimana siswa selaku
individu memberi respon yang datang dari lingkungannya.
2. Model pribadi diorientasikan kepada perkembangan diri siswa selaku
individu.
3. Model interaksi sosial menekankan hubungan siswa dengan lingkungannya di
sekolah, terutama di dalam kelas.
4. Model perilaku siswa diarahkan kepada suatu pola belajar yang lebih
terfokus pada hal-hal yang spesifik.
5. Materi Pendidikan Islam
Materi pendidikan Islam
yang harus dipahami oleh peserta didik adalah Al-Qur’an. Baik ketrampilan
membaca, menghafal, menganalisa, dan sekaligus mengamalkan ajaran-ajarannya
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar ajaran yang terkandung di
dalam Al-Qur’an tertanam dalam jiwa anak didik sejak dini.
6. Alat Pendidikan Islam
Merupakan alat-alat
yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan Islam, agar tujuan
pendidikan Islam tersebut lebih berhasil.
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan
salah satu komponen sistem pembelajaran pada khususnya, dan sistem pendidikan
pada umumnya. Artinya evaluasi merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin
dielakkan dalam setiap proses pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan
evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi pembelajaran, merupakan
bagian integral yang tidak terpisahkan dari kegiatan pendidikan.
D.
METODE DALAM PENDIDIKAN ISLAM[10]
Metode dalam pendidikan islam (Umum dan Agama Islam) mempunyai peranan
penting dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang diciptakan bersama. Karena itu
metode menjadi sebuah sarana yang bermakna dalam menyajikan pelajaran, sehingga
dapat membantu siswa memahami bahan-bahan pelajaran untuk mereka. Arifin
Muzayin mengingatkan, bahwa tanpa metode suatu materi pelajaran tidak akan
dapat memproses secara efisien dan efektik dalam pendidikan.
Ada tiga pendekatan dalam kajian pendidikan yaitu pendekatan historis,
filosofis, dan sosiologis. Pendekatan historis adalah pendekatan keilmuan
dengan sejarah. Pendidikan ini di komparasikan dengan fakta yang terjadi dan
berkembang dalam waktu dan tempat-tempat tertentu un tuk mengetahui persamaan
dan perbedaan dalam suatu permasalahan pendekatan filosofis adalah pendekatan
yang berhubungan dengan kehidupan sosial. ketiga pendekatan ini
sangat berguna untuk mempelajari data yang relevan dengan permasalahan
pendidikan.
Ada beberapa metode dalam melaksanakan pendidikan islam, setidaknya ada 15
metode, yaitu : ceramah, tanya, kunjungan ilmiah, korespondensi, hafalan,
memberi pemahaman, memberikan jawab, mengambil pelajaran, mengkongkritkan
masalah, penugasan, peragaan, diskusi, mmemberi perumpamaan pengalaman,
mempermudah, dan mengembirakan. Arifin Muzain, membagi metode-metode pendidikan
Islam menjadi 16 macam, yaitu : berfikir, induktif deduktif, praktik, jihad,
situasional, kelompok, intruksional, cerita, bimbingan, dan penyuluhan,
pemberian contoh dan teladan, diskusi, soal-jawab, imstal, khitbah, targhib dan
tarhieb, dan acquistion selaf education, serta taubat dan ampunan.
Dari dua teori diatas tampaknya metode-metode pendidikan islam cukup
banyak, namun dalam keragaman metode tersebut antara yang satu dengan yang
lainnya memiliki kesamaan. Jika dikombinasikan berdasarkan dua teori diatas,
maka metode-metode pendidikan Islam dan dibagi kedalam 11 macam, sesuai dengan
metode-metode tersebut adalah :
1.
Metode ceramah adalah cara penyampaian materi pendidikan melalui komunikasi
satu arah yaitu dari pendidik kepada peserta didik (one way traffic comunication). Metode ini agak identik dengan
tausiyah (memberi nasihat), dan khutbah.
2.
Metode soal jawab adalah dengan cara, satu pihak memberikan pertanyaan
sementara piahak lainnya memberikan jawaban. Dalam pengajaran, guru dan atau
peserta didik dapat memberikan pertanyaan ataupun jawaban.
3.
Metode I’tibar adalah pendidikan yang dilakukan dengan cara mengambil
pelajaran, hikmah, dan pengartian dari sebuah peristiwa dan atau kisah yang
terjadi. Biasanya metode ini terkait dengan penyampaian metode Cerita atau
Ceramah.
4.
Metode Resitasi adalah metode pendidikan dengan pemberian tugas. Biasanya
metode ini terdiri dari tugas individu dan kerja kelompok. Metode ini
dimaksudkan agar proses mengetahui dan memahami ilmu pengetahuan lebih efektif.
5.
Metode diskusi adalah pendidikan yang dilakukan dengan cara bertukar
pikiran, pendapat dengan menetapkan pengertian dan sikap terhadap suatu
masalah. Dengan metode ini peserta didik akan mencapai titik kebenaran.
6.
Metode tamsiliyah adalah cara memberikan perumpamaan kepada yang lebih
faktual. Pendidikan dengan metode ini dapat memberikan pelajaran-pelajaran
berharga dari perumpamaan-perumpamaan kepada peserta didik.
7.
Metode mukatabah adalah pendidikan dengan cara korespondensi atau membuat
surat-menyurat dalam berbagai tema (bahan pelajaran). Dengan metode ini hasil
pengajaran yang disampaikan oleh pendidik akan lebih berkesan dan terkumpul
dalam tulisan.
8.
Metode tafhim adalah pendidikan dengan cara memahami apa-apa yang telah
diperoleh dari belajar sendiri atau dengan
guru pendidik. Dengan metode ini peserta didik dituntut untuk lebih
aktif mendapatkan makna secara mendalam terhadap bahan yang diterimanya.
9.
Metode cerita adalah pendidikan dengan membacakan sebuah cerita yang
mengandung pelajaran baik. Dengan metode ini peserta didik dapat menyimak
kisah-kisah yang diceritakan oleh guru, kemudian mengambil pelajaran dari
cerita tersebut.
10.
Metode pemberitahuan contoh dan tauladan adalah pendidikan yang dilakukan
dengan cara memberikan contoh-contoh yang baik (uswahtun al-hasanah) berupa
prilaku nyata, khususnya ibadah dan akhlak. Contoh tauladan ini merupakan
pendidikan yang mengandung nilai paradadogis tinggi bagi peserta didik.
11.
Metode aquistion atau self education adalah metode pendidikan diri sendiri.
Pendidikan dengan metode Self Education dilakukan dengan memberikan dorongan
agar peserta didik dapat belajar dan membina diri mereka sendiri, setelah itu
barulah dapat membina orang lainnya.
Berdasarkan dari penjelasan diatas jelaslah bahwa pentingnya metode dalam
pendidikan. Karena dalam melakukan kegiatan belajar mengajar seorang guru
menjalankan metode pembelajaran yang beraneka ragam akan membuat sarana kelas
menjadi baik dan kelangsungan pembelajaran menjadi nyaman. Khususnya dalam
pendidikan Islam.
E. PENDEKATAN
DALAM PENDIDIKAN ISLAM[11]
Pendekatan
berarti proses, perbuatan, dan cara mendekati. Dari
pengertian ini pendekatan pendidikan' dapat diartikan sebagai suatu proses,
perbuatan, dan cara mendekati dan mempermudah
pelaksanaan pendidikan. Jika dalam kegiatan pendidikan, metode berfungsi
sebagai cara mendidik, maka pendekatatan berfungsi sebagai alat bantu agar penggunaan metode tersebut mengalami kemudahan
dan keberhasilan. Selain metode-metode
memiliki peranan penting dalam kegiatan pendidikan Islam,
pendekatan-pendekatan juga menempati posisi yang berarti pula untuk memantapkan
penggunaan metode-metode tersebut dalam proses pendidikan, terutama proses
belajar mengajar.
Pendekatan pendidikan Islam yang seharusnya dipahami dan dikembangkan oleh para
pendidik adalah meliputi:
1.
Pendekatan Psikologis. Yang tekanannya diutamakan pada dorongan-dorongan yang bersifat persuasif dan motivatif, yaitu suatu dorongan yang mampu menggerakan daya kognitif (mencipta hal-hal baru), konatif (daya untuk berkemauan keras), dan afektif (kemampuan yang menggerakkan daya
emosional). Ketiga daya psikis tersebut dikembangkan dalam ruang lingkup
penghayatan dan pengamalan ajaran agama di mana faktor-faktor pembentukan kepribadian yang berproses melalui
individualisasi dan sosialisasi bagi
hidup dan kehidupannya menjadi titik sentral perkembangannya.
2.
Pendekatan sosial-kultural: yang ditekankan pada usaha
pengembangan sikap pribadi dan sosial sesuai
dengan tuntutan masyarakat, yang berorientasi
kepada kebutuhan hidup yang semakin maju dalam berbudaya dan berperadaban. Hal ini banyak menyentuh
permasalahan-permasalahan inovasi ke
arah sikap hidup yang alloplastis (bersifat membentuk lingkungan sesuai dengan ide kebudayaan modern
yang dimilikinya), bukannya bersifat auto plastis (hanya sekedar
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada)
3.
Pendekatan Religik. Yakni suatu pendekatan yang membawa keyakinan (aqidah) dan
keimanan dalam pribadi anak didik yang cenderung ke arah komprehensif intensif dan ekstensif (mendalam dan
meluas). Pandangan yang demikian, terpancar dari sikap bahwa segala, ilmu
pengetahuan itu pada hakikatnya adalah mengandung nilai-nilai ke-Tuhanan.
Sikap yang demikian harus di internalisasikan
(dibentuk dalam pribadi) dan di eksternalisasikan (dibentuk dalam
kehidupan di luar diri pribadinya.
4.
Pendekatan historis, yang ditekankan pada usaha pengembangan pengetahuan, sikap dan nilai keagamaan melalui proses kesejarahan. Dalam hubungan ini penyajian serta faktor waktu secara kronologis menjadi titik tolak yang dipertimbangkan dan demikian pula faktor keteladanan merupakan proses identifikasi dalam rangka mendorong penghayatan
dan pengamalan agama.
5. Pendekatan komparatif. Yaitu pendekatan
yang dilakukan dengan membandingkan suatu gejala sosial keagamaan dengan
hukum agama yang ditetapkan selaras dengan
siatuasi dan zamannya. Pendekatan komparatif ini sering diwujudkan dalam bentuk komparatif studi, baik di bidang hukum agama
maupun j uga antara hukum agama itu sendiri dengan hukum lain yang berjalan, seperti hukum adat, hukum
pidana/perdata, dan lain-lain.
6.
Pendekatan filosofis. Yaitu pendekatan yang berdasarkan tinjauan atau pandangan falsafah. Pendekatan demikian cenderung kepada usaha mencapai kebenaran dengan memakai akal atau rasio. Pendekatan filosofis sering
dipergunakan sekaligus dengan pola berpikir yang rasional dan membandingkan dengan pendapat-pendapat para ahli
filsafat dari berbagai kurun zaman tertentu beserta aliran filsafatnya.
Pendekatan
dalam pendidikan Islam merupakan suatu cara untuk mempermudah dalam
kelangsungan belajar mengajar. Sehingga tercapai tujuan pendidikan yang
diharapkan dan lebih bisa menunjukkan keberhasilan pendidikan anak didik yang
berdasarkan Skill yang dimilikinya.
F. TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Islam menghendaki agar manusia
dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah
digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah
kepada Allah. Seperti dalam surat adz Dzariyat ayat 56 :
“ Dan Aku menciptakan Jin dan
Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepadaKu”.
a.
Dr. Ali Ashraf; ‘tujuan akhir
pendidikan Islam adalah manusia yang menyerahkan diri secara mutlak kepada
Allah pada tingkat individu, masyarakat dan kemanusiaan pada umunya”.
b.
Muhammad Athiyah al-Abrasy. “the
fist and highest goal of Islamic is moral refinment and spiritual, training”
(tujuan pertama dan tertinggi dari pendidikan Islam adalah kehalusan budi
pekerti dan pendidikan jiwa)”
c.
Syahminan Zaini; “Tujuan Pendidikan
Islam adalah membentuk manusia yang berjasmani kuat dan sehat dan trampil,
berotak cerdas dan berilmua banyak, berhati tunduk kepada Allah serta mempunyai
semangat kerja yang hebat, disiplin yang tinggi dan berpendirian teguh”.
d.
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan
umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi
menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan
kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan
pertumbuhan kepribadian manusia. Secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan
melalui latihan jiwa, akal pikiran, diri manusia yang rasional, perasaan dan
indra, karena itu, pendidikan hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek
fitrah peserta didik, aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah dan
bahasa, baik secara individual maupun kolektif, dan mendorong semua aspek
tersebut berkembang ke arah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir
pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada
Allah SWT, baik secara pribadi kontinuitas, maupun seluruh umat manusia.
Dalam hal ini peserta didik agar mereka mampu
menjadi manusia atau mengembalikan manusia kepada fitrahnya yaitu kepada
Rubbubiyah Allah sehingga mewujudkan manusia yang :
1. Berjiwa
Tauhid
Tujuan pendidikan Islam yang pertama
ini harus ditanamkan pada peserta didik,sesuai dengan firman Allah yang
artinya:
"Dan ingatlah ketika Luqman
berkata kepada anaknya diwaktu ia memberikan pelajaran kepadanya,Hai Anakku
janganlah kamu mempersekutukan ALLAH,sesungguhnya mempersekutukan Allah itu
adalah benar-benar kezhaliman yang besar. (QS.Luqman :13)
Manusia yang mengenyam pedidikan
seperti ini sangat yakin bahwa ilmu yang ia miliki adalah bersumber dari Allah,
dengan demikian ia tetap rendah hati dan semakin yakin akan bebesaran Allah.
2. Takwa
Kepada Allah SWT
Mewujudkan manusia yang bertaqwa
kepada Allah merupakan tujuan pendidikan Islam, sebab walaupun ia genius dan
gelar akademiknya sangat banyak, tapi kalau tidak bertaqwa kepada Allah maka ia
dianggap belum/tidak berhasil. Hanya dengan ketaqwaan kepada Allah saja akan
terpenuhi keseimbangan dan kesempurnaan dalam hidup ini. Allah berfirman yang
artinya :
"Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang paling Taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS.Al-Hujurat : 13)
3. Rajin
Beribadah dan Beramal Saleh
Tujuan pendidikan islam juga adalah
agar pesdik lebih rajin dalam beribadah dan beramal saleh, apapun aktivitas
dalam hidup ini haruslah didasarkan untuk beribadah kepada Allah, karena itulah
tujuan Allah menciptakan manusia di muka bumi ini. Firman Allah yang artinya :
"Dan aku tidak menciptakan Jin
dan manusia melainkan supaya beribadah kepadaKU” (QS.Adz-Dzariyaat : 56)
Termasuk dalam pengertian beribadah
tersebut adalah beramal shalih(berbuat baik)kepada sesama manusia dan semua
mahkluk yang ada dialam ini,karena dengan demikian akan terwujud keharmonisan
dan kesempurnaan hidup.
4. Ulil
Albab
Tujuan pendidikan Islam berikutnya
adalah mewujudkan Ulil albab yaitu orang-orang yang dapat memikirkan dan
meneliti keagungan Allah melalui ayat-ayat qauliyah yang terdapat di dalam
kitab suci Al-Qur'an dan Ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda kekuasaan Allah) yang
terdapat di alam semesta, mereka ilmuan dan intelektual, tetapi mereka juga
rajin berzikir dan beribadah kepada Allah SWT. Firman Allah yang artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka”.
(QS.Ali Imran :190-191)
5. Berakhlakul
Karimah
Pendidikan dalam Islam tidak hanya
bertujuan untuk mencetak manusia yang memiliki kecerdasan saja, tapi juga
berusaha mencetak manusia yang berahklak mulia. Ia tidak akan menepuk dada atau
bersifat arogan (congkak) dengan ilmu yang dimilikinya, sebab ia sangat
menyadari bahwa ia tidak pantas bagi dirinya untuk sombong bila dibandingkan
ilmu yang dimiliki Allah, malah ilmu yang ia miliki pun serta yang membuat ia
sampai pandai adalah berasal dari Allah. Apabila Allah berkehendak Dia bisa
mengambil ilmu dan kecerdasan yang dimiliki mahkluknya (termasuk Manusia) dalam
waktu seketika. Allah mengajarkan manusia untuk bersifat rendah hati dan
berakhlak mulia. Allah berfirman yang artinya :
“Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri”.
(QS.Luqman :18)
G. KEGUNAAN ILMU
PENDIDIKAN ISLAM
Kegunaan dapat
diartikan dengan manfaat atau sumbangan positif yang diberikan kepada manusia
dan lingkungan pendidikannya. Kalau berpatokan pada pandangan pragmatisme,
setiap kebenaran hanya ada apabila memberikan kegunaan dan manfaat. Dengan
demkian, apabila pendidikan Islam tidak memberikan kegunaan dan manfaat, lebih
baik ditinggalkan atau jangan dipraktikan. Untuk mengetahui bahwa ilmu
pendidikan Islam itu patut dan layak dikembangkan, harus diketahui kegunaannya.
Dilihat dari tujuan
ilmu pendidikan Islam, yakin menciptakan manusia yang beriman dan bertakwa,
kegunaan pendidikan Islam adalah sebagai berikut.[12]
- Menambah wawasan keilmuan yang berkaitan dengan eksistensi Allah dan seluruh ciptaan-Nya kepada anak didik.
- Menguatkan iman dan memperkaya pandangan anak didik tentang ajaran-ajaran Islam yang menjadi sumber kehidupan manusia dan sumber ilmu pengetahuan.
- Menjadi jihad dijalan Allah karena mengembangkan ilmu pendidikan Islam merupakan ibadah.
- Memperluas penafsiran dan memperdalam pemaknaan ayat-ayat Al-Quran dan as-Sunah tentang berbagai hal yang menyangkut hal yang universal
- Meyakinkan anak didik bahwa al-Quran tidak melewatkan satu masalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan
- Menunjukan kepada dunia barat bahwa ajaran islam merupakan sumber ajaran beragama dan ide-ide dasar dari seluruh pengetahuan yang perkembangannya tidak mengenal waktu.
- Secara praktis, ilmu pendidikan islam berguna untuk memberikan keterampilan hidup yang islami.
- Mencerdaskan anak didik.
- Membentuk anak didik.
- Membentuk akhlak yang mulia.
- Membentuk manusia yang memiliki kepedulian sosial, meneakan amar ma’ruf nahyi munkar.
- Mengembangkan lembaga pendidikan Islam agar bersaing dengan lembaga pendidikan umum atau sekuler.
- Mengkaji al-Quran dan as-Sunnah dan merumuskan teori-teori yang berkaitan dengan ilmu pendidikan islam.
- Mengembangkan teori dan menguji teori dengan paradigma pendidikan Ilsam.
- Mengkaji berbagai teori pendidikn barat dengan pendekatan ilmu pendidikan Islam.
- Menciptakan lembaga pendidikan islam yang bonafide.
- Membangun citra lembaga pendidikan Islam yang karismatik dan digandringi oleh umat Islam.
- Menyiapkan kader ulama yang mempuni dalam pendidikan Islam.
- Membuktikan berbagai ide dasar ilmu pengetahuan yang terapat dalam al-Quran dan as-Sunnah kedalam realitas kehidupan dunia.
Semua
kegunaan ilmu pendidikan islam di atas merupakan cambuk bagi umat Islam,
terutama bagi para pendidik dan para pengurus lembaga prndidikan islam agar
terus meningkatkan kualitas materi pendidikan Islam, sumber daya manusia,
sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kemajuan pendidikan Islam.
Manfaat
dan kegunaan pendidikan Islam merupan kenikmatan atau sesuatu yag akan
mengantarkan pada kenikmatan. Dengan bahasa lain merupakan tahshil al-ibqa.
Maksudnya adalah penghimpunan kenikmatan secara langsung dan penjagaan terhadap
kenikmatan tersebut dengan cara menjaganya dari kemudaratan dan sebab-sebabnya.
Kemaslahatan dn kegunaan pendidikan Islam merupakan dampak yang positif yang
diterima oleh pihak pelaku dan pihak lain yang memilki karakter yang sama,
sebagaimana pelakunya seorang diri, tetapi manfaatnya atau dampaknya dapat
menyeluruh.
H. URGENSI MATA
KULIAH ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI MAHASISWA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN
Sebenarnya agama Islam
mengajarkan bahwa setiap umat islam wajib mendakwahkan dan mendidikkan ajaran
agama islam kepada yang lain. Sebagaimana di pahami dari firman allah berikut ini :
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ
رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ
أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ
هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ
عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ١٢٥
Artinya :
“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” ( QS.
An-Nahl :125)[13]
قَالَ كَلَّاۖ فَٱذۡهَبَا
بَِٔايَٰتِنَآۖ إِنَّا مَعَكُم مُّسۡتَمِعُونَ ١٥
Artinya :
“Allah
berfirman: "Jangan takut (mereka tidak akan dapat membunuhmu), maka
pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mukjizat-mukjizat);
sesungguhnya Kami bersamamu mendengarkan (apa-apa yang mereka katakan)” (QS. Asy-syuura :15)[14]
وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ
يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِٱ
لۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ
هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٠٤
Artinya : “Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung” (QS. Ali
Imron :104).[15]
وَٱلۡعَصۡرِ
١ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ
وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣
Artinya : “Demi masa. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran. (QS. Al-Ashr
:1-3)[16]
Di dalam hadis Nabi SAW juga disebutkan “sampaikanlah ajaran dariku
walaupun sekedar satu ayat”(H.R.Bukhori),dan lain-lain.
Berdasarkan ayat-ayat dan hadis di atas tersebut dapat dipahami
bahwa siapapun dapat menjadi pendidik agama islam, asalkan dia memiliki
pengetahuan (kemampuan) lebih, mampu mengimplisitkan nilai relevan atau (dalam pengetahuannya itu), yakni sebagai
penganut yang patut di contoh dalam agama serta nilainya kepada orang lain.
Namun demikian, pendidikan agama ternyata tidak hanya menyangkut
masalah transformasi ajaran dan nilainya kepada pihak lain, tetapi sampai pada
transinternsalisasi nilai ajaran islam. Karena itu, lebih merupakan masalah
yang kompleks, dalam pengertian setiap kegiatan pembelajaran pendidikan agama
akan berhadapan dengan permasalahan yang kompleks, misalnya masalah keyakinan,
keilmuan, penghayatan dan pengamalan ajaran agama dari guru itu sendiri untuk
dan ditransformasikan dan
disinternalisasikan kepada peserta didik dengan berbagai karakteristiknya,
dengan berbagai kondisi dan situasi ,berbagai kendala yang perlu
diperhitungkan, sarana yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan pendidikan
agama, cara atau pendekatan apa yang digunakan dalam pembelajarannya, bagaimana
mengorganisasikan dan mengelola isi pembelajaran agama itu,hasil yang diharapkan
dari kegiatan pendidikan agama itu, dan seberapa jauh tingkat efektivitas,
efisiensinya, serta usaha-usaha apa yang dilakukan untuk menimbulkan daya tarik
bagi peserta didik, demikian seterusnya.[17]
Karena itulah, setiap calon guru termasuk guru agama, perlu
dipersiapkan dengan berbagai kemampuan tersebut di LPTK, dan untuk calon guru
agama disiapkan di Fakultas/ jurusan Tarbiyah, sebagaimana tertuang dalam PP
No.38 tahun 1992 bahwa calon tenaga pendidikan agama pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah dididik sebagai calon
guru mata pelajaran di lembaga pendidikan tenaga keguruan ( pasal 14 ayat 1).
Sedangkan yang dimaksud dengan lembaga pendidikan tenaga keguruan dalam ayat
tersebut adalah Fakultas Tsrbiyysh.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam Undang-Undang Nomor 2/ 1989
Tentang Sistem Pendidikan nasional, pasal 39 ayat (2) dinyatakan bahwa isi
kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan antara lain wajib memuat
pendidikan agama. Dan tenaga pengajar pendidikan agama harus beragama sesuai dengan
agama yang diajarkan dan agama peserta didik yang bersangkutan (baca UUSPN No.
2/1989 pasal 28 ayat 2). Bahkan didalam Tap MPR
Nomor II/MPR?1993 tentang GBHN ditegaskan bahwa agama dijadikan penuntun
dan pedoman bagi pengembangan dan penerapan
IPTEK. Mengapa demikian ? karena kemajuan IPTEK
akan menjadi boomerang bagi umat manusia tanpa diimbangi dengan nilai-
nilai etik dan moral keagamaan.
Kenyataan tersebut
menunjukkan bahwa pendidikan agama mempunyai kedudukan penting dan strategis
dalam pembangunan negara dan masyarakat Indonesia. Demikian strategisnya posisi
pendidikan agama tersebut, sehingga Fakultas Tarbiyah masih sangat diperlukan
eksistensinya untuk menyiapkan calon guru agama yang professional.
Hanya saja masalah menantang kita adalah mampukah Fakultas/Jurusan
Tarbiyah menyiapkan lulusan yang siap pakai dan/atau yang mampu menjalankan
tugas-tugas kependidikan dengan baik dan optimal.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Inti pokok pendidikan islam adalah usaha
pendewasaan manusia seutuhnya (lahir dan batin) dalam arti tuntunan yang
menuntut peserta didik untuk memiliki kemerdekaan berfikir, merasa, bertindak,
dan berbicara serta percaya pada diri sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab
dalam setiap tindakan dan perilaku kehidupan sehari hari dengan berlandaskan
ukuran-ukuran tertentu yang telah ditentukan dalam agama islam.
2. Objek Ilmu Pendidikan Islam
a. Menyadarkan manusia sebagai makhluk individu
b. Menyadarkan manusia sebagai makhluk sosial
c. Menyadarkan manusia sebagai hamba Allah SWT
3. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam
a. Tujuan Pendidikan Ilmu
b. Pendidik
c. Peserta Didik
d. Model Pendidikan Islam
e. Materi Pendidikan Islam
f. Alat Pendidikan Islam
g. Evaluasi
4.
Metode-metode pendidikan Islam ada 16 macam, yaitu :
berfikir, induktif deduktif, praktik, jihad, situasional, kelompok,
intruksional, cerita, bimbingan, dan penyuluhan, pemberian contoh dan teladan,
diskusi, soal-jawab, imstal, khitbah, targhib dan tarhieb, dan acquistion selaf
education, serta taubat dan ampunan
5.
Pendekatan Dalam Pendidikan Islam
a.
Pendekatan Psikologis
b.
Pendekatan sosial-kultural
c.
Pendekatan Religik
d.
Pendekatan historis
e.
Pendekatan komparatif
f.
Pendekatan filosofis
6.
Tujuan Pendidikan Islam yaitu mengembalikan
manusia kepada fitrahnya yaitu kepada Rubbubiyah Allah sehingga mewujudkan
manusia yang :
a.
Berjiwa Tauhid
b.
Takwa Kepada
Allah SWT
c.
Rajin Beribadah
dan Beramal Saleh
d.
Ulil Albab
e.
Berakhlakul
Karimah
7. Kegunaan Ilmu Pendidikan Islam :
a. Menambah wawasan keilmuan yang berkaitan dengan eksistensi Allah dan
seluruh ciptaan-Nya kepada anak didik.
b. Menguatkan iman dan memperkaya pandangan anak didik tentang
ajaran-ajaran Islam yang menjadi sumber kehidupan manusia dan sumber ilmu
pengetahuan.
c. Menjadi jihad dijalan Allah karena mengembangkan ilmu pendidikan Islam
merupakan ibadah.
8. Telah diketahui bahwa urgensi pembelajaran ilmu pendidikan islam
sangatlah mendasar dan kompleks di setiap segi kehidupan, oleh karena itu
mahasiswa fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan diwajibkan mengikuti mata kuliah
ini dengan dasar untuk bekal dalam penyebaran islam dan sebagai bahan belajar
menghadapi masa depan sebagai profil guru dan panutan yang bernafaskan islam.
B. SARAN
1.
Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber pembelajaran bagi pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak
pihak, utamanya bagi penyusun dan pembaca
DAFTAR PUSTAKA
H. Ramayulis, 2002, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : kalam
mulia,
Ahmad d. marimba, 1974, pengantar
filsafat pendidikan islam, bandung , PT.Al-maarif,
Munardji, 2004, ilmu pendidikan
islam, Jakarta, PT. Bina ilmu, hal 7
Muhammad fadhil al-jumaly, 1996,
tarbiyah al-insan al jaded, Tunisia, ma’tabad al ijtihad,
I.L. Parasibu dan Simanjuntak, 1978,
pendidikan nasional, Bandung, Tarsito,
Omar Muhammad At Taurny Al Syaiban,
1979, Filsafat Pendidikan Islam, (Terjemah Hasan Lunggulung), Jakarta, Bulan
Bintang,
Arifin
H.M., 2008Ilmu Pendidikan Islam tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan
pendekatan indisipliner, Jakarta,
PT. Bumi Aksara,
http://amrikhan.wordpress.com/2012/10/29/pengertian-dan-ruang-lingkup-ilmu-pendidikan-islam/Diakses Pada Tanggal 09/03/2015
pukul 08:08 WIB
Al Muyasar, 2007, Al Quran Dan
Terjemahannya, Bandung, Sinar Baru Algesindo,
Beni Ahmad Saebani
& Hendra akhdhiyat, 2012, Ilmu Pendidikan Islam Jiid 1.
Bandung, Pustaka Setia,
Muhaimin, 2012, paradigm
pendidikan islam, Bandung, Remaja Rosdakarya,
[1] H.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : kalam mulia, 2002, hal 33
[2] Ahmad d.
marimba, pengantar filsafat pendidikan islam, bandung , PT.Al-maaririf,
1974, hal 26
[3] Munardji, ilmu
pendidikan islam, Jakarta, PT. Bina ilmu, 2004, hal 7
[4] Muhammad
fadhil al-jumaly, tarbiyah al-insan al jaded, Tunisia, ma’tabad al ijtihad,
1996, hal. 2
[5] I.L. Parasibu
dan Simanjuntak, pendidikan nasional, Bandung, Tarsito, 1978, Hal 16
[6] Omar Muhammad
At Taurny Al Syaiban, Filsafat Pendidikan Islam, (Terjemah Hasan Lunggulung),
Jakarta, Bulan Bintang, 1979, Hal. 339
[7] Arifin H.M., Ilmu Pendidikan Islam tinjauan Teoritis dan
Praktis berdasarkan pendekatan indisipliner, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2008
[8] http://amrikhan.wordpress.com/2012/10/29/pengertian-dan-ruang-lingkup-ilmu-pendidikan-islam/Diakses
Pada Tanggal 09/03/2015 pukul 08:08 WIB
[9] Al Muyasar, Al
Quran Dan Terjemahannya, Bandung, Sinar Baru Algesindo, 2007, Hal. 587
[10]
M. Ridwan, http://oner497.blogspot.com/2013/01/blog-post.html,
diakses pada 09/03/2015 pukul 09:09
[11]
Ibid.,
[12] Beni
Ahmad Saebani & Hendra akhdhiyat, Ilmu Pendidikan Islam Jiid 1.
Bandung, Pustaka Setia, 2012
[13]Al Muyasar, Al
Quran Dan Terjemahannya, Bandung, Sinar Baru Algesindo, 2007, Hal. 553
[14]
Ibid., Hal. 747
[15]
Ibid., Hal 121
[16]
Ibid., Hal 1360
[17]
Muhaimin,paradigm pendidikan islam, Bandung, Remaja Rosdakarya,2012,
Hal, 125
I took the material content of his little friend ...
ReplyDeleteJika masih butuh referensi tambahan untuk materi Pendidikan Agama Islam Silahkan juga berkunjung ke blog kami di
ReplyDeletehttp://yushanyunus.blogspot.co.id/