MAKALAH
“PUASA”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas :
“FIQIH”
Dosen Pengampu
Imam Mushafak M. Pd. I
Disusun Oleh :
1.
Lilis Hikmawati (1725143157)
2.
Nita Novitasari (1725143214)
3.
Nova
Santoso (1725143217)
JURUSAN PGMI_1 B
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
TULUNGAGUNG
2014
Kata Pengantar
Puji syukur dengan mengucapkan Alhamdulillah
rahmat, taufiq serta hidayah Allah SWT penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dalam waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga sanantiasa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya dan
orang-orang yang mengikuti jejaknya.
Dan tak lupa penulis ucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Dr. MAFTUKHIN, M.Ag selaku rector IAIN TULUNGAGUNG.
2. IMAM MUSHAFAK M. Pd. I selaku Dosen ilmu
fiqih di IAIN TULUNGAGUNG.
3. Semua pihak yang selalu membantu penulis dalam
penyusunan makalah ini.
Tanpa bantuan beliau-beliau penulis tidak akan
pernah bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala kritik dan saran konstruktif penulis terima dengan terbuka.
Semoga karya ini bermanfaat dan menjadi motivasi bagi pembaca yang budiman.
Tulungagung, 03 September
2014
Penulis
DAFTAR
ISI
Cover……………………………………………………………………
|
i
|
Kata Pengantar………………………………………………………….
|
ii
|
Daftar Isi………………………………………………………………..
|
iii
|
Bab I Pendahuluan……………………………………………………..
|
1
|
a.
Latar
Belakang…………………………………………...…….
|
1
|
b.
Rumusan
Masalah………………………………………...……
|
2
|
c.
Tujuan
Penulisan……………………………………...………
|
2
|
d.
Batasan
Masalah……………………………………………....
|
2
|
Bab II Pembahasan………………………………………………..........
|
3
|
a.
Pengertian Puasa …………………………………………........
|
3
|
b. Pembagian Puasa Menurut Agama Islam …………………......
|
3
|
c.
Syarat dan rukun
Puasa ……………………………………….
|
4
|
d. Cara Pelaksanaan Puasa……………………………………….
|
5
|
e.
Hikmah Puasa………………………………………………….
|
6
|
Bab III Penutup…………………………………………………………
|
7
|
a.
Kesimpulan………………………………………………….....
|
7
|
b.
Kritik Dan
Saran…………………………………………….....
|
8
|
c.
Daftar
Pustaka……………………………………………........
|
9
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Puasa
merupakan suatu tindakan menghindari makan, minum, serta segala hal lain yang
dapat memuaskan hasrat-hasrat psikis maupun fisik yang dilakukan pada masa
tertentu. Makna dan tujuannya secara umum adalah untuk menahan diri dari segala
hawa nafsu, merenung, mawas diri, dan meningkatkan keimanan terhadap Allah SWT.
Salah satu hikmah puasa ialah melatih manusia untuk meningkatkan kehidupan
rohani. Nafsu jasmani yang terdapat dalam diri tiap individu harus diredam,
dikendalikan, dan diarahkan dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan yang
mulia. Setiap orang yang menjalankan puasa pada hakekatnya sedang memenjarakan
dirinya dari berbagai nafsu jasmani. Puasa juga merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan taraf kehidupan, baik yang duniawi maupun akhirat. Karena puasa
telah dilakukan di setiap syariat agama.
Pada
sebuah hadist dikatakan bahwa “Semua amal
anak adam itu untuk dirinya sendiri, kecuali puasa. Karena puasa itu dikerjakan
untuk-Ku, maka Aku-lah yang akan member balasannya”. Puasa merupakan salah
satu bentuk ritual agama yang dapat meningkatkan kualitas spiritual manusia dan
sebagai wahana pensucian diri guna mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pengaruh
puasa bagi diri umat islam terutama ketika bulan Ramadhan dapat dirasakan oleh
fisik maupun jiwa. Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi. Dalam segi
kesehatan, justru sangat bermanfaat. Kalaupun ada yang menemui permasalahan
kesehatan pada saat berpuasa, maka permasalahan itu muncul akibat yang
bersangkutan tidak menjaga aturan kesehatan dalam mengkonsumsi makanan.
|
Pembahasan mengenai ibadah puasa menarik untuk
dikaji, mengingat ajaran ibadah puasa terdapat dalam agama islam dan berlaku
pada umat-umat terdahulu hingga sekarang. Berdasarkan uraian di atas dan sebagai
salah satu tugas fiqh, maka kami akan mengkaji permasalahan seputar ibadah
puasa.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang hendak kami bahas adalah
sebagai berikut :
1. Apa
pengertian dari puasa ?
2. Bagaimana
pembagian puasa menurut agama islam ?
3. Bagaimana
syarat dan rukun puasa ?
4. Bagaimana
cara pelaksanaan puasa ?
5. Apakah
hikmah puasa bagi umat manusia?
C.
Tujuan
Pembahasan
Tujuan
dari pembahasan adalah :
1. Untuk
menjelaskan pengertian dari puasa
2. Untuk
menjelaskan pembagian puasa menurut agama islam
3. Untuk
menjelaskan syarat dan rukun puasa
4. Untuk
menjelaskan cara pelaksanaan puasa
5. Untuk
menjelaskan hikmah puasa bagi umat manusia
D.
Batasan
Masalah
Makalah
ini hanya menulis / membahas tentang masalah yang berkaitan dengan puasa
menurut agama islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Puasa
Secara
umum, puasa berarti ‘menahan’ sebagaimana firman Allah SWT,
“…Aku
telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih…”
Maksudnya
adalah menahan diri dari berbicara, sedangkan menurut istilah adalah menahan
diri dari segala yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga terbenam
matahari dengan disertai niat.[1]
B.
Pembagian
Puasa Menurut Agama Islam
Puasa menurut agama
islam ada empat macam :[2]
a. Puasa
wajib, yaitu puasa bulan Ramadan, puasa kafarat, dan puasa nazar.
$ygr'¯»t tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãP$uÅ_Á9$#
$yJx.
|=ÏGä. n?tã
úïÏ%©!$#
`ÏB
öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)Gs?
ÇÊÑÌÈ
183. Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa,
b. Puasa
sunat, yaitu berpuasa pada hari senin dan kamis, puasa daud, puasa enam hari
pada Bulan Syawwal, dsb.
c. Puasa
makruh.
d. Puasa
haram, yaitu puasa pada hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Haji, dan tiga hari
sesudah Hari Raya Haji, yaitu tanggal 11-12- dan 13.
|
C.
Syarat
dan rukun Puasa
1. Syarat
wajib puasa[3]
a. Berakal,
orang yang gila tidak diwajibkan puasa.
b. Baligh
(Umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain. Anak-anak tidak wajib
berpuasa.
c. Kuat berpuasa. Orang yang tidak kuat, misalnya
karena sudah tua atau sakit, tidak wajib puasa.
2. Syarat
sah puasa
a.
Islam. Orang yang bukan islam tidak sah
puasa.
b.
Mumayiz (dapat membedakan yang baik
dengan yang tidak baik).
c.
Sudi dari darah haid (kotoran) dan nifas
(darah habis melahirkan). Orang yang haid atau nifas itu tidak sah puasa,
tetapi keduanya wajib mengkhodo’ (membayar) puasa yang tertinggal itu
secukupnya.
d.
Dalam waktu yang diperbolehkan puasa
padanya. dilarang puasapada dua hari raya dan hari tasyrik (tanggal 11,12, 13
bulan haji).
3. Rukun
puasa[4]
a.
Niat, yaitu setiap malam selama bulan
ramadhan.
b.
Menahan diri dari segala yang
membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
4 (#qè=ä.ur
(#qç/uõ°$#ur
4Ó®Lym tû¨üt7oKt ãNä3s9 äÝøsø:$# âÙuö/F{$# z`ÏB ÅÝøsø:$# ÏuqóF{$# z`ÏB Ìôfxÿø9$# (
ÇÊÑÐÈ
187. Makan minumlah hingga terang bagimu
benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar.
D. Cara Pelaksanaan Puasa
1. Adab-adab
berpuasa[5]
a.
Makan sahur
b.
Menyegerakan berbuka
c.
Berdoa ketika berbuka dan berpuasa
d.
Menjauhi hal-hal yang bertentangan
dengan puasa
e.
Menggosok gigi pada saat berpuasa
f.
Murah hati dan mempelajari Al-Qur’an
g.
Giat beribadah pada sepuluh hari
terakhir
2. Boleh
berbuka[6]
Orang-orang yang diperbolehkan berbuka pada bulan
Ramadhan adalah sebagai berikut :
a.
Orang yang sakit apabila tidak kuasa
berpuasa
b.
Orang yang dalam perjalanan jauh (80,640
km) boleh berbuka, tetapi ia wajib mengqada puasa yang ditinggalkan itu.
( `tBur
tb$2
$³ÒÍsD ÷rr& 4n?tã 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB
BQ$r&
tyzé& 3
ßÌã
ª!$# ãNà6Î/ tó¡ãø9$# wur ßÌã
ãNà6Î/ uô£ãèø9$# ÇÊÑÎÈ
185. Barangsiapa sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari
yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan
bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
c.
Orang tua yang sudah lemah, tidak kuat
lagi berpuasa karena tuanya, atau karena memang lemah fisiknya, bukan karena
tuanya.
d.
Orang hamil dan menyusui anak
3. Hal-hal
Yang Diperbolehkan Ketika Berpuasa[7]
a.
Memakai celak dan meneteskan obat ke
dalam mata
b.
Mencium, bagi orang yang sanggup menahan
dan menguasai syahwat atau nafsu seksualnya
c.
Berbekam, yaitu mengeluarkan darah dari
bagian kepala
d.
Berkumur-kumur dan memasukkan air ke
rongga hidung dengan syarat tidak berlebih-lebihan
4. Hal-hal
yang membatalkan puasa[8]
a.
Makan dan minum yang disengaja maupun
tidak.
b.
Muntah yang disengaja, sekalipun tidak
ada yang kembali kedalam.
c.
Bersetubuh.
d.
Keluar darah haid dan nifas.
e.
Mengeluarkan mani dengan sengaja.
f.
Gila. Jika gila itu datang waktu siang
hari, batallah puasa.
g.
Murtad (keluar dari agama islam).
E.
Hikmah Puasa[9]
-
melatih mental
-
melatih kedisiplinan (taat pada aturan)
-
memupuk keperdulian dan kepekaan social.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Pengertian
dari puasa ialah :
· Secara
umum, puasa berarti ‘menahan’
· Menurut
istilah adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, sejak terbit
fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat.
2. Pembagian
puasa menurut agama Islam ada empat macam, yaitu :
·
Puasa wajib
·
Puasa sunat
·
Puasa makruh.
·
Puasa haram
3. Syarat
puasa terbagi menjadi dua, yaitu :
(a) Syarat
wajib puasa :
(i) Berakal,
orang yang gila tidak diwajibkan puasa.
(ii) Baligh
(Umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain. Anak-anak tidak wajib
berpuasa.
(iii) Kuat
berpuasa. Orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau sakit, tidak
wajib puasa.
(b) Syarat
sah puasa :
(i) Islam.
Orang yang bukan islam tidak sah puasa.
(ii) Mumayiz
(dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik).
(iii) Sudi
dari darah haid (kotoran) dan nifas (darah habis melahirkan). Orang yang haid
atau nifas itu tidak sah puasa, tetapi keduanya wajib mengkhodo’ (membayar)
puasa yang tertinggal itu secukupnya.
(iv)
|
Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya.
dilarang puasapada dua hari raya dan hari tasyrik (tanggal 11,12, 13 bulan
haji).
Rukun puasa yaitu niat dan menahan diri
dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
4.
Cara pelaksanaan puasa yaitu dengan niat
pada malam sebelum sahur, berdoa ketika berbuka dan berpuasa, menyegerakan
berbuka, selama berpuasa hendaknya menghindari segala hal yang dapat
membatalkan puasa, memperbanyak amalan dan giat beribadah selama berpuasa.
B. Saran
1.
Sebagai seorang muslim yang taat kepada
ajaran Allah, sebaiknya kita mengetahui dan memahami segala sesuatu yang
berkaitan dengan puasa agar tidak keliru ketika menjalankan puasa nantinya.
2.
Kepada para pendidik, hendaknya selalu
mengajarkan dan menanamkan pemahaman tentang puasa kepada anak didiknya.
3.
Ketika menjalankan ibadah puasa,
sebaiknya selalu berserah diri kepada Allah dan selalu berdoa kepada-Nya.
Karena tantangan dan godaan ketika berpuasa tidaklah mudah bila dirasakan.
Serta selalu menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa kita.
DAFTAR PUSTAKA
Sabiq, Sayyid. 2006. Fiqih sunnah Jilid 2. Jakarta: Pena Pundi Aksara
Rasjid, Sulaiman. 1994.
Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Supiana dkk. 2001. Materi
Pendidikan Islam. bandung : Remaja Rosdakarya.
[1]
Sayyid Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 (
Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006), Hal. 25.
[2]
H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (
Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1994), Hal. 220.
[3] Ibid., hal. 227.
[4]
Ibid., hal. 229
[5]
Sayyid Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 (
Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006), Hal. 61.
[6]
H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (
Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1994), Hal. 233.
[7]
Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 ( Jakarta
: Pena Pundi Aksara, 2006), Hal. 67.
[8]
H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (
Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1994), Hal. 230
[9] Supiana dkk, Materi Pendidikan Islam (bandung
: Remaja Rosdakarya, 2001), Hal.94
Mampir jg kak di http://cengcen.blogspot.com/2018/06/makalah-puasa-hukum-syarat-rukun.html
ReplyDeleteReferensi dari kitab taqrirotul sa'didah
makasih kak atas makalah yang telah disusun dan dapat mudah dipahami
ReplyDelete