Search This Blog

Tuesday 5 June 2018

MAKALAH : KARAKTERISTIK PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL


KARAKTERISTIK PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Pembelajaran PKn MI/SD”
Dosen pengampu
Septinaningrum,M.Pd.











Disusun oleh:
Kelompok 2
1.      Imro’atus Zahro’      (1725143127)
2.      Mala Khurotul Ula   (1725143167)
3.      Nia Mariya Ulfa       (1725143202)
4.      Nova Santoso           (1725143217)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRSAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
2016

KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Karakteristik Pkn Sebagai Pendidikan Nilai Dan Moraldalam keadaan sehat wal’afiat tanpa kurang suatu apapun.
Tujuan utama penulis membuat makalah ini agar pembaca dapat mengetahui tentang penulisan kreatif puisi. Baik itu dalam pengertian, ciri-ciri maupun dalam tahap penulisannya.
Selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan pihak-pihak lain, oleh karena itu penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terormat :
1.      Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah memberikan berbagai fasilitas dalam pembuatan makalah ini.
2.       Septinaningrum,M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Pembelajaran PKn MI/SD.
3.      Orang tua yang selalu mendukung dan memotivasi kami dalam setiap langkah.
4.      Serta rekan-rekan semua, khususnya kelas PGMI 5B yang telah banyak membantu menyelesaikan makalah ini.
                Dan oleh sebab itu, penulis menyadari apabila makalah ini belum sempurna, kritik dan saran saya harapkan untuk membangun agar kedepan lebih baik. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa IAIN Tulungagung pada umumnya.



Tulungagung,  September 2016



                Penulis


DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar........................................................................................        ii
Daftar Isi.................................................................................................        iii
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah............................................................        1
B.       Rumusan Masalah.....................................................................        1
C.       TujuanMasalah..........................................................................        1
D.       Batasan Masalah.......................................................................        2
BAB II PEMBAHASAN
A.       Pendidikan PPKn sebagai pendidikan dan moral di MI/SD....        3
B.       Pendidikan nilai dan moral dalam standart isi PPKn di MI/SD                   4
C.       Hubungan interaktif pengembangan nilai dan moral dalam PPKn MI/SD
..........................................................................................................        15
BAB III PENUTUP
A.       Kesimpulan...............................................................................        18
B.       Saran.........................................................................................        19

DAFTAR RUJUKAN



BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan nilai dan moral memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan budi pekerti dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari Pendidikan Nilai dan Moral dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah budi pekerti, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri.
Dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan Pendidikan Nilai dan Moral pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian masal dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Bahkan di kota-kota besar tertentu, seperti Jakarta, gejala tersebut telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian siswa. Berkaitan dengan pembahasan di atas, bahwa pendidikan nilai dan moral adalah sebuah wadah pembinaan akhlak. Maka hal ini perlu adanya sebuah pendekatan yang akan membawa siswa atau peserta didik untuk memaknai dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Disampaikan itu kepada calon pendidik, khususnya seorang guru yang kemudian dijadikan sebagai pengetahuan untuk menerapkan nilai dan moral dalam pembelajaran PKn di Sekolah Dasar maupun di tingkat selanjutnya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pendekatan PKn sebagai pendidikan nilai dan moral di MI/SD?
2.      Bagaimana pendidikan nilai dan moral dalam standart isi PKn di MI/SD?
3.      Bagaimana hubungan interaktif pengembangan nilai dan moral dalam PKn MI/SD?
C.     Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pendekatan PKn sebagai pendidikan nilai dan moral di MI/SD.
2.      Untuk megetahui pendidikan nilai dan moral dalam standart isi PKn di MI/SD.
3.      Untukmengetahui hubungan interaktif pengembangan nilai dan moral dalam PKn MI/SD.
D.    Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas tentang Karakteristik PKN Sebagai Pendidikan Nilai dan Moral.














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pendekatan PPKn Sebagai Pendidikan Nilai dan Moral di MI/SD
Herman (1972) mengemukakan suatu prinsip yang sangat mendasar, yakni bahwa “value is neather taught nor cought it is learnded” yang artinya bahwa subtansi nilai tidaklah semata-mata ditangkap dan diajarkan tetapi lebih jauh, nilai dicerna dalam arti ditangkap, diinternalisasi, dibakukan sebagai bagian yang melekat dalam kualitas pribadi seseorang melalui proses belajar.[1]
Dalam latar belakang kehidupan masyarakat, proses pendidikan nilai sudah barlangsung dalam kehidupan masyarakat dalam berbagai bentuk tradisi. Contohnya tradisi dongeng dan sejenisnya yang dulu dilakukan oleh orang tua terhadap anak dan cucunya semakin lama semakin tergeser oleh film kartun atau sinetron dalam media massa tersebut. Disitulah pendidikan nilai menghadapi tantangan konseptual, instrumen, dan operasional.
Secara konstitusional demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang theistis atau demokrasi yang berketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu pendidikan nilai bagi Indonesia seyogyanya berpijak pada nilai-nilai keagamaan, nilai demokratis yang berketuhanan Yang MahaEsa, dan nilai sosial kultural yang berbineka tunggal ika.
Konsepsi pendidikan nilai moral piaget yang menitik beratkan pada pembangunan kemampuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah moral dalam kehidupan dapat diadaptasi dalam pendidikan nilai di Indonesia dalam konteks demokrasi konstitusional Indonesia dan konteks sosial-kultural masyarakat Indonesia yang berBhineka Tunggal Ika termasuk dalam keyakinan agama.
Konsepsi pendidikan nilai moral kohlberg yang menitik beratkan pada penalaran moral melalui pendekatan klarifikasi nilai yang member kebebasan kepada individu peserta didik untuk memilih posisi moral, dapat digunakan dalam konteks pembahasan nilai selain nilai aqidah sesuai dengan keyakinan agam masing-masing. Konsepsi dapat digunakan sebagai salah satu landasan bagi pengembangan paradigm penelitian perkembangan moral bagi warga Indonesia.
Kerangka konsepsual komponen Good Charakter dari Lickona yang membagi karakter menjadi wawasan moral, perencanaan moral, dan perilaku moral dapat dipakai untuk mengklasifikasikan nilai moral dalam pendidikan nilai di Indonesia dengan menambahkan kedalam masing-masing dimensi itu aspek nilai yang berkenan dengan konteks keagamaan seperti wawasan Ketuhanan Yang Maha Esa dalam dimensi Wawasan Moral, Perasaan mengabdi kepadaTuhan yang Maha Esa dalam dimensi Perasaan Moral, dan Perilaku moral kekhalifahan dalam dimensi Perilaku Moral.[2]
B.     Pendidikan Nilai dan Moral Dalam Standart Isi PPKn di SD
Menurut peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 “ Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahai dan mampu melaksanakan hak – hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas , terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945”.
PKN bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut
1.      Berfikir secara kritis , rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
2.      Pertisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti korupsi
3.      Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter – karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa – bangsa lainnya.
4.      Berinteraksi dengan bangsa – bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Dalam ruang lingkup mata pelajaran PKN untuk pendidikan dasar dan menengah, menurut Permendiknas NO.22Tahun 2006 secara umum meliputi subtansi kurikuler yang didalannya mengandung nilai dan moral sebagai berikut .
1.      Persatuan dan Kesatuan bangsa , meliputi  : Hidup rukun dalam perbedaaan , cinta lingkungan , kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda , Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara , siakap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia , Keterbukaan dan jaminan keadilan.
2.      Norma , hukum dan peraturan , meliputi : Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib disekolah , Norma – norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara , sistem hukum dan peradilan nasional , hukum dan peradilan internasional.
3.      Hak Asasi Manusia meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat , instrument nasional dan internasional HAM , pemajuan , penhormatan dan perlindungan HAM .
4.      Kebutuhan warga negara meliputi : hidup gotong royong , harga diri sebagai warga masyarakat , kebebasan berorganisasi ,kemerdekaan mengeluarkan pendapat , menghargai keputusan bersama , prestasi diri , persamaan kedudukan warga Negara.
5.      Kostitusi Negara meliputi : Proklamasi kemerdekan dan konstitusi yang pertama , konstitusi – konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia , Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6.      Kekuasaan dan Politik , meliputi : Pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik , budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani , sistem pemerintahan ,Pers dalam masyarakat demokrasi .
7.      Pancasila , meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara , proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai – nilai pancasila dalam kehidupan sehari – hari , Pancasila sebagai ideology terbuka .
8.      Globalisasi meliputi : Globalisasi dilingkungannya , politik luar negeri Indonesia di era globalisasi , Dampak globalisasi , Hubungan Internasional dan organisasi Internasional ,dan Mengevaluasi globalisasi .”
Khusus untuk SD/ MI lingkup ini PKN dikemas dalam SK dan KD yang secara sekuensial diorganisasikan sebagai berikut . Jika di analisis secaraintrinsik , dalam setia KD tersebut tersimpul muatan nilai dan moral antara lain sebagai berikut .
Kelas 1 semester 1
Standar kompetensi
Kompetensi Dasar
Muatan Nilai dan Moral
  1. Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan
1.1    menjelaskan  perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa
1.2    memberikan contoh hidup rukun melalui kegiatan dirumah dan disekolah
1.3    menerapkan hidup rukun di rumah dan disekolah
v  kebersamaan
v  kerukunan
v  keberagaman
v  kekeluargaan
v  kesadaran gender
  1. Membiasakan 
2.1                        2.1 Menjelaskan  penting nya tata tertib dirumah  dan di sekolah
2.2    Melaksanakan tata tertib dirumah dan di sekoah


Kelas II Semester 1
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
Muatan nilai dan moral
  1. Membiasakan hidup bergotong royong
1.1  mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong
1.2  melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong dirumah dan disekolah
v  kerukunan hidup
v  saling peduli
v  saling tolong menolong
v  saling berbagi kebaikan
  1. Menampilkan sikap cinta lingkungan
2.1  menegnal pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan dunia hewan
2.2  melaksanakan pemeliharaan lingkungan alam
v  cinta alam sekitar
v  kesadaran akan keterkaitan manusia dengan alam sekitar
v  kesadaran lingkungan
v  kebiasaan memelihara alam sekitar

Kelas III semester 1
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
Muatan nilai dan moral
  1. mengamalkan makna sumpah pemuda
1.1  mengenal makna satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa
1.2 mengamalkan nilai-nilai sumpah pemuda dalam kehidupan sehari-hari
v  menghargai kebersamaan
v  menghargai persatuan Indonesia
v  menghormati suku atau etnis lain
v  teguh pendirian
  1. melaksanakan norma yang berlaku dimasyarakat
2.1  mengenal aturan-aturan yang berlaku di masyarakat
2.2  menyebutkan contoh aturan-aturan yang berlaku dilingkungan masyarakat sekitar
2.3  melaksanakan aturan-aturan yang berlaku dilingkungan masyarakat sekitar
v  menyadari adanya hukum dalam masyarakat
v  mematuhi aturan yang berlaku dilingkungannya
v  menyadari pentingnya ketertiban masyarakat

Kelas IV semester 1
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
Muatan nilai dan moral
  1. memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan
1.1  mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan
1.2  menggambarkan struktur organisasi desan dan pemerintah kecamatan
v  kesadaran akan pentingnya pemerintahan
v  peduli terhadap pemrintahan desa
v  peduli terhadap pemerintahan kecamatan
v  berkomunikasi santun dengan unsur pemerinthan setempat
  1. memahami sistem pemerintahan kabupaten, kotan dan provinsi
2.1  mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi
2.2  menggambarkan struktur organisasi kabupaten, kota dan provinsi
v  kesadaran akan pentingnya pemerintahan kabupaten/kota dan provinsi
v  peduli terhadap pemerintahan kabupaten/kota dan provinsi
v  peduli terhadap pemerintahan kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi
v  berkomunikasi santun dengan unsur pemerintah kabupaten/ kota dan provinsi
Kelas V semester 1
Standar kompetensi
Kompetensi Dasar 
Muatan Nilai dan Moral
  1. memahami  pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia    (NKRI)
1.1  mendeskripsikan NKRI
1.2  Menjelaskan pentingnya keutuhan NKRI
1.3  Menunjukkan contoh – contoh perilaku dalam menjaga keutuhan NKRI
v  Kesadaran berbangsa satu bangsa Indonesia
v  Kesadaran bertanah tumpah darah satu , tanah air Indonesia
v  Kesadaran menjunjung bahasa persatuan , bahasa Indonesia
v  Kesadaran bahwa bagi Indonesia bahwa bagi Indonesia bentuk negara kesatuan adalah final
v  Sikap saling menghormati anatar unsur dalam kehidupan
  1. Memahami peraturan perundang – undangan tingkat pusat dan daerah
2.1 menjelaskan pengertian dan pentingnya  peraturan perundang – undangan tingkat pusat dan daerah
2.2 memberikan contoh peraturan perundang – undangan tibgkat pusat dan daerah seperti pajak, anti korupsi, lalu lintas , larangan merokok.
v  Kesadaran bahwa dimana ada masyarakat disitu ada hukum
v  Kesadaran bahwa Indonesia adalah negara hukum
v  Kesadaran bahwa perundang – undangan diperlukan untuk menjalankan UUD 1945
v  Kesadaran adanya tata urutan perundang – undangan
v  Rasa keterikatan secara personal sosial terhadap peraturan perundang – undangan
v  Kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan yang terkait pada status dan perannya dalam  kehidupan.
v  Kebiasaan menjalankan peraturan karena kesadaran akan pentingnya ketertiban
Kelas VI ,semester 1
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
Muatan nilai dan moral
  1. Menghargai nilai- nilai juang dalam proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
1.1  mendeskripsikan nilai –nilai juang dalam proses perumusan sebagai dasar negara
1.2  menceritakan secara singkat nilai kebersamaan dalam proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
1.3  meneladani nilai – nilai juang para tokoh yang berperan dalam proses perumusan pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan sehari -hari
v  kebersamaan
v  kesadaran nasional
v  kemerdekaan
v  toleransi antar umat beragama,antar golongan, antar suku
v  kesadaran  identitas nasional
v  semangat bermusyawarah
  1. memahami sistem pemerintahan republik Indonesia
2.1  menjelaskan proses pemilu dan pilkada
2.2  mendeskripsikan lembaga – lembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen
2.3   mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah
v  Kesadaran hidup berdemokrasi
v  Kesadaran memilih dan dipilih
v  Sikap siap kalah dan siap menang

Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok , kegiatan pembelajaran , dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian . dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan standar proses dan penilaian [3]
C.     Hubungan Interaktif Pengembangan Nilai dan Moral dalam PPKn MI/SD
Hubungan interaktif proses pengembangan nilai dan moral dengan proses pendidikan di sekolah harus dilihat dalam paradigma pendidikan nilai secara konseptual dan operasional. Konsep-konsep “values education, moral education, education of virtues” yang secara teoritik oleh Lickona (1992) diperkenalkan sebagai program dan proses pendidikan yang tujuannya selain mengembangkan pikiran atau menurut Bloom untuk mengembangkan niali dan sikap. Seperti dikutip oleh Lickona (1992) Theorode Rosevelt(mantan Presiden USA) dan Bill Honing (superintendent of public Instruction, California) memberi landasan pentingnya pendidikan di Amerika. Rosevelt mengatakan bahwa “ mendidik orang, hanya tertuju pada pikirannya dan bukan moralnya, sama dengan mendidikan keburukan kepada Masyarakat”.
Berpijak dengan penuh kesadaran pada pemikiran tersebut, sejak dini sekolah diharapkan mampu mengambil peran yang aktif dalam merancang dan melaksanakan pendidikan nilai moral yang bersumber dari kebijakan dan keadaan demokrasi.
Bagaimana nilai moral berkembang dalam diri individu ?
Secara teoritik nilai moral berkembang secara psikologis dalam diri individu mengikuti perkembangan usia dan konteks sosial. Dalam kaitannya dengan usia, Piaget merumuskan perkembangan kesadaraan dan pelaksanaan aturan sebagai berikut :
   Tahap pada domain kesadaran mengenai aturan :
1.         Usia 0-2 tahun. Pada awal usia ini aturan dirasakan sebagai  hal yang tidak memaksa.
2.         Usia 2-8 tahun. Pada usia aturan disikapi sebagai hal yang bersikap sacral dan diterima tanpa pemikiran.
3.         Usia 8-12 tahun. Pada usia ini aturan diterima sebagai hasil kesepakatan.
Tahapan pada domain pelaksanaan aturan :
1.         Usia 0-2 tahun. Pada usia ini aturan dilakukan sebagai hal yang hanya bersifat motorik saja.
2.         Usia 2-6 tahun. Pada usia ini aturan dilaksanakan sebagai perilaku yang lebih berorientasi pada diri sendiri.
3.         Usia 6-10 tahun. Pada usia ini aturan diterima sebagai perwujudan dari kesepakatan.
4.         Usia 10-12 tahun. Pada usia ini aturan diterima sebagai ketentuan yang sudah dihimpun.
Bertolak dengan teorinya itu Piaget menyimpulkan bahwa pendidikan sekolah seyogiyanya menitik beratkan pada pengembangan kemampuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah dan membina perkembangan moral dengan cara menuntut pada peserta didik untuk mengembangkan aturan berdasarkan keadilan/kepatutan. Dengan kata lain, pendidikan nilai berdasarkan teori Piaget adalah pendidikan nilai moral atau nilai etis yang dikembangkan berdasarkan pendekatan psikologi berkembang moral kognitif. Di situlah pendidikan nilai dititikberatkan pada pengembangan perilaku moral yang dilandasi oleh penalaran moral yang dicapai dalam konteks kehidupan masyarakat.[4]


















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Konsepsi pendidikan nilai moral piaget yang menitik beratkan pada pembangunan kemampuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah moral dalam kehidupan dapat diadaptasi dalam pendidikan nilai di Indonesia dalam konteks demokrasi konstitusional Indonesia dan konteks sosial-kultural masyarakat Indonesia yang berBhineka Tunggal Ika termasuk dalam keyakinan agama. Konsepsi pendidikan nilai moral kohlberg yang menitik beratkan pada penalaran moral melalui pendekatan klarifikasi nilai yang member kebebasan kepada individu peserta didik untuk memilih posisi moral, dapat digunakan dalam konteks pembahasan nilai selain nilai aqidah sesuai dengan keyakinan agam masing-masing. Konsepsi dapat digunakan sebagai salah satu landasan bagi pengembangan paradigm penelitian perkembangan moral bagi warga Indonesia.
2.      Dalam ruang lingkup mata pelajaran PKN untuk pendidikan dasar dan menengah, menurut Permendiknas NO.22Tahun 2006 secara umum meliputi subtansi kurikuler yang didalannya mengandung nilai dan moral sebagai berikut : Persatuan dan Kesatuan bangsa ,Norma , hukum dan peraturan ,Hak Asasi Manusia ,Kebutuhan warga negara ,Kostitusi Negara , Kekuasaan dan Politik, Pancasila ,Globalisasi
3.      Hubungan interaktif proses pengembangan nilai dan moral dengan proses pendidikan di sekolah harus dilihat dalam paradigma pendidikan nilai secara konseptual dan operasional. Konsep-konsep “values education, moral education, education of virtues” yang secara teoritik oleh Lickona (1992) diperkenalkan sebagai program dan proses pendidikan yang tujuannya selain mengembangkan pikiran atau menurut Bloom untuk mengembangkan niali dan sikap.


B.     Saran
1.      Untuk peserta didik sebaiknya dapat memahami bagaimana definisi dan hakikat sastra anak.
2.      Untuk pendidik diharapkan lebih memahami akan implementasi hakikat sastra anak dalam pembelajaran di sebuah kelas.
3.      Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran bagi pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak, utamanya bagi pelaku kependidikan.




DAFTAR RUJUKAN

Udin S. Winataputra, 2014, Pembelajaran PKN di SD (Tangerang: Universitas Terbuka)
 


[1] Udin S. Winataputra, Pembelajaran PKN di SD (Tangerang: Universitas Terbuka, 2014) hal  2.5
[2] Teguh, Karakteristik Pkn Sebagai Pendidikan Moral, http://teguh-gooo-enjoe.blogspot.co.id/2013/02/karakteristik-pkn-sebagai-pendidikan.html diakses pada tanggal 8 September 2016


[3] Udin S. Winataputra, Pembelajaran PKN di SD (Tangerang: Universitas Terbuka, 2014)Hal 28 - 40
[4] Ibid,… Hal 46-51

No comments:

Post a Comment

MAKALAH KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM / DOWNLOAD MAKALAH

KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM MAKALAH DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MI DISUSUN OLEH: ...