MANAJEMEN
BUDAYA SEKOLAH
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi
TugasMata Kuliah :
Manajemen Pendidikan
KELAS PGMI 2-B
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya. Sholawat serta salam tidak
lupa kepada junjungkan kita Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Manajemen Budaya Sekolah” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Kiranya dalam penulisan ini, kami menghadapi cukup
banyak rintangan dan selesainya makalah ini tak lepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu tak lupa kami ucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah
membantu yaitu :
1.
Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag. ,
selaku rektor IAIN Tulungagung
2. Bapak Dr. H. Muwahid Shulhan,
M.Ag. ,
selaku dosen pembimbing
3.
Dan semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan yang tidak dapat disebutkan satu-satu, kami ucapkan
terima kasih.
Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.Kami berharap makalah ini dapat memberi bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tulungagung, 29 Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul............................................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan........................................................................................... 2
D.
Batasan Masalah........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Budaya Sekolah.......................................................................... 3
B.
Prinsip Manajemen Budaya
Sekolah............................................................ 4
C.
Asas-asas Pengembangan Budaya
Sekolah.................................................. 6
D.
Karakteristik Budaya
Sekolah...................................................................... 8
E.
Manfaat Pengembangan
Budaya Sekolah.................................................... 10
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan..................................................................................................... 11
B.
Saran............................................................................................................. 12
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, sesuai amanat UU RI No. 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional. telah melahirkan berbagai kebijakan
ditingkat satuan pendidikan tentang upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Apalagi didukung dengan adanya instrument-instrument pengembangan kualitas yang
dapat memberikan gambaran kepada pengelola sekolah bagaimana merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan serta mengevaluasi perkembangan sekolahnya dari
berbagai bidang. Namun berbagai perubahan kebijakan ini sebagaian besar belum
dapat mengembangkan budaya sekolah dalam rangka menanamkan nilai-nilai kepada
peserta didiknya. apalagi ditengah keberlangsungan hidup bangsa yang berada
ditengah-tengah perkembangan zaman dengan teknologi kian canggih menyebabkan
berbagai perubahan dan pergeseran nilai seperti yang terjadi akhir-akhir ini.
Dengan
melihat konteks diatas organisasi sekolah tidak saja diharapkan bisa mengelola
potensi para peserta didik secara maksimal sehingga menghasilkan
lulusan-lulusan yang berkualitas. Tetapi juga terkait nilai-nilai yang
dikembangkan disekolahnya. Dengan demikian perlunya perubahan cara pandang
kepala sekolah, guru, administrator, murid, orangtua, dan masyarakat sebagai
langkah untuk merubah sistem, baik tindakan maupun proses pencapaian tujuan
sekolah. Dengan adanyaperubahan ini maka implikasinya sekolah akan merancang
apa yang mesti dilakukan dan beusaha memahami tindakan-tindakan yang dirancangnya
sebagai sesuatu yang disepakati bersama. Dengan kata lain tindakan ini
mendorong untuk terciptanya budaya sekolah
B.
Rumusan Masalah
Dari latar
belakang di atas kami simpulkan beberapa rumusan masalah yaitu :
1.
Bagaimana Pengertian Budaya
Sekolah ?
2.
Apa yang dimaksud Prinsip Manajemen Budaya Sekolah ?
3.
Bagaimana Asas-asas Pengembangan Budaya Sekolah ?
4.
Bagaimana Karakteristik Budaya Sekolah ?
5.
Bagaimana manfaat pengembangan budaya sekolah ?
C.
Tujuan Penulisan
Makalah ini di buat dengan tujuan untuk memahami :
1.
Pengertian Budaya Sekolah
2.
Prinsip Manajemen Budaya Sekolah
3.
Asas-asas Pengembangan Budaya Sekolah
4.
Karakteristik Budaya Sekolah
5. Manfaat pengembangan
budaya sekolah.
D.
Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahasa
tentang Pengertian Budaya
Sekolah, Prinsip Manajemen Budaya Sekolah, Asas-asas Pengembangan Budaya
Sekolah, Karakteristik Budaya Sekolah, dan manfaat pengembangan budaya sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya
Sekolah
Budaya adalah apa yang dilakukan orang dan
apa arti tindakan mereka bagi diri mereka. Budaya adalah gagasan, kepentingan, nilai-nilai dan sikap yang disumbangkan oleh
kelompok. Perilaku merupakan cerminan budaya dan kepemimpinan. Hal yang
dilakukan orang dalam organisasi mencerminkan
budaya organisasi. Hal yang dilakukan orang dalam organisasi mencerminkan
perilaku pemimpinnya. Jika pemimpin berprilaku positif, kaum fleksibel di
tengah akan mengikuti.[1]
Menurut
Masaong & Tilomi “budaya sekolah diartikan sebagai sistem makna yang
dianut bersama oleh warga sekolah yang membedakannya dengan sekolah lain”.
Menurut Deal & Peterson “budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang
melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang
dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar sekolah”.
Budaya
sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di
masyarakat luas. budaya sekolah sebagai karakteristik khas sekolah yang dapat
didefinisikan melalui nilai yang dianutnya, sikap yang dimilikinya,
kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkannya, dan tindakan yang ditunjukkan oleh
seluruh personel sekolah yang membentuk satu kesatuan khusus dari sistem sekolah. Menurut
Riduwan bahwa “ budaya sekolah yang kerap disebut dengan iklim kerja yang
menggambarkan suasana dan hubungan kerja antara sesama guru, antara guru dan
kepala sekolah, antara guru dengan tenaga kependidikan lainnya serta antar
dinas dilingkungannya merupakan wujud dari lingkungan kerja yang kondusif”.
Sekolah
sebagai suatu organisasi, memiliki budaya tersendiri yang dibentuk dan
dipengaruhi oleh nilai-nilai, persepsi, kebiasaan-kebiasaan,
kebijakan-kebijakan pendidikan, dan perilaku orang-orang yang berada di
dalamnya.Sebagai suatu organisasi, sekolah menunjukkan kekhasan, yaitu
pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah adalah sekumpulan
nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol
yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan
masyarakat sekitar sekolah.[2]
B.
Prinsip Manajemen Budaya Sekolah
Pengetahuan
dan kesopanan para personil sekolah yang disertai dengan kemampuan untuk
memperoleh kepercayaan dari siapa saja akan memberikan kesan yang meyakinkan
bagi orang lain. Dimensi ini menuntut para guru, staf dan kepala sekolah
tarmpil, profesional dan terlatih dalam memainkan perannya memenuhi tuntutan
dan kebutuhan siswa, orang tua dan masyarakat. Menurut Mulyasa, upaya pengembangan budaya sekolah seyogyanya mengacu
kepada beberapa prinsip berikut ini :
1.
Berfokus
pada Visi, Misi, dan Tujuan sekolah.
Pengembangan budaya sekolah harus senantiasa sejalan
dengan bisi, misi, dan tujuan sekolah. Fungsi visi, misi, dan tujuan sekolah
adalah mengarahkan pengembagnan budaya sekolah. Visi tentang keunggulan mutu
misalnya, harus disertai dengan program-program yang nyata mengenai penciptaan
budaya sekolah.
2.
Penciptaan
Komunikasi Formal dan Informal.
Komunikasi merupakan dasar bagi koordinasi dalam
sekolah, termasuk dalam menyamaikan pesan-pesan pentingnnya budaya sekolah,
termasuk dalam meyampaikan pesan-pesan pentingnnya budaya sekolah, komunikasi
informal sama pentingnnya dengan komunikasi formal. Dengan demikian kedua jalur
komunikasi tersebut perlu digunakan dalam menyampaikan pesan secara efektif dan
efisien.
3.
Inovatif
dan Bersedia Mengambil Resiko.
Salah satu dimensi budaya organisasi adalah inovasi
dan kesediaan mengambil resiko. Setiap perubahan budaya sekolah menyebabkan
adanya resiko yang harus diterima khususnya bagi para pembaharu. Ketakutan akan
resiko menyebabkan kurang beraninya seorang pemimpin mengambil sikap dan
keputusan dalam waktu cepat.
4.
Memiliki
strategi yang jelas.
Pengembangan budaya sekolah perlu ditopang oleh
strategi dan program. Strategi mencakup cara-cara yang ditempuh sedangkan
program menyengkut kegiatan operasional yang perlu
dilakukan. Strategi dan program merupakan dua hal yang selalu berkaitan.
5.
Berorientasi
Kinerja.
Pengembangan budaya sekolah perlu diarahkan pada
sasaran yang terdapat mungkin dapat diukur. Sasaran yang dapat diukur akan
mempermudah pengukuran capaian kinerja darsuatu sekolah.
6.
Sistem
evaluasi yang jelas.
Untuk mengetaui kinerja pengembangan budaya sekolah
perlu dilakukan evaluasi secara rutin dan bertahap : jangka pendek, sedang, dan
jangka panjang. Karena itu perlu dikembangkan sistem evaluasi terutama dalam
hal kapan evluasi dilakukan, siapa yang melakukan dan mekanisme tindak lanjut
yang harus dilakukan.
7.
Memiliki
Komitmen yang Kuat.
Komitmen
dari pimpinan dan warga sekolah sangat menetukan implementasi program-program
pengembagnan budaya sekolah. Banyak bukti menunjukan bahwa komitmen yang lemah
terutama dari pimpinan menyebabkan program-program tidak terlaksana degnan
baik.
8.
Keputusan
berdasarkan consensus.
Ciri budaya organisasi yang positif adalah pengambilan
keputusan partisipatif yang berujung pada pengambilan keputusan secara
consensus. Meskipun hal itu tergantung pada pengambilan keputusan , namun pada
umumnya consensus dapat meningkatkan komitmen anggota organisasi dalam
melaksanakan keputusan tersebut.
9.
Sistem
Imbalan yang Jelas.
Pengambilan
budaya sekolah hendaknnya disertai dengan sistem imbalan meskipun tidak selalu
dalam bentuk barang atau uang. Bentuk lainnya adalah penghargaan atau kredit
poin terutama bagi siswa yang menunjukan perilaku positif yang sejalan dengan
pengembangan budaya sekolah.
10.
Evaluasi
diri,
Merupakan
salah satu alat untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi disekolah.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan curah pendapat atau
menggunakan skala penilaian diri. Kepala sekolah dapat mengembagnkan metode
penilaian idri yang berguna bagi pengembangan budaya sekolah.[3]
C.
Asas-asas Pengembangan Budaya Sekolah
Selain mengacu kepada sejumlah prinsip di
atas, Menurut Samsudin mengatakan upaya pengembangan budaya
sekolah juga seyogyanya berpegang pada asas-asas berikut ini:
1.
Kerjasama
tim (team work).
Pada dasarnya sebuah komunitas sekolah merupakan
sebuah tim/kumpulan individu yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Untuk
itu, nilai kerja sama merupakan suatu keharusan dan kerjasama merupakan
aktivitas yang bertujuan untuk membangun kekuatan-kekuatan atau sumber daya
yang dimilki oleh personil sekolah.
2.
Kemampuan.
Menunjuk pada kemampuan untuk mengerjakan tugas dan
tanggung jawab pada tingkat kelas atau sekolah. Dalam lingkungan pembelajaran,
kemampuan profesional guru bukan hanya ditunjukkan dalam bidang akademik tetapi
juga dalam bersikap dan bertindak yang mencerminkan pribadi pendidik.
3.
Keinginan.
Keinginan di sini merujuk pada kemauan atau kerelaan
untuk melakukan tugas dan tanggung jawab untuk memberikan kepuasan terhadap
siswa dan masyarakat. Semua nilai di atas tidak berarti apa-apa jika tidak
diiringi dengan keinginan. Keinginan juga harus diarahkan pada usaha untuk
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dan kompetensi diri dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab sebagai budaya yang muncul dalam diri pribadi baik
sebagai kepala sekolah, guru, dan staf dalam memberikan pelayanan kepada siswa
dan masyarakat.
4.
Kegembiraan
(happiness).
Nilai kegembiraan ini harus dimiliki oleh seluruh
personil sekolah dengan harapan kegembiraan yang kita miliki akan berimplikasi
pada lingkungan dan iklim sekolah yang ramah dan menumbuhkan perasaan puas,
nyaman, bahagia dan bangga sebagai bagian dari personil sekolah. Jika perlu
dibuat wilayah-wilayah yang dapat membuat suasana dan memberi nuansa yang
indah, nyaman, asri dan menyenangkan, seperti taman sekolah ditata dengan baik
dan dibuat wilayah bebas masalah atau wilayah harus senyum dan sebagainya.
5.
Hormat
(respect).
Rasa hormat merupakan nilai yang memperlihatkan
penghargaan kepada siapa saja baik dalam lingkungan sekolah maupun dengan stakeholders pendidikan lainnya. Keluhan-keluhan yang terjadi
karena perasaan tidak dihargai atau tidak diperlakukan dengan wajar akan
menjadikan sekolah kurang dipercaya. Sikap respek dapat diungkapkan dengan cara
memberi senyuman dan sapaan kepada siapa saja yang kita temui, bisa juga dengan
memberikan hadiah yang menarik sebagai ungkapan rasa hormat dan penghargaan
kita atas hasil kerja yang dilakukan dengan baik. Atau mengundang secara khusus
dan menyampaikan selamat atas prestasi yang diperoleh dan sebagaianya.
6.
Jujur
(honesty).
Nilai kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar
dalam lingkungan sekolah, baik kejujuran pada diri sendiri maupun kejujuran
kepada orang lain. Nilai kejujuran tidak terbatas pada kebenaran dalam
melakukan pekerjaan atau tugas tetapi mencakup cara terbaik dalam membentuk
pribadi yang obyektif. Tanpa kejujuran, kepercayaan tidak akan diperoleh. Oleh
karena itu budaya jujur dalam setiap situasi dimanapun kita berada harus
senantiasa dipertahankan. Jujur dalam memberikan penilaian, jujur dalam
mengelola keuangan, jujur dalam penggunaan waktu serta konsisten pada tugas dan
tanggung jawab merupakan pribadi yang kuat dalam menciptakan budaya sekolah
yang baik.
7.
Disiplin
(discipline).
Disiplin merupakan suatu bentuk ketaatan pada
peraturan dan sanksi yang berlaku dalam lingkungan sekolah. Disiplin yang
dimaksudkan dalam asas ini adalah sikap dan perilaku disiplin yang muncul
karena kesadaran dan kerelaan kita untuk hidup teratur dan rapi serta mampu
menempatkan sesuatu sesuai pada kondisi yang seharusnya. Jadi disiplin disini
bukanlah sesuatu yang harus dan tidak harus dilakukan karena peraturan yang
menuntut kita untuk taat pada aturan yang ada. Aturan atau tata tertib yang
dipajang dimana-mana bahkan merupakan atribut, tidak akan menjamin untuk
dipatuhi apabila tidak didukung dengan suasana atau iklim lingkungan sekolah
yang disiplin. Disiplin tidak hanya berlaku pada orang tertentu saja di sekolah
tetapi untuk semua personil sekolah tidak kecuali kepala sekolah, guru dan
staf.
8.
Empati
(empathy).
Empati adalah kemampuan menempatkan diri atau dapat
merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain namun tidak ikut larut dalam
perasaan itu. Sikap ini perlu dimiliki oleh seluruh personil sekolah agar dalam
berinteraksi dengan siapa saja dan dimana saja mereka dapat memahami penyebab
dari masalah yang mungkin dihadapai oleh orang lain dan mampu menempatkan diri
sesuai dengan harapan orang tersebut. Dengan sifat empati warga sekolah dapat
menumbuhkan budaya sekolah yang lebih baik karena dilandasi oleh perasaan yang
saling memahami.
9.
Pengetahuan
dan Kesopanan.
Pengetahuan dan kesopanan para personil sekolah yang
disertai dengan kemampuan untuk memperoleh kepercayaan dari siapa saja akan
memberikan kesan yang meyakinkan bagi orang lain. Dimensi ini menuntut para
guru, staf dan kepala sekolah tarmpil, profesional dan terlatih dalam memainkan
perannya memenuhi tuntutan dan kebutuhan siswa, orang tua dan masyarakat.[4]
D.
Karakteristik Budaya Sekolah
Selain itu menurut Chatab , Karakteristik budaya sekolah dapat dipandang menurut
hirarki basic assumption, values,dan norms sebagai
berikut :
1.
Basic
Assumption/Asumsi Dasar
Kepedulian budaya pada tingkat yang paling dalam ini
adalah pra anggapan dasar dibawah sadar dan sekaligus keadaan yang diterima
tentang bagaimana persoalan sekolah seharusnya dipecahkan. basic
assumption ini membertahu para anggota organisasi bagaimana merasakan,
berfikir dan adanya sentuhan tentang banyak hal di dalam organisasi
2.
Values
Level kepedulian berikut mencakup values tentang
sebaiknya menjadi apa dalam organisasi. Values memberitahu ara
anggota apa yang penting dan berharga di dalam organisasi dan apa yang mereka
butuhkan untuk member perhatian.Values merupakan keyakinan dasar
yang berperan sebagai sumber inspirasi kekuatan dan pendorong seseorang dalam
mengambil sikap, tindakan dan keputusan, serta dalam menggerakkan dan
mengendalikan perlilaku seseorang dalam upaya pembentukan budaya sekolah.
3.
Norms
Peran norma adalah menuntun bagaimana para anggota
organisasi seharusnnya berkelakuan didalam situasi tertentu. Hal ini
menggambarkan peraturan yang tidak tertulis dari perilaku. Setiap kelompok
menetapkan norma sendiri, yaitu standar perilaku yang dapat diterima, yang
dibagi dengan para anggotannya. Norma memberitahukan para anggota apa yang
sebaiknnya dan tidak sebaiknnya untuk melakukan diobawah keadaan tertentu.
Ketika disetujui dan diterima oleh kelompok, norma bertindak sebagai sarana
mempengaruhi perilaku anggota kelompok dengan minimum pengendalian dari
eksternal. Norma berbeda diantara kelompok, komunitas ataupun organisasi.[5]
E.
Manfaat Pengembangan Budaya Sekolah
Menurut Chatab, budaya
sekolah bermanfaat sebagai :
1. Identitas, yang merupakan ciri atau karakter
organisasi,
2. Pengikat/pemersatu seperti bahasa sunda yang bergaul
dengan orang sunda, sama hobi olahraganya,
3. Sources,misalnya inspirasi,
4. Sumber penggerak dan pola perilaku,
5. Kemapuan meningkatkan nilai tambah,
6. Pengganti formalisasi, seperti olahraga rutin jumat
yang tidak dipaksa,
7. Mekanisme adaptasi terhadap perubahan seperti adanya
rumah susun”.
Selain beberapa manfaat diatas, manfaat lain bagi
individu dan kelompok adalah :
1. Meningkatkan kepuadan kerja
2. Pergaulan lebih
akrab
3. Disiplin menigkat
4. Pengawasan fungsional bisa lebih ringan
5. Muncul keinginan untuk selalu ingin berbuat proaktif
6. Belajar dan berprestasi terus serta
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Budaya adalah apa yang dilakukan orang dan apa arti tindakan mereka bagi
diri mereka. Budaya adalah gagasan, kepentingan, nilai-nilai dan sikap yang disumbangkan oleh
kelompok.
2.
Prinsip Manajemen Budaya Sekolah:
a.
Berfokus
pada Visi, Misi, dan Tujuan sekolah.
b.
Penciptaan
komunikasi Formal dan Informal.
c.
Inovatif
dan bersedia mengambil resiko.
d.
Memiliki
strategi yang jelas.
e.
Berorientasi
kinerja.
f.
Sistem evaluasi yang jelas.
g.
Memiliki
komitmen yang kuat.
h.
Keputusan berdasarkan consensus.
i.
Sistem imbalan yang jelas.
j.
Evaluasi diri.
3.
Asas-asas Pengembangan Budaya Sekolah:
a.
Kerjasama tim.
b.
Kemampuan.
c.
Keinginan.
d.
Kegembiraan (happynes).
e.
Hormat (respec).
f.
Jujur.
g.
Disiplin.
h.
Empati.
i.
Pengetahuan dan Kesopanan.
4.
Karakteristik Budaya Sekolah:
a.
Basic
Assumption/Asumsi Dasar.
b.
Values.
c.
Norms.
d.
Artiface.
4.
Manfaat pengembangan budaya sekolah:
a. Identitas, yang merupakan ciri atau karakter
organisasi,
b. Pengikat/pemersatu seperti bahasa sunda yang bergaul
dengan orang sunda, sama hobi olahraganya,
c. Sources,misalnya inspirasi,
d. Sumber penggerak dan pola perilaku,
e. Kemapuan meningkatkan nilai tambah,
f. Pengganti formaslisasi, seperti olahraga rutin jumat
yang tidak dipaksa,
g. Mekanisme adaptasi terhadap perubahan seperti adanya
rumah susun.
5.
Saran
Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai
salah satu sumber pembelajaran dalam hal Manajemen Budaya Sekolah bagi pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat
bagi banyak pihak, utamanya bagi penyusun dan pembaca.
DAFTAR RUJUKAN
Chatab, Nevizond. 2007. Profil Budaya Organisasi. Bandung :
Alfabeta.
Fattah, Nanang. 2013. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sulistiyorini. 2006. Manajemen pendidikan islam. Surabaya : Elkaf.
Wibowo.
2007. Managemen
Perubahan. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Turmuzi, Ahmad. 2011. Pengembangan lingkungan dan budaya sekolah.http:// edukasi.kompasiana.com/2011/10/18/pengembangan-lingkungan-dan-budaya-sekolah-402394.html Diakses
tanggal 24 oktober 2013.
[1]Wibowo, Managemen Perubahan (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007), Hlm.371
[2] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013). Hlm 79-80
[3] Nevizond
Chatab, Profil Budaya Organisasi, (Bandung : Alfabeta, 2007), hlm 56-63
[4] Ibid., hlm 70-75
[5]Ahmad Turmuzi,
Pengembangan lingkungan dan budaya sekolah dalam http:// edukasi.kompasiana.com/2011/10/18/pengembangan-lingkungan-dan-budaya-sekolah-402394.html Diakses tanggal 24 April
2015.
[6] Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam,
(Surabaya
: Elkaf, 2006), hlm. 181.
No comments:
Post a Comment