PERBEDAAN KEMAMPUAN
INDIVIDU, GAYA BELAJAR, STRATEGI PENGAJARAN, KEPRIBADIAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
Psikologi
Pendidikan
Dosen Pengampu :
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala
puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Sholawat serta salam tidak lupa kepada
junjungkan kita Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penyusunan makalah yang berjudul “ Perbedaan
Kemampuan Individu, Gaya Belajar, Strategi Pengajaran, dan Kepribadian” dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kiranya dalam penulisan ini, kami menghadapi cukup banyak rintangan dan
selesainya makalah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu tak
lupa kami ucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu yaitu :
1.
Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag. ,
selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah mendukung pembuatan makalah
ini.
2. Ibu Mirna
Wahyu Agustina, M.Psi, selaku dosen pembimbing yang telah memberti pengarahan
dalam pembuatan makalah.
3.
Dan semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan yang tidak dapat disebutkan satu-satu, kami ucapkan
terima kasih.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik
lagi. Kami berharap makalah ini dapat memberi bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tulungagung, Maret 2015
Penyusun
Daftar Isi
Sampul........................................................................................................ i
Kata pengantar............................................................................................ ii
Daftar isi..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B.
Rumusan Masalah...................................................................... 1
C.
Tujuan Pembahasan Masalah..................................................... 1
D.
Batasan Masalah........................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI
1. Faktor
penyebab perbedaan kemampuan individu................... 3
2. Gaya
belajar dan startegi pengajaran yang sesuai dengan kemampuan individu 7
3. Kepribadian.............................................................................. 7
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan............................................................................... 11
2.
Saran......................................................................................... 11
DAFTAR RUJUKAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Apabila kita amati individu-individu
disekitar kita, tampaknya tidak ada individu yang persis sama. Meskipun tidak
mencolok, tetap ada perbedaan satu sama lain. Sekilas, dua individu yang lahir
kembar tampak sama, namun apabila keduannya diamati dengan cermat pasti
terdapat perbedaan. Misalnya dari bentuk tubuh, jenis rambut, warna kulit dan
lain sebagainnya. Dengan kata lain, setiap individu mempunyai keunikan
masing-masing.
Perbedaan individual sesungguhnya merupakan
sebuah kodrat atas kehendak Tuhan Yang Mahakuasa. Tuhan telah menciptakan
manusia dengan perbedaan-perbedaan yang demikian kompleksnya. Tidak hanya
berbeda dari jenis kelamin, Tuhan juga menciptakan manusia berbeda satu dengan
yang lainnya dari segi kemampuan dan keadaan psikologisnya.[1]
Dari perbedaan yang beragam tersebut
maka diperlukan cara belajar dan strategi pengajaran yang berpeda pula sesuai
dengan kemampuan masing-masing individu.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
faktor penyebab perbedaan kemampuan individu?
2. Bagaimana
gaya belajar dan startegi pengajaran yang sesuai dengan kemampuan individu?
3. Apa
yang dimaksud dengan kepribadian?
4. Apa
contoh permasalahan yang berkaitan dengan perbedaan kemampuan individu dan
bagaimana penyelesaiannya?
C.
Tujuan
Pembahasan Masalah
1. Untuk
mengetahui faktor penyebab perbedaan kemampuan individu.
2. Untuk
mengetahui gaya belajar dan startegi pengajaran yang sesuai dengan kemampuan
individu.
3. Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan kepribadian.
4. Untuk
mengetahui contoh permasalahan yang berkaitan dengan perbedaan kemampuan
individu dan cara penyelesaiannya.
D.
Batasan
Masalah
Makalah
ini hanya membahas mengenai perbedaan kemampuan individu, gaya belajar dan
strategi pengajaran, dan kepribadian.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
1.
Faktor
yang Menyebabkan Perbedaan Kemampuan Individu
Perbedaan kemampuan individu dalam
segala aspek dapat disebabkan karena banyak faktor antara lain :
a. Perbedaan
individu dari aspek fisik atau jasmani.
Aspek
ini meliputi keseluruhan kondisi tubuh manusia yang secara kasat mata dapat
dilihat.[2]
Misalnya mahasiswa PGMI I-B, jika diperhatikan mereka tidak sama satu dengan
yang lainnya, mereka berbeda fisik. Seperti tinggi tubuh, bentuk tubuh dan
perbedaan fisik lainnya.
b. Perbedaan
individu dari aspek kejiwaan dan perilaku (psikis).
Perbedaan ditinjau dari aspek kejiwaan
individual manusia meliputi kemampuan-kemampuan jiwanya dalam berolah cipta,
rasa, dan karya (tindakan).
Fudyartanto (2002) merinci perbedaan
individual pada aspek kejiwaan (psikis) secara garis besarnya meliputi bakat (aptitude), sikap (attitude), cita-cita, minat, hobi, motif, perhatian, kehendak atau kemauan, perasaan, afeksi,
emosi, dan kecerdasan (intelegensi).
1) Bakat
(aptitude atau talent) merupakan suatu kemampuan individu yang kelihatan menonjol
jika dibandingkan dengan kemampuan yang lain.
2) Sikap
(attitide) merupakan kecenderungan
individu berperasaan dan berfikir secara tertentu atau menurut ukuran-ukuran
tertentu. Sikap merupakan cara bertingkah laku seseorang secara khas yang
tertuju kepada orang-orang atau
kelompok-kelompok ataupun dapat juga ditujukan pada persoalan-persoalan
tertentu.
3) Cita-cita
merupakan suatu standar tentang nilai-nilai.
4) Minat,
secara umum minat merupakan kecenderungan seseorang untuk menyenangi sesuatu.
5) Hobi
merupakan kesenangan seseorang kepada suatu objek.
6) Motif
merupakan suatu dorongan seseorang untuk berbuat sesuatu. Perhatian merupakan
langkah pemusatan kesadaran jiwa pada sesuatu sasaran.
7) Kehendak
merupakan dorongan untuk mengerjakan atau memiliki sesuatu.
8) Perasaan
merupakan keadaan atau suasana jiwa seseorang yang bersifat subjektif.
9) Afeksi
adalah suattu perasaan yang sangat mendalam yang ada pada individu, seperti
rasa sedih, kasih sayang, dll.
10) Emosi
adalah suatu perasaan yang kuat yang disertai gejala jasmaniah.
11)
Kecerdasan adalah
kemampuan seseorang untuk mengerjakan tugas yang sukar dan kompleks dengan
cepat, benar, efektif, dan efisien.[3]
Perbedaan kecerdasan individu ditunjukkan dengan golongan-golongan IQ yang
didapat dari tes kecerdasan. Penggolongan manusia atas dasar IQ-nya menurut Woodwort dan Marquis :
Diatas
140 luar biasa (genius), 120-139
cerdas sekali(very superior), 110-119 cerdas (superior), 90-109 sedang (average),
89-90 bodoh (dull average), 70-79
anak pada batas (border line), 50-59
debil (moron), 39-49 ambici, dibawah
30 idiot.[4]
c. Pengaruh lingkungan
terhadap perkembangan individu.
Perkembangan individu manusia tidak saja ditentukan oleh faktor pembawaan
lahir, tetapi juga ditentukan oleh pengaruh lingkungan di sekitar hidupnya.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dalam keluarga amat dipengaruhi oleh keadaan
baik atau buruknya lingkungan tempat tumbuh kembangnya. Dengan demikian,
lingkungan yang berbeda akan menyebabkan terjadinya perbedaan individual. Fakta
seperti ini didukung oleh hasil penelitian ahli yang dikenal dengan paham
empirisme dan behaviorisme. Kedua penganut paham ini sependapat bahwa
lingkungan berpengaruh nyata terhadap perkembangan individu. Lingkungan yang
berbeda memungkinkan pengaruh yang berbeda kepada perkembangan anak yang
bersangkutan.
2.
Gaya
Belajar dan Strategi Pengajaran yang Sesuai dengan Kemampuan Individu
a. Visual
(visual leaners)
Gaya
belajar yang menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Gaya belajar seperti
ini mengandalkan penglihatan atau meliahat dulu buktinya untuk kemudian bisa
mempercayainnya.
Ciri-ciri
gaya belajar visual yaitu :
1) Cenderung
melihat sikap, gerakan bibir guru yang sedang mengajar
2) Bukan
pendengar yang baik saat berkomunikasi
3) Saat
mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman
lainnya baru kemudian ia sendiri yang bertindak
4) Tidak
suka berbicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain.
Terlihhat pasif dalam kegiatan diskusi.
5) Kurang
mampu menginggat informasi yang diberikan secara lisan.
6) Lebih
suka peragaan daripada penjelasan lisan
7) Dapat duduk tenang ditengah situasi
yang rebut dan ramai tanpa terganggu.
Strategi
pengajaran gaya belajar visual :
1)
Dalam proses pembelajaran gunakan materi visual seperti
gambar-gambar, diagram dan peta.
2)
Gunakan warna untuk menandai hal-hal yang penting.
3)
Ajak anak untuk membaca buku yang berilustrasi.
4)
Gunakan multi-media untuk proses pembelajaran, misalnya
komputer, video, dsb.
5)
Ajak anak untuk mengilustrasikan idenya dalam bentuk gambar.
b. Auditori
Gaya belajar yang mengandalkan pada
pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karasteristik model belajar
seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap
informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita
bisa mengingat dan memahami informasi itu.
Ciri-ciri belajar gaya auditori
yaitu :
1. Mampu mengingat dengan baik
penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/
kelas
2. Pendengar ulung: anak mudah menguasai
materi iklan/ lagu di televisi/ radio
3. Cenderung banyak omong
4. Tak suka membaca dan umumnya memang
bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru
saja dibacanya
5. Kurang cakap dalm mengerjakan tugas
mengarang/ menulis
6. Senang berdiskusi dan berkomunikasi
dengan orang lain
7. Kurang tertarik memperhatikan
hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya anak baru, adanya
papan pengumuman di pojok kelas, dll.
Strategi pengajaran gaya belajar
audiotori :
1)
Mengajak anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan diskusi
didalam kelas.
2)
Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
3)
Gunakan musik untuk mengajar anak.
4)
Diskusiakn ide anak secara verbal.
c. Kinestetik
Gaya
belajar yang mengharuskan individunya menyentuh sesuatu yang memberikan informasi
tertentu agar ia bisa mengingatnya.
Ciri-ciri
gaya belajar kinestetik yaitu :
1) Menyentuh segala sesuatu yang
dijumapinya, termasuk saat belajar.
2) Sulit berdiam diri atau duduk manis,
selalu ingin bergerak
3) Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan
tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan
sambil tangannya asyik menggambar
4) Suka menggunakan objek nyata sebagai
alat bantu belajar
5) Sulit menguasai hal-hal abstrak
seperti peta, symbol dan lambang
6) Menyukai praktek/ percobaan
7) Menyukai permainan dan aktivitas
fisik.
Strategi pengajaran gaya belajar
kinestetik :
1) Jangan paksakan anak untuk belajar
berjam-jam
2) Ajak anak untuk belajar sambil
mengeskplorasi lingkungannya, misalnya guankan objek sesungguhnya untuk belajar
konsep baru.
3) Izinkan anak belajar sambil
mendengarkan musik.[5]
3.
Kepribadian
Menurut
Atkinson dkk. Dalam Sugihartono dkk. (2007:46), kepribadian merupakan pola
perilaku dan cara berfikir sesorang yang khas dalam menentukan penyesuaian diri
dengan lingkungannya. Kepribadian juga menjelaskan akan adanya karakteristik
yang membedakan satu individu dengan individu lainnya perbedaan kepribadian
individu yang lebih banyak dikaji dalam dunia pendidikan dan pembelajaran
terbagi dalam dua bentuk atau model, yaitu model big five dan model Brigs
Myers.
a. Model
big five
Model
ini dikembangkan oleh Lewis Golberg pada 1993, model kepribadian lima dimensi
yang disebut dengan bi five meliputi :
1) Extroversion
Individu dengan
tipe ini menikmati keberadaanya dengan orang lain penuh energi dan memiliki
emosi positif mereka memiliki antusiasme yang tinggi, suka berbicara dalam
kelompok dan menunjukkan perhatian pada diri sendiri. Kepribadian yang
berlawanan dengan extrovert adalah introvert. Individu introvert cenderung kurang
gembira, kurang energi dan aktivitasnya rendah. Mereka cenderung lebih tenang
dan menarik diri dari lingkungan sosial.
2) Agreeableness
Agreeableness
berkaitan dengan hubungan sosial seorang individu. Individu dengan tipe ini
mudah bergaul dengan baik. Mereka penuh perhatian, bersahabat, dermawan, suka
menolong serta mau menyesuaikan keinginannya dengan keinginan orang lain.
3) Conscientiousness
Conscientiousness berkaitan dengan cara
individu dalam mengontrol, mengatur dan memerintah kemampuan impuls atau kemampuan
merespon di otak. Individu yang impulsif merupakan individu yang jenaka dan
menyenangkan. Individu yang conscientiousness memiliki perencanaan yang penuh
tujuan dana usaha yang gigih untuk mencapai kesuksesan dan menghindari
kegagalan mereka cenderung cerdas dan dapat dipercaya. Namun demikian mereka
juga terlihat kaku, membosankan, perfeksionis dan pekerja keras.
4) Neoroctism
(emosi negatif)
Neorotism
berkaitan dengan kurangnya konsentrasi, takut salah dan merasakan belajar
sebagai suatu yang penuh tekanan kedangkalan gaya belajar juga rendahnya
kemampuan kritis individu (Sugihartono dkk.,2007:49). Individu yang neorotism
hanya mengejar nilai ujian tetapi tidak berminat pada pelajaran itu sendiri.
5) Opennes
to Experience (terbuka pada gagasan baru )
Individu dengan
skor opennes to experience-nya rendah cenderung memiliki minat yang sempit dan
biasa-biasa saja, sederhana, terus terang, membingungkan, sulit mengerti usaha
dan kerja keras lebih memilih hal yang sudah terbiasa dari pada hal-hal yang
baru.
b. Model
Brigs-Myers
Model
Brigs-Myers dikembangkan Issabelle Brigg dan ibunya Katharine C. Briggs. Model
ini merupakan pengembangan model kepribadian Carl Gustav Jung yang kemudian
inventorinya dikenal dengan MBTI
(Myers-Briggs Type Indicator). Menurut Sugihartono terdapat empat cara untuk
memandang seseorang melalui model ini sehingga dikenal dengan model big four
yang meliputi dimensi-dimensi berikut :
1) Extraversion
(E) dengan Introversion (I)
Ciri individu
extrovert yaitu mudah bergaul, mudah menyesuaikan diri, menaruh minat pada
orang lain, berminat pada kegiatan-kegiatan social bersikap ramah dan banyak
teman. Sedangkan cirri individu introvert antara lain menarik diri dari
lingkungan, pemalu, sukar bergaul, lebih sen ang berangan-angan dan menutup
diri.
2) Sensing
(S) dengan Intuition (I)
Model ini
berkaitan dengan bagaimana individu memahami sesuatu dan menerjemahkan suatu
informasi baru yang diperolehnya. Individu dengan tipe sensing sangat
berorientasi pada detail, menginginkan adanya fakta kemudian mempercayainya,
terorganisasi dan terstruktur. Sedangkan individu dengan tipe intuition
berorientasi pada firasat mereka, dalam belajar harus memiliki gambaran besar
atau kerangka kerja untuk memahami sebuah pelajaran dan siswa intuitif dapat
mengembangkan peta konsep secara rasional.
3) Thinking
(T) dan Feeling (F)
Thinking dan
feeling berkaitan dengan proses pengambilan keputusan. Individu tipe thinking
menyukai tujuan pelajaran yang jelas, menghargai adanya kebebasan dan
menentukan sebuah keputusan berdasarkan kriteria objektif dan logika dari suatu
situasi. Sedangkan individu dengan tipe feeling menyukai kerja dalam kelompok
yang harmonis, memusatkan perilaku dan keputusan pada nilai-nilai dan kebutuhan
dari sisi kemanusiaan, memiliki kemampuan mediasi dalam memfasilitasi perbedaan
anggota kelompok.
4) Judging
(J) dengan Perceptive (P)
Judging dan
percetive berkaitan dengan pencarian bahan, menunda tindakan, dan membuat
keputusan secara tepat. Individu dengan tipe judging penuh dengan rencana,
mengatur diri sendiri, focus dalam menyelesaikan tugas, dan hanya ingin
mengetahui esensi darn sesuatu, bertindak cepat, merencanakan setiap pekerjaan,
mengerjakan pekerjaan sesuai dengan rencananya dan deadline sebuah hal yang
keramat. Sedangkan individu dengan tipe perceptive selalu ingin tahu, bersikap
spontan, mudah menyesuaikan diri, mereka suka memulai beberapa tugas, serta
sering menemukan kesulitan mengerjakan tugasnya serta tidak dibatasi deadline.
Siswa seperti ini juga sering menunda-nunda pekerjaan sampai batas waktu
terakhir. [6]
4.
Contoh
Permasalahan yang Berkaitan dengan Kemampuan Individu
Contoh
permasalahan :
Ketika
A dan B tidak memiliki buku pegangan untuk belajar, maka A berusaha mencari di
perpustakaan atau meminjam dari temannya, atau cara lainnya yang penting ia
dapat belajar dan membacanya. Sementara B enggan berusaha mencari apalagi
membeli sehingga ia tidak dapat belajar dan tidak lulus ujian yang berdampak ia
harus mengulang namun B tetap enjoy dalam mengulanginya.
Pemecahan
masalah :
Dalam
masalah tersebut guru harus mencermati jenis, sifat, dan bentuk kesulitan
belajar siswa sehingga akan lebih mudah dan tepat dalam mengadakan pendekatan
dan bantuan pada siswa.
Contoh permasalahn :
Untuk
memahami materi perkalian pada mata pelajaran matematika si A membutuhkan waktu
2 minggu untuk dapat memahaminya, sementara siswa lainnya cukup hanya satu
minggu. Hal ini berdampak pada bentuk-bentuk keterlambatan lainnya yaitu
pengerjaan tugas-tugas keterlambatan mengejar materi dan sebagainya.
Pemecahan masalah :
Untuk
mengatasi kesulitan belajar tergantung oleh banyak faktor termasuk faktor
individu siswa yaitu usaha mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya dengan
cara selalu memotivasi diri bahwa ia juga mempunyai kemampuan seperti teman
temanya atau bahkan lebih diatas temen-temannya, selain itu pendidik juga harus
melakukan pendekatan untuk dapat membantu kesulitan siswa tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Perbedaan
kemampuan individu dalam segala aspek dapat disebabkan karena banyak faktor
antara lain :
Perbedaan
individu dari aspek fisik atau jasmani, perbedaan individu dari aspek kejiwaan
dan perilaku (psikis) yang meliputi bakat (aptitude),
sikap (attitude), cita-cita, minat,
hobi, motif, perhatian, kehendak atau
kemauan, perasaan, afeksi, emosi, dan kecerdasan (intelegensi), selain itu hereditas juga dapat mempengaruhi
kemampuan individu.
2. Gaya
belajar dan strategi pengajaran yang sesuai dengan kemampuan individu terdiri
dari : Visual (visual
leaners) yaitu gaya belajar yang menitikberatkan pada ketajaman penglihatan, auditori
yaitu gaya
belajar yang mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya,
kinestetik yaitu gaya belajar yang mengharuskan
individunya menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa
mengingatnya.
3. Keribadian.
Kepribadian merupakan pola perilaku yang khas yang membedakan antara satu
indidvidu dengan individu yang lain. Kepribadian yang dikaji dalam dunia
pendidikan dan pembelajaran terbagi dalam dua bentuk atau model, yaitu model big five dan model Brigs Myers. Kepribadian model big
five meliputi Extroversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neoroctism
(emosi negatif), Opennes to Experience.
Sedangkan keribadian Brigs Myers
meliputi Extraversion (E) dengan Introversion (I), Sensing (S) dengan Intuition
(I), Thinking (T) dan Feeling (F), Judging (J) dengan Perceptive
(P).
B.
Saran
1) Untuk
para peserta didik sebaiknya dapat lebih memahami kepribadiannya dan mengetahui
seberapa jauh kemampuannya.
2) Untuk
para pendidik diharapkan dapat lebih memahami karakteristik kemampuan dan
kepribadian masing-masing anak didiknya untuk memperlancar proses pembelajaran.
Daftar
Rujukan
Atmaja,
Purwa Prawira. 2012. Psikologi Pendidikan dalam Persepektif Baru.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
Budiningsing.
Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suryabrata,
Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta
: PT Raja Grafindo,
[5] Asri Budiningsing, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, h. 63.
[6] Muhammad Irham, dkk, Psikologi Pendidikan (Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran), Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013, h.97.
No comments:
Post a Comment