PRINSIP EKONOMI ISLAM MENJAWAB TANTANGAN EKOMI GLOBAL
Krisis keuangan yang melanda Amerika Serikat (AS) pada tahun
1929.,yang telah membuat 25% rakyatnya menjadi pengangguran. Kini, krisis
tersebut seakan-akan terulang kembali. Banyak saham-saham yang menjadi ikon Wall
Street hancur berguguran. Efek dari krisis ekonomi AS telah merambah
ke negara-negara di Eropa dan Asia, termasuk Indonesia.
Perusahaan-perusahaan besar mengalami kebangkrutan,
bank-bank internasional dan pemerintah diberbagai negara mengucurkan dana
dengan jumlah yang besar guna meredam guncangan krisis. Krisis tersebut
menunjukkan rapuhnya sistem ekonomi kapitalis yang dianut oleh mayoritas
negara-negara di dunia.inilah penyebab utama krisis keuangan global saat ini.
Ekonomi syariah atau ekonomi islam yang memiliki orientasi
terhadap kehidupan duniawi serta surgawi hadir sebagai alternatif dari
sistem ekonomi konvensional yang dianggap kurang kokoh dalam membentengi
perekonomian dunia. Kata ‘Ekonomi Konvensional’ mulai mencuat ketika ekonomi
islam mulai mulai berkembang.
Berikut adalah perbedaan yang mendasar antara ekonomi islam
dengan ekonomi konvensional:
1.Dalam ekonomi konvensional terdapat masalah kelangkaan (scarcity).
Sedangkan dalam ekonomi islam tidak mengenal kelangkaan karena Allah membuat
segala sesuatunya didunia ini dengan tepat ukuran (Q.S Qamar:49).
2.Dalam ekonomi konvensional tidak ada elemen nilai dan
norma sehingga sering terjadi konflik dan kecurangan saat pelaksanaannya.
Berbanding terbalik dengan ekonomi islam yang menonjolkan sikap adil, jujur dan
bertanggungjawab.
3.Ekonomi konvensional berpijak pada materialisme dan
sekulerisme. Sementara ekonomi islam berpijak pada Al-Quran, As-Sunnah serta
kajian para ulama.
4.Ekonomi islam menguntungkan semua pihak, termasuk
masyarakat kecil. Sedangkan ekonomi konvensional hanya menguntungkan pihak
tertentu saja.
Peran Ekonomi Islam di Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara berkembang dengan
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5%. Namun, catatan angka diatas kertas tersebut
berbanding jauh terhadap realita di lapangan. Dengan jumlah penduduk sebanyak
259.940.857 jiwa, Indonesia masih memiliki warga yang menganggur sebanyak 12,8
juta jiwadengan pendapatan perkapita sebesar US$3.542,9 yang masih tergolong
rendah. Hal itu tentunya menjadi sebuah fenomena yang cukup miris mengingat
Indonesia adalah negara yang kaya akan SDA yang melimpah dan SDM yang cukup
berkualitas. Ekonomi islam yang mulai berkembang di Indonesia sejak tahun 1992
diharapkan dapat berperan penting guna memecahkan permasalahan yang hingga
sampai saat ini belum bisa diselesaikan. Berikut merupakan peran-peran ekonomi
islam yang dapat dijadikan potensi agar Indonesia dapat menjadi negara yang
maju.
1.Instrumen zakat, infaq, sodaqoh dan sebagainya merupakan icon
instrument yang dapat mensejahterakan ‘wong cilik’. Potensi zakat di
Indonesia mencapai Rp. 100 triliun. Dari dana tersebut, bangsa ini dapat
membangun ratusan sekolah dan puluhan rumah sakit. Selain itu, instrumen ini
guna menjawab amanat Pancasila dan UUD 1945, yakni menciptakan masyarakat yang
adil dan makmur (redistribution with growth). Bukan makmur baru adil (redistribution
from growth) ala kapitalisme liberal.
2.Penerapan konsep jujur, adil, dan bertanggungjawab. Konsep
ini merupakan syarat yang harus terpenuhi dalam melaksanakan kegiatan ekonomi.
Instrumen ekonomi seperti gadai, sewa-menyewa dan perdagangan harus menonjolkan
konsep ini. Penerapan konsep ini ditujukan agar tidak ada yang dirugikan dalam
kegiatan ekonomi dan menguntungkan semua pihak yang terlibat sehingga tidak
akan terjadi berbagai macam kecurangan-kecurangan yang dapat menimbulkan
konflik sosial.
3.Pelarangan riba dengan menjadikan sistem bagi hasil (profit-loss
sharing) dengan instrumen mudharabah dan musyarakah sebagai sistem kredit
berikut instrumen bunganya (Q.S Al-Baqarah:275). Bunga bank memiliki efek
negatif tehadap aktivitas ekonomi dan sosial. Secara ekonomi, bunga bank akan
mengakibatkan petumbuhan ekonomi yang semu dan akan menurunkan kinerja
perekonomian secara menyeluruh serta dampak-dampak lainnya. Dalam segi sosial
pun akan membuat masyarakat terbebani akan bunga yang dirasa begitu berat (chaos).
Dengan pelarangan riba ini, diyakini bahwa pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
akan terus meningkat.
Ketiga
poin tersebut merupakan secuil kecil peran ekonomi islam dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan bangsa yang hingga saat ini belum dapat diselesaikan.
Mengapa Ekonomi Islam Perlu Diterapkan?
1.Mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim dengan
persentase 85%. Jadi, sudah sewajarnya ekonomi islam diterapkan kedalam sistem
perekonomian Indonesia.
2.Ekonomi islam bersifat universal, artinya tidak hanya
ditujukan untuk umat muslim saja, melainkan bagi seluruh umat manusia (rahmatan
lil alamin).
3.Sudah banyak masyarakat yang telah menggunakan/menerapkan
sistem ekonomi islam, khususnya perbankan syariah.
4.Masyarakat telah merasakan secara langsung manfaat dari
pelaksanaan sistem ekonomi islam baik secara individu maupun sosial.
Apabila
peluang-peluang ini dimanfaatkan secara serius dan baik, maka bukan tidak
mungkin masalah-masalah yang menjerat Indonesia selama ini akan terselesaikan.
Secara
logika, dasar dan prinsip telah terbukti bahwa ekonomi islam dapat dikatakan
lebih baik dan dapat menjawab tantangan global yang rentan krisis daripada
ekonomi konvensional. Dengan menerapkan ekonomi islam, bukan tidak mungkin
Indonesia bahkan dunia dapat kebal dari krisis ekonomi dan dampak yang
dihasilkannya.
Daftar Rujukan
1.
(Q.S Qamar:49).
2.
(Q.S Al-Baqarah:275)
No comments:
Post a Comment