KKN KEBANGSAAN : KKN PEMERSATU
BANGSA
Oleh: Lailatul
Aprilianatus Sholihah
KKN
atau Kuliah Kerja Nyata adalah sebuah kegiatan pengabdian masyarakat oleh
mahasiswa sebagai bentuk dari pengamalan Tridharma Perguruan Tinggi nomor tiga.
Dalam masa pengabdian masyarakat ini, umumnya selama 1 bulan atau 45 hari,
mahasiswa diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata yang dapat membantu
masyarakat dan mengembangkan desa dalam berbagai aspek.
Pada
umumnya, KKN dilaksanakan di berbagai desa pesisir ataupun tertinggal di daerah
sekitar Perguruan Tinggi atau masih dalam satu provinsi dengan Perguruan Tinggi
pelaksana. Namun ternyata ada KKN Kebangsaan yang dimana diikuti oleh berbagai
Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tempat pelaksanaanya pun berbeda setiap tahunnya, tergantung dari mana
Perguruan Tinggi yang menjadi tuan rumah. KKN Kebangsaan memiliki misi yang
hampir sama seperti KKN pada umumnya, namun tentu KKN Kebangsaan memiliki
beberapa perbedaan dari KKN biasa.
Pada tahun 2017 lalu, KKN Kebangsaan dilaksanakan di 11
Kecamatan (60 Desa) di Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo dengan
Universitas Negeri Gorontalo sebagai tuan rumah. KKN Kebangsaan tahun 2017 diikuti oleh 53 Perguruan Tinggi
se-Indonesia dan 2 Perguruan Tinggi dari Jepang dan Malaysia sebagai peninjau.
Pelaksanaan dimulai dari tanggal 22 Juli sampai 23 Agustus 2017, namun check in
peserta dimulai dari tanggal 19 Juli di Mess Haji Gorontalo. Kemudian untuk
tanggal 20 sampai 21 Juli, peserta diberikan pembekalan materi dan juga
selayang pandang tentang KKN Kebangsaan serta tentang desa-desa yang akan
dijadikan sebagai tempat KKN Kebangsaan.
Saya
dan keempat teman saya yang terpilih sebagai peserta KKN Kebangsaan 2017
delegasi dari IAIN Tulungagung berangkat ke Gorontalo bersama pendamping kami
dari LP2M pada tanggal 19 Juli pagi dan tiba di Bandara Jalaludin Gorontalo
siang harinya. Ketika kami sampai, ternyata banyak juga peserta KKN Kebangsaan
delegasi dari berbagai Perguruan Tinggi se-Indonesia yang baru tiba. Di sana
kami juga langsung disambut oleh panitia dari Universitas Negeri Gorontalo yang
bertugas mengurus akomodasi kami menuju ke Mess Haji Gorontalo, tempat kami
menginap selama Pembekalan KKN Kebangsaan. Setelah selesai mengurus
barang-barang yang kami bawa, kami dipersilahkan menaiki bus yang telah
disediakan. Ternyata dari Bandara menuju ke Mess Haji masih memerlukan kurang
lebih 45 menit perjalanan.
Sesampainya
kami di Mess Haji, kami melakukan registrasi peserta dan mendapatkan nomor
pembagian kamar. Dari sinilah cerita kami dimulai. Kami dibagi di berbagai kamar yang ada di Mess
Haji, dan pastinya tidak ada peserta dari Perguruan Tinggi yang sama dalam satu
kamar. Karena itulah mau tidak mau kami harus cepat menyesuaikan diri bertemu
dengan orang-orang baru dari berbagai daerah yang tentunya memiliki sifat dan
karakter yang berbeda-beda. Selama dua hari kami mengikuti rentetan kegiatan
pembekalan KKN Kebangsaan di Mess Haji dan aula Universitas Negeri Gorontalo.
Akhirnya
hari yang kami tunggu tiba, tanggal 22 Juli kami diterjunkan ke desa-desa yang
telah ditentukan sebelumnya. Saya sendiri diterjunkan di Desa Molotabu
Kecamatan Kabila Bone. Kami dilepas dengan upacara di kantor Bupati Bone
Bolango. Dari kantor Bupati Bone Bolango kami di serahkan ke SKPD untuk
mengantar kami ke posko, tapi sebelumnya kami diantar ke kantor camat Kabila
Bone untuk bertemu dengan Ibu camat Kabila Bone. Setelah acara penyambutan kami
menuju kantor desa Botutunuo untuk menghadiri rapat 3 desa yaitu Botutunuo,
Bintalahe dan Molotabu bersama DPL dan
SKPD, disana kami membahas apa yang harus kami lakukan di desa penempatan
nantinya.
Saat
sampai di posko KKN Kebangsaan desa Molotabu, saya dan keenam teman saya
disambut oleh kepala desa Molotabu (biasa dipanggil ayahanda) dan juga beberapa
perangkat desa. Di posko ini, saya tinggal dengan keenam teman saya dari
berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia. Diantara kami bertujuh, ada tiga orang
mahasiswa dari Universitas Negeri Gorontalo. Ketiga lainnya berasal dari
Universitas Hasanudin Makasar, Universitas Negeri Semarang dan Universitas
Khairun Ternate. Tinggal satu rumah dan bekerja sama dengan mereka menjadi
tantangan untuk saya, terlebih karena kami memiliki sifat, karakter, adat dan budaya
yang berbeda-beda dari daerah asal kami masing-masing.
Sesuai dengan tema KKN Kebangsaan
tahun 2017 yaitu “Merajut Tali
Kebangsaan melalui Penerapan Program Konservasi Lingkungan, Kedaulatan Pangan
Berbasis Pemberdayaan”, saya merasa dalam KKN Kebangsaan ini tujuannya
selain untuk ikut serta membangun bangsa lewat pemberdayaan desa-desa
tertinggal, kami juga diajarkan tentang makna persatuan Indonesia dalam bentuk
nyata. Kami yang notabene dikumpulkan dari berbagai daerah dan kemudian dibagi
dalam kelompok-kelompok kecil diharapkan dapat bersatu untuk mengembangkan
desa-desa yang kami tempati dari berbagai aspek. Memang bukan hal yang mudah
untuk menyatukan pikiran dari banyak orang, apalagi dengan latar belakang yang
berbeda-beda. Namun itulah yang menjadikan KKN Kebangsaan lebih istimewa
dibandingkan dengan KKN pada umumnya.
Desa Molotabu
mempunyai jumlah penduduk 1505 Jiwa (792 Laki-laki dan 713 Perempuan), terdiri
dari 435 kepala keluarga (KK). Penduduk ini tersebar dalam 4 wilayah dusun yaitu: Dusun I (Tanjung
Karang), Dusun II (Molotabu Barat), Dusun III (Molotabu Tengah) dan Dusun IV
(Waolo). Potensi desa
Molotabu cukup besar, baik potensi yang sudah dimanfaatkan maupun potensi yang
belum dimanfaatkan secara maksimal. Potensi yang ada baik potensi sumber daya
alam dan manusia perlu terus digali dan dikembangkan untuk kemakmuran
masyarakat secara umum. Sebanyak 95% warga desa Molotabu
merupakan muslim. Terdapat 2 orang
laki-laki ber-etnis Sunda, 1 orang laki-laki dan 2 orang perempuan ber-etnis
Bugis, dan 1 orang perempuan etnis Minahasa.
Iklim
Desa Molotabu, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim
Kemarau. Penghujan dan pancaroba, tetapi musim penguhujan lebih dominan di Desa
Molotabu. Hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam dan
keadaan masyarakat di Desa Molotabu Kecamatan Kabila Bone. Suhu rata-rata
harian di daerah tersebut berkisar 27oC-30oC.
Wilayah
Desa Molotabu memiliki berbagai potensi yang baik anatar lain hasil laut, hasil
hutan, dan pariwisata. Potensi tersebut dapat meningkatkan taraf perekonomian
dan pendapatan masyarakat. Disamping itu, lokasi yang relative dekat dengan Ibu
Kota Kabupaten yaitu sekitar 30 menit dari kota dan pusat kegiatan perekonomian
memberikan peluang kehidupan yang lebih maju dalam sektor formal maupun non
formal.
Hari-hari yang saya habiskan di desa dengan teman-teman
KKN Kebangsaan adalah tentang bagaimana membawa perubahan yang lebih untuk desa
pengabdian kami, Molotabu. Kebetulan desa ini menyimpan banyak sekali
permasalahan yang bahkan sudah sangat diketahui oleh warga dari daerah lain khususnya
di lingkup kecamatan Kabila Bone. Tingkat kriminalitas di desa ini cukup
tinggi. Tingkat sumber daya manusianya pun kurang. Keadaan ini diperparah
dengan kesadaran beragama yang masih sangat kurang menurut saya. Namun, dengan
segala hambatan-hambatan yang ada tidak membuat kami pantang menyerah untuk
membuat dan merealisasikan program-program untuk pengembangan desa dari
berbagai aspek.
Karena
keterbatasan waktu pengabdian di desa yang hanya satu bulan, akhirnya membuat
kami harus melakukan observasi permasalahan dan potensi desa dengan cepat dan
kemudian dilanjutkan dengan penyusunan program kerja sesuai hasil observasi.
Setelah melakukan observasi selama beberapa hari dengan mengelilingi desa dan
berbincang langsung dengan pemerintah desa terkait serta beberapa warga desa,
akhirnya kami memutuskan untuk memfokuskan program kerja kami di beberapa aspek
atau sektor yang kami rasa perlu perhatian lebih dan juga punya potensi untuk
berkembang.
Letak geografis
dari desa Molotabu yang berada di pesisir pantai namun juga memiliki bagian
pegunungan dan perbukitan yang sangat berpotensi untuk dijadikan tempat wisata
alam, membuat saya dan teman-teman memutuskan bahwa hal pertama yang akan kami
lakukan adalah pengembangan di sektor
pariwisata. Kami berusaha menonjolkan potensi-potensi keindahan desa yang
dirasa dapat mendatangkan lebih banyak pengunjung yang nantinya akan dapat
berpengaruh positif terhadap pemasukan warga desa.
Sebelumnya sudah ada beberapa tempat wisata di lingkup
desa Molotabu yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas, seperti Bukit
Cinta, Air Terjun Waolo, dan Pantai Molotabu sendiri. Untuk pengembangannya,
kami membuat proyek yang kami beri nama “Wonderful Molotabu”. Di proyek ini,
kami berfokus memaksimalkan potensi wisata desa Molotabu dengan cara penambahan
spot foto dan juga promosi wisata desa melalui berbagai media sosial yang
sedang trend saat ini seperti Youtube dan Instagram. Selain itu, kami
membuat spanduk potensi wisata desa yang kami letakkan di beberapa titik vital
desa. Kami juga membuat vidio profil desa serta vidio potensi wisata desa
sebagai alat promosi di media sosial. Program kerja ini dimulai dengan
melakukan perencanaan konsep dan pembagian tugas untuk tahap pelaksanaan. Kami
juga mengadakan koordinasi dengan karang taruna desa Molotabu untuk membantu
proses pelaksanaan proyek ini. Proyek “Woderful Molotabu” diharapkan dapat membuat desa
Molotabu dikenal oleh masyarakat, tidak hanya di Gorontalo tapi juga di seluruh
Indonesia.
Selain di
sektor pariwisata, kami juga berupaya meningkatkan potensi desa di sektor
pangan. Gorontalo yang terkenal sebagai penghasil jagung yang berlimpah, serta
letak desa yang berada di pesisir dengan sebagian warganya bekerja sebagai
nelayan, membuat kami berinisiatif untuk membuat inovasi pangan yang berbahan
baku dari jagung dan juga ikan. Ide ini dicetuskan oleh salah satu teman KKN
Kebangsaan saya yang latar belakang jurusannya adalah Teknologi Hasil
Pertanian. Akhirnya terciptalah pengolahan pangan berbahan dasar ikan dan
jagung menjadi nugget. Nugget sendiri sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas
sebagai salah satu makanan yang praktis dan berbahan baku dari daging ayam
maupun sapi, namun belum banyak orang yang tau bagaimana cara pengolahan nugget
dengan memanfaatkan bahan baku yang melimpah disekitarnya. Oleh karena itu,
kami mengadakan pelatihan diversifikasi pangan, pembuatan nugget ikan dan
jagung untuk ibu-ibu PKK desa Molotabu. Nantinya hasil olahan ini bisa
dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari desa Molotabu dan tentunya akan menambah
pendapatan warga.
Persiapan yang dilakukan adalah
4 hari persiapan yang kami lakukan yaitu, kami melakukan trial error
selama 1 hari, pada tanggal 1 Agustus 2017 sekaligus kami mengkonfirmasi untuk
tanggal pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan tersebut. kemudian pada
tanggal 8 Agustus 2017 kami melakukan persiapan bahan segala perlengkapan dan
menyiapkan lokasi pelaksanaan kegiatan. Kami melakukan koordinasi degan ketua
PKK Desa Molotabu dan masyarakat
disekitar posko, selanjutnya Ibunda (ketua PKK) mengumpulkan anggotanya untuk
mengikuti kegiatan ini. Selain itu kami juga melakukan koordinasi kepda DPL
untuk menyumbangkan dana dan sekaligus ikut hadir dalam pelaksanaan kegiatan.
Program ini
dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2017. Kegiatan ini diikuti oleh anggota ibu
PKK, dalam pelaksanaannya kami melakukan metode ceramah dan langsung
diaplikasikan untuk proses pengolahannya. Waktu kegiatan kami adalah kurang
lebih 5 jam yang diikuti oleh 30 peserta. Program ini terleasasi dengan baik
dan lancar.
Sektor
selanjutnya yang menjadi perhatian kami adalah sektor pendidikan, terutama
pendidikan anak-anak usia dini hingga tingkat sekolah dasar (SD). Karena
kebetulan posko KKN Kebangsaan kami berdekatan dengan salah satu sekolah dasar
(SD) dan juga di banyaknya anak-anak yang tempat tinggalnya dekat dengan posko,
membuat kami mudah untuk melakukan pendekatan pada anak-anak. Saya sendiri
sempat mengobservasi bagaimana minat belajar anak-anak ini. Dan hasilnya
adalah, ternyata sebagian besar dari mereka kurang memiliki motivasi belajar
yang baik, juga minat baca yang sangat kurang. Karena alasan itulah akhirmya
saya dan beberapa teman KKN Kebangsaan desa Molotabu dari jurusan pendidikan membuat
beberapa program kerja untuk sektor pendidikan. Program kerjanya adalah
bimbingan belajar, perpustakaan keliling dan wisata baca di pinggir pantai
Molotabu.
Bimbingan belajar sendiri sudah menjadi program yang
lazim diadakan mahasiswa ketika KKN, namun di desa ini perlu treatment
lebih untuk diaplikasikan. Di program ini, kami membantu anak-anak sekitar
untuk sekedar mengerjakan PR mereka atau mengulang kembali pelajaran yang belum
mereka pahami dari sekolah.
KKN Kebangsaan Desa Molutabu bekerja sama dengan SDN 3
Kabilabone dan Perpustakaan Daerah Bone Bolango untuk mengadakan kegiatan
perpustakaan keliling dan Wisata baca dengan sasaran anak SDN 3 Kabilabone.
Kami melakukan rapat di posko inap dengan pihak perpusda yang juga SKPD kami
tentang konsep perpustakaan keliling disekolah dan wisata baca di pantai
molutabu. Kami pun mencocokan jadwal dan kapan akan dilaksanakan kedua acara
ini, selain itu kami mengadakan perjanjian tentang doorprize yang akan
diberikan oleh SKPD dan KKN Kebangsaan
Perpustakaan dkeliling ini dilakukan pertama di SDN 3 Kabila bone
dengan peserta kelas 3 SD – 6 SD dimulai pukul 09.30-11.00 WITA dan didampingi
oleh SKPD dari Perpustakaan Daerah Bonebolango. Acaranya terdiri dari baca buku
bersama setelah itu peserta diminta menceritakan kembali buku yang sudah dibaca
dan diberi hadiah atas keberaniannya.
Selanjutnya agenda wisata baca yang diadakan di pantai molutabu
dimulai pukul 16.00 dan dimulai dengan ice breaking bermain bersama dan
dilanjutkan dengan membaca dongeng bersama dan dipimpin oleh masing masing
kakak dongeng, setelah selesai membaca dongeng mereka diminta berlomba secara
kelompok untuk menceritakan kembali buku dongeng yang telah dibaca dan dipilih
3 pemenang. Setelah itu membaca buku pilihan mereka masing masing yang diambil
dari mobil perpustakaan keliling dan menceritakan kembali buku yang telah
dibaca. Acara wisata baca ini dihadiri oleh para petinggi dan staff dari
Perpustakaan Daerah Bonebolango.
Sedangkan untuk program wisata baca, kami bekerja sama
dengan instansi Perpustakaan Daerah Kabupaten Bone Bolango yang kebetulan
menjadi SKPD yang ditunjuk untuk mendampingi kami. Program ini kami adakan di
salah satu dego-dego atau gazebo yang berada di pinggir pantai Molotabu.
Sasaran kami adalah anak-anak usia dini hingga usia sekolah dasar (SD) yang ada
di desa Molotabu. Disini kami mencoba untuk meningkatkan minat baca mereka
dengan berbagai permainan-permainan dan juga hadiah. Alhamdulillah program ini
berjalan sangat lancar terbukti dengan antusiasme anak-anak yang hadir dan
mengikuti program kami ini.
Selain untuk pendidikan anak, kami juga memasukkan program Brainstorming Pencatatan Keuangan Dana Desa menurut UU Dana Desa di sektor pemdidikan. Salah satu teman saya
dari jurusan ekonomi memberikan
bantuan arahan dalam melaksanakan pencatatan UU Dana Desa sesuai dengan aturan
pencatatan yang berlaku. Sasaran program ini adalah pemerintah desa khususnya
bendahara desa. Diharapkan dengan adanya program ini, dapat membantu mewujudkan
pemerintahan desa yang bersih dan transparan.
Dikarenakan waktu pelaksanaan KKN kebangsaan
yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia, maka kami mengadakan program
tambahan yang kami beri nama “Kegiatan Kebangsaan 17 Agustus 2017” atau yang
biasa disebut dengan kegiatan agustusan. Kami mengadakan berbagai perlombaan
untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Indonesia. Selain itu diharapkan dengan ikut
memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, mampu menumbuhkan nilai-nilai
kebangsaan dan jiwa nasionalisme warga desa Molotabu. Dalam program tambahan
ini, kami bekerja sama dengan para pemuda yang tergabung di Karang Taruna desa
Molotabu. Karena kerjasama yang baik, akhirnya kegiatan-kegiatan dalam program
ini dapat berjalan dengan lancar dan meriah.
Salah satu pembeda KKN Kebangsaan dengan KKN
reguler adalah, di KKN Kebangsaan ini kami, para peserta KKN Kebangsaan, tidak
hanya dituntut untuk menghasilkan output saja namun juga harus ada income.
Income disini merupakan upaya tindak lanjut atau keberlanjutan dari
program kerja yang kami buat untuk desa. Dengan adanya income,
diharapkan program kerja yang kami buat dapat berlanjut walaupun setelah kami
sudah selesai masa pengabdian di desa. Karena itu, untuk setiap program yang
kami buat, kami merencanakan dan membuat income kegiatan.
Pada sektor pariwisata, kami membuat
organisasi pemuda yang diberi nama “Pemuda Peduli Lingkungan” yang memiliki
tujuan untuk melanjutkan program kerja kami di sektor ini. Untuk sektor pangan,
kami memberikan bantuan berupa alat penggiling daging kepada ibu-ibu PKK desa
Molotabu (diwakili oleh ibunda desa Molotabu) untuk membantu pengolahan daging
ikan dan jagung menjadi nugget.
Karena beberapa kendala yang ada, seperti
waktu dan juga sumber daya manusia, akhirnya kami menjadikan beberapa program
kerja yang awalnya kami rencanakan menjadi program rekomendasi kepada beberapa
pihak terkait dan tentunya juga untuk pemerintah desa. Walaupun program-program
ini belum dapat kami realisasikan, kami berharap rekomendasi program-program
ini dapat membantu pemerintah desa mewujudkan desa yang lebih baik dari
berbagai sektor. Ada enam program rekomendasi yang kami ajukan untuk desa
Molotabu.
Pertama, yaitu pengadaan tempat sampah di dego dego pantai molotabu. Program ini
dilatarbelakangi oleh keadaan pantai Molotabu yang terbilang masih kotor, dan
salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tempat sampah yang memadahi
disekitar pantai maupun dego dego. Di program ini, pemerintah desa dapat
bekerjasama atau meminta bantuan kepada dinas terkait untuk pengadaan tempat
sampah. Pengadaan tempat sampah di dego dego sekitaran pantai Molotabu ini bertujuan
agar para pengunjung dapat membuang sampah dengan mudah dan diharapkan
kebersihan pantai dapat terjaga.
Kedua, pelatihan
pencatatan keuangan dana desa bagi aparat desa baru. Pelatihan pencatatan keuangan dana desa ke aparat desa baru merupakan tindak lanjut dari
program brainstrorming pencatatatan keuangan menurut UU dana desa. Setiap desa
wajib melaksanakan pembekalan intern bagi aparat desa yang baru diangkat agar
mengetahui tugas dan bagaimana cara mengerjakannya. Untuk Desa Molotabu belum
ada pelatihan keuangan bagi aparat desa yang belum tahu banyak tentang seluk
beluk keuangan desa terutama dana desa. Jadi kami rekomendasikan untuk ada
pelatihan keuangan dana desa bagi aparat desa yang bersangkutan agar lebih
mempermudah aparat desa dalam
mempertanggungjawabkan keuangan desa.
Ketiga, pengadaan
buku perpustakaan di SDN 10 Kabila Bone. SDN 10 Kabila Bone
merupakan SD yang berada di dusun 4 (waolo) desa Molotabu. Tempatnya yang
berada di atas pegunungan membuat sarana dan prasarana di SD ini masih
membutuhkan bantuan, khususnya di bagian perpustakaan. SD ini telah memiliki
gedung perpustakaan walaupun masih berada di lingkungan rumah warga. Namun
untuk koleksi buku perpustakaan masih sangat kurang. Dan perlu adanya bantuan dari pihak-pihak terkait seperti Perpustakaan
Daerah. Kami sangat berharap SD ini mendapatkan perhatian lebih dari
pemerintah, karena kami merasa bahwa sebenarnya SD ini menyimpan banyak sekali
anak-anak yang berprestasi dan berpotensi dalam berbagai bidang. Akan sangat
disayangkan jika karena kurangnya sarana dan prasana serta perhatian
pemerintah, membuat mereka tidak dapat berkembang dengan baik.
Keempat, pembuatan perdes tentang hewan peliharaan. Perdes atau peraturan
desa tentang hewan peliharaan perlu dibuat melihat kondisi hewan peliharaan
masyarakat desa Molotabu yang berkeliaran dan mengakibatkan kotorannya
berserakan dimana-mana sehingga mengganggu aktivitas dan keindahan desa. Saya
sendiri merasakan bagaimana meresahkannya aktivitas hewan peliharaan warga yang
dengan sengaja dilepas dan akhirnya berkeliaran. Hal ini sebenarnya sudah
menjadi sebuah hal yang dipandang wajar oleh warga desa, namun akan sangat
tidak menyenangkan bagi para pengunjung yang datang ke desa ini dari kota lain
semisal untuk liburan. Tentunya ini akan menjadi nilai minus untuk desa
Molotabu.
Kelima, perpustakaan desa. Perpustakaan desa dibuat untuk menambah minat
baca para masyarakat terutama mendukung propgram wajib belajar 12 tahun.
Perpustakaan desa ini di rekomendasikan hadir di Desa molotabu karena di desa
belum ada perpustakaan desa, sehingga kami sarankan untuk mengadakan
perpustakaan desa dan membentuk pengurus perpustakaan desa.
Keenam, pertanian terpadu. Pertanian terpadu diterapkan untuk
meningkatkan sumberdaya alam yang tersedia dengan cara memanfaatkan sumber daya
alam yang ada. Desa molotabu harus lebih mengaplikasikan perdes tentang hewan
ternak untuk dikandangkan, sehingga kotoran dari hewan tersebut dapat dijadikan
bahan untuk pembuatan pupuk kompos untuk meningkatkan unsur hara tanah guna
meningkatkan produktifitas lahan.
Selain
itu hasil limbah
dari pertanian dapat dijadikan makanan ternak, dan hasil-hasil pertanian yang
telah dikembangkan juga butuh pendisversikasian untuk lebih meningkatkan nilai
jual. Jadi kami merekomendasikan untuk diterapkannya sistem pertanian terpadu
yang berkelanjutan dan dapat termanfaatkan semuanya., dengan dibuatkannya pelatihan tentang
bagaimana cara mengolah sumber daya
alam dengan semaksimal mungkin.
Dengan telah terlaksananya
KKN Kebangsaan tahun 2017, saya pribadi sebagai alumni peserta berharap telah
memberikan kebermanfaatan pada desa pengabdian KKN Kebangsaan, dalam hal ini
khususnya desa Molotabu. Selain itu tentu harapannya program-program kerja yang
telah kami buat dapat berlanjut dan diteruskan oleh penduduk desa terkait. Dan
untuk program-program yang kami rekomendasikan pada desa, semoga juga nantinya
dapat terealisasi dengan baik sesuai harapan awal kami peserta KKN Kebangsaan
2017.
Saya
sangat senang dan merasa beruntung telah terpilih menjadi salah satu dari
sekian ratus mahasiswa hebat peserta KKN Kebangsaan tahun 2017. Menurut saya
KKN Kebangsaan ini memang sangat tepat dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa.
Melalui KKN Kebnagsaan ini, kami saling bertukar cerita tentang daerah asal
kami masing-masing. Dari situlah kami mengenal Indonesia secara luas, dan
akhirnya muncul perasaan bangga akan Indonesia tercinta kita ini. Saya sendiri
merasakan dampak positif dari pelaksanaan KKN Kebangsaan. Saya berharap KKN
Kebangsaan dapat terus terlaksana setiap tahunnya, sehingga akan semakin banyak
para pemuda Indonesia yang mengetahui dan mencintai bangsanya tanpa harus
keliling Indonesia terlebih dahulu. Karena KKN Kebangsaan membuat kita melihat
Indonesia dalam bentuk lebih sederhana. Indonesia, kami siap mengabdi! Salam Kebangsaan!
BIODATA PENULIS
Nama :
Lailatul Aprilianatus Sholihah
Tempat Tanggal Lahir : Blitar, 3 April 1996
Alamat :
Mungkung Wonorejo 05/01 Talun Blitar Jawa Timur
Fakultas : Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Tadris
Bahasa Inggris
NIM :
1723143093
Organisasi : MENWA
Email :
aprilea68@gmail.com
Mengenang. Terkenang. Terimakasih kak san sudah mengabadikan tulisan ini. Walaupun tidak terbit di buku, tapi terbit disini. Tidak apa. Hehe
ReplyDelete