“Sejarah Perkembangan dan
Pertumbuhan Tasawuf Di Indonesia”
MAKALAH
Diajukan untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah
“AKHLAQ TASAWUF”
Dosen Pembimbing :
Dr. H. M Arif Faizin,
M.Ag
Di
Susun Oleh :
1.
LILIS HIKMAWATI NIM :
1725143157
2.
NOR HESTIYANINGSIH NIM
: 1725143216
3.
NUR LU’AILY FAUZIYAH NIM :
1725143226
KELAS: PGMI I-B
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
(FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
OKTOBER 2014
KATA
PENGANTAR
Syukur
alkhamdulilah, senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas
limpahan petunjuk dan pertolongan-Nya, maka penyusunan makalah dengan tema “Sejarah Perkembangan dan Pertumbuhan
Tasawuf Di Indonesia” ini dapat terselesaikan.
Shalawat
serta salam tidak lupa kami panjatkan kehadirat nabi agung Muhammad SAW, yang
kita nantikan syafa’atnya di hari akhir nanti. Yang terhormat Bapak Arif Faizin
yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini kami ucapkan
terimakasih,dan tidak lupa untuk teman-teman seperjuangan yang mendukung,serta
ikut berpartisipasi dalam diskusi kami,kami ucapkan terimakasih.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis.Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah
ini dapat tersusun menjadi lebih baik lagi. Terimakasih, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca,dosen,dan masyarakat. Dan semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.Amin ya robbal’alamin.
Tulungagung,
Oktober 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
SAMPUL………………………………………………………………….
KATA
PENGANTAR…………………………………………………….
DAFTAR
ISI………………………………………………………………
BAB
I. PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang………………………………………………………….
b. Rumusan
Masalah………………………………………………………….
c. Tujuan
Pembahasan Masalah………………………………………………….
BAB
II. PEMBAHASAN
A. Perkembangan
Tasawuf Di Indonesia………………………………………..
B. Reformasi
Tasawuf Di Indonesia…………………………………………….
C. Tokoh-Tokoh
Tasawuf Di Indonesia…………………………………………..
BAB
III. PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….
B. Saran
……………………………………………………………………………..
DAFTAR
RUJUKAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tasawuf
adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara mensucikan jiwa, menjernihkan
akhlak, membangun lahir dan batin guna mendapat kebahagiaan yang abadi. Hal
pokok dalam tasawuf, yaitu kesucian jiwa untuk menghadap Allah SWT sebagai Zat
Yang Maha Suci dalam upaya pendekatan diri secara individual kepada-Nya,
sehingga kehadiran Allah SWT senantiasa dirasakan secara sadar dalam kehidupan.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
perkembangan tasawuf di Indonesia?
2. Bagaimana
reformasi tasawuf di Indonesia?
3. Siapa
tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia?
C. Tujuan
Pembahasan Masalah
1. Untuk
mengetahui penjelasan perkembangan tasawuf di Indonesia.
2. Untuk
mengetahui reformasi tasawuf di Indonesia.
3. Untuk
mengenalkan beberapa tokoh tasawuf di Indonesia.
D. Batasan
Masalah
BAB
II
PEMBAHASAN
A. TASAWUF
DI INDONESIA.
Keberadaan tasawuf di Nusantara tidak dapat lepas
dari pengkajian proses. Islamisasi di kawasan ini. Sebab, tidaklah berlebihan
kalau dikatakan bahwa tersebarnya islam di Indonesia sebagian besar adalah
karena jasa kaum sufi.[1]
Pada tahap pertama, penyebaran islam masih relative
terbatas di kota-kota pelabuhan. Akan tetapi, dalam waktu yang tidak terlalu lama,
islam mulau memasuki wilayah pesisir dan pedesaan. Pada tahap ini, para
pedagang dan ulama’ yang sekaligus guru tarekat beserta murid-murid mereka
memegang peranan penting di dalam penyebaran tersebut.Mereka pada umumnya
memperoleh wewenang dari penguasa local.[2]
Islam pada tahap ini sangat diwarnai oleh aspek
tasawuf.Namun, ini tidak berarti bahwa aspek hukum (syari’at) terabaikan.
Proses perkembangan islam terus bergerak di antara sufisme dan syari’at.
Misalnya, Nuruddin Ar-Raniri yang lebih berorientasi pada syari’at, dengan
dukungan penguasa, “membersihkan” Aceh dari gagasan-gagasan filosofis-sufistik
Hamzah Fansuri dan Syamsuddin yang dianggap menyimpang. Disamping itu, Abdur
Ra’uf Singkel (Abdur Ra’uf As-Sinkili),
yang juga syaikh tarekat syattariyyah, menekankan pentingnya syariat dalam
menempuh jalan tasawuf.
Meskipun demikian, secara umum tasawuf tetap unggul
pada tahap pertama islamisasi, setidaknya sampai akhir abad 17 Masehi. Hal ini
karena islam tasawuf yang datang ke Nusantara “cocok” dengan latar belakang
masyarakat setempat yang dipengaruhi asketisme hindu, budha dan sinkretisme
kepercayaan lokal. Selain itu, tasawuf mempunyai kecenderungan untuk bersikap
toleran terhadap pemikiran dan praktik tradisional semacam itu yang sebenarnya
bertentangan dengan praktik tauhid.[3]Perkembangan
tasawuf di Indonesia semakin semarak dengan hadirnya para tokoh yang berjasa
dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Para tokoh itu antara lain Syaikh
Abdur Ra’uf As-Sinkili, Syaikh Burhanuddin Ulakan, Syaikh Abdul Muhyi
Pamijahan. Syaikh Isma’il Al-Khalid Al-Minangkabawi, Syaikh Yusuf Al-Makasari,
Syaikh Muhammad Nafis Al-Banjari, Syaikh Ahmad Khatib Sambas, Syaikh Abdush
Shamad Al-Falimbani, dan Syaikh Abdul Karim Banten.[4]
B. REFORMASI
TASAWUF DI INDONESIA
Pada permulaan tahun 1950-an, HAMKA menulis buku Tasawuf: Perkembangan dan Pemurniannya dan
Tasawuf Modern.Ia berusaha memperlihatkan bahwa tasawuf yang benar adalah
tasawuf yang berakar pada pinsip tauhid. Bertasawuf artinya, mengisi diri
dengan sifat-sifat kesempurnaan Alloh dan mengidentifikasi diri dengan
sifat-sifat ilahiyah.Bertasawuf bukan berarti menolak hidup duniawi, melainkan
juga harus tetap melebur kedalam kehidupan masyarakat.[5]
Sejalan dengan HAMKA, Nahdhatul Ulama’ (NU) adalah
pendukung dan penghayat tasawuf.Untuk menghindari penyimpangan dari garis lurus
yang diletakkan para syaikh terdahulu, NU meletakkan dasar-dasar tasawuf bagi
jama’ahnya sesuai dengan ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah.NU bertasawuf sejalan
dengan prinsipnya bahwa kehidupan beragama tidak saja ditandai oleh aspek
legalisasi-rasional. Bagi NU, tasawuf merupakan hal yang penting, karena
sebagai doktrin keshalehan yang menyejukkan jiwa dari kekeringan iman dan
kemiskinan batin, sehingga terpelihara keseimbangan antara pandangan serba fiqh
di satu sisi penghayatan iman yang tinggi di sisi yang lain. Tasawuf bukan
berarti meninggalkan kehidupan duniawi, karena manusia, memiliki posisi yang
sangat tinggi dalam tata kehidupan semesta.Bagi jamaah NU, bertasawuf bukan
berarti mengabaikan duniawi, melainkan harus terlibat langsung dalam segala
aspek kehidupan.
Tasawuf yang berkembang pada masa awal di Indonesia,
didominasi oleh tasawuf aliran sunni. Kalaupun ada penganut tasawuf aliran
falsafi, pengaruhnya tidak begitu luas dan bahkan mendapat perlawanan dari
pengikut sunni. Oleh karena itu, tanpa ragu HAMKA menulis bahwa tasawuf di
Indonesia sejalan dengan mazhab ahlussunnah wal jamaah (aswaja).Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh Al-Ghazali dan Asy-Syafi’i lebih
besar daripada pengaruh Al-Hallaj.[6]
C. TOKOH-TOKOH
TASAWUF DI INDONESIA.
1. Syaikh
Hamzah Al-Fansuri
Biografi singkat Syaikh
Hamzah Al-Fansuri.
Hamzah Al-Fansuri lahir
di Sumatra Utara, akhir abad 16 awal abad 17.Tokoh ini mneganut faham wahdah al-wujud yang dicetuskan oleh Ibnu
Arabi.Ia juga dikenal sebagai penyair pertama yang memperkenalkan syair kedalam
sastra Melayu.[7]
Ia
berasal dari keluarga Al-Fansuri, keluarga yang telah turun temurun berdiam
diri di Fansur (Barus), kota pantai di Sumatra Utara. Ia diperkirakan telah menjadi
penyair pada masa kesultanan aceh yang diperintah oleh Sultan Alauddin Ri’ayat
Syah Sayyid Al-Mukammal (1589-1604). Syair-syairnya antara lain Syair Burung
Pingai, Syair Burung Punuk, Syair Perahu, dan Syair Dagang.[8]
2. Syaikh
Abdur Ra’uf As-Sinkili.
Syaikh
Abdur Ra’uf As-Sinkili adalah tokoh sufi dari Aceh. Abdur Ra’uf hidup pada
sekitar abad 17 Masehi ketika masyarakat melayu sedang dilanda pertikaian
antara kubu Hamza al-Fansuri bersama Syamsuddin as-Sumatrani sebagai pelopor
dan kubu Nuruddin ar-Raniry sebagai penentang.Nama lengkap Syaikh Abdur Ra’uf
As-Sinkili adalah Abdur Ra’uf bin Ali al-Fansuri as-Sinkili. Ia diperkirakan
lahir pada tahun 1024 H (1615 M).
Karya-karyanya
cukup banyak, antara lain sebagai berikut,
·
di bidang ilmu
fiqh ia menulis Mir’ah Ath-Thullab fii Tasyri Al-Ma’rifat Al-Ahkam As-Syariyyah
lii Al-Malik Al-Wahhab,
·
di bidang ilmu
tafsir ia menulis terjemah Al-Mustafid,
·
di bidang ilmu
tasawuf ia menulis As-Simth Al-Majid dan Risalah Mukhtasharah fii Bayan Syuruth
Asy-Syeikh wa Al-Murid.
As-Sinkili
merupakan tokoh ulama Indonesia yang sangat berpengaruh dalam penerapan
paham-paham sufi di Indonesia. Ia juga terkenal dengan nama Syaikh Kuala karena
ia tinggal di Kuala, wilayah Aceh.
3. KH.
Hasyim Asy’ari.
KH.
Hasyim Asy’ari lahir di desa Gedang 2 km sebelah utara kota Jombang, Jawa Timur
pada hari selasa tanggal 24 Dzulhijjah 1289 (14 Februari 1871). Ia wafat di
Tebuireng, Jombang tanggal 7 Ramadhan 1366 (25 Juli 1947) dalam usia 76 tahun. Ayahnya
bernama KH.Asy’ari dari Demak keturunan raja Majapahit (Brawijaya VI) dari
garis keturunan Jaka Tingkir.Ibunya bernama Nyai Halimah atau Winih, putri Kyai
Utsman dari pesantren Gedang, Jombang.
Karya-karyanya
antara lain, Adab Al-‘Alim wa Al-Muta’allim, risalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
fii Bayan Al-Musamah bii Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Tamyiz Al-Haqq min
Al-Bathil, Risalah Al-Mawaidh.
4. Buya
HAMKA
HAMKA
adalah kependekan dari H. Abdul Malik Karim Amrulloh. Ia lahir di Maninjau,
Sumatera Barat pada 16 Februari 1908 M yang bertepatan dengan 13 Muharam 1326
H. Ia adalah anak seorang ulama’ pembaharu Minangkabau, Dr. H. Abdul Karim
Amrulloh yang dikenal dengan haji rosul. Karya-karyanya antaralain :
§ Khathib
Al-Umam.
§ Di
Bawah Lindungan Ka’bah (novel).
§ Tafsir
al-Azhar jilid 1-30.
§ Antara
Fakta dan Khayal Tuanku Rao.
§ Dari
Lembah Kehidupan (novel).
§ Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck (novel).
§ Tasawuf
Modern.
§ Prinsip
dan Keijakan Dakwah Islam.[9]
DAFTAR RUJUKAN
Amin,Samsul
Munir. 2010.Sejarah Peradaban Islam.Jakarta.Amzah.
Amin,Samsul
Munir.2012.Ilmu Tasawuf.Jakarta.Amzah.
Damami,Mohammad.2000.Tasawuf Positif dalam Pemikiran HAMKA.Yogyakarta.Fajar
Pustaka.
HAMKA.1986.Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya.Jakarta.Pustaka
Panjimas.
Siregar,A.Rivay.1999.Tasawuf dari Sufisme Klasik ke Neo-sufisme.Jakarta.Rajawali
Press.
W.M.Abdul
Hadi.1995.Hamzah Fansuri Risalah Tasawuf
dan Puisi-puisinya.Bandung.Mizan.
[1]A. Rivay Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik ke Neo-sufisme,
Jakarta, Rajawali Press, 1999, hlm. 215.
[2]Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta, Amzah,
2010, Hlm.310-311.
[3]Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, Jakarta, Amzah , 2012,
Hlm. 325
[4]Ibid., hlm. 329.
[5]HAMKA, Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya, Jakarta, Pustaka Panjimas,
1986, Hlm.235.
[6]A. Rivay Siregar, Tasawuf dan
Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme…, Hlm. 222.
[7]Abdul
Hadi W. M.,Hamzah Fansuri Risalah Tasawuf dan Puisi-puisinya, Bandung, Mizan,
1995, hlm. 9.
[8]Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf…, Hlm. 336.
[9]Mohammad Damami, Tasawuf Positif dalam Pemikiran HAMKA,
Yogyakarta, Fajar Pustaka, 2000, hlm. 257-260.
No comments:
Post a Comment