TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN
ISLAM
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu :
M . Mahfud Ridwan, M.Pd
Disusun oleh :
Kelas
PGMI II-B
Kelompok 7
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
MARET 2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.
Wb.
Segala puji
dan syukur kami
haturkan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Sholawat serta salam
tidak lupa kepada junjungkan kita Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Tanggung Jawab Pendidikan
Islam” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kiranya dalam penulisan ini, kami menghadapi cukup banyak
rintangan dan selesainya makalah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu tak lupa kami ucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah
membantu yaitu :
1.
Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag. , selaku rektor IAIN
Tulungagung
2.
Bapak M. Mahfud Ridwan, M.Pd. , selaku dosen pembimbing
3.
Dan semua pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan yang tidak
dapat disebutkan satu-satu, kami ucapkan terima kasih.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini
menjadi lebih baik lagi. Kami berharap makalah ini dapat memberi bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tulungagung, 5 Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover.........................................................................................................................i
Kata
Pengantar
........................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................. ...............iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah.........................................................................1
B.
Rumusan
Masalah................................................................. ................1
C.
Tujuan
Pembahasan Masalah.................................................................1
D.
Batasan Masalah ................................................................... ................1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Penanggung Jawab Pendidikan Islam dalam
Keluarga......... ................2
B.
Penanggung Jawab Pendidikan Islam dalam
Lembaga Pendidikan......5
C.
Penanggung Jawab Pendidikan Islam dalam Media
Massa...................7
D.
Penanggung Jawab Pendidikan Islam dalam
Pemerintahan...................9
E.
Penanggung Jawab Pendidikan Islam dalam Diri
Sendiri..... ..............10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................ ..............12
B.
Saran...................................................................................... ..............12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanggung jawab pendidikan dalam islam adalah
dengan dilaksanakannya kewajiban mendidik .Pengertian mendidik atau pendidikan
dalam pengertian yang umum adalah menumbuhkan dan mengembangkan potensi
jasmaniah dan rohaniyah anak didik atau seseorang untuk mendapatkan nilai –
nilai atau norma – norma tertentu.Kegiatan pendidikan tersebut dapat
berlangsung di dalam keluarga, sekolah , media massa, pemerintah dan diri
sendiri. Lembaga – lembaga tersebut yang ikut bertanggung jawab memberi
pertolongan kepada anak didik atau seseorang dalam perkembangan rohani dan
jasmaniyah agar tercapai tingkat kedewasaan dan mampu berdiri sendiri memenuhi
tugasnya sebagai makhuk Allah , makhluk sosial dan sebagai individu.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana tanggung jawab pendidikan islam
dalam keluarga ?
2.
Bagaimana tanggung jawab pendidikan islam
dalam lembaga pendidikan?
3.
Bagaimana tanggung jawab pendidikan islam
dalam media massa ?
4.
Bagaimana tanggung jawab pendidikan islam
dalam pemerintah ?
5.
Bagaimana tanggung jawab pendidikan islam
dalam diri sendiri?
C. Tujuan Pembahasan Masalah
1.
Menjelaskan tanggung jawab pendidikan islam
dalam keluarga.
2.
Menjelaskan tanggung jawab pendidikan islam
dalam lembaga pendidikan.
3.
Mendiskripsikan tanggung jawab pendidikan
islam dalam media massa.
4.
Menjelaskan tanggung jawab pendidikan islam
dalam pemerintah.
5.
Menjelaskan tanggung jawab pendidikan islam
dalam diri sendiri.
D.
Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas tentang tanggung
jawab pendidikan islam dalam keluarga, lembaga pendidikan, media massa,
pemerintah, dan diri sendiri
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penaggung
Jawab Pendidikan Islam dalam Keluarga
a)
Tanggung Jawab
Keluarga terhadap Pendidikan
Orangtua merupakan pendidik
pertama dan utama bagi anak anakmereka,karena merekalah anak mula – mula
menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam
kehidupan keluarga.
Orangtua itu memegang peranan
penting dalam pendidikan anak – anaknya. Sejak anak dalam kandungan , setelah
lahir hingga dewasa , masih perlu kita bimbing .[1]
Orang tua memegang peranan yang penting dan amat
berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya.
Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada disampingnya. Ibu
merupakan orang yang mula-mula dikenal anak, yang mula-mula menjadi temannya
dan yang mula-mula dipercayainya. Pengaruh ayah terhadap anaknya besar pula.
Cara ayah itu melakukan pekerjannya sehari-hari berpengaruh pada cara pekerjaan
anaknya. Ayah merupakan penolong utama, lebih-lebih bagi anak yang agak besar,
baik laki-laki maupun perempuan, bila ia mau mendekati dan dapat memahami hati
anaknya.
Tanggung
jawab pendidikan islam yang menjadi beban orang tua sekurang-kurangnya harus
dilaksanakan dalam rangka :
1. Memelihara
dan membesarkan anak.
2. Melindungi
dan menjamin kesamaan, baik jasmaniah maupun rohaniah
3. Memberi pengajaran
4. Membahagiakan
anak[2]
1.
Peran Ibu
terhadap Pendidikan anak dalam keluarga
Seorang ibulah yang sebenarnya
memegang peran penting dan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap
pendidikan anak – anaknya, karena ibulah yang paling lama bergaul dengan anaknya, ibu yang memberi makan, minum,
memelihara dan sebagainya. oleh karena itu, ibu sering mendapat predikat
sebagai pendidik bangsa. Penyair terkenal Hafez Ibrahim pernah menulis :
الأم مدرسة
اذااعددتهااعددت شعبا طيب الاعراق
Ibu
adalah sekolah, bila dipersiapka dapat membentuk bangsa yang baik dan kuat
Dalam kesempatan yang lain ia pernah pula bersyair
:
الأم روض ان تعهده الحياة اورق ايما ايراق الأم استاذة من الأساتذة الاولى
شغلت ماثرهم مدى الافاق
Ibu
adalah suatu taman (berisi tanaman yang indah), bila dipelihara tanaman taman
itu maka berdaunlah dengan daun yang sebagaimana mestinya. Ibu adalah seorang
guru dari guru – guru yang utama yang memberikan bekas sepanjangmasa.
Peranan seorang ibu sesuai dengan
fungsi dan tanggung jawabnya dalam pendidikan anak – anaknya di simpulkan
sebagai berikut :
a. Sumber
dan pemberi rasa kasih sayang
b. Pengasuh
dan pemelihara
c. Tempat
mencurahkan isi hati
d. Pengatur
kehidupan dalam rumah tangga
e. Pembimbing
hubungan pribadi
f. Pendidik
dalam segi – segi emosional
2.
Peranan Ayah
terhadap Pendidikan Anak – Anak dalam Keluarga
Fungsi
dan tanggung jawab seorang ayah terhadap pendidikan anak – anak sebagai berikut
:
a. Sumber
kekuasaan di dalam keluarga
b. Penghubung
intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar
c. Pemberi
rasa aman bagi seluruh anggaota keluarga
d. Pelindung
terhadap ancaman dari luar
e. Hakim
atau yang mengadili jika terjadi perselisihan
f. Pendidik
dalam segi – segi rasional
Dalam tarikh Bukhari di sebutkan
bahwa Nabi Muhammad saw pernah menerangkan :
مانحل
والدولده من ادب حسن (روه الترمذي)
Tidak ada pemberian yang lebih baik
dari ayah kepada anaknya selain budi pekerti yang baik. (HR. al-Turmudzi) [3]
Ajaran islam memberikan tuntunan atau bimbingan
dalam pendidikan keluarga muslim,
yaitu
1. Sewaktu
anak baru lahir hendaklah disuapi dengan sesuatu yang manis, karena Raslullah
saw pernah menyuapi anak yang baru lahir dengan kurma
2. Sewaktu
lahir dibacakan adzan di dekat telinganya yang kanan dan iqamat di dekat
telinganya yang kiri
3. Memilih
nama yang baik bagi anak
4. Menyembelih
kambing untuk aqiqah pada hari yang ketujuh dari kelahiran bayi tersebut
5. Perlakuan
yang baik dari orang tua terhadap anak-anaknya dengan sikap yang bijaksana
dalam mengasuh, menyuruh dan mendidik mereka sesuai dengan kemampuan
6. Perhatian,
pemeliharaan dan pencurahan kasih sayang orang tua terhadap anak – anaknya
7. Perintah
orang tua kepada anaknya – anaknya untuk mendirikan shalat ketika usia mereka
telah mencapai 7 tahun
8. Perhatian
orang tua untuk mendidik dan mengajari anak – anak karena takut akan siksaan
api neraka
9. Membiasakan
anak untuk minta izin kepada orang tua bila hendak masuk kamar dalam
waktu-waktu tertentu, sebelum shubuh, ketika membuka pakaian tengah hari, dan
sesudah shalat isya’, inilah tiga aurat bagimu ( Q.S. al-Nur : 58 )
10. Larangan
bagi orang tua mengkutuki anak – anaknya
11. Menyebarkan
rasa kasih sayang dan menciptakan,
melaksanakan kerukunan antar sesama saudara di dalam rumah [4]
B. Penanggung Jawab
Pendidikan Islam dalam Lembaga Pendidikan
a)
Sekolah
Sekolah
sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran telah ada sejak beberapa abad yang
lalu, yaitu pada zaman Yunani Kuno. Kata sekolah berasal dari bahasa yunani Schola
yang berarti waktu menganggur atau waktu senggang. Bangsa Yunani Kuno
mempunyai kebiasaan berdiskusi guna menambah ilmu dan mencerdaskan akal. Lambat
laun usaha ini diselenggarakan secara teratur dan terencana, sehingga akhirnya
timbullah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk
menambah ilmu pengetahuan dan kecerdasan akal.[5]
Sekolah atau
madrasah adalah adalah lembaga lembaga yang penting setelah keluarga. Sekolah
berfungsi untuk membantu keluarga menanamkan nilai – nilai pendidikan.[6]
Begitu tinggi nilai dan kewajiban yang diemban oleh
seorang guru yang di bekali dengan sifat-sifat kesucian dan kehormatan maka
Imam Ghazali di dalam kitabnya “Fathihatul Ulum” dan “Ihya Ulumuddin”
menempatkan guru langsung sesudah kedudukan para nabi, sebagaimana sabda Nabi
saw :
ان مدادالعلماء
لخيرمن دماء الشهداء
Tinta
para ulama’ lebih baik dari darahnya para syuhada’
Penyair terkenal Ahmad Syauki
melukiskan keutamaan seorang guru dalam syairnya :
قم للمعلم وفه
التبجيلا – كادالمعلم ان ينكون رسولا
Berdiri
dan hormatilah guru serta berilah ia penghargaan, seorang guru itu hampir saja
merupakan seorang Rasul
Jadi, tugas dan tanggung jawab
sekolah yang dikendalikan oleh kepala sekolah dan guru bukanlah hanya menidik
kemampuan membaca, menulis, berhitung, dan lain sebagainya tetapi lebih dari
itu yakni menanamkan sikap yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Sifat-sifat kepribadian dan
kewajiban guru adalah :
1.
Taqwa kepada
Allah swt
2.
Sehat jasmani
dan rohani
3.
Berilmu
pengetahuan
4.
Mencintai
jabatannya sebagai guru
5.
Berwibawa
6.
Bersifat sabar
dan ikhlas berkorban
7.
Manusiawi dan
bersifat pemaaf
8.
Bersikap adil
terhadap semua murid
9.
Periang atau
gembira
Guru adalah pendidik professional, karenanya secara
implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung
jawab pendidikan yang terpikul dipundak para orang tua. Dilihat dari ilmu
pendidikan Islam, maka secara umum untuk menjadi guru yang baik dan dan
diperkirakan dapat memenuhi tanggung jawab yang dibebankan le[adanya hendaknya
bertakwa kepada Allah, berilmu, sehat jasmaniahnya, baik berakhlak, bertanggung
jawab dan berjiwa nasional.[8]
Menurut Syahinan Zaini , tanggung jawab sekolah ini ada
dua macam yaitu :
a. Tanggung jawab yang
dibebankan oleh karena pelimpahan sebagian tanggung jawab orang tua kepada
sekolah.
b. Tanggung jawab yang
dibebankan oleh karena tanggung jawab guru sebagai seorang muslim terhadap
muslim lainnya. [9]
b)
Pesantren
Pembangunan
manusia, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau masyarakat
semata-mata, tetapi menjadi tanggung jawab semua komponen, termasuk dunia
pesantren. Pesantren yang telah memiliki nilai historis dalam membina dan
mengembangkan masyarakat.
Proses pengembangan dunia pesantren yang selain menjadi tanggung jawab internal pesantren, juga harus didukung oleh perhatian yang serius dari proses pembangunan pemerintah. Meningkatkan dan mengembangkan peran serta pesantren dalam proses pembangunan merupakan langkah strategis dalam membangun masyarakat, daerah, bangsa, dan negara. Terlebih, dalam kondisi yang tengah mengalami krisis (degradasi) moral. Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang membentuk dan mengembangkan nilai-nilai moral, harus menjadi pelopor sekaligus inspirator pembangkit moral bangsa. Pesantren pada umumnya bersifat mandiri, tidak tergantung kepada pemerintah atau kekuasaan yang ada. Pendidikan pondok pesantren yang merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional memiliki 3 unsur utama yaitu: 1) Kyai sebagai pendidik sekaligus pemilik pondok dan para santri; 2) Kurikulum pondok pesantren; dan 3) Sarana peribadatan dan pendidikan, seperti masjid, rumah kyai, dan pondok, serta sebagian madrasah .Merujuk pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, posisi dan keberadaan pesantren sebenarnya memiliki tempat yang istimewa. Namun, kenyataan ini belum disadari oleh mayoritas masyarakat muslim. Karena kelahiran Undang-undang ini masih amat belia dan belum sebanding dengan usia perkembangan pesantren di Indonesia. [10]
Proses pengembangan dunia pesantren yang selain menjadi tanggung jawab internal pesantren, juga harus didukung oleh perhatian yang serius dari proses pembangunan pemerintah. Meningkatkan dan mengembangkan peran serta pesantren dalam proses pembangunan merupakan langkah strategis dalam membangun masyarakat, daerah, bangsa, dan negara. Terlebih, dalam kondisi yang tengah mengalami krisis (degradasi) moral. Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang membentuk dan mengembangkan nilai-nilai moral, harus menjadi pelopor sekaligus inspirator pembangkit moral bangsa. Pesantren pada umumnya bersifat mandiri, tidak tergantung kepada pemerintah atau kekuasaan yang ada. Pendidikan pondok pesantren yang merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional memiliki 3 unsur utama yaitu: 1) Kyai sebagai pendidik sekaligus pemilik pondok dan para santri; 2) Kurikulum pondok pesantren; dan 3) Sarana peribadatan dan pendidikan, seperti masjid, rumah kyai, dan pondok, serta sebagian madrasah .Merujuk pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, posisi dan keberadaan pesantren sebenarnya memiliki tempat yang istimewa. Namun, kenyataan ini belum disadari oleh mayoritas masyarakat muslim. Karena kelahiran Undang-undang ini masih amat belia dan belum sebanding dengan usia perkembangan pesantren di Indonesia. [10]
C. Penanggung Jawab Pendidikan Islam dalam Media Massa
a. Tanggung
Jawab Masyarakat terhadap Pendidikan
Masyarakat
adalah kumpulan individudan kelompok yang diikat oleh kesatuan budaya, agama,
dan pengalaman – pengalaman yang sama serta memiliki sejumlah penyesuaian dalam
ikut memikul tanggung jawab pendidikan secara bersama – sama . jadi, tanggung
jawab masyarakat terhadap pendidikan adalah bagaimana masing – masing anggota
masyarakat ikut menciptakan suatu sistem pendidikan dalam masyarakatsehingga
mendorong masing – masing anggota masyarakat untuk mendidik dirinya sendiri
agar bersedia mendidik anggota masyarakat lainya.
Masyarakat adalah lembaga ketiga setelah keluarga dan
sekolah untuk memberikan pengaruh dan arahan terhadap pendidikan anak – anak
.Dan menyampaikan isi ajaran Islam walaupun hanya satu ayat
Hal ini sesuai dengan Sabda Nabi Muhammad Saw :
بلغواعنى ولواية (رواه البخاري)
Artinya : Sampaikanlah olehmu apa yang dari kamu walaupun
hanya satu ayat saja.( H.R. Bukhari ) [11]
Pendidikan dari masyarakat artinya
pendidikan harus memberikan jawaban bagi kebutuhan masyarakat itu
sendiri. Pendidikan oleh masyarakat artinya bahwa masyarakat bukanlah merupakan
objek pendidikan, untuk melaksanakan kemauan negara atau suatu kelompok
semata-mata, tetapi partisipasi yang aktif dari masyarakat, dimana masyarakat
mempunyai peranan di dalam setiap langkah program pendidikannya. Hal
ini berarti masyarakat bukan sekedar penerima belas
kasih dari pemerintah, tetapi
suatu sistem yang percaya kepada kemampuan
masyarakat untuk bertanggung jawab atas pendidikan generasi mudanya. Masyarakat
Islam merupakan masyarakat yang menjunjung nilai-nilai di antaranya adalah
nilai Ketuhanan, Persaudaraan, Keadilan, Amar ma’ruf nahi munkar, dan
Solidaritas. Sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an:
Artinya:
Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Imron:104)
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang beriman
itu bersaudara sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua
saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Q.S. Al-Hujurat:10)
Dari ayat tersebut
amat jelas bahwa Islam menjunjung nilai persaudaraan, dimana ada unsur saling
mengingatkan, memberi contoh, agar tercipta lingkungan madani. Oleh karena itu
jelaslah bahwa Islam juga memandang bahwa sebuah masyarakat yang dijiwai
nilai-nilai Islam harus berperan dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
pendidikan.[12]
D.
Penanggung Jawab Pendidikan
Islam dalam Pemerintahan
Pendidikan menjadi tolak ukur maju mundurnya suatu bangsa
dan negara, karena pendidikan merupakan suatu kekuatan yang mempunyai
kewenangan yang besar bagi bangsa dan negara. Di dalam ajaran
islam di kenal adanya sistem pemerintahan mulai dari cara memilih pemimpin,
memimpin masyarakat, membangun bangsa dan negara hingga mencapai negara yang
adil dan makmur. Menurut isyarat al – qur’an dalam surat an-nisa’ ayat 59 maka
orang – orang yang beriman diperintahkan untuk mengikuti perintah yang
mengurusi orang – orang yang beriman. Tanggung jawab utama dari pemerintah
terhadap pendidikan adalah menangani pendidikan yang islami dan disinilah
sebenarnya letak kunci keberhasilan untuk mencapai hidup makmur dan bahagia
bagi seluruh masyarakat.[13]
Tanggung jawab pemerintah ini
datang dari dua jurusan yaitu:
1.
Karena mereka disiplin untuk
mengurus urusan rakyat sedangkan urusan
rakyat yang paling pokok ialah pendidikan mereka
2.
Karena masing – masing pribadi
pejabat pemerintah itu mempunyai kewajiban pula untuk menyampaikan ajaran islam
walaupun satu ayat.
Hal
ini sesuai dengan Sabda Nabi Muhammad Saw :
بلغواعنى ولواية (رواه البخاري)
Artinya
: Sampaikanlah olehmu apa yang dari kamu walaupun hanya satu ayat saja. H.R Bukhari.
Di dalam Islam dikenal adanya sistem pemerintahan mulai dari
cara memilih pemimpin. Sebagaimana
Firman Allah swt :
لايتخذالمؤمنين الكافرين اولياء من
دون المؤمنين
Artinya : Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang
kafir menjadi wali.
Sesudah
itu Allah memerintahkan kepada orang – orang beriman untuk mentaati
pemerintahan. Sebagaimana difirmankanNya dalam Surat An Nisa’ ayat 59 berbunyi
:
ياايهاالذين
امنوااطيعواالله واطيعواالرسول واولى الامرمنكم
Artinya : Hai oran-orang yang beriman, taatilah Allah dan
Rasul (Nya)dan ulil amri diantara kamu.
Kadar
manusia beriman diperoleh melalui pendidikan dan karena beriman mereka taat kepada
pemerintahan maka hal ini berarti tanggung jawab yang paling utama yang harus
ditangani oleh pemerintah ialah pendidikan Islam , sebab disinilah letak kunci
hidup makmur dan bahagia bagi seluruh rakyat.[14]
E. Penanggung Jawab Pendidikan Islam dalam Diri Sendiri
Dengan menggunakan qa’idah
fiqih orang islam dewasa dan berakal sehat disebut mukalaf , ia dibebani
syariat . Sehubungan dengan itu apabila manusia telah mencapai tingkat mukallaf
, maka ia bertanggung jawab sendiri dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran
agama islam. Kalau dikaitkan dengan pendidikan , maka orang mukalaf berarti
orang yang sudah dewasa , sehingga sudah semestinya ia bertanggung jawab
terhadap apa yang dikerjakan termasuk apa yang harus ditinggalkan dan apa yang
harus dikerjakan.
Petunjuk tentang
itu banyak sekali dijumpai dalam AlQur’an yang berbunyi :
قواانفسكم واههليكم نارا
Artinya
: Jagalah dirimu dan ahlimu dari api neraka.
ولا تقف ما ليس لك به علم ان السمع
والبصروالفؤادكل اولئك عنه مسىؤلا
Artinya
: Dan janganlah kamu turut apa apa yang tidak kamu ketahui, karena sesungguhnya
pendengaran, penglihatan, dan fu’ad masing-masing akan dimintai pertanggung
jawaban.
فسئلوااهل الذكر ان كنتم لاتعلمون
Artinya
: Maka hendaklah kamu bertanya kepada orang-orang yang mengerti jika kamu tidak
tahu.
Dengan ditegaskan tanggung jawab diri sendiri ini
tercegah adanya perlemparan tanggung jawab kepada pihak – pihak lain lebih dari
itu, penegasan itu juga mendorong setiap individu untuk mengembangkan fitrah
dan potensi atau sumber daya insaninya menuju kesempurnaan. [15]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Orangtua merupakan pendidik pertama dan utama bagi
anak anak mereka,karena merekalah anak mula – mula menerima pendidikan. Dengan
demikian bentuk tanggung jawab pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan
keluarga.
2.
Penanggung jawab pendidikan islam dalam
lembaga pendidikan :
a.
Sekolah
Sekolah adalah adalah lembaga lembaga yang penting setelah
keluarga. Sekolah berfungsi untuk membantu keluarga menanamkan nilai – nilai
pendidikan.
b.
Pesantren
Pembangunan manusia, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau masyarakat semata-mata, tetapi
menjadi tanggung jawab semua komponen, termasuk dunia pesantren.
3. Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan adalah bagaimana masing –
masing anggota masyarakat ikut menciptakan suatu sistem pendidikan dalam
masyarakat sehingga mendorong masing – masing
anggota masyarakat untuk mendidik dirinya sendiri agar bersedia mendidik
anggota masyarakat lainya.
4. Tanggung jawab utama dari pemerintah terhadap
pendidikan adalah menangani pendidikan yang islami .
5. Dengan menggunakan qa’idah fiqih orang islam
dewasa dan berakal sehat disebut mukalaf , ia dibebani syariat . Sehubungan
dengan itu apabila manusia telah mencapai tingkat mukallaf , maka ia
bertanggung jawab sendiri dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran agama islam.
A. Saran
Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
pembelajaran bagi pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak,
utamanya bagi penyusun dan pembaca
DAFTAR
PUSTAKA
Munarji,2004,Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta,PT Bina Ilmu.
Djumransyah.dkk,2007,Pendidikan Islam,Malang,UIN-Malang Pers.
Daradjat Zakiah,dkk, 2011, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, PT Bumi
Aksara.
http://lianalin.blogspot.com/2014/01/peran-dan-tanggungjawab-pendidikan-islam.html di akses pada tanggal 27 Maret 2015 jam 15.00
http://pp-alfatah.blogspot.com/2011/02/pesantren-dalam-sistem-pendidikan.html di akses pada tanggal 28 Maret 2015 jam 14.00
https://rusdy1.wordpress.com/2009/12/03/tanggung-jawab-pendidikan-dalam-islam/ di akses pada tanggal
27 Maret 2015 jam 14.30
[2] Zakiyah
Darajat ,dkk ,Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta ,PT Bumi Aksara, 2011, hal 35
[3] Djumransyah
dan Abdul Malik Karim Amrullah,Pendidikan Islam,Malang,UIN-Malang
Pers,2007,hal 85 - 88
[5] http://lianalin.blogspot.com/2014/01/peran-dan-tanggungjawab-pendidikan-islam.html di akses pada tanggal 27 Maret 2015 jam 15.00
[8] Zakiyah
Darajat ,Ilmu Pendidikan Islam..., hal 39 - 40
[10] http://pp-alfatah.blogspot.com/2011/02/pesantren-dalam-sistem-pendidikan.html di akses pada tanggal 28 Maret 2015 jam 14.00
[12] https://rusdy1.wordpress.com/2009/12/03/tanggung-jawab-pendidikan-dalam-islam/ di akses pada tanggal
27 Maret 2015 jam 14.30
No comments:
Post a Comment