Search This Blog

Saturday, 29 December 2018

MAKALAH INTELEGENSI DAN BAKAT / MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN / BAHAN MAKALAH


INTELEGENSI DAN BAKAT
MAKALAH
Disusun Guna Mempenuhi Tugas
Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu :


Disusun Oleh :


PGMI 2-B
SEMESTER 2
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
MARET 2015
                




KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Segala puji dan syukur kami sampaikan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Sehingga penyusunan makalah yang berjudul “INTELEGENSI DAN BAKAT” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
     
Sholawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW yang telah memberikan bimbingan kepada kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang dan penuh berkah.
Dalam penyelesaian makalah ini kami menghadapi cukup banyak rintangan dan selesainya makalah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu tak lupa kami ucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu yaitu :
1.        Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag. , selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah memberi kesempatan untuk belajar di IAIN Tulunggung.
2.        Mirna Wahyu Agustina, M.Psi , selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
3.        Dan semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan yang tidak dapat disebutkan satu-satu, kami ucapkan terima kasih.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari Ibu dan rekan-rekan agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Kami berharap makalah ini dapat memberi bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Tulungagung, Maret 2015


Penyusun




DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................            i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................            1
A.    Latar BelakangMasalah........................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C.     TujuanPembahasan Masalah.................................................................... 2
D.    Batasan Masalah.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................            3
A.    Pengertian intelegensi.............................................................................. 3
B.     Pengukuran intelegensi............................................................................ 3
C.     Multliple intelegensi................................................................................ 4
D.    pengertian bakat kemampuan individu.................................................... 5
E.     Pengukuran bakat kemampuan individu.................................................. 6
F.      pengoptimalan bakat kemampuan individu……………………............. 7
BAB III PENUTUP...................................................................................... 8
A.    Kesimpulan.............................................................................................. 8
B.     Saran........................................................................................................ 8 
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Setiap manusia telah mendapat anugerah dari Tuhan berupa potensi dasar dan kapasitas yang berbeda-beda untuk berperilaku inteligen. Seiring perjalanan hidupnya, potensi tersebut berkembang sesuai pengalaman-pengalaman yang diperolehnya. Dalam perkembangannya anak makin meningkatkan berbagai kemampuan untuk mengurangi ketergantungan dirinya pada orang lain dan berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
Kecerdasan (intelegensi) individu berkembang sejalan dengan interaksi antara aspek perkembangan yang satu dengan aspek perkembangan yang lainnya dan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, begitu juga dengan alamnya. Maka dengan itu individu mempunyai kemampuan untuk belajar dan meningkatkan potensi kecerdasan dasa yang dimiliki.
Sebagai mahasiswa atau calon guru, kita hendaklah memahami atau setidaknya mempelajari ilmu mengenai intelegensi dan bakat yang dimiliki seorang anak didik.

B.       Rumusan Masalah
a)    Apa pengertian intelegensi ?
b)   Bagaimana pengukuran intelegensi ?
c)    Bagaimana multliple intelegensi ?
d)   Apa pengertian bakat kemampuan individu?
e)    Bagaimana pengukuran bakat kemampuan individu ?
f)    Bagaimana pengoptimalan bakat kemampuan individu ?



C.       Tujuan Pembahasan
a)      Untuk mengetahui pengertian intelegensi
b)      Untuk mengetahui bagaimana pengukuran intelegensi
c)      Untuk mengetahui bagaimana multliple intelegensi
d)     Untuk mengetahui pengertian bakat kemampuan individu
e)      Untuk mengetahui pengukuran bakat kemampuan individu
f)       pengoptimalan bakat kemampuan individu

D.   Batasan Masalah
Adapun permasalahan yang dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah tentang pengertian intelegensi dan bakat.















BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian intelegensi
Intelegensi (kecerdasan pikiran), dengan intelegensi fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi atau untuk memecahkan suatu masalah. Pada umumnya intelegen ini dapat dilihat dari kesanggupannya bersikap dan berbuat cepat dengan situasi yang sedang berubah, dengan keadaan diluar dirinya yang biasa maupun yang baru. Jadi perbuatan cerdas dicirikan dengan adanya kesanggupan bereaksi terhadap situasi dengan kelakuan baru yang sesuai dengan keadaan baru. [1]
Menurut W. Stern, intelegensi adalah kesanggupan jiwa untuk dapat menyelesaikan diri dengan cepat dan tepat dalam satu situasi yang baru. [2]
B.            Pengukuran intelegensi
Semenjak para ahli psikologi mulai mengadakan cara pendekatan secara empiris, maka pengukuran intelegensi telah banyak menarik para ahli, terlebih-lebih setelah gerakan pengukuran dalam lapangan psikologi maju dengan pesat.
1.             Perkembangan Tes Intelegensi Pada Umumnya
a.       Fase persiapan, yaitu fase dimana para ahli sedang mencari atau berusaha mendapatkan tes intelegensi.
b.      Fase naif, yaitu fase dimana orang menggunakan tes intelegensi yang telah tersusun tanpa kritik.
c.       Fase culture free test, yaitu fase mencari tes yang bebas dari pengaruh kebudayaan.[3]



2 . Perkembangan test inteligensi model binet
Sejak akhir abad yang lalu Alfred Binet telah menjadi salah seorang ahli  psikologi yang terkenal . Sejak tahun 1890-an ia telah mengadakan usaha-usaha ke arah penyusunan tes intellegensi.

3.  Tes wecbsler
Mula-mula diterbitkan pada tahun 1939 dengan nama Wechsler Bellevue Intellegence Scale ( bisa disingkat W-B ) . Dengan makin populernya tes inteligensi sebagai alat untuk mengetahui (mengukur) perbedaan antara individu yang lain dipandang dari segi inteligesi, maka makin terasalah kebutuhan akan adanya tes intelegensi yang sesuai untuk menetes orang dewasa, dan ini mendorong banyak ahli untuk berusaha menyusunnya.
C.           Multiple Intelegensi
Ada delapan rumpun multiple intelligence yakni[4] :
1)      Kecerdasan Linguistik (Word Smart atau Cerdas Berbahasa)
Kemampuan   menggunakan kata secara efektif, baik secara lisan (misalnya  pendongeng, orator) maupun secara tertulis (misalnya : pengarang, wartawan). Kecerdasan Linguistik mencakup kemampuan menggunakan kata, bahasa, bunyi, retorika, dan lain-lainnya.
2)      Kecerdasan matematis-logis (Number Smart atau Cerdas Angka)
Kemampuan menggunakan angka dengan baik (misalnya : ahli statistik, matematika, akuntan) dan melakukan penalaran secara tepat (misalnya : ilmuwan, pemrogram komputer, ahli logika). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, hubungan sebab akibat, proses kategorisasi, klasifikasi, generalisasi, penghitungan, pengujian, hipotesis, dan pengambilan keputusan.
3)      Kecerdasan Spasial ( Cerdas Gambar)
Kemampuan melahirkan persepsi dimensi spasial-visual (keruangan) secara akurat (misalnya : pilot, pengemudi, pemburu, pramuka) dan menransformasikan (dekorator interior-eksterior, arsitek, pelukis, penemu). Komponen intinya adalah kepekaan pada warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsur tersebut.
a.       Kecerdasan Kinestetik-Jasmaniah atau Cerdas Tubuh
Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan (misal : aktor, pemain pantomim-operet, penari, atlit) dan keterampilan menggunakan tangan untuk mencipta atau mengubah (misalnya : pengrajin, teknisi mesin mekanik, dokter bedah, pengukir). Kecerdasan ini mencakup kemampuan fisik yang spesifik antara lain : koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, ketepatan, dan lin-lainnya.
b.      Kecerdasan Musikal ( Cerdas Musik dan Nada Suara)
Kemampuan mengerjakan bentuk-bentuk musikal dengan cara melahirkan persepsi (pengguna musik), membedakan (kritikus musik) mengubah (composer) dan mengekspresikan (penyanyi). Komponen dasar kecerdasan musikal adalah kepekaan pada irama, pola titi nada/melodi, warna suara suatu lagu.
c.       Kecerdasan Interpersonal  (Self Smart atau Cerdas Diri)
Kemampuan membuat persepsi dan membedakan suasana hati, keinginan motivasi, dan perasaan orang lain. Komponen utamanya adalah kepekaan pada  ekspresi wajah, suara, gerak, isyarat, merespon, dan persuasi (mempengaruhi).
d.      Kecerdasan Intrapersonal (People Smart atau Cerdas Bergaul)
Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak atas pemahaman diri tersebut. Termasuk juga memahami secara tepat kekuatan dan keterbatasannya, menyadari suasana hati, keinginan motivasi, temperamen/watak disiplin diri, dan harga diri.
e.       Kecerdasan Naturalis (Cerdas Alam)
Keahlian mengendalikan dan mengkategorikan spesies flora dan fauna dan alam sekitar.  Kemampuan dasarnya adalah kepekaan terhadap gejala alam dan menyikapi maklhuk hidup.
D.           Pengertian Bakat
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Jadi, bakat dapat dipahami sebagai kamampuan khusus atau suatu pertanda kemampuan yang sangat menonjol atau lebih mencolok yang terdapat pada diri seseorang, yang secara cepat dapat menyelesaikan, merespon dan menerima latihan-latihan, tugas-tugas, atau hal-hal tertentu.
Contoh seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat. Bakat merupakan salah satu karunia yang diberikan Allah kepada seluruh hambanya, masing-masing orang mempunyai bakat ataupun kemampuan yang berbeda. Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi ( potential ability ) yang masih perlu dikembangan atau dilatih agar dapat terwujud. Bakat berbeda dengan kemampuan (ability) yang mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Bakat juga berbada dengan kapasitas (capacity) dengan sinonimnya, yaitu kemampuan yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang apabila latihan dilakukan secara optimal.[5]
E.             Pengukuran bakat
Pengukuran Bakat / Tes Bakat
Tes bakat bertujuan membantu memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang di berbagai area minatnya di bidang-bidang tertentu, untuk kemudian merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan atau pekerjaan.Melalui tes bakat diperoleh gambaran mengenai berbagai bidang kemampuan dan minat seseorang.[6]


  1. Pengoptimalan bakat
Mengoptimalkan bakat anak[7]
Usia remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan solidaritas tinggi terhadap teman-teman sebayanya. Remaja yang kurang memahami siapa dirinya, memiliki kebutuhan yang besar untuk berada dan diakui dalam kelompoknya. Hal ini seringkali membuat remaja mengikuti minat temannya, memilih bidang yang sebenarnya kurang sesuai dengan bakat serta minat pribadinya. Untuk memilih bidang-bidang yang akan dikembangkannya, remaja perlu berdiskusi, mencari masukan dan bertukar pikiran dengan orang tuanya
Apa yang bisa orang tua lakukan dirumah :
a)      Patoklah prestasi akademis yang tinggi namun realistis buat   anak .
b)        Tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
c)       Bicara dan bermain dengan anak, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
d)      Berceritalah mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang terjadi di lingkungan sekitar. Saat berbicara mengenai rutinitas harian Anda, jelaskan apa yang Anda lakukan dan mengapa. Doronglah anak untuk bertanya untuk Anda jawab, atau bisa juga bantu dia untuk menjawabnya sendiri.
e)       Perhatikan apa yang mereka suka lakukan, seperti hobi menggambar, melukis, atau menggunakan angka-angka. Bantu mereka mengembangkan kesukaan itu, dan cari tahu bagaimana mereka bisa mengikuti lomba di lingkungan sekitar atau di tingkat kota.
f)         Bawa anak ke tempat-tempat dimana mereka bisa mempelajari hal baru,seperti pentas musik, museum atau galeri seni.
g)       Cari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak mengembangkan bakat mereka.


BAB III
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini kami akan membahas tentang seseorang yang bernama Abdi Putra ia merupakan seorang mahasiswa teknik sipil di sebuah Universitas Negri di suatu kota . Ia sekarang duduk di tingkat 3 atau semester 6. IPK nya cenderung menengah ke bawah atau pas-passan. Semangat belajarnya pun bisa disebut senin kamis atau aras-arasan .Jurusan teknik sipil merupakan jurusan pilihannya, dengan seleksi yang begitu ketat, ia berhasil masuk di Universitas bergengsi di kotanya. Tak main-main, iaa berhasil menduduki peringkat 3 dari ratusan saingan.Ketika itu, banyak yang menyangka, Abdi akan menjadi mahasiswa brilian dengan prestasi akademik yang bagus . Betapa tidak, sejak masih di bangku sekolah, Abdi pun terkenal karena prestasi akademiknya yang memukau. Ia sering mengharumkan nama sekolahnya dengan berbagai medali olimpiade yang dimenangkannya. Mulai olimpiade fisika, matematika maupun kimia. Maka tak heran, banyak yang memprediksi dan menaruh harapan besar bahwa Abdi nantinya akan menjadi ahli Teknik yang handal, ketika ia memilih Teknik menjadi jurusannya. Bahkan, jurusan teknik sipil ini sebenarnya adalah rekomendasi dari salah seorang guru fisika yang dekat dengannya “ Ia akan menjadi insyinyur yang sangat berbakat”, begitu kata gurunya. Maka Abdi pun memilih jurusan ini.
Namun, kenyataanya berbalik sempurna ketika ia masuk jurusan tersebut. Ia bukanlah Abdi siswa yang cemerlang, melainkan menjadi Abdi mahasiswa pemalas, tak ada semangat, dan terancam droup out. Yang anehnya, Abdi tampak sangat antusias jika ia mengutak-atik komputer.ketika ia menjelajah di dunia Internet, ia sangat menikmatinya. Bahkan, sekarang ini Abdi menjadi operator di sebuah warnet terbesar di kotanya, suatu pekerjaan yang sangat bertolak belakang dengan kuliahnya. Apa yang terjadi? Apakah pelajarannya terlalu rumit untuk Abdi yang cerdas atau Abdi telah menjadi mahasiswa salah jurusan?
Jawaban untuk kasus diatas tersebut yaitu :
Dalam kasus ini Abdi ada beberapa hal yang menjadi penyebab atau akar dari masalahnya. Beberapa hal itu adalah bakat, minat dan kepribadian dari Abdi. Kita bisa melihat bahwa Abdi sebenarnya memilki potensi yang besar untuk meraih kesuksesannya. Potensi itu adalah kecerdasannya yang terbukti dari prestasi-prestasi akademik yang diperolehnya. Jika memakai istilah ekonomi, Abdi telah memilki “modal” yang cukup untuk masa depannya. ketika kita melihat sekilas, Abdi telah memilki bakat yang menonjol dalam bidang eksakta. Banyak alternatif yang membutuhkan bakat dalam bidang tersebut, antara lain kedokteran, teknik, MIPA dan lain sebagainya. Termasuk teknik sipil yang sedang digelutinya saat ini. Namun, “gagal”adalah kata yang cocok untuk melaporkan hasil studinya. Apakah Abdi tidak memiliki bakat? Sepertinya ia punya bakat  yang dibutuhkan dalam studinya, tapi ada satu hal penting yang harus ada dalam semua pekerjaan atau aktivitas apapun, yakni kemauan atau bahasa lainnya adalah minat.
Bakat menurut ahli dalam kamus Bahasa Indonesia (Yardianto, 1997) diartikan sebagai dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir. Bakat atau kemampuan khusus merupakan suatu potensi yang dimiliki individu yang harus digali agar dapat diaplikasikan dengan tepat sesuai dengan bidangnya
Sementara minat adalah fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik. Dalam menjalankan fungsi minat berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, Minat diartikan dengan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, dan keinginan (Yardianto, 1997).
Bakat dan minat merupakan komponen yang tak bisa dipisahkan karena kedua komponen ini jika terpisah maka tidak akan menjamin keberhasilan individu. Seseorang bisa saja mempunyai minat yang besar terhadap sesuatu tetapi jika tidak diimbangi bakat yang ada maka keberhasilan tidak akan menjamin seseorang tersebut. Begitu pula sebaiknya jika seseorang memiliki bakat yang besar tetapi tidak didasari oleh minat yang kuat maka hal itu juga tidak akan menjamin keberhasilannya.
Akan tetapi minat itu sendiri bukan jaminan mutlak untuk berhasil dan begitu juga bakat yang besar bukan satu-satunya kondisi yang dapat menjamin berhasil dalam sesuatu pekerjaan.Pilihan-pilihan yang berdasarkan pada minat semata-mata dan tanpa didukung oleh kecerdasan maupun bakat dapat menimbulkan kekecewaan.

Dari beberapa teori  tentang Bakat dan Minat, maka kita dapat menganalisis bahwa Abdi mungkin memang punya bakat di bidang sains, tapi bukan berarti ia dapat berhasil dalam semua bidang sains. Karena ternyata untuk berhasil tidak cukup dengan modal berbakat, tapi juga harus punya kemauan atau minat. Namun, jika hanya memiliki niat pun tak cukup  untuk meraih keberhasilan. Intinya, bakat dan minat harus dipadukan dengan baik atau berjalan beriringan. Hanya ada satu tanpa ada yang lain, tak akan cukup membuat siapa saja berhasil, termasuk Abdi. Meskipun dia memilki otak yang encer, Abdi harus melihat dan memilih apa yang menjadi daya tarik dan minat untuk masa depannya. Abdi yang memiliki minat dalam bidang komputer dan  informatika, tidak berada dalam wadah yang tepat, akibatnya ia melenceng dari tempat yang dipilihnya, yakni Teknik Sipil.
Solusi yang tepat untuk Abdi adalah meng croscheck kembali apa yang disukainya sesuai dengan kemampuannya. Jika ia masih kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi bakat dan minatnya, ia disarankan untuk meminta bantuan dari psikolog untuk membantu memberinya Tes Bakat dan Minat, sehingga ia mengetahui bakat apa yang dimilikinya dan ia berminat dalam hal apa. Penting juga untuk orangtua Abdi lebih memperhatikan masalah ini untuk keberhasilan Abdi nantinya. Juga sebaiknya Abdi tidak serta merta menerima saran dari orang lain tanpa meninjau terlebih dahulu, sekalipun saran itu diberikan oleh orangtua dan pendidik Abdi, karena yang mengetahui diri Abdi dengan baik adalah Abdi sendiri. Selagi memiliki kesempatan, tidak ada salahnya mencoba untuk mengikuti Tes Bakat dan Minat agar tidak terjadi kesalahan yang serupa di masa yang akan datang.

a.       Pengertian intelegensi
Intelegensi (kecerdasan pikiran), dengan intelegensi fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi atau untuk memecahkan suatu masalah.
b.      Pengukuran intelegensi
1.      Perkembangan Tes Intelegensi Pada Umumnya
2.      Perkembangan test inteligensi model binet
3.      Tes wecbsler
c.       Multiple Intelegensi
Ada delapan rumpun multiple intelligence yakni:
1.      Kecerdasan Linguistik (Word Smart atau Cerdas Berbahasa)
2.      Kecerdasan matematis-logis (Number Smart atau Cerdas Angka)
3.      Kecerdasan Spasial ( Cerdas Gambar)
4.      Kecerdasan Kinestetik-Jasmaniah atau Cerdas Tubuh
5.      Kecerdasan Musikal ( Cerdas Musik dan Nada Suara)
6.      Kecerdasan Interpersonal  (Self Smart atau Cerdas Diri)
7.      Kecerdasan Intrapersonal (People Smart atau Cerdas Bergaul)
8.      Kecerdasan Naturalis (Cerdas Alam)
d.      Pengertian Bakat
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik.
e.       Pengukuran bakat
Pengukuran Bakat / Tes Bakat, tes bakat bertujuan membantu memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang di berbagai area minatnya di bidang-bidang tertentu, untuk kemudian merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan atau pekerjaan.Melalui tes bakat diperoleh gambaran mengenai berbagai bidang kemampuan dan minat seseorang.
f.       Pengoptimalan bakat
Misalnya mengoptimalkan bakat anak
Usia remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan solidaritas tinggi terhadap teman-teman sebayanya. Remaja yang kurang memahami siapa dirinya, memiliki kebutuhan yang besar untuk berada dan diakui dalam kelompoknya. Hal ini seringkali membuat remaja mengikuti minat temannya, memilih bidang yang sebenarnya kurang sesuai dengan bakat serta minat pribadinya.
     
A.                  SARAN
a.         Bagi pembaca sebaiknya harus lebih mengetahui tentang intelegensi dan bakat kemampuan individu.
b.         Bagi pengajar sebaiknya jangan menjadiakn makalah ini sebagai satu- satunya acuan untuk referensi membuat makalah



















DAFTAR PUSTAKA  
Ahmadi Abu, 2003, Psikologi Umum, Jakarta: PT Rineka Cipta
Sujantu Agus, 2008, Psikologi Umum, Jakarta: PT Bumi Aksara
Suryabrata Sumadi, 2011, Psikologi Pendidikan, jakarta: PT Raja Grafindo Persada
http:///D:/Materi%20Internet/pengertian-bakat-dan-minat.html di akses pda 10 maret 2015 pada jam 13:00 wib.
http///E:/pengertian-jenis-cara-mengukur-dan-cara.html diakses pada 16 maret 2015 pada jam 10:00 wib.
http///E:/pengertian-jenis-cara-pengoptimalan.html diakses pada 16 maret 2015 pada jam 10:25 wib.









[1] Ahmadi Abu, Psikologi Umum, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003, hlm. 182.
[2] Sujantu Agus, Psikologi Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm. 66.
[3] Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011, hlm. 136.
[5] http:///D:/Materi%20Internet/pengertian-bakat-dan-minat.html di akses pda 10 maret 2015 pada jam 13:00 wib.
[6] http///E:/pengertian-jenis-cara-mengukur-dan-cara.html diakses pada 16 maret 2015 pada jam 10:00 wib.
[7] http///E:/pengertian-jenis-cara-pengoptimalan.html diakses pada 16 maret 2015 pada jam 10:25 wib.


No comments:

Post a Comment

MAKALAH KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM / DOWNLOAD MAKALAH

KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM MAKALAH DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MI DISUSUN OLEH: ...