Ekonomi Kreatif
Menurut definisi Howkins, Ekonomi Kreatif adalah kegiatan
ekonomi dimana input dan outputnya adalah Gagasan. Benar juga, esensi dari
kreatifitas adalah gagasan. Bayangkan hanya dengan modal gagasan, seseorang
yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang sangat layak. Gagasan seperti
apakah yang dimaksud? Yaitu gagasan yang orisinil dan dapat diproteksi oleh
HKI. Contohnya adalah penyanyi, bintang film, pencipta lagu, atau periset mikro
biologi yang sedang meneliti farietas unggul padi yang belum pernah diciptakan
sebelumnya.
Kemampuan untuk mewujudkan kreativitas yang diramu dengan
sense atau nilai seni, teknologi, pengetahuan dan budaya menjadi modal dasar
untuk menghadapi persaingan ekonomi, sehingga muncullah ekonomi kreatif sebagai alternatif pembangunan ekonomi guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Alasan mengapa Indonesia perlu mengembangkan ekonomi
kreatif antara lain karena ekonomi kreatif berpotensi besar dalam:
Memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan; Menciptakan Iklim bisnis yang
positif; Membangun citra dan identitas bangsa; Mengembangkan ekonomi berbasis
kepada sumber daya yang terbarukan; Menciptakan inovasi dan kreativitas yang
merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa; Memberikan dampak sosial yang
positif.
Ada alasan lain mengapa indonesia menggunakan sistem
ekonomi kreatif Ternyata, tersimpan ribuan bahkan jutaan potensi produk
kreatif yang layak dikembangkan di Tanah Air. Tengok saja potensi itu: sekitar
17.500 pulau, 400 suku bangsa, lebih dari 740 etnis (di Papua saja 270 kelompok
etnis), budaya, bahasa, agama dan kondisi sosial-ekonomi.
Nilai-nilai budaya luhur (cultural heritage) yang kental
terwarisi, seperti teknologi tinggi pembangunan Borobudur, batik, songket,
wayang, pencak silat, dan seni bu daya lain, menjadi aset bangsa. Tercatat
pula, tujuh lokasi di Indonesia yang dijadikan situs pusaka dunia.
Belum lagi tingkat keragaman hayati (biodiversity) yang
sukar ditandingi. Begitu banyak spesies yang khas dan tak dapat dijumpai di
wilayah lain di dunia, seperti komodo, orang utan, cendrawasih. Tak
ketinggalan, hasil budidaya rempah-rempah, seperti cengkeh, lada, pala, jahe,
kayumanis, dan kunyit.
Semua itu bila diarahkan menjadi industri ekonomi
kreatif, tentu membuahkan hasil luar biasa. Apalagi, era saat ini mengarah pada
ekonomi kreatif, setelah era gelombang pertanian, gelombang industri, dan
gelombang informasi, seperti teori Alvin Toffler, berlalu.
Ekonomi kreatif, kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
merupakan satu dari tiga sektor yang dapat mendorong perekonomian Indonesia di
saat ekonomi dunia melambat. Dua sektor lain, yaitu pariwisata serta tenaga kerja
yang handal, terampil, dan berbudaya. Tiga sektor ini, punya potensi cukup
besar, keunggulan serta peluang devisa yang tinggi.
Ekonomi kreatif sangat tergantung kepada modal manusia (human capital atau intellectual capital, ada juga yang
menyebutnya creative capital).
Ekonomi kreatif membutuhkan sumberdaya manusia yang kreatif tentunya, mampu
melahirkan berbagai ide dan menterjemahkannya ke dalam bentuk barang dan jasa
yang bernilai ekonomi. Proses produksinya bisa saja mengikuti kaidah ekonomi
industri, tetapi proses ide awalnya adalah kreativitas.
Pemerintah telah menetapkan
pengembangan ekonomi kreatif sebagai bagian dari agenda prioritas nasional,
serta membentuk BEKRAF untuk mengawal perkembangan ekonomi kreatif. Untuk
mewujudkan ekonomi kreatif sebagai kekuatan ekonomi baru Indonesia,
pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia dalam jangka panjang diarahkan tidak
hanya untuk menumbuh kembangkan industri kreatif tetapi lebih jauh lagi mampu
mengarusutamaan kreativitas dan inovasi di setiap sektor dan kehidupan
bermasyarakat. Pencarian solusi terhadap berbagai permasalahan atau potensi
yang ada di berbagai sektor prioritas pembangunan nasional perlu dilakukan
secara kreatif, inovatif dan dapat dijawab oleh industri kreatif ataupun
kolaborasi antara berbagai industri kreatif, untuk dapat menciptakan daya saing
global dan kualitas hidup bangsa Indonesia.
SUMBER REFRENSI
Suryana.2013.Ekonomi Kreatif (Ekonomi Baru: Mengubah Ide dan
Menciptakan Peluang).Bandung.Salemba Medika
No comments:
Post a Comment