MOTIVASI
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi
TugasMata Kuliah :
Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu :
Mirna Wahyu Agustina, M.Psi.
Disusun oleh :
Kelompok 11
1.
Laila Dwi Safitri (1725143147)
2.
Mochammad Alwi (1725143179)
3. Novia Candra Utami (1725143220)
KELAS PGMI 2-B
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya. Sholawat serta salam tidak
lupa kepada junjungkan kita Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penyusunan makalah yang berjudul “judul” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Kiranya dalam penulisan ini, kami menghadapi cukup
banyak rintangan dan selesainya makalah ini tak lepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu tak lupa kami ucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah
membantu yaitu :
1.
Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag. ,
selaku rektor IAIN Tulungagung
2. Ibu Mirna Wahyu Agustina, M.Psi.,
selaku dosen pembimbing
3.
Dan semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan yang tidak dapat disebutkan satu-satu, kami ucapkan
terima kasih.
Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.Kami berharap makalah ini dapat memberi bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tulungagung, 19 Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul............................................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................................... ii
Daftar
Isi......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah......................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi Motivasi.......................................................................................... 2
B. Teori – teori Motivasi.................................................................................... 2
BAB III PEMBAHASAN
A. Studi Kasus................................................................................................... 9
BAB IV PENUTUPAN
A. Kesimpulan..................................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan
suatu negara tidak hanya ditentukan oleh kekayaan sumber daya alamnya saja tapi
juga dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia yang ada. Salah satu cara
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Tentu
kita paham jika tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan bangsa. Namun,
untuk mewujudkan tujuan itu banyak tantangan yang harus di lewati.
Ada banyak
alasan mengapa pendidikan di negeri ini tidak berjalan sesuai rencana. Salah
satunya adalah banyaknya bakat anak didik yang tidak berkembang. Oleh karena
itu, timbul pertanyaan mengapa hal itu bisa terjadi. Salah satu alasannya
adalah karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat untuk anak didik.
Uraian di
atas adalah alasan mengapa penulis mengangkat tema tentang motivasi. Tujuannya
tidak lain adalah agar dapat di pahami betapa pentingnya motivasi dalam proses
pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
1. Pertanyaan
a. Apa definisi dari motivasi?
b. Bagaimana teori – teori motivasi?
2. Permasalahan di lapangan
Tidak sedikit mahasiswa
yang kurang motivasi dalam proses perkuliahan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Motivasi
Motivasi memiliki akar
bahasa latin movere, yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak. Dengan
begitu, memberikan motivasi bisa diartikan dengan memberikan daya dorong
sehingga sesuatu yang dimotivasi tersebut dapat bergerak.[1]
John
P. Campbell dan kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi mencangkup arah atau
tujuan tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihan tingkah laku. Motivasi mengandung
tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menompang tingkah
laku.
Secara umum dapat dikatakan
bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar
timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
memperoleh hasil atau tujuan tertentu.
Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah
untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan
kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan
pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum
sekolah. Tujuan memotivasi akan lebih dapat
berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai
dengan kebutuhan orang yang dimotivasi.[2]
B. Teori – teori motivasi
Beberapa
teori yang akan dibahas pada hal ini adalah:
1. Teori
Naluri
Bahwa manusia mempunyai
tiga dorongan nafsu pokok dalam hal ini disebut juga naluri yaitu :
- Dorongan
nafsu ( naluri ) mempertahankan diri
- Dorongan
nafsu ( naluri ) mengembangkan diri
- Dorongan
nafsu ( naluri ) mengembangkan atau mempertahankan jenis.
Menurut
teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan
dituju dan yang akan dikembangkan.
2. Teori
Reaksi yang Dipelajari
Teori
ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri,
tetapi berdasarkan pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat
orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di
tempat ia hidup dan dibesarkan. Dengan mengetahui latar belakang kebudayaan
seseorang kita dapat mengetahui pola tingkah lakunya dan dapat memahami pula
mengapa ia bersikap yang mungkin berbeda dengan orang lain dalam menghadapi
suatu masalah.
3. Teori
Daya Pendorong
Teori
ini adalah perpaduan antara “teori naluri“ dengan “teori reaksi yang
dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan
kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Oleh karena itu, menurut
teori ini bila kita ingin memotivasi orang lain maka kita harus mendasarkan
atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari
kebudayaan lingkungan.[3]
4. Teori
Kebutuhan
Teori
ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya
adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan
psikis. Menurut teori ini, apabila ingin memotivasi orang lain maka kita harus
mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan orang yang akan dimotivasi.
5. Teori
Abraham Maslow
Abraham
Maslow (1908-1970) mengeluarkan
pernyataan bahwa kebutuhan-kebutuhan manusia tertata secata hierarkis. Apabila kebutuhan dasar
manusia terpenuhi maka akan timbul kebutuhan yang lebih tinggi lagi. Manusia akan mempunyai
keinginan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Demikian seterusnya.
Sebagai seorang
pakar psikologi, Maslow mengemukakan ada lima tingkatan kebutuhan pokok
manusia. Kelima kebutuhan ini yang menjadi kunci dalam mempelajari motivasi
manusia. Adapun kelima tingkatan tersebut adalah :
a. Kebutuhan
fisiologis
b. Kebutuhan
rasa aman dan perlindungan
c. Kebutuhan
sosial
d. Kebutuhan
akan penghargaan
e. Kebutuhan
akan aktualisasi diri
Kebutuhan
aktualisasi diri (self-actualization) merupakan kebutuhan yang tertinggi
tingkatannya dalam hierarki kebutuhan. Jika kebutuhan ini dapat terpenuhi
dengan baik, seseorang
dapat melaksanakan kodratnya dalam semua aspek kehidupan sehingga menjadi
figure tertentu. Misalnya
ia menjadi musikus terkenal karena berhasil mengaktualisasikan dirinya dibidang
music, contohnya
Purwacaraka dan Erwin Gutawa menjadi seorang musikus terkenal di Indonesia, Beethoven behasil
mengaktualisasikan dirinya menjadi musikus terkenal berkelas dunia, Rano Karno dan Lidya
Kandow berhasil mengaktualisasikan dirinya menjadi bintang film terkenal di
Indonesia, sementara
Madonna behasil mengaktualisasikan dirinya menjadi penyanyi pop terkenal ke seluruh
dunia, dan
lain-lain.
Namun, janganlah diartikan bahwa
kehidupan tiap manusia itu akan mengikuti urutan kelima tingkatan kebutuhan
Maslow itu secara teratur. Proses
kehidupan manusia itu berbeda-beda tidak selalu mengikuti garis lurus yang
meningkat.[4]
6. Teori
Motivasi dari Murray
Sejauh
ini konsep kebutuhan yang diajukan
oleh Murry dikenal orang sebagai
konsep jiwa. Menurut
Murray, kebutuhan
merupakan bagian dari jiwa individu sebagai penyebab individu berbuat sesuatu. Lebih lanjut, Murray mengggolongkan
kebutuhan manusia menjadi dua macam, yaitu kebuthan visirogenik dan kebutuhan
psikogenik.
Kebutuhan
visirogenik merupakan kebutuhan metabolisme atau jarigan. Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan primer yang secara esensial penting untukmeneruskan kelangsungan
hidup suatu organism. Contohnya, kebutuhanakan makan dan
minum, oksigen, pengeluaran zat sisa
metabolisme dalam tubuh (sekresi) atau defekasi, urinasi, dan kebutuhan akan
kehangatan.
Kebutuhan
psikogenik merupakan kebutuhan baru sesudah kebutuhan visirogenik terpenuhi. Kebutuhan ini disebut
juga kebutuhan sekunder. Menurut
Murray, kebutuhan
psikogenik ada 18 macam yaitu,
a. Akuisisi, yaitu kebutuhan untuk
memiliki, menguasai
dan menimbun.
b. Prestasi, yaitu kebutuhan untuk
menyelesaikan hal-halyang sukar
c. Kepatuhan, yaitu tunduk pada
kekuatan luar.
d. Afiliasi, yaitu kebutuhan untuk
perhubungan dengan pihak lain seperti
pertemanan.
e. Agresi, yaitu untuk melawan
ancaman.
f. Otonomi, yaitu kebutuhan untuk
memperoleh kebebasan atau kemerdekaan.
g. Konstruksi, yaitu untuk membangun
atau mengorganisasi sesuatu.
h. Superioritas, yaitu untuk
menyelesaikan tugas dan mendapatkan prestasi yang lebih tinggi.
i. Retensi, yaitu untuk meneliti
sesuatu.
j. Tertib, yaitu untuk mengatur
dan mengorganisasi.
k. Dominasi, yaitu memprtahankan diri
melawan tantangan pihak lain atau berkuasa
l. Similance
adalah menekankan atau memiliki inisiatif.
m. Rejeksi, yaitu suatu penolakan
atau keluar darikelompok lainnya.
n. Eksposisi, yaitu memamerkan, demostrasi, atau eksposisi
o. Bermain, yaitu untuk memperoleh kegembiraan, rilexs atau kenyamanan.
p. Nurturans, yaitu mencari
perlindunag.
q. Sukrosan, yaitu mencari simpati dari orang lain, terhidar dari
kericuhan, memperoleh ketenangan dengan berbuat enak dan
nyaman.
r. Kognisi, yaitu kebutuhan
mengeksplorasi, mendengarkan, mencari kepuasan karena
adanya ketidaktahuan terhadap sesuatu masalah.
7. Teori
motivasi dari psikoanalisis
Teori
motivasi psikoanalisis dikemukakan oleh Freud (1915). Freud berpendapat bahwa
tingkah laku manusia terwujud sebagai manifestasi kepribadian dan merupakan
interaksi antara tiga komponen jiwa, yaitu id, ego, dan super ego. Interaksi
ketiga komponen itu menghasilkan tingkah laku pada individu. Freud menganjurkan agar
kita dapat memahami tingkah laku seseorang maka kita harus tahu kehidupan
seseorang dimaksud dari tiga komponen yaitu, id, ego dan super ego orang
itu. Komponen id bekerja
dengan prinsip hedonisme, ego
bekerja dengan prinsip realita dan super ego bekerja dengan prinsip moralitas.
Dalam
menyusun teorinya, Freud lebih menekankan pada pentingnya pengalaman masa kecil
(kanak-kanak) untuk masa dewasa. Menurut Freud, dorongan-dorongan
instingtif menjadi motivator pokok (prinsip)
pada tingkah laku manusia.
8. Teori
motivasi instrinsik
Pencetus
teori motivasi instrinsik, yaitu
Harlow dan kawan-kawannya pada tahun 1950. Sebelum mengemukakan
pendapatnya terlebih dahulu Harlow dan kawan-kawannya mengadakan
percobaan-percobaan tentang motif instrinsik pada sejumlah kera. Hasil yang mereka
peroleh yaitu kera-kera percobaan ternyata mampu memecahkan masalah-masalah
tanpa harus diberi hadiah ekstrinsik. Justru hal yang terjadi adalah jika kera
percobaan diberi hadiah ekstrinsik, hal itu justru menyebabakan belajar
menjadi tidak efisien. Dari
hasil percobaan tersebut Harlow dan kawan-kawannya menyimpulkan adanya peran
penting yang datangnya dari dalam diri kera-kera itu yang disebutnya motivasi
atau dorongan instrinsik.
9. Teori
motivasi belajar
Dalam
psikologi pendidikan pembicaraan masalah teori motivasi belajar tidak dapat
dilepaskan dengan pembahasan tentang Teori Belajar Koneksionisme S-R dan Teori Belajar Kognitif (teori Gestalt)
E.L.
Thorndike,dengan penemuannya yang dikenal dengan hukum efeknya, mengatakan,
jika hubungan S-R memberikan kepuasan maka pada hubungan S-R pada kesempatan
lain dengan situasi yang sama akan mengulang dan memperkuat S-R tadi.
Sebaliknya, jika
hubungan S-R menghasilkan ketidakpuasan, maka hubungan S-R
menjadi diperlemah atau ditinggalkan. Thorndike bereksperimen menggunakan kotak kerangkeng kucing, yakni makanan sebagai
insentif atau berfungsi
sebagai hadiah (reinforcement). Dicontohkan
kucing sebagai hewan percobaan dikondisikan lapar terlebih dahulu kemudian
kucing diamati. Dari
hasil pengamatan, tampak kucing tersebut
berusaha sekuat tenaga untuk dapat memperoleh makanan yang diinginkan. Dengan
pernyataan lain, pada
kucing percobaan timbul motivasi usaha yang semakin kuat dari waktu ke waktu.
Sedangkan peran makanan sebagai insentif, tampak hewan kucing
termotivasi untuk dapat meraihnya.
Konsep
yang dikemukakan di atas selanjutnya digunakan sebagai dasar penyusunan
motivasi bagi para peserta didik, baik ketika belajar di sekolah, di rumah,
maupun di masyarakat. Berbagi macam penerapan teori motivasi belajar, baik
dilingkungan sekolah, di rumah, maupun di masyarakat dikemukakan oleh
RBS.Fudyartanto (2002), sebagai berikut :
o Guru
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
o Guru
memberikan hadiah dan hukuman kepada siswa
o Guru
melakukan kompetisi dan kerjasama pada siswa
o Guru menggunakan hasil belajar sebagai umpan balik
o Guru
melakukan pujian kepada peserta didik
o Guru
mengusahakan selalu ada yang baru ketika melakuakan pembelajaran di kelas
o Guru
perlu menyiapkan tujuan yang jelas
o Guru
dalam mengajar tidak menggunakan prosedur yang menekan
o Guru
menggunakan contoh- contoh hidup sebagai model- model yang menarik bagi siswa
o Guru
melibatakan siswa secara aktif.
Langkah- langkah baik yang
digunakan oleh pendidik maupun peserta didik harus sinkron satu sama lain,tidak
bertentangan satu sama lain sehingga tujuan pembelajaran dalam kelas mencapai sasaran yang
telah dicanangkan bersama.
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas permasalahan di
lingkungan sekitar, yaitu lingkungan kampus IAIN Tulungangung. Penulis mengamati beberapa mahasiswa di IAIN
TA ada beberapa yang mengalami gejala kekurangan motivasi dalam peroses
perkuliahan. Salah satu cirinya adalah tidak sedikit mahasiswa yang kuliah
dengan semangat yang terkadang padam bahkan sampai berkeluh kesah tiada henti. Meski
tidak semua mahasiswa IAIN TA demikian, tapi ada beberapa kasus yang penulis
temui. Pada bab ini kami akan mengkaji fenomena ini dengan beberapa teori
motivasi yang ada.
Kehidupan mahasiswa pastinya tidak terlepas dari tugas ,
makalah dan penilitian. ‘Penderitaan’ mahasiswa tidak berhenti sampai di situ,
tidak jarang mereka lupa untuk makan dan mengalami kurang tidur. Tentu dengan
kehidupan seperti itu perlu adanya motivasi agar mahasiswa yang bersangkutan
dapat berprestasi secara konsisten.
Pertama penulis akan mengkaji bagaimana sumber suatu
motivasi berasal. Menurut teori intrinsik yang di kemukakan oleh Harlow dkk,
menyimpulkan bahwa dorongan motivasi dari dalam sangatlah berperan penting
dalam proses pembelajaran.Disisi lain, teori motivasi belajar yang didasari
oleh percobaan Thorndike tentang hubungan stimulus dan respon mengutarakan jika
stimulus dari luar juga berperan penting dalam proses pembelajaran. Dari teori
– teori diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi berasal dari dua sumber yaitu,
dari dalam dan dari luar.
Setelah mengetahui sumber motivasi mucul pertanyaan baru
yaitu bagaimanakah cara memotivasi diri baik dari dalam maupun dari luar. Ada
beberapa tips yang dapat dilakukan :
1.
Merubah pola pikir kita dalam hal memandang dunia
2.
Merubah perkataan yang biasa kita ucapkan
3.
Mengingatkan diri sendiri setiap hari
4.
Catat perkembangan diri
5.
Bacalah kisah inspiratif
6.
Berkumpulah dengan orang yang membangun motivasi
7.
Berkomintmen dengan apa yang dilakukan
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Motivasi memiliki akar
bahasa latin movere, yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak. Dengan
begitu, memberikan motivasi bisa diartikan dengan memberikan daya dorong
sehingga sesuatu yang dimotivasi tersebut dapat bergerak.
2. Teori-teori motivasi :
·
Teori Naluri
·
Teori reaksi yang
dipelajari
·
Teori Daya Pendorong
·
Teori Kebutuhan
·
Teori Abraham Maslow
·
Teori Motivasi dari
Murray
·
Teori motivasi dari
psikoanalisis
·
Teori motivasi
instrinsik
·
Teori motivasi belajar
B.
Saran
1.
Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
pembelajaran dalam hal motivasi bagi pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak,
utamanya bagi penyusun dan pembaca
DAFTAR RUJUKAN
Prawira,Purwa
Atmaja.2012.Psikologi
Pendidikan dalam Perspektif Baru.Jogyakarta:Ar-Ruzz
Media.
Purwanto,M.
Ngalim.2011. Psikologi
Pendidika.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[1] Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru(Jogyakarta:Ar-Ruzz
Media, 2012), hlm. 319
No comments:
Post a Comment