INTELEGENSI DAN BAKAT
MAKALAH
Disusun
Guna Mempenuhi Tugas
Psikologi
Pendidikan
Dosen
Pengampu :
Disusun
Oleh :
PGMI 2-B
SEMESTER 2
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
MARET 2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.
Wb.
Segala puji
dan syukur kami sampaikan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya.
Sehingga penyusunan makalah yang berjudul “INTELEGENSI DAN
BAKAT” dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat waktu.
Sholawat serta salam tidak lupa kami haturkan
kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW yang telah memberikan bimbingan
kepada kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang dan penuh
berkah.
Dalam
penyelesaian makalah ini kami menghadapi cukup banyak rintangan dan selesainya
makalah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu tak lupa kami
ucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu yaitu :
1.
Bapak Dr.
Maftukhin, M.Ag. , selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah memberi kesempatan
untuk belajar di IAIN Tulunggung.
2.
Mirna Wahyu Agustina, M.Psi , selaku dosen pengampu mata kuliah
Psikologi Pendidikan yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
3.
Dan semua
pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan yang tidak dapat disebutkan
satu-satu, kami ucapkan terima kasih.
Kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari Ibu dan rekan-rekan agar makalah
ini menjadi lebih baik lagi. Kami berharap makalah ini dapat memberi bermanfaat
bagi kita semua.
Wassalamu’alaikumWr.
Wb.
Tulungagung, Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar
BelakangMasalah........................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................... 1
C. TujuanPembahasan
Masalah.................................................................... 2
D. Batasan
Masalah.......................................................................................2
BAB
II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Pengertian intelegensi.............................................................................. 3
B. Pengukuran
intelegensi............................................................................
3
C. Multliple intelegensi................................................................................ 4
D. pengertian
bakat kemampuan individu.................................................... 5
E. Pengukuran bakat kemampuan individu.................................................. 6
F. pengoptimalan
bakat kemampuan individu…………………….............
7
BAB
III PENUTUP...................................................................................... 8
A. Kesimpulan.............................................................................................. 8
B. Saran........................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Setiap manusia telah mendapat
anugerah dari Tuhan berupa potensi dasar dan kapasitas yang berbeda-beda untuk
berperilaku inteligen. Seiring perjalanan hidupnya, potensi tersebut berkembang
sesuai pengalaman-pengalaman yang diperolehnya. Dalam perkembangannya anak makin meningkatkan berbagai
kemampuan untuk mengurangi ketergantungan dirinya pada orang lain dan berusaha
untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
Kecerdasan (intelegensi)
individu berkembang sejalan dengan interaksi antara aspek perkembangan yang
satu dengan aspek perkembangan yang lainnya dan antara individu yang satu
dengan individu yang lainnya, begitu juga dengan
alamnya. Maka dengan itu individu mempunyai kemampuan untuk belajar dan
meningkatkan potensi kecerdasan dasa yang dimiliki.
Sebagai mahasiswa atau calon guru, kita hendaklah
memahami atau setidaknya mempelajari ilmu mengenai intelegensi dan bakat yang
dimiliki seorang anak didik.
B. Rumusan
Masalah
a) Apa
pengertian intelegensi ?
b) Bagaimana
pengukuran intelegensi ?
c) Bagaimana multliple intelegensi ?
d) Apa
pengertian bakat kemampuan individu?
e) Bagaimana
pengukuran bakat kemampuan individu ?
f) Bagaimana
pengoptimalan bakat kemampuan individu ?
C. Tujuan
Pembahasan
a)
Untuk
mengetahui pengertian intelegensi
b)
Untuk
mengetahui bagaimana pengukuran intelegensi
c)
Untuk
mengetahui bagaimana
multliple intelegensi
d)
Untuk mengetahui pengertian
bakat kemampuan individu
e)
Untuk
mengetahui pengukuran bakat kemampuan individu
f)
pengoptimalan bakat kemampuan individu
D. Batasan
Masalah
Adapun permasalahan yang dibahas
dalam proses penyusunan makalah ini adalah tentang pengertian intelegensi dan bakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian intelegensi
Intelegensi
(kecerdasan pikiran), dengan intelegensi fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat dan
tepat untuk mengatasi suatu situasi atau untuk memecahkan suatu masalah. Pada
umumnya intelegen ini dapat dilihat dari kesanggupannya bersikap dan berbuat cepat
dengan situasi yang sedang berubah, dengan keadaan diluar dirinya yang biasa
maupun yang baru. Jadi
perbuatan cerdas dicirikan dengan adanya kesanggupan bereaksi terhadap situasi
dengan kelakuan baru yang sesuai dengan keadaan baru. [1]
Menurut
W. Stern, intelegensi adalah kesanggupan jiwa untuk dapat menyelesaikan diri dengan cepat dan
tepat dalam satu situasi yang baru. [2]
B.
Pengukuran intelegensi
Semenjak
para ahli psikologi mulai mengadakan cara pendekatan secara empiris, maka
pengukuran intelegensi telah banyak menarik para ahli, terlebih-lebih setelah
gerakan pengukuran dalam lapangan psikologi maju dengan pesat.
1.
Perkembangan
Tes Intelegensi Pada Umumnya
a.
Fase
persiapan, yaitu fase dimana para ahli sedang mencari atau berusaha mendapatkan
tes intelegensi.
b.
Fase naif,
yaitu fase dimana orang menggunakan tes intelegensi yang telah tersusun tanpa
kritik.
c.
Fase culture
free test, yaitu fase mencari tes yang bebas dari pengaruh kebudayaan.[3]
2 . Perkembangan test
inteligensi model binet
Sejak
akhir abad yang lalu Alfred Binet telah menjadi salah seorang ahli psikologi yang terkenal . Sejak tahun 1890-an
ia telah mengadakan usaha-usaha ke arah penyusunan tes intellegensi.
3. Tes wecbsler
Mula-mula
diterbitkan pada tahun 1939 dengan nama Wechsler Bellevue Intellegence Scale (
bisa disingkat W-B ) . Dengan makin populernya tes inteligensi sebagai alat
untuk mengetahui (mengukur) perbedaan antara individu yang lain dipandang dari
segi inteligesi, maka makin terasalah kebutuhan akan adanya tes intelegensi
yang sesuai untuk menetes orang dewasa, dan ini mendorong banyak ahli untuk
berusaha menyusunnya.
C.
Multiple Intelegensi
Ada delapan
rumpun multiple intelligence
yakni[4]
:
1)
Kecerdasan Linguistik (Word Smart atau Cerdas
Berbahasa)
Kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik secara lisan
(misalnya pendongeng, orator) maupun
secara tertulis (misalnya : pengarang, wartawan). Kecerdasan Linguistik
mencakup kemampuan menggunakan kata, bahasa, bunyi, retorika, dan lain-lainnya.
2)
Kecerdasan matematis-logis (Number Smart atau Cerdas Angka)
Kemampuan menggunakan angka dengan baik (misalnya : ahli statistik,
matematika, akuntan) dan melakukan penalaran secara tepat (misalnya : ilmuwan,
pemrogram komputer, ahli logika). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada pola
dan hubungan logis, hubungan sebab akibat, proses kategorisasi, klasifikasi,
generalisasi, penghitungan, pengujian, hipotesis, dan pengambilan keputusan.
3)
Kecerdasan Spasial ( Cerdas Gambar)
Kemampuan
melahirkan persepsi dimensi spasial-visual (keruangan) secara akurat (misalnya
: pilot, pengemudi, pemburu, pramuka) dan menransformasikan (dekorator
interior-eksterior, arsitek, pelukis, penemu). Komponen intinya adalah kepekaan
pada warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsur tersebut.
a.
Kecerdasan Kinestetik-Jasmaniah atau Cerdas Tubuh
Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk
mengekspresikan pikiran dan perasaan (misal : aktor, pemain pantomim-operet,
penari, atlit) dan keterampilan menggunakan tangan untuk mencipta atau mengubah
(misalnya : pengrajin, teknisi mesin mekanik, dokter bedah, pengukir).
Kecerdasan ini mencakup kemampuan fisik yang spesifik antara lain : koordinasi,
keseimbangan, keterampilan, kekuatan, ketepatan, dan lin-lainnya.
b.
Kecerdasan
Musikal ( Cerdas Musik dan Nada Suara)
Kemampuan
mengerjakan bentuk-bentuk musikal dengan cara melahirkan persepsi (pengguna
musik), membedakan (kritikus musik) mengubah (composer) dan
mengekspresikan (penyanyi). Komponen
dasar kecerdasan musikal adalah kepekaan pada irama, pola titi nada/melodi,
warna suara suatu lagu.
c.
Kecerdasan Interpersonal (Self Smart atau
Cerdas Diri)
Kemampuan
membuat persepsi dan membedakan suasana hati, keinginan motivasi, dan perasaan
orang lain. Komponen utamanya adalah kepekaan pada ekspresi wajah, suara,
gerak, isyarat, merespon, dan persuasi (mempengaruhi).
d.
Kecerdasan Intrapersonal (People Smart atau
Cerdas Bergaul)
Kemampuan
memahami diri sendiri dan bertindak atas pemahaman diri tersebut. Termasuk juga
memahami secara tepat kekuatan dan keterbatasannya, menyadari suasana hati,
keinginan motivasi, temperamen/watak disiplin diri, dan harga diri.
e.
Kecerdasan Naturalis (Cerdas Alam)
Keahlian
mengendalikan dan mengkategorikan spesies flora dan fauna dan alam
sekitar. Kemampuan dasarnya adalah kepekaan terhadap gejala alam dan
menyikapi maklhuk hidup.
D.
Pengertian Bakat
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar
dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru
lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan
sejak lahir. Jadi, bakat dapat dipahami sebagai kamampuan
khusus atau suatu pertanda kemampuan yang sangat menonjol atau lebih mencolok
yang terdapat pada diri seseorang, yang secara cepat dapat menyelesaikan,
merespon dan menerima latihan-latihan, tugas-tugas, atau hal-hal tertentu.
Contoh
seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya
dibandingkan seseorang yang kurang berbakat. Bakat merupakan salah
satu karunia yang diberikan Allah kepada seluruh hambanya, masing-masing orang
mempunyai bakat ataupun kemampuan yang berbeda. Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan
yang merupakan potensi ( potential ability ) yang masih perlu dikembangan atau dilatih agar dapat terwujud. Bakat berbeda dengan kemampuan (ability) yang
mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil dari
pembawaan dan latihan. Bakat
juga berbada dengan kapasitas (capacity) dengan sinonimnya, yaitu kemampuan
yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang apabila latihan dilakukan
secara optimal.[5]
E.
Pengukuran bakat
Pengukuran
Bakat / Tes Bakat
Tes bakat bertujuan membantu memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang di berbagai area minatnya di bidang-bidang tertentu, untuk kemudian merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan atau pekerjaan.Melalui tes bakat diperoleh gambaran mengenai berbagai bidang kemampuan dan minat seseorang.[6]
Tes bakat bertujuan membantu memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang di berbagai area minatnya di bidang-bidang tertentu, untuk kemudian merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan atau pekerjaan.Melalui tes bakat diperoleh gambaran mengenai berbagai bidang kemampuan dan minat seseorang.[6]
- Pengoptimalan
bakat
Mengoptimalkan
bakat anak[7]
Usia remaja adalah masa
perkembangan yang ditandai dengan solidaritas tinggi terhadap teman-teman
sebayanya. Remaja yang kurang memahami siapa dirinya, memiliki kebutuhan yang
besar untuk berada dan diakui dalam kelompoknya. Hal ini seringkali membuat
remaja mengikuti minat temannya, memilih bidang yang sebenarnya kurang sesuai
dengan bakat serta minat pribadinya. Untuk memilih bidang-bidang yang akan
dikembangkannya, remaja perlu berdiskusi, mencari masukan dan bertukar pikiran
dengan orang tuanya
Apa yang bisa orang tua
lakukan dirumah :
a)
Patoklah
prestasi akademis yang tinggi namun realistis buat anak .
b)
Tanamkanlah
rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
c)
Bicara
dan bermain dengan anak, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
d)
Berceritalah mengenai berbagai peristiwa yang
sedang terjadi, apa saja yang terjadi di lingkungan sekitar. Saat berbicara
mengenai rutinitas harian Anda, jelaskan apa yang Anda lakukan dan mengapa.
Doronglah anak untuk bertanya untuk Anda jawab, atau bisa juga bantu dia untuk
menjawabnya sendiri.
e)
Perhatikan apa yang mereka suka lakukan,
seperti hobi menggambar, melukis, atau menggunakan angka-angka. Bantu mereka
mengembangkan kesukaan itu, dan cari tahu bagaimana mereka bisa mengikuti lomba
di lingkungan sekitar atau di tingkat kota.
f)
Bawa
anak ke tempat-tempat dimana mereka bisa mempelajari hal baru,seperti pentas
musik, museum atau galeri seni.
g)
Cari
anggota keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak mengembangkan bakat
mereka.
BAB
III
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini kami
akan membahas tentang seseorang yang bernama Abdi Putra ia merupakan seorang
mahasiswa teknik sipil di sebuah Universitas Negri di suatu kota
. Ia sekarang duduk di tingkat 3 atau semester 6. IPK nya cenderung menengah ke
bawah atau pas-passan. Semangat belajarnya pun bisa disebut senin kamis atau aras-arasan .Jurusan
teknik sipil merupakan jurusan pilihannya, dengan seleksi yang begitu ketat, ia
berhasil masuk di Universitas bergengsi di kotanya. Tak main-main, iaa berhasil
menduduki peringkat 3 dari ratusan saingan.Ketika itu, banyak yang menyangka, Abdi
akan menjadi mahasiswa brilian dengan prestasi akademik yang bagus . Betapa
tidak, sejak masih di bangku sekolah, Abdi pun terkenal karena prestasi
akademiknya yang memukau. Ia sering mengharumkan nama sekolahnya dengan
berbagai medali olimpiade yang dimenangkannya. Mulai olimpiade fisika,
matematika maupun kimia. Maka tak heran, banyak yang memprediksi dan menaruh
harapan besar bahwa Abdi nantinya akan menjadi ahli Teknik yang handal, ketika
ia memilih Teknik menjadi jurusannya. Bahkan, jurusan teknik sipil ini
sebenarnya adalah rekomendasi dari salah seorang guru fisika yang dekat
dengannya “ Ia akan menjadi insyinyur yang sangat berbakat”, begitu kata
gurunya. Maka Abdi pun memilih jurusan ini.
Namun,
kenyataanya berbalik sempurna ketika ia masuk jurusan tersebut. Ia bukanlah
Abdi siswa yang cemerlang, melainkan menjadi Abdi mahasiswa pemalas, tak ada
semangat, dan terancam droup out. Yang anehnya, Abdi tampak sangat antusias
jika ia mengutak-atik komputer.ketika ia menjelajah di dunia Internet, ia sangat
menikmatinya. Bahkan, sekarang ini Abdi menjadi operator di sebuah warnet
terbesar di kotanya, suatu pekerjaan yang sangat bertolak belakang dengan
kuliahnya. Apa yang terjadi? Apakah pelajarannya terlalu rumit untuk Abdi yang
cerdas atau Abdi telah menjadi mahasiswa salah jurusan?
Jawaban
untuk kasus diatas tersebut yaitu :
Dalam
kasus ini Abdi ada beberapa hal yang menjadi penyebab atau akar dari
masalahnya. Beberapa hal itu adalah bakat, minat dan kepribadian dari Abdi.
Kita bisa melihat bahwa Abdi sebenarnya memilki potensi yang besar untuk meraih
kesuksesannya. Potensi itu adalah kecerdasannya yang terbukti dari
prestasi-prestasi akademik yang diperolehnya. Jika memakai istilah ekonomi,
Abdi telah memilki “modal” yang cukup untuk masa depannya. ketika kita melihat
sekilas, Abdi telah memilki bakat yang menonjol dalam bidang eksakta. Banyak
alternatif yang membutuhkan bakat dalam bidang tersebut, antara lain
kedokteran, teknik, MIPA dan lain sebagainya. Termasuk teknik sipil yang sedang
digelutinya saat ini. Namun, “gagal”adalah kata yang cocok untuk melaporkan
hasil studinya. Apakah Abdi tidak memiliki bakat? Sepertinya ia punya
bakat yang dibutuhkan dalam studinya, tapi ada satu hal penting yang
harus ada dalam semua pekerjaan atau aktivitas apapun, yakni kemauan atau
bahasa lainnya adalah minat.
Bakat
menurut ahli dalam kamus Bahasa Indonesia (Yardianto, 1997) diartikan sebagai
dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir. Bakat atau
kemampuan khusus merupakan suatu potensi yang dimiliki individu yang harus
digali agar dapat diaplikasikan dengan tepat sesuai dengan bidangnya
Sementara
minat adalah fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan dari dalam dan
tampak dari luar sebagai gerak-gerik. Dalam menjalankan fungsi minat
berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan.
Dalam
kamus Bahasa Indonesia, Minat diartikan dengan kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu, gairah, dan keinginan (Yardianto, 1997).
Bakat
dan minat merupakan komponen yang tak bisa dipisahkan karena kedua komponen ini
jika terpisah maka tidak akan menjamin keberhasilan individu. Seseorang bisa
saja mempunyai minat yang besar terhadap sesuatu tetapi jika tidak diimbangi
bakat yang ada maka keberhasilan tidak akan menjamin seseorang tersebut. Begitu
pula sebaiknya jika seseorang memiliki bakat yang besar tetapi tidak didasari
oleh minat yang kuat maka hal itu juga tidak akan menjamin keberhasilannya.
Akan
tetapi minat itu sendiri bukan jaminan mutlak untuk berhasil dan begitu juga
bakat yang besar bukan satu-satunya kondisi yang dapat menjamin berhasil dalam
sesuatu pekerjaan.Pilihan-pilihan yang berdasarkan pada minat semata-mata dan
tanpa didukung oleh kecerdasan maupun bakat dapat menimbulkan kekecewaan.
Dari
beberapa teori tentang Bakat dan Minat,
maka kita dapat menganalisis bahwa Abdi mungkin memang punya bakat di bidang
sains, tapi bukan berarti ia dapat berhasil dalam semua bidang sains. Karena
ternyata untuk berhasil tidak cukup dengan modal berbakat, tapi juga harus
punya kemauan atau minat. Namun, jika hanya memiliki niat pun tak cukup
untuk meraih keberhasilan. Intinya, bakat dan minat harus dipadukan dengan baik
atau berjalan beriringan. Hanya ada satu tanpa ada yang lain, tak akan cukup
membuat siapa saja berhasil, termasuk Abdi. Meskipun dia memilki otak yang
encer, Abdi harus melihat dan memilih apa yang menjadi daya tarik dan minat
untuk masa depannya. Abdi yang memiliki minat dalam bidang komputer dan
informatika, tidak berada dalam wadah yang tepat, akibatnya ia melenceng dari
tempat yang dipilihnya, yakni Teknik Sipil.
Solusi
yang tepat untuk Abdi adalah meng croscheck kembali apa yang disukainya
sesuai dengan kemampuannya. Jika ia masih kesulitan untuk mengetahui apa yang
menjadi bakat dan minatnya, ia disarankan untuk meminta bantuan dari psikolog
untuk membantu memberinya Tes Bakat dan Minat, sehingga ia mengetahui bakat apa
yang dimilikinya dan ia berminat dalam hal apa. Penting juga untuk orangtua
Abdi lebih memperhatikan masalah ini untuk keberhasilan Abdi nantinya. Juga
sebaiknya Abdi tidak serta merta menerima saran dari orang lain tanpa meninjau
terlebih dahulu, sekalipun saran itu diberikan oleh orangtua dan pendidik Abdi,
karena yang mengetahui diri Abdi dengan baik adalah Abdi sendiri. Selagi
memiliki kesempatan, tidak ada salahnya mencoba untuk mengikuti Tes Bakat dan
Minat agar tidak terjadi kesalahan yang serupa di masa yang akan datang.
a.
Pengertian
intelegensi
Intelegensi
(kecerdasan pikiran), dengan intelegensi fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat dan
tepat untuk mengatasi suatu situasi atau untuk memecahkan suatu masalah.
b.
Pengukuran
intelegensi
1.
Perkembangan
Tes Intelegensi Pada Umumnya
2.
Perkembangan
test inteligensi model binet
3.
Tes wecbsler
c.
Multiple
Intelegensi
Ada delapan rumpun multiple intelligence yakni:
1.
Kecerdasan Linguistik (Word Smart atau Cerdas
Berbahasa)
2.
Kecerdasan
matematis-logis (Number
Smart atau Cerdas Angka)
3.
Kecerdasan Spasial ( Cerdas Gambar)
4.
Kecerdasan Kinestetik-Jasmaniah atau Cerdas Tubuh
5.
Kecerdasan
Musikal ( Cerdas Musik dan Nada Suara)
6.
Kecerdasan Interpersonal (Self Smart atau
Cerdas Diri)
7.
Kecerdasan Intrapersonal (People Smart atau
Cerdas Bergaul)
8.
Kecerdasan Naturalis (Cerdas Alam)
d. Pengertian Bakat
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang
relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik.
e.
Pengukuran bakat
Pengukuran Bakat / Tes Bakat, tes bakat bertujuan
membantu memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang di berbagai area
minatnya di bidang-bidang tertentu, untuk kemudian merencanakan dan membuat
keputusan mengenai pilihan pendidikan atau pekerjaan.Melalui tes bakat
diperoleh gambaran mengenai berbagai bidang kemampuan dan minat seseorang.
f. Pengoptimalan
bakat
Misalnya mengoptimalkan
bakat anak
Usia remaja adalah masa
perkembangan yang ditandai dengan solidaritas tinggi terhadap teman-teman
sebayanya. Remaja yang kurang memahami siapa dirinya, memiliki kebutuhan yang
besar untuk berada dan diakui dalam kelompoknya. Hal ini seringkali membuat
remaja mengikuti minat temannya, memilih bidang yang sebenarnya kurang sesuai
dengan bakat serta minat pribadinya.
A.
SARAN
a.
Bagi pembaca sebaiknya harus lebih
mengetahui tentang intelegensi
dan bakat kemampuan
individu.
b.
Bagi pengajar sebaiknya jangan
menjadiakn makalah ini sebagai satu- satunya acuan untuk referensi membuat
makalah
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi Abu, 2003, Psikologi Umum, Jakarta: PT Rineka Cipta
Sujantu Agus, 2008, Psikologi
Umum, Jakarta: PT Bumi Aksara
Suryabrata Sumadi, 2011, Psikologi Pendidikan, jakarta: PT Raja Grafindo Persada
http://raul-aul7.blogspot.com/2013/04/multi-kecerdasanmultiple-intelligence.html diakses pada 14 Maret 2015 pada jam 11:46 WIB
http:///D:/Materi%20Internet/pengertian-bakat-dan-minat.html
di akses pda 10 maret 2015 pada jam 13:00 wib.
http///E:/pengertian-jenis-cara-mengukur-dan-cara.html diakses pada
16 maret 2015 pada jam 10:00 wib.
http///E:/pengertian-jenis-cara-pengoptimalan.html diakses pada 16 maret 2015 pada jam 10:25 wib.
[4] http://raul-aul7.blogspot.com/2013/04/multi-kecerdasanmultiple-intelligence.html diakses pada 14 Maret 2015 pada jam 11:46 WIB
[5] http:///D:/Materi%20Internet/pengertian-bakat-dan-minat.html
di akses pda 10 maret 2015 pada
jam 13:00 wib.
[6] http///E:/pengertian-jenis-cara-mengukur-dan-cara.html diakses pada 16 maret 2015 pada jam 10:00 wib.
[7] http///E:/pengertian-jenis-cara-pengoptimalan.html
diakses pada 16 maret 2015 pada
jam 10:25 wib.
No comments:
Post a Comment