Wednesday, 19 November 2014

MAKALAH PUASA


MAKALAH
 “PUASA”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas :
FIQIH
Dosen Pengampu
Imam Mushafak M. Pd. I





Disusun Oleh :
1.      Lilis Hikmawati             (1725143157)
2.      Nita Novitasari              (1725143214)
3.      Nova Santoso                (1725143217)



JURUSAN PGMI_1 B
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
TULUNGAGUNG
2014
Kata Pengantar
Puji syukur dengan mengucapkan Alhamdulillah rahmat, taufiq serta hidayah Allah SWT penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga sanantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jejaknya.
Dan tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada:
1.      Dr. MAFTUKHIN, M.Ag selaku rector IAIN   TULUNGAGUNG.
2.      IMAM MUSHAFAK M. Pd. I selaku Dosen ilmu fiqih di IAIN TULUNGAGUNG.
3.      Semua pihak yang selalu membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.
Tanpa bantuan beliau-beliau penulis tidak akan pernah bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran konstruktif penulis terima dengan terbuka. Semoga karya ini bermanfaat dan menjadi motivasi bagi pembaca yang budiman.




                                                                   Tulungagung, 03 September 2014



     Penulis




DAFTAR ISI



                                                                                                     
Cover……………………………………………………………………
i
Kata Pengantar………………………………………………………….
ii
Daftar Isi………………………………………………………………..
iii
Bab I Pendahuluan……………………………………………………..
1
a.       Latar Belakang…………………………………………...…….
1
b.      Rumusan Masalah………………………………………...……
2
c.       Tujuan Penulisan……………………………………...………
2
d.      Batasan Masalah……………………………………………....
2
Bab II Pembahasan………………………………………………..........
3
a.       Pengertian Puasa …………………………………………........
3
b.      Pembagian Puasa Menurut Agama Islam …………………......
3
c.       Syarat dan rukun Puasa ……………………………………….
4
d.      Cara Pelaksanaan Puasa……………………………………….
5
e.       Hikmah Puasa………………………………………………….
6
Bab III Penutup…………………………………………………………
7
a.       Kesimpulan………………………………………………….....
7
b.      Kritik Dan Saran…………………………………………….....
8
c.       Daftar Pustaka……………………………………………........
9



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Puasa merupakan suatu tindakan menghindari makan, minum, serta segala hal lain yang dapat memuaskan hasrat-hasrat psikis maupun fisik yang dilakukan pada masa tertentu. Makna dan tujuannya secara umum adalah untuk menahan diri dari segala hawa nafsu, merenung, mawas diri, dan meningkatkan keimanan terhadap Allah SWT. Salah satu hikmah puasa ialah melatih manusia untuk meningkatkan kehidupan rohani. Nafsu jasmani yang terdapat dalam diri tiap individu harus diredam, dikendalikan, dan diarahkan dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan yang mulia. Setiap orang yang menjalankan puasa pada hakekatnya sedang memenjarakan dirinya dari berbagai nafsu jasmani. Puasa juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan taraf kehidupan, baik yang duniawi maupun akhirat. Karena puasa telah dilakukan di setiap syariat agama.
Pada sebuah hadist dikatakan bahwa “Semua amal anak adam itu untuk dirinya sendiri, kecuali puasa. Karena puasa itu dikerjakan untuk-Ku, maka Aku-lah yang akan member balasannya”. Puasa merupakan salah satu bentuk ritual agama yang dapat meningkatkan kualitas spiritual manusia dan sebagai wahana pensucian diri guna mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pengaruh puasa bagi diri umat islam terutama ketika bulan Ramadhan dapat dirasakan oleh fisik maupun jiwa. Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi. Dalam segi kesehatan, justru sangat bermanfaat. Kalaupun ada yang menemui permasalahan kesehatan pada saat berpuasa, maka permasalahan itu muncul akibat yang bersangkutan tidak menjaga aturan kesehatan dalam mengkonsumsi makanan.
1
 
Pembahasan mengenai ibadah puasa menarik untuk dikaji, mengingat ajaran ibadah puasa terdapat dalam agama islam dan berlaku pada umat-umat terdahulu hingga sekarang. Berdasarkan uraian di atas dan sebagai salah satu tugas fiqh, maka kami akan mengkaji permasalahan seputar ibadah puasa.

B.     Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang hendak kami bahas adalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dari puasa ?
2.      Bagaimana pembagian puasa menurut agama islam ?
3.      Bagaimana syarat dan rukun puasa ?
4.      Bagaimana cara pelaksanaan puasa ?
5.      Apakah hikmah puasa bagi umat manusia?

C.    Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan adalah :
1.      Untuk menjelaskan pengertian dari puasa
2.      Untuk menjelaskan pembagian puasa menurut agama islam
3.      Untuk menjelaskan syarat dan rukun puasa
4.      Untuk menjelaskan cara pelaksanaan puasa
5.      Untuk menjelaskan hikmah puasa bagi umat manusia

D.    Batasan Masalah

Makalah ini hanya menulis / membahas tentang masalah yang berkaitan dengan puasa menurut agama islam.







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Puasa

Secara umum, puasa berarti ‘menahan’ sebagaimana firman Allah SWT,
“…Aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih…”
Maksudnya adalah menahan diri dari berbicara, sedangkan menurut istilah adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat.[1]

                 
B.     Pembagian Puasa Menurut Agama Islam
Puasa menurut agama islam ada empat macam :[2]
a.       Puasa wajib, yaitu puasa bulan Ramadan, puasa kafarat, dan puasa nazar.
$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãP$uÅ_Á9$# $yJx. |=ÏGä. n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇÊÑÌÈ  
183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
b.      Puasa sunat, yaitu berpuasa pada hari senin dan kamis, puasa daud, puasa enam hari pada Bulan Syawwal, dsb.
c.       Puasa makruh.
d.      Puasa haram, yaitu puasa pada hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Haji, dan tiga hari sesudah Hari Raya Haji, yaitu tanggal 11-12- dan 13.


3
 
 

C.    Syarat dan rukun Puasa
1.      Syarat wajib puasa[3]
a.       Berakal, orang yang gila tidak diwajibkan puasa.
b.      Baligh (Umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain. Anak-anak tidak wajib berpuasa.
c.        Kuat berpuasa. Orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau sakit, tidak wajib puasa.

2.      Syarat sah puasa
a.       Islam. Orang yang bukan islam tidak sah puasa.
b.      Mumayiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik).
c.       Sudi dari darah haid (kotoran) dan nifas (darah habis melahirkan). Orang yang haid atau nifas itu tidak sah puasa, tetapi keduanya wajib mengkhodo’ (membayar) puasa yang tertinggal itu secukupnya.
d.      Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya. dilarang puasapada dua hari raya dan hari tasyrik (tanggal 11,12, 13 bulan haji).

3.      Rukun puasa[4]
a.       Niat, yaitu setiap malam selama bulan ramadhan.
b.      Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

4 (#qè=ä.ur (#qç/uŽõ°$#ur 4Ó®Lym tû¨üt7oKtƒ ãNä3s9 äÝøsƒø:$# âÙuö/F{$# z`ÏB ÅÝøsƒø:$# ÏŠuqóF{$# z`ÏB ̍ôfxÿø9$# ( ÇÊÑÐÈ  
187. Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar.


D. Cara Pelaksanaan Puasa
1.      Adab-adab berpuasa[5]
a.       Makan sahur
b.      Menyegerakan berbuka
c.       Berdoa ketika berbuka dan berpuasa
d.      Menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan puasa
e.       Menggosok gigi pada saat berpuasa
f.       Murah hati dan mempelajari Al-Qur’an
g.      Giat beribadah pada sepuluh hari terakhir
2.      Boleh berbuka[6]
Orang-orang yang diperbolehkan berbuka pada bulan Ramadhan adalah sebagai berikut :
a.       Orang yang sakit apabila tidak kuasa berpuasa
b.      Orang yang dalam perjalanan jauh (80,640 km) boleh berbuka, tetapi ia wajib mengqada puasa yang ditinggalkan itu.
( `tBur tb$Ÿ2 $³ÒƒÍsD ÷rr& 4n?tã 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$­ƒr& tyzé& 3 ߃̍ムª!$# ãNà6Î/ tó¡ãŠø9$# Ÿwur ߃̍ムãNà6Î/ uŽô£ãèø9$# ÇÊÑÎÈ  
185. Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.

c.       Orang tua yang sudah lemah, tidak kuat lagi berpuasa karena tuanya, atau karena memang lemah fisiknya, bukan karena tuanya.
d.      Orang hamil dan menyusui anak



3.      Hal-hal Yang Diperbolehkan Ketika Berpuasa[7]
a.       Memakai celak dan meneteskan obat ke dalam mata
b.      Mencium, bagi orang yang sanggup menahan dan menguasai syahwat atau nafsu seksualnya
c.       Berbekam, yaitu mengeluarkan darah dari bagian kepala
d.      Berkumur-kumur dan memasukkan air ke rongga hidung dengan syarat tidak berlebih-lebihan
4.      Hal-hal yang membatalkan puasa[8]
a.       Makan dan minum yang disengaja maupun tidak.
b.      Muntah yang disengaja, sekalipun tidak ada yang kembali kedalam.
c.       Bersetubuh.
d.      Keluar darah haid dan nifas.
e.       Mengeluarkan mani dengan sengaja.
f.       Gila. Jika gila itu datang waktu siang hari, batallah puasa.
g.      Murtad (keluar dari agama islam).

E.     Hikmah Puasa[9]
-        melatih mental
-        melatih kedisiplinan (taat pada aturan)
-        memupuk keperdulian dan kepekaan social.









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Pengertian dari puasa ialah :
·      Secara umum, puasa berarti ‘menahan’
·      Menurut istilah adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat.
2.      Pembagian puasa menurut agama Islam ada empat macam, yaitu :
·         Puasa wajib
·         Puasa sunat
·         Puasa makruh.
·         Puasa haram
3.      Syarat puasa terbagi menjadi dua, yaitu :
(a)    Syarat wajib puasa :
(i)     Berakal, orang yang gila tidak diwajibkan puasa.
(ii)   Baligh (Umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain. Anak-anak tidak wajib berpuasa.
(iii) Kuat berpuasa. Orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau sakit, tidak wajib puasa.
(b)   Syarat sah puasa :
(i)     Islam. Orang yang bukan islam tidak sah puasa.
(ii)   Mumayiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik).
(iii) Sudi dari darah haid (kotoran) dan nifas (darah habis melahirkan). Orang yang haid atau nifas itu tidak sah puasa, tetapi keduanya wajib mengkhodo’ (membayar) puasa yang tertinggal itu secukupnya.
(iv)
7
 
Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya. dilarang puasapada dua hari raya dan hari tasyrik (tanggal 11,12, 13 bulan haji).
Rukun puasa yaitu niat dan menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
4.      Cara pelaksanaan puasa yaitu dengan niat pada malam sebelum sahur, berdoa ketika berbuka dan berpuasa, menyegerakan berbuka, selama berpuasa hendaknya menghindari segala hal yang dapat membatalkan puasa, memperbanyak amalan dan giat beribadah selama berpuasa.

B.     Saran
1.    Sebagai seorang muslim yang taat kepada ajaran Allah, sebaiknya kita mengetahui dan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan puasa agar tidak keliru ketika menjalankan puasa nantinya.
2.    Kepada para pendidik, hendaknya selalu mengajarkan dan menanamkan pemahaman tentang puasa kepada anak didiknya.
3.    Ketika menjalankan ibadah puasa, sebaiknya selalu berserah diri kepada Allah dan selalu berdoa kepada-Nya. Karena tantangan dan godaan ketika berpuasa tidaklah mudah bila dirasakan. Serta selalu menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa kita.














DAFTAR PUSTAKA

  Sabiq, Sayyid. 2006. Fiqih sunnah Jilid 2. Jakarta: Pena Pundi Aksara
Rasjid, Sulaiman. 1994. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Supiana dkk. 2001. Materi Pendidikan Islam. bandung : Remaja Rosdakarya.



[1] Sayyid Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 ( Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006), Hal. 25.
[2] H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1994), Hal. 220.
[3] Ibid., hal. 227.
[4] Ibid., hal. 229
[5] Sayyid Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 ( Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006), Hal. 61.
[6] H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1994), Hal. 233.
[7] Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 ( Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006), Hal. 67.
[8] H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1994), Hal. 230
[9]  Supiana dkk, Materi Pendidikan Islam (bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), Hal.94

2 comments:

  1. Mampir jg kak di http://cengcen.blogspot.com/2018/06/makalah-puasa-hukum-syarat-rukun.html

    Referensi dari kitab taqrirotul sa'didah

    ReplyDelete
  2. makasih kak atas makalah yang telah disusun dan dapat mudah dipahami

    ReplyDelete