Thursday, 3 January 2019

MAKALAH : MOTIVASI / MAKALAH Psikologi Pendidikan


MOTIVASI

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi TugasMata Kuliah :
Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu :
Mirna Wahyu Agustina, M.Psi.

Disusun oleh :
Kelompok 11
1.    Laila Dwi Safitri                                 (1725143147)
2.    Mochammad Alwi                              (1725143179)
3.    Novia Candra Utami                           (1725143220)



KELAS PGMI 2-B
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
2015

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufik, serta  hidayah-Nya. Sholawat serta salam tidak lupa kepada junjungkan kita Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penyusunan makalah yang berjudul “judul” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kiranya dalam penulisan ini, kami menghadapi cukup banyak rintangan dan selesainya makalah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu tak lupa kami ucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu yaitu :
1.    Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag. , selaku rektor IAIN Tulungagung
2.    Ibu Mirna Wahyu Agustina, M.Psi., selaku dosen pembimbing
3.    Dan semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan yang tidak dapat disebutkan satu-satu, kami ucapkan terima kasih.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.Kami berharap makalah ini dapat memberi bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



Tulungagung, 19 Maret 2015


                                                                     Penyusun




DAFTAR ISI

Halaman Sampul............................................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.............................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah......................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI
A.    Definisi Motivasi.......................................................................................... 2
B.     Teori – teori Motivasi.................................................................................... 2
BAB III PEMBAHASAN
A.    Studi Kasus................................................................................................... 9
BAB IV PENUTUPAN
A.  Kesimpulan..................................................................................................... 10
B.     Saran............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Kemajuan suatu negara tidak hanya ditentukan oleh kekayaan sumber daya alamnya saja tapi juga dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia yang ada. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Tentu kita paham jika tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan bangsa. Namun, untuk mewujudkan tujuan itu banyak tantangan yang harus di lewati.
Ada banyak alasan mengapa pendidikan di negeri ini tidak berjalan sesuai rencana. Salah satunya adalah banyaknya bakat anak didik yang tidak berkembang. Oleh karena itu, timbul pertanyaan mengapa hal itu bisa terjadi. Salah satu alasannya adalah karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat untuk anak didik.
Uraian di atas adalah alasan mengapa penulis mengangkat tema tentang motivasi. Tujuannya tidak lain adalah agar dapat di pahami betapa pentingnya motivasi dalam proses pendidikan.
B.  Rumusan Masalah
1.      Pertanyaan
a.       Apa definisi dari motivasi?
b.      Bagaimana teori – teori motivasi?
2.      Permasalahan di lapangan
Tidak sedikit mahasiswa yang kurang motivasi dalam proses perkuliahan.








BAB II
LANDASAN TEORI
A.  Definisi Motivasi
Motivasi memiliki akar bahasa latin movere, yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak. Dengan begitu, memberikan motivasi bisa diartikan dengan memberikan daya dorong sehingga sesuatu yang dimotivasi tersebut dapat bergerak.[1]
John P. Campbell dan kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi mencangkup arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihan tingkah laku. Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menompang tingkah laku.
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu.
 Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah. Tujuan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi.[2]
B.  Teori – teori motivasi
Beberapa teori yang akan dibahas pada hal ini adalah:
1.    Teori Naluri
Bahwa manusia mempunyai tiga dorongan nafsu pokok dalam hal ini disebut juga naluri yaitu :
-       Dorongan nafsu ( naluri ) mempertahankan diri
-       Dorongan nafsu ( naluri ) mengembangkan diri
-       Dorongan nafsu ( naluri ) mengembangkan atau mempertahankan jenis.
Menurut teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan yang akan dikembangkan.
2.    Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri, tetapi berdasarkan pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. Dengan mengetahui latar belakang kebudayaan seseorang kita dapat mengetahui pola tingkah lakunya dan dapat memahami pula mengapa ia bersikap yang mungkin berbeda dengan orang lain dalam menghadapi suatu masalah.
3.    Teori Daya Pendorong
Teori ini adalah perpaduan antara “teori naluri“ dengan “teori reaksi yang dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Oleh karena itu, menurut teori ini bila kita ingin memotivasi orang lain maka kita harus mendasarkan atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan.[3]
4.    Teori Kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Menurut teori ini, apabila ingin memotivasi orang lain maka kita harus mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan orang yang akan dimotivasi.
5.    Teori Abraham Maslow
Abraham Maslow (1908-1970) mengeluarkan pernyataan bahwa kebutuhan-kebutuhan manusia tertata secata hierarkis. Apabila kebutuhan dasar manusia terpenuhi maka akan timbul kebutuhan yang lebih tinggi lagi. Manusia akan mempunyai keinginan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Demikian seterusnya.
Sebagai seorang pakar psikologi, Maslow mengemukakan ada lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Kelima kebutuhan ini yang menjadi kunci dalam mempelajari motivasi manusia. Adapun kelima tingkatan tersebut adalah :
a.    Kebutuhan fisiologis
b.    Kebutuhan rasa aman dan perlindungan
c.    Kebutuhan sosial
d.   Kebutuhan akan penghargaan
e.    Kebutuhan akan aktualisasi diri
Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization) merupakan kebutuhan yang tertinggi tingkatannya dalam hierarki kebutuhan. Jika kebutuhan ini dapat terpenuhi dengan baik, seseorang dapat melaksanakan kodratnya dalam semua aspek kehidupan sehingga menjadi figure tertentu. Misalnya ia menjadi musikus terkenal karena berhasil mengaktualisasikan dirinya dibidang music, contohnya Purwacaraka dan Erwin Gutawa menjadi seorang musikus terkenal di Indonesia, Beethoven behasil mengaktualisasikan dirinya menjadi musikus terkenal berkelas dunia, Rano Karno dan Lidya Kandow berhasil mengaktualisasikan dirinya menjadi bintang film terkenal di Indonesia, sementara Madonna behasil mengaktualisasikan dirinya menjadi penyanyi pop terkenal ke seluruh dunia, dan lain-lain.
Namun, janganlah diartikan bahwa kehidupan tiap manusia itu akan mengikuti urutan kelima tingkatan kebutuhan Maslow itu secara teratur. Proses kehidupan manusia itu berbeda-beda tidak selalu mengikuti garis lurus yang meningkat.[4]
6.    Teori Motivasi dari Murray
Sejauh ini konsep kebutuhan yang diajukan oleh Murry dikenal orang sebagai konsep jiwa. Menurut Murray, kebutuhan merupakan bagian dari jiwa individu sebagai penyebab individu berbuat sesuatu. Lebih lanjut, Murray mengggolongkan kebutuhan manusia menjadi dua macam, yaitu kebuthan visirogenik dan kebutuhan psikogenik.
Kebutuhan visirogenik merupakan kebutuhan metabolisme atau jarigan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan primer yang secara esensial penting untukmeneruskan kelangsungan hidup suatu organism. Contohnya, kebutuhanakan makan dan minum, oksigen, pengeluaran zat sisa metabolisme dalam tubuh (sekresi) atau defekasi, urinasi, dan kebutuhan akan kehangatan.
Kebutuhan psikogenik merupakan kebutuhan baru sesudah kebutuhan visirogenik terpenuhi. Kebutuhan ini disebut juga kebutuhan sekunder. Menurut Murray, kebutuhan psikogenik ada 18 macam yaitu,
a.    Akuisisi, yaitu kebutuhan untuk memiliki, menguasai dan menimbun.
b.    Prestasi, yaitu kebutuhan untuk menyelesaikan hal-halyang sukar
c.    Kepatuhan, yaitu tunduk pada kekuatan luar.
d.   Afiliasi, yaitu kebutuhan untuk perhubungan dengan pihak lain seperti pertemanan.
e.    Agresi, yaitu untuk melawan ancaman.
f.     Otonomi, yaitu kebutuhan untuk memperoleh kebebasan atau kemerdekaan.
g.    Konstruksi, yaitu untuk membangun atau mengorganisasi sesuatu.
h.    Superioritas, yaitu untuk menyelesaikan tugas dan mendapatkan prestasi yang lebih tinggi.
i.      Retensi, yaitu untuk meneliti sesuatu.
j.      Tertib, yaitu untuk mengatur dan mengorganisasi.
k.    Dominasi, yaitu memprtahankan diri melawan tantangan pihak lain atau berkuasa
l.      Similance adalah menekankan atau memiliki inisiatif.
m.  Rejeksi, yaitu suatu penolakan atau keluar darikelompok lainnya.
n.    Eksposisi, yaitu memamerkan, demostrasi, atau eksposisi
o.    Bermain, yaitu untuk memperoleh kegembiraan, rilexs atau kenyamanan.
p.    Nurturans, yaitu mencari perlindunag.
q.    Sukrosan, yaitu mencari  simpati dari orang lain, terhidar dari kericuhan, memperoleh ketenangan dengan berbuat enak dan nyaman.
r.     Kognisi, yaitu kebutuhan mengeksplorasi, mendengarkan, mencari kepuasan karena adanya ketidaktahuan terhadap sesuatu masalah.
7.    Teori motivasi dari psikoanalisis
Teori motivasi psikoanalisis dikemukakan oleh Freud (1915). Freud berpendapat bahwa tingkah laku manusia terwujud sebagai manifestasi kepribadian dan merupakan interaksi antara tiga komponen jiwa, yaitu id, ego, dan super ego. Interaksi ketiga komponen itu menghasilkan tingkah laku pada individu. Freud menganjurkan agar kita dapat memahami tingkah laku seseorang maka kita harus tahu kehidupan seseorang dimaksud dari tiga komponen yaitu, id, ego dan super ego orang itu. Komponen id bekerja dengan prinsip hedonisme, ego bekerja dengan prinsip realita dan super ego bekerja dengan prinsip moralitas.
Dalam menyusun teorinya, Freud lebih menekankan pada pentingnya pengalaman masa kecil (kanak-kanak) untuk masa dewasa. Menurut Freud, dorongan-dorongan instingtif  menjadi motivator pokok (prinsip) pada tingkah laku manusia.
8.    Teori motivasi instrinsik
Pencetus teori motivasi instrinsik, yaitu Harlow dan kawan-kawannya pada tahun 1950. Sebelum mengemukakan pendapatnya terlebih dahulu Harlow dan kawan-kawannya mengadakan percobaan-percobaan tentang motif instrinsik pada sejumlah kera. Hasil yang mereka peroleh yaitu kera-kera percobaan ternyata mampu memecahkan masalah-masalah tanpa harus diberi hadiah ekstrinsik. Justru hal yang terjadi adalah jika kera percobaan diberi hadiah ekstrinsik, hal itu justru menyebabakan belajar menjadi tidak efisien. Dari hasil percobaan tersebut Harlow dan kawan-kawannya menyimpulkan adanya peran penting yang datangnya dari dalam diri kera-kera itu yang disebutnya motivasi atau dorongan instrinsik.
9.    Teori motivasi belajar
Dalam psikologi pendidikan pembicaraan masalah teori motivasi belajar tidak dapat dilepaskan dengan pembahasan tentang Teori Belajar Koneksionisme S-R  dan Teori Belajar Kognitif (teori Gestalt)
E.L. Thorndike,dengan penemuannya yang dikenal dengan hukum efeknya, mengatakan, jika hubungan S-R memberikan kepuasan maka pada hubungan S-R pada kesempatan lain dengan situasi yang sama akan mengulang dan memperkuat S-R tadi. Sebaliknya, jika hubungan S-R menghasilkan ketidakpuasan, maka hubungan S-R menjadi diperlemah atau ditinggalkan. Thorndike bereksperimen menggunakan kotak kerangkeng kucing, yakni makanan sebagai insentif atau berfungsi sebagai hadiah (reinforcement). Dicontohkan kucing sebagai hewan percobaan dikondisikan lapar terlebih dahulu kemudian kucing diamati. Dari hasil pengamatan, tampak kucing tersebut berusaha sekuat tenaga untuk dapat memperoleh makanan yang diinginkan. Dengan pernyataan lain, pada kucing percobaan timbul motivasi usaha yang semakin kuat dari waktu ke waktu. Sedangkan peran makanan sebagai insentif, tampak hewan kucing termotivasi untuk dapat meraihnya.
Konsep yang dikemukakan di atas selanjutnya digunakan sebagai dasar penyusunan motivasi bagi para peserta didik, baik ketika belajar di sekolah, di rumah, maupun di masyarakat. Berbagi macam penerapan teori motivasi belajar, baik dilingkungan sekolah, di rumah, maupun di masyarakat dikemukakan oleh RBS.Fudyartanto (2002), sebagai berikut :
o  Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
o  Guru memberikan hadiah dan hukuman kepada siswa
o  Guru melakukan kompetisi dan kerjasama pada siswa
o  Guru  menggunakan hasil belajar sebagai umpan balik
o  Guru melakukan pujian kepada peserta didik
o  Guru mengusahakan selalu ada yang baru ketika melakuakan pembelajaran di kelas
o  Guru perlu menyiapkan tujuan yang jelas
o  Guru dalam mengajar tidak menggunakan prosedur yang menekan
o  Guru menggunakan contoh- contoh hidup sebagai model- model yang menarik bagi siswa
o  Guru melibatakan siswa secara aktif.
Langkah- langkah baik yang digunakan oleh pendidik maupun peserta didik harus sinkron satu sama lain,tidak bertentangan satu sama lain sehingga tujuan pembelajaran dalam kelas mencapai sasaran yang telah dicanangkan bersama.








BAB III
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas permasalahan di lingkungan sekitar, yaitu lingkungan kampus IAIN Tulungangung.  Penulis mengamati beberapa mahasiswa di IAIN TA ada beberapa yang mengalami gejala kekurangan motivasi dalam peroses perkuliahan. Salah satu cirinya adalah tidak sedikit mahasiswa yang kuliah dengan semangat yang terkadang padam bahkan sampai berkeluh kesah tiada henti. Meski tidak semua mahasiswa IAIN TA demikian, tapi ada beberapa kasus yang penulis temui. Pada bab ini kami akan mengkaji fenomena ini dengan beberapa teori motivasi yang ada.
Kehidupan mahasiswa pastinya tidak terlepas dari tugas , makalah dan penilitian. ‘Penderitaan’ mahasiswa tidak berhenti sampai di situ, tidak jarang mereka lupa untuk makan dan mengalami kurang tidur. Tentu dengan kehidupan seperti itu perlu adanya motivasi agar mahasiswa yang bersangkutan dapat berprestasi secara konsisten.
Pertama penulis akan mengkaji bagaimana sumber suatu motivasi berasal. Menurut teori intrinsik yang di kemukakan oleh Harlow dkk, menyimpulkan bahwa dorongan motivasi dari dalam sangatlah berperan penting dalam proses pembelajaran.Disisi lain, teori motivasi belajar yang didasari oleh percobaan Thorndike tentang hubungan stimulus dan respon mengutarakan jika stimulus dari luar juga berperan penting dalam proses pembelajaran. Dari teori – teori diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi berasal dari dua sumber yaitu, dari dalam dan dari luar.
Setelah mengetahui sumber motivasi mucul pertanyaan baru yaitu bagaimanakah cara memotivasi diri baik dari dalam maupun dari luar. Ada beberapa tips yang dapat dilakukan :
1.      Merubah pola pikir kita dalam hal memandang dunia
2.      Merubah perkataan yang biasa kita ucapkan
3.      Mengingatkan diri sendiri setiap hari
4.      Catat perkembangan diri
5.      Bacalah kisah inspiratif
6.      Berkumpulah dengan orang yang membangun motivasi
7.      Berkomintmen dengan apa yang dilakukan
BAB IV
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.    Motivasi memiliki akar bahasa latin movere, yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak. Dengan begitu, memberikan motivasi bisa diartikan dengan memberikan daya dorong sehingga sesuatu yang dimotivasi tersebut dapat bergerak.
2.      Teori-teori motivasi :
·         Teori Naluri
·         Teori reaksi yang dipelajari
·         Teori Daya Pendorong
·         Teori Kebutuhan
·         Teori Abraham Maslow
·         Teori Motivasi dari Murray
·         Teori motivasi dari psikoanalisis
·         Teori motivasi instrinsik
·         Teori motivasi belajar
B.       Saran
1.    Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran dalam hal motivasi bagi pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak, utamanya bagi penyusun dan pembaca








DAFTAR RUJUKAN
Prawira,Purwa Atmaja.2012.Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru.Jogyakarta:Ar-Ruzz Media.
Purwanto,M. Ngalim.2011. Psikologi Pendidika.Bandung:  PT Remaja Rosdakarya.




[1]               Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru(Jogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 319
[2]               M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, Hlm. 73

[3]Ibid., Hlm. 76.
[4]Ibid., Hlm. 77-79.

No comments:

Post a Comment