MANAJEMEN KONFLIK
MAKALAH
Makalah
ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Manajemen Pendidikan”
Dosen
Pengampu:
PENDIDIKAN
GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
APRIL 2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
kesehatan dan kesempatan dalam rangka menyelesaikan kewajiban kami sebagai
mahasiswa, yakni dalam bentuk tugas yang diberikan oleh Bapak dosen dalam
rangka menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kami.
Shalawat
serta dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi agung
Muhammad saw, sahabat beserta keluarganya karena dengan perjuangan beliau kita
bisa berkumpul di tempat yang mulia ini.
Dan
kami ucapkan terima kasih kepada :
1.
Rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, Dr. Maftukhin, M.Ag, yang telah membina
lembaga (tempat) kami menimba ilmu pengetahuan selama ini.
2.
Dosen pengampu
Matakuliah Manajemen Pendidikan, Dr.H.Muwahid Shulhan ,M.Ag yang telah memberikan pengarahan kepada kami dalam pembuatan makalah ini sampai selesai.
3. Teman-teman
sekelompok dan sekelas yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari
penyusunan, bahasan, maupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi
acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan
datang.
Tulungagung, April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 1
C. Tujuan Masalah.......................................................................... 2
D. Batasan Masalah........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Konflik..................................................................... 3
B. Persepsi atau Pandangan terhadap Konflik............................... 3
C. Tingkat atau Macam-macam Konflik......................................... 5
D. Penyebab atau Sumber terjadinya Konflik................................ 5
E. Fungsi Manajemen Konflik........................................................ 6
F. Strategi dalam Penyelesaiaan Konflik........................................ 7
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................... 9
B.
Saran............................................................................................. 9
DAFTAR RUJUKAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Dalam
setiap organisasi yang melibatkan banyak organisasi, disamping ada proses kerja
sama untuk mencapai tujuan organisasi, tidak jarang juga terdapat suatu perbedaan
pandangan dan pertentangan yang akan mengarah pada suatu konflik. Layaknya suatu organisasi, dunia pendidikan juga tidak
lepas dari Konflik pendidikan dapat
terjadi disebabkan terjadinya pertentangan maupun kesenjangan dari pihak-pihak
yang terlibat dalam dunia pendidikan baik itu siswa, guru, kepala sekolah dan
lainnya.
Seorang pimpinan yang ingin memajukan
organisasinya,harus memahami faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya
konflik, baik konflik di dalam individu maupun konflik antar perorangan dan
konflik di dalam kelompok dan konflik antar kelompok. Pemahaman faktor-faktor
tersebut akan lebih memudahkan tugasnya dalam hal menyelesaikan konflik-konflik
yang terjadi dan menyalurkannya ke arah perkembangan yang positif.
Oleh sebab itu, dalam makalah ini kami akan memaparkan
mengenai konflik dan cara-cara penyelesaiannya sebagai usaha memanajemen
konflik yang ada di suatu organisasi, begitu pula di suatu lembaga pendidikan.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
pengertian konflik?
2. Bagaimana
persepsi atau pandangan terhadap konflik?
3. Bagaimana
tingkat atau macam-macam konflik?
4. Apa
penyebab atau sumber terjadinya konflik?
5. Bagaimana
fungsi manajemen konflik?
6. Bagaimana
strategi dalam penyelesaiaan konflik?
C. Tujuan
Masalah
1. Mengetahui
Pengertian konflik
2. Mengetahui
persepsi atau pandangan terhadap konflik
3. Mengetahui
tingkat atau macam-macam konflik
4. Mengetahui
penyebab atau sumber terjadinya konflik
5. Mengetahui
fungsi manajemen konflik
6. Mengetahui
strategi dalam penyelesaiaan konflik
D. Batasan
Masalah
Makalah
pengertian konflik, persepsi atau pandangan terhadap konflik, tingkat atau
macam-macam konflik, penyebab atau sumber terjadinya konflik, fungsi manajemen
konflik, dan strategi dalam penyelesaiaan konflik
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Konflik
Istilah konflik berasal dari bahasa
latin, com dan yang berarti bersama dan fligere yang berarti
melanggar, menabrak, menemukan dan membentur. Dengan demikian, konflik
merupakan ekspresi pertikaian individu dengan individu, kelompok dengan
kelompok lain karena beberapa alasan.[1]
Konflik organisasi (organizational conflict)
adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau
kelompok-kelompok organisai yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka
harus membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan
kerja atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan,
nilai atau persepsi.[2]
B. Persepsi
Atau Pandangan Terhadap Konflik
Sikap
terhadap konflik dalam organisasi/lembaga pendidikan telah berubah dari waktu
ke waktu, persepsi atau pandangan mengenai konflik telah berubah dari masa ke
masa, yaitu:
No
|
Lama (Dampak Negatif)
|
Baru (Dampak Positif)
|
1.
|
Semua
konflik berakibat negatif.
|
Konflik
dapat berakibat negatif dan positif.
|
2.
|
Harus
dihindari (tradisional).
|
Harus
dikelola
|
3.
|
Berdampak negative bagi organisme (disfunctional). |
Berdampak
positif bagi organisasi (functional).
|
4.
|
Menggunakan
norma yang sudah mapan.
|
Merevisi
dan memperbarui norma yang sudah mapan.
|
5.
|
Menghambat
efektivitas organisasi.
|
Meningkatkan
efektivitas organisasi.
|
6.
|
Mengganggu
hubungan kerja sama (menghambat komunikasi).
|
Menambah
intim hubungan kerja sama.
|
7.
|
Mengarah
pada disintegrasi.
|
Menuju
ke integrasi.
|
8.
|
Menghabiskan
waktu dan tenaga.
|
Menghemat
waktu dan tenaga.
|
9.
|
Stress,
frustrasi, tegang, kurang konsentrasi, dan kurang puas.
|
Mampu
menyesuaikan diri dan meningkatkan kepuasan.
|
10.
|
Tidak
mampu mengambil tindakan.
|
Mampu
mengambil tindakan.[3]
|
Dari tabel
diatas dapat disimpulkan bahwa konflik dapat fungsional atau pun berperan salah
(disfungsional). Secara sederhana hal ini berarti bahwa konflik mempunyai
potensi bagi pengembangan atau pengganggu pelaksanaan kegiatan organisasi
tergantung bagaimana konflik tersebut dikelola.[4]
C. Tingkat
Atau Macam-Macam Konflik
Menurut panduan manajemen Sekolah,
konflik bisa terjadi pada semua tingkat, yaitu sebagai berikut:
a. Konflik
intrapersonal, yaitu konflik yang terjadi dalam diri seseorang.
b. Konflik
interpersonal, yaitu konflik antara dua individu atau lebih.
c. Konflik
intragrup, yaitu konflik antara dua atau beberapa orang dalam satu grup.
d. Konflik
intergrup, yaitu konflik antar kelompok
e. Konflik
intraorganisasi, yaitu konflik antar unit dalam suatu organisasi.
D. Penyebab
Atau Sumber Konflik
Penyebab
konflik secara khusus adalah sebagai berikut:
a. Konflik
diri sendiri dengan seseorang dapat terjadi karena perbedaan peranan (atasan
dan bawahan), kepribadian, dan kebutuhan
(konflik vertikal).
b. Konflik
diri sendiri dengan kelompok dapat terjadi karena individu tersebut mendapat
tekanan dari kelompoknya, atau individu bersangkutan telah melanggar
norma-norma kelompok sehingga dimusuhi atau dikucilkan oleh kelompoknya.
Berubahnya visi, misi, tujuan, sasaran, policy, strategi dan aksiorganisasi.
c. Kelompok
dengan kelompok dalam sebuah organisasi dapat terjadi karena ambisi salah satu
atau kedua kelompok untuk lebih berkuasa, ada kelompok yang menindas, ada
kelompok yang melanggar norma-norma budaya kelompok lainnya, ketidakadilan
kelompok lainnya, dan keserakahan kelompok lainnya (konflik primordial).
d. Konflik
antarorganisasi dapat terjadi karena perebutan kekuasaan, baik ekonomi maupun
politik (konflik horizontal dan konflik elite politik). [6]
Secara umum
konflik terjadi karena:
a.
SARA (suku, agama ras,
dan atar golongan), ancaman setatus, penduduk pendatang dengan penduduk asli,
WNI dengan pribumi
b.
Salah satu atau kedua
belah pihak menunjukkan permusuhan dan menghalangi usaha masing-masing untuk
mencapai tujuan
c.
Persaingan tidak sehat
d.
Hambatan-hambatan
komunikasi
e.
Kepribadian yang tidak
cocok antara satu dengan yang lainnya
f.
Perbedaan dalam nilai
dan keyakinan yang menyebabkan curiga, salah pengertian dan permusuhan, dan
lain sebagainya.[7]
E. Fungsi
Manajemen Konflik
Sebagaimana
diketahui bahwa dalam dunia manajemen diketahui secara umum beberapa fungsi
manajemen, antara lain adalah:
a.
Perencanaan (Planning)
Perencanaan
merupakan tindakan awal dalam proses manajemen. Menurut Robbins (1984)
perencanaan adalah proses menentukan tujuan dan menetapkan cara terbaik untuk
mencapai tujuan. Dengan adanya perencanaan akan dapat mengarahkan, mengurangi
pengaruh lingkungan, mengurangi tumpang tindih serta merancang standar untuk
memudahkan pengawasan. Dengan perencanaan akan dapat mengkoordinir berbagai
kegiatan, mengarahkan manajer kepada tujuan yang akan dicapai.
b.
Pengorganisasian
(Organizing)
Pengorganisasian adalah proses dimana pekerjaan yang
ada dibagi dalam komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktivitas
mengkoordinasi hasil-hasil yang akan dicapai sehingga tujuan yang ditetapkan
dapat tercapai. Jadi proses pengorganisasian adalah kegiatan menempatkan
seseorang dalam struktur organisasi sehingga memiliki tanggung jawab, tugas dan
kegiatan yang berkaiatan dengan fungsi organisasi dalam mencapai tujuan yang
disepakati bersama melalui perencanaan.
Pengorganisasian
dalam aktivitasnya mencakup: siapa melakukan apa, siapa memimpin siapa,
menetapkan saluran komunikasi serta memusatkan sumber-sumber daya terhadap
sasaran.
c.
Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan
menurut Mondy dan premeaux (1995) adalah mempengaruhi orang lain untuk
melakukan apa yang diinginkan pimpinan untuk mereka lakukan. Jadi kepemimpinan
berkaiatan dengan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mempengaruhi orang
lain. Intinya adalah hubungan antar manusia.
Ketrampilan memimpin
mencakup ketrampilan konseptual (pengetahuan), ketrampilan teknikal dan
ketrampilan interpersonal (komunikasi).
d.
Pengawasan
(Controlling)
Fungsi pengawasan mencakup semua aktivitas yang
dilaksanakan oleh manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai
dengan hasil yang direncanakan.[8]
F.
Strategi Dalam
Penyelesaiaan konflik
Frost
dan Wilmot seperti yang dinyatakan mengiden-tifikasikan empat strategi untuk
untuk mengatasi konflik, yaitu menghindari, eskalasi, reduksi dan pemeliharaan.
Sedangkan,
Dunnetev memberikan lima strategi untuk mengatasi konflik, yaitu: jika forcing
(pemaksaan), avoding (penghindaran), compromising
(pengompromian), collaborating, smoothing (penghalusan).
Teknik
simulasi konflik antara lain penempatan orang luar ke dalam kelompok,
penyusunan kembali organisasi, mengefektifkan komunikasi, penigkatan
kesejahteraan, pemilihan pimpinan yang tepat, dan perlakuan yang berbeda.[9]
Owens memaparkan empat
kecenderungan strategi atau cara mengatasi konflik, yaitu sebagai berikut:
a.
Kolaborasi, yaitu
proses ketika orang-orang bekerja sama untuk menegaskan problem mereka,
kemudian mengikutsertakan dalam pemecahan problem bersama-sama.
b.
Perundingan, kompromi,
dan bentuk lain dari pemecahan perbedaan yang memiliki elemen bersama dengan
pemecahan masalah secara kolaborasi.
c.
Penghindaran (penarikan
diri atau hidup berdampingan secara damai dalam perbedaan) sering digunakan
untuk menghadapi konflik.
d.
Perjuangan kekuasaan,
tentu suatu usaha pada masing-masing orang untuk menang tanpa memerhatikan konsekuensi-konsekuensi
pada orang lain.[10]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan:
1. Konflik
adalah ekspresi pertikaian individu dengan individu, kelompok dengan kelompok
lain karena beberapa alasan
2. Persepsi
atau cara pandang terhadap konflik itu berubah dari masa ke masa, yang awalnya
konflik selalu di pandang negative, tetapi kini konflik tidak selalu di pandang
negative.
3. Tingkat
atau macam konflik terdiri dari konflik pada diri sendiri (intrapersonal)
hingga konflik antar organisasi (interorganisasi).
4. Penyebab
ada sumber sebuah konflik itu beraneka ragam, salah satunya adalah karena
kesalahan komunikasi atau pun perbedaan cara pandang yang mengarah pada suatu
pertentangan yang akhirnya menimbulkan suatu kinflik.
5. Fungsi
managemen konflik antara lain fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian,
fungsi kepemimpinan, dan fungsi pengawasan.
6. Startegi
dalam menyelesaikan suatu konflik sangat beraneka ragam, strategi tersebut
antara lain forcing (pemaksaan), avoding
(penghindaran), compromising(pengompromian),
collaborating, smoothing (penghalusan).
B. Saran
Hendaknya makalah ini bisa
digunakan sebagai salah satu sumber pembelajaran dan semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penyusun dan pembaca.
DAFTAR RUJUKA
Qomar, Mujamil. 2007. Manajemen Pendidikan Islam. Malang:
Erlangga
Rochaety,Eti,dkk.
2006. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Jakarta:PT Bumi Aksara
Sulistyorini. 2006. Manajemen Pendidikan Islam. Surabaya:eLKAF
Usman, Husaini. 2008. Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan.
Jakarta:PT Bumi Aksara
http://infopedianet.blogspot.com/2012/07/makalah-manajemen-konflik.html,
diakses tanggal 21 April 2015, jam 10.00.
[3] Husaini
Usman, Manajemen,
Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan. (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), hal. 435
[8] http://infopedianet.blogspot.com/2012/07/makalah-manajemen-konflik.html, diakses tanggal 21 April 2015, jam 10.00.
No comments:
Post a Comment