Search This Blog

Saturday, 29 December 2018

MAKALAH PERBEDAAN KEMAMPUAN INDIVIDU, GAYA BELAJAR, STRATEGI PENGAJARAN, KEPRIBADIAN / MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN / BAHAN MAKALAH


PERBEDAAN KEMAMPUAN INDIVIDU, GAYA BELAJAR, STRATEGI PENGAJARAN, KEPRIBADIAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
 Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu :




JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG

            MARET 2015

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufik, serta  hidayah-Nya. Sholawat serta salam tidak lupa kepada junjungkan kita Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penyusunan makalah yang berjudul “ Perbedaan Kemampuan Individu, Gaya Belajar, Strategi Pengajaran, dan Kepribadian” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kiranya dalam penulisan ini, kami menghadapi cukup banyak rintangan dan selesainya makalah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu tak lupa kami ucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu yaitu :
1.      Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag. , selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah mendukung pembuatan makalah ini.
2.      Ibu Mirna Wahyu Agustina, M.Psi, selaku dosen pembimbing yang telah memberti pengarahan dalam pembuatan makalah.
3.      Dan semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan yang tidak dapat disebutkan satu-satu, kami ucapkan terima kasih.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Kami berharap makalah ini dapat memberi bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tulungagung,   Maret 2015
   
                                                                      Penyusun



Daftar Isi
Sampul........................................................................................................ i
Kata pengantar............................................................................................ ii
Daftar isi..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B.     Rumusan Masalah...................................................................... 1
C.     Tujuan Pembahasan Masalah..................................................... 1
D.    Batasan Masalah........................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI
1.      Faktor penyebab perbedaan kemampuan individu................... 3
2.      Gaya belajar dan startegi pengajaran yang sesuai dengan kemampuan individu 7
3.      Kepribadian.............................................................................. 7
BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan............................................................................... 11
2.      Saran......................................................................................... 11
DAFTAR RUJUKAN










BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Apabila kita amati individu-individu disekitar kita, tampaknya tidak ada individu yang persis sama. Meskipun tidak mencolok, tetap ada perbedaan satu sama lain. Sekilas, dua individu yang lahir kembar tampak sama, namun apabila keduannya diamati dengan cermat pasti terdapat perbedaan. Misalnya dari bentuk tubuh, jenis rambut, warna kulit dan lain sebagainnya. Dengan kata lain, setiap individu mempunyai keunikan masing-masing.
Perbedaan individual sesungguhnya merupakan sebuah kodrat atas kehendak Tuhan Yang Mahakuasa. Tuhan telah menciptakan manusia dengan perbedaan-perbedaan yang demikian kompleksnya. Tidak hanya berbeda dari jenis kelamin, Tuhan juga menciptakan manusia berbeda satu dengan yang lainnya dari segi kemampuan dan keadaan psikologisnya.[1]
Dari perbedaan yang beragam tersebut maka diperlukan cara belajar dan strategi pengajaran yang berpeda pula sesuai dengan kemampuan masing-masing individu.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa faktor penyebab perbedaan kemampuan individu?
2.      Bagaimana gaya belajar dan startegi pengajaran yang sesuai dengan kemampuan individu?
3.      Apa yang dimaksud dengan kepribadian?
4.      Apa contoh permasalahan yang berkaitan dengan perbedaan kemampuan individu dan bagaimana penyelesaiannya?
C.    Tujuan Pembahasan Masalah
1.      Untuk mengetahui faktor penyebab perbedaan kemampuan individu.
2.      Untuk mengetahui gaya belajar dan startegi pengajaran yang sesuai dengan kemampuan individu.
3.      Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kepribadian.
4.      Untuk mengetahui contoh permasalahan yang berkaitan dengan perbedaan kemampuan individu dan cara penyelesaiannya.
D.    Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas mengenai perbedaan kemampuan individu, gaya belajar dan strategi pengajaran, dan kepribadian.
































BAB II
LANDASAN TEORI
1.      Faktor yang Menyebabkan Perbedaan Kemampuan Individu
Perbedaan kemampuan individu dalam segala aspek dapat disebabkan karena banyak faktor antara lain :
a.       Perbedaan individu dari aspek fisik atau jasmani.
Aspek ini meliputi keseluruhan kondisi tubuh manusia yang secara kasat mata dapat dilihat.[2] Misalnya mahasiswa PGMI I-B, jika diperhatikan mereka tidak sama satu dengan yang lainnya, mereka berbeda fisik. Seperti tinggi tubuh, bentuk tubuh dan perbedaan fisik lainnya.
b.      Perbedaan individu dari aspek kejiwaan dan perilaku (psikis).
Perbedaan ditinjau dari aspek kejiwaan individual manusia meliputi kemampuan-kemampuan jiwanya dalam berolah cipta, rasa, dan karya (tindakan).
Fudyartanto (2002) merinci perbedaan individual pada aspek kejiwaan (psikis) secara garis besarnya meliputi bakat (aptitude), sikap (attitude), cita-cita, minat, hobi, motif, perhatian,  kehendak atau kemauan, perasaan, afeksi, emosi, dan kecerdasan (intelegensi).
1)      Bakat (aptitude atau talent) merupakan suatu kemampuan individu yang kelihatan menonjol jika dibandingkan dengan kemampuan yang lain.
2)      Sikap (attitide) merupakan kecenderungan individu berperasaan dan berfikir secara tertentu atau menurut ukuran-ukuran tertentu. Sikap merupakan cara bertingkah laku seseorang secara khas yang tertuju  kepada orang-orang atau kelompok-kelompok ataupun dapat juga ditujukan pada persoalan-persoalan tertentu.
3)      Cita-cita merupakan suatu standar tentang nilai-nilai.
4)      Minat, secara umum minat merupakan kecenderungan seseorang untuk menyenangi sesuatu.
5)      Hobi merupakan kesenangan seseorang kepada suatu objek.
6)      Motif merupakan suatu dorongan seseorang untuk berbuat sesuatu. Perhatian merupakan langkah pemusatan kesadaran jiwa pada sesuatu sasaran.
7)      Kehendak merupakan dorongan untuk mengerjakan atau memiliki sesuatu.
8)      Perasaan merupakan keadaan atau suasana jiwa seseorang yang bersifat subjektif.
9)      Afeksi adalah suattu perasaan yang sangat mendalam yang ada pada individu, seperti rasa sedih, kasih sayang, dll.
10)  Emosi adalah suatu perasaan yang kuat yang disertai gejala jasmaniah.
11)  Kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan tugas yang sukar dan kompleks dengan cepat, benar, efektif, dan efisien.[3] Perbedaan kecerdasan individu ditunjukkan dengan golongan-golongan IQ yang didapat dari tes kecerdasan. Penggolongan manusia atas dasar IQ-nya  menurut Woodwort dan Marquis :
Diatas 140 luar biasa (genius), 120-139 cerdas sekali(very superior),  110-119 cerdas (superior), 90-109 sedang (average), 89-90 bodoh (dull average), 70-79 anak pada batas (border line), 50-59 debil (moron), 39-49 ambici, dibawah 30 idiot.[4]
c.    Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan individu.
Perkembangan individu manusia tidak saja ditentukan oleh faktor pembawaan lahir, tetapi juga ditentukan oleh pengaruh lingkungan di sekitar hidupnya. Pertumbuhan dan perkembangan anak dalam keluarga amat dipengaruhi oleh keadaan baik atau buruknya lingkungan tempat tumbuh kembangnya. Dengan demikian, lingkungan yang berbeda akan menyebabkan terjadinya perbedaan individual. Fakta seperti ini didukung oleh hasil penelitian ahli yang dikenal dengan paham empirisme dan behaviorisme. Kedua penganut paham ini sependapat bahwa lingkungan berpengaruh nyata terhadap perkembangan individu. Lingkungan yang berbeda memungkinkan pengaruh yang berbeda kepada perkembangan anak yang bersangkutan.

2.      Gaya Belajar dan Strategi Pengajaran yang Sesuai dengan Kemampuan Individu
a.    Visual (visual leaners)
Gaya belajar yang menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau meliahat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainnya.
Ciri-ciri gaya belajar visual yaitu :
1)      Cenderung melihat sikap, gerakan bibir guru yang sedang mengajar
2)      Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
3)      Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian ia sendiri yang bertindak
4)      Tidak suka berbicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihhat pasif dalam kegiatan diskusi.
5)      Kurang mampu menginggat informasi yang diberikan secara lisan.
6)      Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
7)      Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu.
Strategi pengajaran gaya belajar visual :
1)      Dalam proses pembelajaran gunakan materi visual seperti gambar-gambar, diagram dan peta.
2)      Gunakan warna untuk menandai hal-hal yang penting.
3)      Ajak anak untuk membaca buku yang berilustrasi.
4)      Gunakan multi-media untuk proses pembelajaran, misalnya komputer, video, dsb.
5)      Ajak anak untuk mengilustrasikan idenya dalam bentuk gambar.

b.   Auditori
Gaya belajar yang mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karasteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu.
Ciri-ciri belajar gaya auditori yaitu :        
1.      Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
2.      Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televisi/ radio
3.      Cenderung banyak omong
4.      Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
5.      Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis
6.      Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
7.      Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya  anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll.
Strategi pengajaran gaya belajar audiotori :
1)      Mengajak anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan diskusi didalam kelas.
2)      Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
3)      Gunakan musik untuk mengajar anak.
4)      Diskusiakn ide anak secara verbal.

c.    Kinestetik
Gaya belajar yang mengharuskan individunya menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya.
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik yaitu :
1)      Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar.
2)      Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
3)      Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar
4)      Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
5)      Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambang
6)      Menyukai praktek/ percobaan
7)      Menyukai permainan dan aktivitas fisik.
Strategi pengajaran gaya belajar kinestetik :
1)      Jangan paksakan anak untuk belajar berjam-jam
2)      Ajak anak untuk belajar sambil mengeskplorasi lingkungannya, misalnya guankan objek sesungguhnya untuk belajar konsep baru.
3)      Izinkan anak belajar sambil mendengarkan musik.[5]

3.       Kepribadian
     Menurut Atkinson dkk. Dalam Sugihartono dkk. (2007:46), kepribadian merupakan pola perilaku dan cara berfikir sesorang yang khas dalam menentukan penyesuaian diri dengan lingkungannya. Kepribadian juga menjelaskan akan adanya karakteristik yang membedakan satu individu dengan individu lainnya perbedaan kepribadian individu yang lebih banyak dikaji dalam dunia pendidikan dan pembelajaran terbagi dalam dua bentuk atau model, yaitu model big five dan model Brigs Myers.
a.       Model big five
Model ini dikembangkan oleh Lewis Golberg pada 1993, model kepribadian lima dimensi yang disebut dengan bi five meliputi :
1)      Extroversion
Individu dengan tipe ini menikmati keberadaanya dengan orang lain penuh energi dan memiliki emosi positif mereka memiliki antusiasme yang tinggi, suka berbicara dalam kelompok dan menunjukkan perhatian pada diri sendiri. Kepribadian yang berlawanan dengan extrovert adalah introvert. Individu introvert cenderung kurang gembira, kurang energi dan aktivitasnya rendah. Mereka cenderung lebih tenang dan menarik diri dari lingkungan sosial.
2)      Agreeableness
Agreeableness berkaitan dengan hubungan sosial seorang individu. Individu dengan tipe ini mudah bergaul dengan baik. Mereka penuh perhatian, bersahabat, dermawan, suka menolong serta mau menyesuaikan keinginannya dengan keinginan orang lain.
3)      Conscientiousness
 Conscientiousness berkaitan dengan cara individu dalam mengontrol, mengatur dan memerintah kemampuan impuls atau kemampuan merespon di otak. Individu yang impulsif merupakan individu yang jenaka dan menyenangkan. Individu yang conscientiousness memiliki perencanaan yang penuh tujuan dana usaha yang gigih untuk mencapai kesuksesan dan menghindari kegagalan mereka cenderung cerdas dan dapat dipercaya. Namun demikian mereka juga terlihat kaku, membosankan, perfeksionis dan pekerja keras.
4)      Neoroctism (emosi negatif)
Neorotism berkaitan dengan kurangnya konsentrasi, takut salah dan merasakan belajar sebagai suatu yang penuh tekanan kedangkalan gaya belajar juga rendahnya kemampuan kritis individu (Sugihartono dkk.,2007:49). Individu yang neorotism hanya mengejar nilai ujian tetapi tidak berminat pada pelajaran itu sendiri.
5)      Opennes to Experience (terbuka pada gagasan baru )
Individu dengan skor opennes to experience-nya rendah cenderung memiliki minat yang sempit dan biasa-biasa saja, sederhana, terus terang, membingungkan, sulit mengerti usaha dan kerja keras lebih memilih hal yang sudah terbiasa dari pada hal-hal yang baru.

b.      Model Brigs-Myers
Model Brigs-Myers dikembangkan Issabelle Brigg dan ibunya Katharine C. Briggs. Model ini merupakan pengembangan model kepribadian Carl Gustav Jung yang kemudian inventorinya  dikenal dengan MBTI (Myers-Briggs Type Indicator). Menurut Sugihartono terdapat empat cara untuk memandang seseorang melalui model ini sehingga dikenal dengan model big four yang meliputi dimensi-dimensi berikut :
1)      Extraversion (E) dengan Introversion (I)
Ciri individu extrovert yaitu mudah bergaul, mudah menyesuaikan diri, menaruh minat pada orang lain, berminat pada kegiatan-kegiatan social bersikap ramah dan banyak teman. Sedangkan cirri individu introvert antara lain menarik diri dari lingkungan, pemalu, sukar bergaul, lebih sen ang berangan-angan dan menutup diri.
2)      Sensing (S) dengan Intuition (I)
Model ini berkaitan dengan bagaimana individu memahami sesuatu dan menerjemahkan suatu informasi baru yang diperolehnya. Individu dengan tipe sensing sangat berorientasi pada detail, menginginkan adanya fakta kemudian mempercayainya, terorganisasi dan terstruktur. Sedangkan individu dengan tipe intuition berorientasi pada firasat mereka, dalam belajar harus memiliki gambaran besar atau kerangka kerja untuk memahami sebuah pelajaran dan siswa intuitif dapat mengembangkan peta konsep secara rasional.
3)      Thinking (T) dan Feeling (F)
Thinking dan feeling berkaitan dengan proses pengambilan keputusan. Individu tipe thinking menyukai tujuan pelajaran yang jelas, menghargai adanya kebebasan dan menentukan sebuah keputusan berdasarkan kriteria objektif dan logika dari suatu situasi. Sedangkan individu dengan tipe feeling menyukai kerja dalam kelompok yang harmonis, memusatkan perilaku dan keputusan pada nilai-nilai dan kebutuhan dari sisi kemanusiaan, memiliki kemampuan mediasi dalam memfasilitasi perbedaan anggota kelompok.
4)      Judging (J) dengan Perceptive (P)
Judging dan percetive berkaitan dengan pencarian bahan, menunda tindakan, dan membuat keputusan secara tepat. Individu dengan tipe judging penuh dengan rencana, mengatur diri sendiri, focus dalam menyelesaikan tugas, dan hanya ingin mengetahui esensi darn sesuatu, bertindak cepat, merencanakan setiap pekerjaan, mengerjakan pekerjaan sesuai dengan rencananya dan deadline sebuah hal yang keramat. Sedangkan individu dengan tipe perceptive selalu ingin tahu, bersikap spontan, mudah menyesuaikan diri, mereka suka memulai beberapa tugas, serta sering menemukan kesulitan mengerjakan tugasnya serta tidak dibatasi deadline. Siswa seperti ini juga sering menunda-nunda pekerjaan sampai batas waktu terakhir. [6]
4.      Contoh Permasalahan yang Berkaitan dengan Kemampuan Individu
Contoh permasalahan :
Ketika A dan B tidak memiliki buku pegangan untuk belajar, maka A berusaha mencari di perpustakaan atau meminjam dari temannya, atau cara lainnya yang penting ia dapat belajar dan membacanya. Sementara B enggan berusaha mencari apalagi membeli sehingga ia tidak dapat belajar dan tidak lulus ujian yang berdampak ia harus mengulang namun B tetap enjoy dalam mengulanginya.
Pemecahan masalah :
Dalam masalah tersebut guru harus mencermati jenis, sifat, dan bentuk kesulitan belajar siswa sehingga akan lebih mudah dan tepat dalam mengadakan pendekatan dan bantuan pada siswa.

           Contoh permasalahn :
Untuk memahami materi perkalian pada mata pelajaran matematika si A membutuhkan waktu 2 minggu untuk dapat memahaminya, sementara siswa lainnya cukup hanya satu minggu. Hal ini berdampak pada bentuk-bentuk keterlambatan lainnya yaitu pengerjaan tugas-tugas keterlambatan mengejar materi dan sebagainya.

           Pemecahan masalah :
Untuk mengatasi kesulitan belajar tergantung oleh banyak faktor termasuk faktor individu siswa yaitu usaha mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya dengan cara selalu memotivasi diri bahwa ia juga mempunyai kemampuan seperti teman temanya atau bahkan lebih diatas temen-temannya, selain itu pendidik juga harus melakukan pendekatan untuk dapat membantu kesulitan siswa tersebut.
















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Perbedaan kemampuan individu dalam segala aspek dapat disebabkan karena banyak faktor antara lain :
Perbedaan individu dari aspek fisik atau jasmani, perbedaan individu dari aspek kejiwaan dan perilaku (psikis) yang meliputi bakat (aptitude), sikap (attitude), cita-cita, minat, hobi, motif, perhatian,  kehendak atau kemauan, perasaan, afeksi, emosi, dan kecerdasan (intelegensi), selain itu hereditas juga dapat mempengaruhi kemampuan individu.
2.      Gaya belajar dan strategi pengajaran yang sesuai dengan kemampuan individu terdiri dari :                                                                    Visual (visual leaners) yaitu gaya belajar yang menitikberatkan pada ketajaman penglihatan, auditori yaitu gaya belajar yang mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya, kinestetik yaitu gaya belajar yang mengharuskan individunya menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya.
3.      Keribadian. Kepribadian merupakan pola perilaku yang khas yang membedakan antara satu indidvidu dengan individu yang lain. Kepribadian yang dikaji dalam dunia pendidikan dan pembelajaran terbagi dalam dua bentuk atau model, yaitu model big five dan model Brigs Myers. Kepribadian model big five meliputi Extroversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neoroctism (emosi negatif), Opennes to Experience. Sedangkan keribadian Brigs Myers meliputi Extraversion (E) dengan Introversion (I), Sensing (S) dengan Intuition (I), Thinking (T) dan Feeling (F), Judging (J) dengan Perceptive (P).
B.     Saran
1)      Untuk para peserta didik sebaiknya dapat lebih memahami kepribadiannya dan mengetahui seberapa jauh kemampuannya.
2)      Untuk para pendidik diharapkan dapat lebih memahami karakteristik kemampuan dan kepribadian masing-masing anak didiknya untuk memperlancar proses pembelajaran.


Daftar Rujukan
Atmaja, Purwa Prawira. 2012.  Psikologi Pendidikan dalam Persepektif Baru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
Budiningsing. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo,
Irham. Muhammad. Dkk. 2013.  Psikologi Pendidikan (Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran). Yogjakarta: Ar-Ruzz Media.


     [1]Purawa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Persepektif Baru, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012, hal 198.
     [2] Purawa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan…, hal 199.

     [3]Purawa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan…,h.203.
     [4] Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo, 2004, h.157.
[5]      Asri Budiningsing, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2005,  h. 63.
[6]     Muhammad Irham, dkk, Psikologi Pendidikan (Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran),  Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013, h.97.

No comments:

Post a Comment

MAKALAH KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM / DOWNLOAD MAKALAH

KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM MAKALAH DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MI DISUSUN OLEH: ...