PENGARUH
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP
PENDIDIKAN ANAK
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata
Kuliah Sosiologi
Dosen
Pengampu: Annisatul Mufarokah, S. Ag. M. Pd
Disusun
oleh:
Kelompok VI
1.
Ismatul Khoiriyah (1725143132)
2.
Laila Dwi Safitri (1725143147)
3.
Mala Khurotul Ula (1725143167)
4.
Nia Mariya Ulfa (1725143202)
5.
Nita Novitasari (1725143214)
Kelas: 1I-B
Semester II
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
(PGMI)
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
JUNI
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik,
hidayah dan inayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak” dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi bagi para
pembaca, khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI).
Sholawat dan salam tetap tercurahkan dan
dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat
dan pengikutnya.
Penyusun
menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan makalah ini mungkin tidak
dapat terlaksana. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak Dr.
Maftukhin, M.Ag selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah memberi izin kepada penyusun
untuk mengumpulkan data sebagai penyusun makalah ini.
2.
Annisatul
Mufarokah, S. Ag. M. Pd selaku dosen pengampu yang telah
memberikan pengarahan dan koreksi sehingga makalah ini dapat diselesaikan
sesuai waktu yang telah ditentukan.
3.
Teman-teman
semuanya yang telah memberikan motivasinya serta semua pihak yang telah
membantu terselesainya penyusun makalah ini.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan
dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini, karena keterbatasan kemampuan yang
penyusun miliki. Olehkarena itu, penyusun mohon kritik dan sarannya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Tulungagung, 1 Juni 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover....................................................................................................... i
Kata
Pengantar........................................................................................ ii
Daftar
Isi................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................ 1
C.
Tujuan Pembahasan
Masalah............................................................ 1
D.
Batasan Masalah............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pola Asuh Orang Tua..................................................... 3
B. Macam-Macam
Pola Asuh Orang Tua............................................. 4
C. Faktor Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak.................................. 7
D. Pengaruh
Pola Asuh Orang Tua terhadap Pendidikan Anak........... 8
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan....................................................................................... 11
B.
Saran................................................................................................. 11
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................. 12
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Pada era
globalisasi ini terdapat berbagai dampak pada masyarakat, baik yang positif
maupun yang negatif. Dampak negatif era globalisasi ini lebih cepat diadopsi
oleh anak-anak sehingga mereka sangat rentan terhadap pengaruh negatif
globalisasi tersebut.
Sebagai
orang tua tentu berharap mereka dapat menyaring informasi apa yang berguna yang
patut dicontoh dan apa yang dapat merugikan yang harus dijauhinya. Kepandaian
anak dan remaja dalam menyiasati hal tersebut tentu tidak lepas dan peran orang
tua dalam memberikan pola asuh dan pendidikan yang tepat bagi anak- anaknya.
Anak
merupakan masa depan keluarga bahkan bangsa oleh sebab itu perlu dipersiapkan
agar kelak menjadi manusia yang berkualitas, sehat, bermoral dan berguna bagi
dirinya, keluarga dan bangsanya. Seharusnya perlu dipersiapkan sejak dini agar
mereka mendapatkan pola asuh yang benar saat mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan. Pola asuh yang baik menjadikan anak berkepribadian kuat, tak
mudah putus asa, dan tangguh menghadapi tekanan hidup. Maka dari itu kami akan
menyusun makalah yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Pendidikan Anak”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
definisi pola asuh orang tua ?
2.
Apakah
macam-macam pola asuh orang tua ?
3.
Bagaimana
faktor pola asuh orang tua terhadap anak ?
4.
Bagaimana pengaruh
pola asuh orang tua terhadap pendidikan anak ?
C.
Tujuan
Pembahasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang diperoleh, adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Menjelaskan
definisi pola asuh orang tua.
2.
Menjelaskan
macam-macam pola asuh orang tua.
3.
Menjelaskan
faktor pola asuh orang tua terhadap anak.
4.
Menjelaskan pengaruh pola
asuh orang tua terhadap pendidikan anak.
D.
Batasan Masalah
Dengan memperhatikan
latar belakang masalah, rumusan masalah serta tujuan, maka perlu
adanya pembatasan masalah untuk membantu dan mengarahkan penulis
pada masalah sebenarnya,
dan mengingat masalah
yang kompleks, keterbatasan
waktu, pengetahuan, tenaga, dan
dana, untuk menghindari
meluasnya masalah dalam
makalah ini, maka permasalahan
yang dikaji dibatasi
oleh Bagaimana faktor
pola asuh orang
tua terhadap
Pendidikan
anak.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pola
Asuh Orang Tua
Pola
asuh terdiri dari dua kata yaitu “pola” dan “asuh”. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, “pola” berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk
(struktur) yang tetap”.[1] Sedangkan kata
“asuh” dapat berarti menjaga (merawat dan mendidik) anak
kecil, membimbing (membantu; melatih dan
sebagainya), dan memimpin
(mengepalai dan menyelenggarakan) satu badan atau lembaga”.[2]
Menurut
Abu Ahmadi – Munawar Sholeh, bahwa “Children learn what they live”,
yakni anak-anak belajar dari apa yang mereka alami dan hayati, maka hendaknya
orangtua menjadi kepribadian yang hidup atas nilai-nilai yang tinggi.[3] Orang tua
berhak berperan serta
dalam memilih satuan pendidikan
dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya.[4]
Pola
Asuh menurut agama adalah cara memperlakukan anak sesuai dengan ajaran agama
berarti memahami anak
dari berbagai aspek, dan
memahami anak dengan memberikan
pola asuh yang
baik, menjaga anak dan
harta anak yatim, menerima, mamberi
perlindungan, pemeliharaan, perawatan
dan kasih sayang sebaik – baiknya. Sebagaimana Al
Qur’an Surat Al Baqarah, yang berbunyi:
Îû $u÷R9$# ÍotÅzFy$#ur 3 y7tRqè=t«ó¡our Ç`tã 4yJ»tGuø9$# ( ö@è% Óyxô¹Î) öNçl°; ×öyz ( bÎ)ur öNèdqäÜÏ9$séB öNä3çRºuq÷zÎ*sù 4 ª!$#ur ãNn=÷èt yÅ¡øÿßJø9$# z`ÏB ËxÎ=óÁßJø9$# 4 öqs9ur uä!$x© ª!$# öNä3tFuZôãV{ 4 ¨bÎ) ©!$# îÍtã ÒOÅ3ym
ÇËËÉÈ
220. tentang dunia dan akhirat. dan mereka bertanya kepadamu
tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah
baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, Maka mereka adalah saudaramu; dan
Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang Mengadakan perbaikan. dan
Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Qur’an S. Al baqarah:220)
Jadi pola asuh orang tua adalah
suatu keseluruhan interaksi antara orang tua dengan anak, di mana orang tua
bermaksud menstimulasi anaknya dengan
mengubah tingkah laku,
pengetahuan serta nilai-nilai
yang dianggap paling tepat
oleh orang tua,
agar anak dapat
mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal.
B.
Macam-Macam
Pola Asuh Orang Tua
Secara individual, orang tua
memiliki hubungan yang khas dengan anak namun para peneliti telah
mengidentifikasikan 3 macam pola asuh yang umum.
Chabib Thoha
mengemukakan ada tiga pola asuh orang tua yaitu: demokratis, otoriter, dan
permissive.[5]
1.
Demokratis
Pola
asuh demokratis ditandai dengan adanya pengakuan orang tua terhadap kemampuan
anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung kepada orang tua.
Orang tua sedikit memberi kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang terbaik
bagi dirinya, anak didengar pendapatnya, dilibatkan dalam pembicaraan terutama
yang menyangkut dengan kehidupan anak itu sendiri. Anak diberi kesempatan untuk
mengembangkan kontrol internalnya sehingga sedikit demi sedikit berlatih untuk
bertanggung jawab kepada diri sendiri. Anak dilibatkan dan diberi kesempatan
untuk berpartisipasi dalam mengatur hidupnya.[6]
Jadi
dapat disimpulkan, bahwa pola asuh demokratis adalah pola pendidikan, dimana
anak diberi kebebasan dan kesempatan luas dalam mendiskusikan segala
permasalahannya dengan orang tua, dan orang tua mendengarkan, memberi
tanggapan, pandangan serta menghargai pendapat anak, keputusan dari orang tua
selalu dipertimbangkan dengan anak-anaknya. Namun orang tua tetap menentukan
dalam segala pengambilaln keputusan.
2.
Pola Asuh
Otoriter
Pola
asuh otoriter ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturan-aturan yang
ketat seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua),
kebebasan untuk bertindak atas nama dirinya sendiri dibatasi. Anak jarang
diajak berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan orang tua. Orang tua
menganggap bahwa semua sikapnya sudah benar sehingga tidak perlu
dipertimbangkan dengan anak.[7]
Dengan
kata lain orang tua menerapkan pola asuh otoriter membatasi anak, berorientasi
pada hukuman (fisik maupun verbal) mendesak anak untuk bertanya mengapa ia
harus melakukan hal-hal tersebut mekispun sesungguhnya tidak ingin melakukan
sesuatu kegiatan yang diperintah oleh orang tuanya, ia harus tetap melakukan
kegiatan tersebut disisi lain ia tidak ingin melakukannya. Disisi lain orang
tua melarang anaknya melakukan sesuatu kegiatan meskipun kegiatan tersebut
mungkin sangat disenangi atau diinginkan oleh sang anak, maka anak harus tetap
rela untuk tidak melakukannya.
Ciri-ciri
pola asuh otoriter sebagai berikut :
a.
Sikap
“Aceptance” rendah namun kontrolnya tinggi
b.
Suka menghukum
secara fisik
c.
bersikap
mengomando (mengharuskan anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi).
d.
Bersikap kaku
(keras)
e.
Cenderung
emosional dan bersikap menolak
f. Harus mematuhi
peraturan-peraturan orang tua dan tidak boleh membantah[8]
3.
Pola Asuh
Permissive
Pola
asuh permissive ditandai dengan orang tua mendidik anak secara bebas, anak
dianggap sebagai orang dewasa (muda), ia diberi kelonggaran seluas-luasnya
untuk melakukan apa saja yang dikehendaki. Kontrol orang tua terhadap anak
sangat lemah, juga tidak memberikan bimbingan yang cukup berarti bagi anaknya,
semua yang telah dilakukan anak adalah benar dan tidak perlu mendapatkan
teguran, arahan (bimbingan).[9]
Syamsu Yusuf
mengemukakan bahwa pola asuh permissive memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Sikap
“Acceptance” nya tinggi namun kontrolnya rendah.
b.
Memberi
kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan/ keinginannya
c.
Anak
diperbolehkan melakukan sesuatu yang dianggap benar oleh anak.
d.
Hukuman tidak
diberikan karena tidak ada aturan yang mengikat
e.
Kurang
membimbing.
f.Anak lebih berperan dari pada orang tua
g.
kurang tegas
dan kurang komunikasi.
Berdasarkan uraian
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pola asuh permissivemerupakan pola asuh
yang memperlakukan anak secara bebas untuk berbuat apa saja yang dikehendakinya
dan tanpa dituntut oleh kewajiban dan tanggung jawab.
Dari uraian
diatas, dapat penulis simpulkan bahwa ada tiga bentuk pola asuh yaitu pola asuh
otoriter dan pola asuh permissive. Dan ternyata pola asuh demokratis dinilai
paling baik buat pendidikan anak dibandingkan dengan pola asuh yang lain. Hal
ini disebabkan pola asuh demokratis dapat membentuk anak yang baik, memiliki
hubungan sosial yang baik, cenderung mempengaruhi anak menjadi dewasa dalam
bersikap serta membentuk akhlak anak.
Dalam penulisan
ini penulis menggunakan tiga macam pola asuh sebagaimana yang dikemukakan oleh
(Chabib Thoha, 1996) yakni pola asuh demokratis, pola asuh otoriter dan pola
asuh permissive. Pemilihan ketiga jenis pola asuh ini secara umum diterapkan
oleh orang tua dalam mendidik dan mengasuh anaknya baik secara terpisah maupun
secara bersama-sama, ada orang tua yang melaksanakan pola asuh demokratis
tetapi kadang juga menerapkan pola asuh otoriter dan pola asuh permisive.
Bahkan sangat sulit menemukanorang tua yang melaksanakan satu pola asuh murni
tetapi orang tua cenderung menggabungkan ketiga pola asuh tersebut.
C. Faktor Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak
Peranan orang tua bagi
pendidikan anak ialah memberi dasar pendidikan, sikap , dan ketrampilan dasar ,
seperti pendidikan agama, budi pekerti , sopan santun , estetika,kasih sayang
dan rasa aman dasar – dasar untuk mematuhi peraturan –peraturan untuk
menanamkan kebiasaan – kebiasaan. Selain itu, peranan keluarga adalah
mengajarkan nilai – nilai dan tingkah laku yang sesuai dengan yang diajarkan di
sekolah.
Bila orangtua berperan dalam
pendidikan , maka anak akan menunjukkan peningkatan prestasi belajar , diikuti
perbaikan sikap , stabilitas sosio – emosional , kedisiplinan , serta aspirasi
anak untuk belajar sampai di perguruan tinggi bahkan setelah bekerja dan
berkeluarga.[10]
Beberapa pola asuh dari orangtua atau pendidik yang dapat mempengaruhi pendidikan anak antara
lain :
a. Lingkungan
fisik
b. Lingkungan
sosial
c. Pendidikan
internal dan eksternal
d. Dialog
e. Suasana
psikologis
f. Sosio
budaya
g. Perilaku
orangtua / pendidik
h. Kontrol
i. Menentukan
nilai moral[11]
Sembilan
pola asuh orang tua / pendidik sangat berpengaruh terhadap perkembangan diri
sekaligus kreativitas anak. Dalam hal ini , pola asuh yang diberikan orang tua
/ pendidik terhadap anak adalah pola mengasuh dan pola mendidik yang penuh
pengertian. Dan yang mempengaruhi pola asuh yang diberikan orang tua / pendidik
adalah lingkungan sosial internal dan eksternal .
D. Pengaruh
Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak
1.
Pengaruh
Pola Asuh Demokratis
Menurut Yulia Singgih dan Syamsu Yusuf antara lain :
a.
Kebebasan anak
tidak mutlak
b.
Menghargai
dengan penuh pengertian
c.
Keterangan yang
rasional terhadap yang boleh dan tidak boleh dilakukan
d.
Bersikap
responsif terhadap kebutuhan anak
e.
Mendorong anak
untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan selalu menggunakan cara musyawarah
dan kesepakatan
f.Hubungan antar keluarga sangat harmonis dan akrab.
g.
Orang tua selalu
memberikan kesempatan kepada anak untuk berkreatifitas[12]
Dan kondisi pola asuh demikian menyebabkan anak memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a.
Bersikap
bersahabat
b.
Memiliki
percaya diri
c.
Mampu
mengendalikan (self control)
d.
Sikap sopan
e.
Mau bekerjasama
f. Memiliki rasa ingin tahunya
tinggi
g.
Mempunyai
tujuan atau arah yang jelas
h.
Berorientasi
terhadap prestasi
i.
Berani berpendapat[13]
Dari
apa yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pola asuh
demokratis itu ditandai oleh adanya dorongan dari orang tua untuk anaknya
memberi pengertian, dan diskusi. Biasanya menempatkan anak pada posisi yang
sama pada mereka, anak diberikan kesempatan untuk memberikan saran atau
usul-usul yang berhubungan dengan masalah anak dengan demikian akan tumbuh rasa
tanggung jawab pada anak dan akan memupuk kepercayaan diri anak.
Oleh
karena itu, dengan pola asuh demokrasi ini dapat mempengaruhi pendidikan anak.
Proses belajar anak menjadi terkontrol dengan dorongan dan didikan orang tua
sehingga menghasilkan karakteristik anak-anak yang
mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman-temannya,
mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru.
2.
Pengaruh
Pola Asuh Otoriter
Akibat dari pola asuh yang otoriter anak akan cenderung memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Mudah
tersinggung
b.
Penakut
c.
Pemurung tidak
bahagia
d.
Mudah terpengaruh dan mudah stres
e.
Tidak mempunyai
arah masa depan yang jelas
f.
Tidak
bersahabat
g.
Gagap
(stuttering)serta rendah diri[14]
Dari
apa yang diuraikan diatas dapat penulis simpulkan bahwa dengan cara otoriter
ditambah dengan sikap keras, menghukum, mengancam anak menjadikan anak patuh
dihadapan orang tua, tetapi dibelakangnya ia memperlihatkan reaksi-reaksi,
misalnya menentang atau melawan, bisa ditampilkan dalam bentuk tingkah laku
yang melanggar norma-norma dan menimbulkan persoalan dan kesulitan baik pada
dirinya, lingkungan rumah, sekolah maupun pergaulannya.
Hal
ini mengakibatkan proses belajar anak terganggu, karena kondisi psikologis yang
tertekan menjadikan anak tidak fokus belajar dan sulit menerima pelajaran.
3.
Pengaruh
Pola Asuh Permissive
Kondisi permissive ini cenderung mengakibatkan anak memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Bersikap
impulsif dan ogresif
b.
Suka bersikap
memberontak
c.
Kurang memiliki
rasa percaya diri
d.
Suka
mendominasi
e.
Tidak jelas
arahnya
f. Prestasinya rendah[15]
Dari apa yang diuraikan diatas dapat penulis simpulkan bahwa dengan
cara permissive, pendidikan anak sangat terganggu. Hal ini dikarenakan bahwa
anak tidak terkontrol dalam proses belajar sehingga prestasinya rendah dan
tidak mempunyai pendirian terhadap pendidikan yang jelas.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pola asuh orang
tua adalah suatu keseluruhan interaksi antara orang tua dengan anak, di mana
orang tua bermaksud menstimulasi anaknya dengan
mengubah tingkah laku,
pengetahuan serta nilai-nilai
yang dianggap paling tepat
oleh orang tua,
agar anak dapat
mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal.
2.
Macam-macam
pola asuh anak, antara lain: pola asuh demokratis, otoriter dan permissive.
3.
Faktor pola
asuh orang tua yang mempengaruhi pendidikan anak, antara
lain: lingkungan fisik, lingkungan sosial, pendidikan internal dan eksternal, dialog,
suasana psikologis, sosio budaya, perilaku orangtua pendidik, kontrol serta menentukan
nilai moral.
4.
Pola asuh anak
terhadap pendidikan anak sangat berpengaruh, karena pengawasan dan didikan
orang tua sangat diperlukan oleh proses belajar anak.
B.
Saran
1.
Hendaknya orang
tua lebih bijaksana kepada anak serta mampu memberikan contoh teladan yang baik
kepada anaknya.
2.
Hendaknya orang
tua lebih memahami nilai-nilai dan norma-norma kehidupan dan mengajarkan hal
tersebut dengan sosialisasi yang baik kepada anaknya.
3.
Pilihlah pola
asuh anak yang baik agar anak yang diasuh dapat tumbuh dan berkembang menjadi
pribadi yang berkarakteristik baik. Karena orang tua adalah tempat curahan hati
seorang anak, maka jadilah orang tua yang mampu dijadikan sandaran yang baik
bagi anak.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi-Munawar
Sholeh, Abu. 2005. Psikologi
Perkembangan. Jakarta: Reneka Cipta.
Thoha, Chabib.
1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamid, Dedi. 2003. UU no. 20 th
2003 Sisdiknas. Jakmarta: Durat bahagia-Asokadinata.
Bahasa
Depdiknas, Pusat. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
M. Noor, Rohinah. 2009. Orang Tua
Bijaksana Anak Bahagia. Jogjakarta: Kata Hati.
Yusuf, Syamsu. 2000. Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya.
[1] Pusat Bahasa
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2007) hlm.
884
[2] Ibid...,
hlm. 73
[3] Abu Ahmadi-Munawar Sholeh,
Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Reneka Cipta, 2005) hlm. 135
[4] Dedi Hamid, UU no. 20 th 2003 Sisdiknas, (Jakarta : Durat
bahagia-Asokadinata)
[5] Chabib Thoha, Kapita
Selekta Pendidikan Islam,(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996),
Hlm.111
[6] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,
(Bandung : Remaja Rosda Karya: 2000), hlm 111
[7] Chabib Thoha, Kapita
Selekta Pendidikan Islam,... hlm.111
[8] Syamsu Yusuf, Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja,... hlm. 51
[9] Chabib Thoha, Kapita
Selekta Pendidikan Islam,... hlm.112
[10] Rohinah M.
Noor, Orang Tua Bijaksana Anak Bahagia. (Jogjakarta: Kata Hati, 2009)
hlm. 20
[12] Syamsu Yusuf, Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja,... hlm. 52
[13] Ibid,...
hlm. 53
[15] Ibid,...
hlm. 52
DOWNLOAD COVER DISINI
DOWNLOAD PEMBAHASAN DISINI
DOWNLOAD PPT DISINI
No comments:
Post a Comment