GURU DAN PROSES BELAJAR
MENGAJAR
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen
Pengampu:
Disusun
oleh:
Kelompok
X
Kelas: 2-B
Semester 2
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
(PGMI)
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
MARET 2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Guru adalah seorang figur pemimpin.
Guru adalah salah satu sosok arsitek yang dapat membentuk jiwa dan watak anak
didik. Guru berperan dalam membentuk dan
membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa
, dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat
di harapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara. Oleh karena itu,
guru di tuntut untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Guru sebagai pendidik profesional
mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan bahwa ia
layak menjadi panutan atau teladan bagi masyarakat yang ada di
sekelilingnya.Masyarakat akan melihat karakter atau sikap dan perbuatan guru
itu sehari-hari, apakah memang patut di teladani atau tidak. Seorang guru harus
memiliki karakter atau sikap yang baik kemudian sikap itu dapat di contoh atau
di teladani oleh masyarakat secara umum
dan secara khusus oleh peserta didiknya. Oleh karena itu, guru
profesional harus memiliki citra yang baik sebagai panutan peserta didik dan
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik kepribadian
seorang guru ?
2. Bagaimana kompetensi profesionalitas seorang guru ?
3. Bagaimana guru dalam proses belajar
mengajar ?
4. Bagaimana peran guru dalam era saat
ini ?
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Karakteristik Kepribadian Guru
Dalam
arti sederhana, kepriadian berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada
sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain. McLeod (1989)
mengartikan kepribadian sebagai sifat khas yang dimiliki seseorang.
Menurut tinjauan psikologi,
kepribadian pada prinsipnya adalah susunan atau kesatuan antara aspek perilaku
mental (pikiran, perasaan dan sebagainya) dengan aspek perilaku behavioral
9perbuatan nyata. Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia. Karena
sebagai pembimbing dan pembantu, guru juga berperan sebagai anutan.
Karakteristik kepribadian yang
berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya adalah meliputi
: 1) fleksibilitas kognitif. 2)keterbukaan psikologis.
1.
Fleksibilitas Kognitif Guru
Merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan
tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang
fleksibel pada umumnya ditandai dengan keterbukaan1 b1erpikir 1dan beradaptasi.
Ketika mengamati dan mengenali suatu objek atau
situasi tertentu, seorang guru yang fleksibel selalu berpikir kritis. Yang
maksudnya berpikir dengan penuh pertimbangan akal sehat yang dipusatkan pada
pengambilan keputusan untuk mempercayai atau mengingkari sesuatu, dan melakukan
atau menghindari sesuatu.
Dalam PBM, fleksibilitas kognitif
guru terdiri atas tiga dimensi :
a) Dimensi
karakteristik pribadi guru.
b) Dimensi
sikap kognitif guru terhadap siswa, dan
c) Dimensi
sikap kognitif guru terhadap materi pelajaran dan metode mengajar.
Ø
Ciri Perilaku Kognitif Guru
·
Guru Luwes
1) Menunjukkan
keterbukaan dalam perencanaan kegiatan kegiatan belajar-mengajar.
2) Menjadikan
materi pelajaran berguna bagikehidupan nyata siswa.
3) Mempertimbangkan
berbagai alternative cara mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa.
4) Mampu
merencanakan sesuatu dalam keadaan mendesak
5) dapat
menggunakan humor secara proporsional dalam menciptakan situasi PBM yang baik.
·
Guru Kaku
1) Tampak
terlampau dikuasai oleh rencana pelajaran, sehingga alokasi waktu sangat kaku.
2) Tak
mampu memodifikasi materi silabus.
3) Tak
mampu mengenai hal yang terjadi secara tiba-tiba ketika pengajaran berlangsung.
4) Terpaku
dalam aturan yang berlaku meskipun kurang relevan.
5) Terpaku
pada isi materi dan metode yang baku sehingga situasi PBM monoton dan
membosankan.
Ø Ciri Sikap Kognitif Guru
·
Guru Luwes
1) Menunjukkan
perilaku demokratis dan tenggang rasa kepada semua siswa.
2) Responsive
terhadap kelas (mau melihat, mendengar dan merespons masalah disiplin,
kesulitan belajar, dsb).
3) Memandang
siswa sebagai partner PBM.
4) Menilai
siswa berdasarkan faktor-faktor yang memadai.
5) Berkesinambungan
dalam menggunakan ganjaran dan hukuman sesuai dengan penampilan siswa.
·
Guru Kaku
1) Terlalu
memperhatikan siswa yang pandai dan mengabaikan siswa yang lamban.
2) Tidak
mampu/tidak mau mencatat isyarat adanya masalah dalam PBM.
3) Memandang
siswa sebagai objek yang terlalu rendah.
4) Menilai
siswa secara serampangan.
5) Lebih
banyak menghukum dan kurang member ganjaran yang memadai atas pestasi yang
dicapai siswa.
Ø Cirri Sikap Kognitif Guru Terhadap Materi dan Metode
·
Guru Luwes
1) Menyusun
dan menyajikan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
2) Menggunakan
macam-macam metode yang relevan secara kreativ sesuai dengan sifat materi.
3) Luwes
dalam melaksanakan rencana dan selalu berusaha mencari pengajaran yang efektif.
4) Pendekatan
pengajarannya lebih problematic, sehingga siswa terdorong untuk berfikir.
·
Guru Kaku
1) terikat
pada isi silabus tanpa mempertimbangkan kebutuhan siswa yang dihadapi.
2) Terpaku
pada satu atau dua metode mengajar tanpa memperhatikan kesesuaiannya dengan
sifat materi pelajaran.
3) Terikat
pada satu atau dua format dalam merencanakan pengajaran.
4) Pendekatan
pengajarannya lebih preskriptif (perintah/hanya member petunjuk atau
ketentuan).
2.
Keterbukaan Psikologis Pribadi Guru
Hal lain yang juga menjadi faktor yang turut
menentukan keberhasilan tugas seorang guru adalah keterbukaan psikologis guru
itu sendiri. Guru yang terbuka secara psikologis biyasanya ditandai dengan
kesediaannya yang relative tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan
faktor-faktor ekstern antara lain, siswa, teman sejawat, dan lingkungan
pendidikan tempatnya bekerja.
Keterbukaan psikologis merupakan sebuah konsep yang
menyatakan kontinum yakni rangkaian kesatuan yang bermula dari titik keterbukaan
psikologi sampai sebaliknya, ketertutupan psikologis.
Ditinjau dari sudut fungsi dan signifikansinya,
keterbukaan psikologis merupakan karakteristik kepribadian yang penting bagi
guru dalam hubungannya sebagai direktur belajar, selain sebagai anutan
siswanya. Oleh karena itu hanya guru yang mempunyai keterbukaan psikologis yang
benar-benar dapat diharapkan berhasil dalam mengelola proses belajar-mengajar.
Optimism ini muncul karena guru yang terbuka dapat
lebih terbuka dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan kebutuhan para
siswanya, bukan hanya kebutuhan guru itu sendiri.[1]
B.
Kompetensi Profesionalisme
Profesionalitas guru
Menurut Jalal dan Baharuddin yang telah
di kutip oleh Abu Bakar dkk istilah profesi dalam bahasa inggris di kenal
dengan profession dan dalam bahasa
Belanda di kenal dengan professi, di
ambil dari bahasa lain professio yang
berarti pengakuan atau pernyataan. Profesionalisme guru adalah tingkat atau
derajat penampilan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan sebagai guru yang di
dukung dengan keterampilan dan kode etik.[2]
Sifat dan sikap professional
1.
Fleksibel
Seorang guru adalah orang yang telah mempunyai
pegangan hidup, telah punya prinsip, pendirian, dan keyakinan sendiri, baik di
dalam nilai-nilai maupun ilmu pengetahuan yang hal tersebut harus dijalankan
secara fleksibel, tidak kaku, disesuaikan dengan situasi, tahap perkembangan,
kemampuan, sifat-sifat serta latar belakang siswa.
2.
Bersikap
terbuka
Sifat keterbukaan baik untuk menerima kedatangan
siswa, untuk ditanya oleh siswa, untuk diminta bantuan, juga untuk mengoreksi
diri.
3.
Berdiri
sendiri
Orang yang dewasa, telah sanggup berdiri sendiri,
baik secara intelektual, sosial maupun intelektual.
4.
Peka
Peka atau sensitif berarti cepat mengerti, memahami
atau melihat dengan perasaan apa yang diperlihatkan oleh siswa.
5.
Tekun
Pekerjaaan seorang guru membutuhkan ketekunan, baik
di dalam mempersiapakan, melaksanakan, menilai maupun menyempurnakan
pengajarannya, dimana menghadapi berbagai karakteristik siswa.
6.
Realistik
Berarti melihat kenyataan, melihat apa adanya. Di
dalam pekerjaannya, seorang guru pasti mengharapkan semua muridnya tekun,
pintar dan mudah dalam menerima pelajaran yang ia sampaikan, namun dalam
kenyataannya tidak semua murid seperti itu. Tidak sedikit dari kebalikannya.
Dalam hal ini seorang guru harus berupaya mengerjakan yang terbaik yang dapat
ia kerjakan dan tidak boleh mundur.
7.
Melihat
ke depan
Tugas guru adalah membina siswa sebagai generasi
penerus bagi kehidupan di masa yang akan datang. Karena tugasnya yang demikian,
maka ia harus selalu melihat ke depan, kehidupan bagaimana yang akan dimasuki
para siswanya kelak, tuntutan apa yang akan dihadapi oleh para siswa dalam
kehidupan tersebut, hal-hal apa yang dapat ia berikan kepada siswa untuk
menghadapi masa yang akan datang.
8.
Rasa
ingin tahu
Guru berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan
teknologi kepada para siswa. Agar ilmu dan tekhnologi yang disampaikannya
sejalan dengan perkembangan zaman, maka ia dituntut untuk selalu belajar,
mencari dan menemukan sendiri. Untuk itu ia perlu memiliki rasa ingin tahu atau
curiousity yang besar. Ia belajar
bukan hanya untuk kemajuan dirinya tetapi juga untuk memajukan siswanya.
9.
Ekspresif
Belajar merupakan suatu tugas yang tidak ringan,
menuntut semangat dan suasana yang menyenangkan. Guru harus berusaha
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Salah satu faktor penting dalam
suasana kelas yang menyenangkan adalah penampilan guru yang menyenangkan, yang
memancarkan emosi dan perasaan yang menarik.
10.
Menerima
diri
Sebagai guru ia harus memahami semua kelebihan dan
kekurangan yang kemudian dapat menerimanya dengan wajar. Menerima diri tidak
berarti pasif, tetapi aktif, menerima dan berusaha untuk selalu memperbaiki dan
mengembangkannya.[3]
C.
Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
Metode
dalam pembelajaran diantaranya adalah metode ceramah,Tanya jawab,diskusi, dan
sebagainya. Akan tetapi, ternyata metode itu tidak dapatmenjadikan seseorang
mampu mengajar. Metode itu harus dimasukkan sebagai salah satu aspek saja dalam
suatu system mengajar. Yang dapat membantu seseorang untuk dapat mengajar
bukanlah penguasaan metode-metode umum tersebut, melainkan petunjuk tentang
bagaimana merancang “jalan pengajaran”, yaitu urutan langkah mengajar.
Untuk
langkah mengajar ditentukan oleh banyak hal, antara lain :
a.oleh
tujuan pengajaran yang hendak dicapai pada jam pelajaran itu. Jika tujuannya
keterampilan, maka urutan langkahnya ada; bila tujuannya memahami konsep, maka
urutannya akan berbeda dari bila tujuannya keterampilan;demikian seterusnya.
b. oleh
kemampuan guru. Ada guru yang pandai berbicara; ia sebaliknya banyak
menggunakan ceramah. Jika guru lihai bernyanyi, ia dapat menggunakan bernyanyi
sebagai cara mengajar. Langkah-langkahnya disesuaikan dengan rumusan tujuan
pengajaran.
c. oleh
keadaan allat-alat yang tersedia. Dalam proses pengajaran sering kali digunakan
alat-alat. Alat-alat itu menentukan langkah mengajar. Bila metode eksperimen
yang digunakan, maka alat-alat eksperimen harus tersedia. Bila tidak ada, maka
metode itu diganti dengan metode lain yang tidak perlu menggunakan alat.
d.
olehjumlah murid. Bila muridnya banyak, katakanlah 100 orang dalam satu kelas, maka metode
ceramah lebih baik daripada metode diskusi. Jalan pengajaran (langkah-langkah
mengajar) metode ceramah tentu berbeda dari langkah mengajar dalam metode
diskusi. [4]
Seorang guru
profesional telah mengikuti beberapa pelatihan yang berkaitan dengan
keterampilan dasar mengajar. Dalam
keterampilan dasar mengajar tersebut ada 8 keterampilan yang dapat digunakan
guru selama proses belajar mengajar yaitu : keterampilan bertanya, keterampilan
memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan
menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan
mengajar kelas kecil dan perseorangan.
1.Keterampilan
bertanya
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir
itu adalah bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari
seseorang yang dikenal. Respon yang ditrima dapat berupa pengetahuan sampai
dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan
stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Untuk meningkatkan partisipasi siswa
dalamproses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu
mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Dan harus
menghindari kebiasaan seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban
siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban
serentak , menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan
pertanyaan, baik berupa kalimat Tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa
sehingga dapat menambah pengetahuan dan
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan.
Keterampilan bertanya di bedakan atas keterampilan bertanya dasar dan
keterampilan bertanya lanjut.
2.Keterampilan
memberikan penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah
segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan
bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang
bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima
atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.penguatan juga merupakan
respon terhadap suatu tingkah lakun yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Penggunaan penguatan dalam kelas
dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar
siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran,
merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar
serta membina tingkah lakunsiswa yang produktif. Keterampilan memberikan
penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaanya
oleh mahasiswa calon guru agar dapat
memberikan penguatan secaara bijaksana
san sistematis.
3.Keterampilan
mengadakan variasi
Variasi stimulus adalah suatu
kegiatan guru dala konteks proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan
untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam situasi belajar mengajar, siswa
senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam
kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam
pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke
dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :
a.
Variasi
dalam mengajar guru, meliputi :penggunaan variasi suara (teacher voice),
pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher
silent), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement),
gerakan badan mimik : variasi dalam ekspresi wajah guru, dan pergantian posisi
guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement)
b.
Variasi dalam penggunaan media dan alat
pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditinjau dari segi indera yang
digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni : dapat didengar,
dilihat, dan diraba.
c.
Variasi
pola interaksi dan kegiatan siswa.pola interaksi guru dengan murid dalam
kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola
interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuhan, serta untuk
menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
4. keterampilan
menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara
lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan
yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar komponen-komponen
keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu :merencanakan, hal ini mencakup
penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang da
diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hokum, rumus, atau
generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah di tentukan. Dan penyajian
suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : penggunaan
contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
5.keterampilan membuka
dan menutup pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set
induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
belajar mengajar untuk menciptakan prokonduksi bagi siswa agar mental maupun
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut
akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup
pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.
6. Keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang
teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan,
atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan
siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses
yang member kesempatan untuk berpikir, berinteraksi social, serta berlatih
bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan
kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya
keterampilan berbahasa.
7. keterampilan
mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru
untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam
melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen
keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal (bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam
mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif
keterampilan yang berkaitaan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang
berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
8.keterampilan
mengajar kelompok keil dan perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah
berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan
seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya
hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa
Komponen keterampilan yang digunakan
adalah : keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan
mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan keterampilan
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Diharapkan setelah menguasai 8
keterampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk
mahasiswa calon guru sehingga dapat membina dan mengembangkan
keterampilan-keterampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar.
Keterampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan,
diperoleh balikn (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen
keterampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian secara
khusus kepada komponen keterampilan yang objektif dan dikembangkannya pola
observasi yang sistematis dan objektif.
Dari 8 komponen di
atas, yang paling penting bagi guru adalah bagaimana cara guru dapat
menggunakan agar proses pembelajaran
dapat berjalan baik. Salah satu factor yang dapat mengukur proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, makin banyaknya jumlah siswa bertanya.[5]
BAB
III
PEMBAHASAN
Peran
Guru Dalam Era Saat Ini
Peran Guru Pada Era saat ini sangat penting
dalam proses belajar dan mengajar siswa
karena berkaitan dengan faktor utama dapat berlangsungnya sebuah proses
belajar mengajar. Namun, dalam pengaplikasiannya guru, selain memberikan dampak
positif bagi siswa yaitu dengan meningkatkan mutu pendidikan dan wawasan murid
atau peserta didiknya serta menambahkan semangat belajar dengan
motivasi-motivasi yang guru berikan, seorang guru juga dapat memberikan dampak
negative apabila guru tersebut melanggar dari kepribadian dan karakteristik
seorang guru pada semetinya, seperti tindak kekerasan entah dalam bentuk fisik,
batin maupun seksual.
Contoh kekerasan dalam bentuk fisik :
·
Seorang
guru yang menghukum murid nya karena seorang murid tidak bisa mengerjakan
tugasnya dengan benar. Seorang guru itu memukul murid nya di depan kelas hingga
membuat murid lainnya memiliki trauma mendalam.
Contoh
kekerasan dalam bentuk batin :
·
Sama halnya dalam kekerasan fisik, namun pada
kasus ini juga mengakibatkan tekanan batin pada peserta didiknya, seperti
seorang murid yang tidak mau lagi pergi kesekolah karena pernah mengalami
tindakan yang tidak menyenangkan dari guru pengajarnya.
Contoh
kekerasan dalam bentuk seksual :
·
Seorang
kepala sekolah yang melakukan tindak asusila terhadap muridnya dalam ruangan
kantornya sendiri.
Semua ini seharusnya dapat menarik perhatian para kritikus dan pengamat
pendidikan di Indonesia. Karena hal ini adalah permasalahan yang tidak dapat
dianggap remeh.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
:
A.
Karakteristik
Kepribadian Guru
Dalam
PBM, fleksibilitas kognitif guru terdiri atas tiga dimensi :
a) Dimensi
karakteristik pribadi guru.
b) Dimensi
sikap kognitif guru terhadap siswa, dan
c) Dimensi
sikap kognitif guru terhadap materi pelajaran dan metode mengajar.
Ø Ciri
Perilaku Kognitif Guru
·
Guru Luwes
·
Guru Kaku
Ø Ciri
Sikap Kognitif Guru
·
Guru Luwes
·
Guru Kaku
Ø Cirri
Sikap Kognitif Guru Terhadap Materi dan Metode
·
Guru Luwes
·
Guru Kaku
v Keterbukaan
Psikologis Pribadi Guru
Keterbukaan
psikologis merupakan sebuah konsep yang menyatakan kontinum yakni rangkaian
kesatuan yang bermula dari titik keterbukaan psikologi sampai sebaliknya,
ketertutupan psikologis.
B.
Kompetensi Profesionalitas
Sifat dan sikap
professional yang harus dimiliki guru,
diantaranya:
1. Fleksibel
2. Bersikap
terbuka
3. Bersikap
terbuka
4. Peka
5. Tekun
6. Realistik
7. Melihat
ke depan
8. Rasa
Ingin tahu
9.
Ekspresif
10.
Menerima
Diri
C. Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar
Langkah mengajar ditentukan oleh
banyak hal, antara lain :
a.oleh
tujuan pengajaran yang hendak dicapai pada jam pelajaran itu.
b. oleh kemampuan guru.
c. oleh keadaan allat-alat
yang tersedia.
d. oleh jumlah
murid.
v Ada 8 keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar
mengajar yaitu : keterampilan
bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi,
keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas,
keterampilan mengajar kelas kecil dan perseorangan.
B.
Saran
1.
Untuk
peserta didik sebaiknya dapat memahami bagaimana karakteristik kepribadian seorang guru sehingga
tidak hanya pasif menerima perlakuan hal-hal yang tidak menyenangkan dari
seorang guru.
2.
Untuk
pendidik diharapkan lebih bijak dalam keberlangsungannya suatu proses belajar mengajar
dan benar-benar memahami apa yang disebut sebagai guru profesional dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Hendaknya
makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran bagi
pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak, utamanya bagi pelaku kependidikan.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Bakar, Abu dkk. 2009. Profesi Keguruan Pake.
Surabaya: AprintA.
Soni Wahyuhanafi
dalam http ://blog.umy.ac.id/2011/12/01/ketrampilan-mengajar-teaching-skills/
diakses pada 11 maret 2015 pada jam 20.35.
Syah,
Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan
Dengan Pendekatan Baru.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Syaodih
Sukmadinata, Nana.2003. Landasan
Psikologi Proses Pendidikan. Bandung
: PT Remaja Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad . 2010.Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
[1] Muhibbin
Syah, Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2004), h. 225-256.
[3] Nana Syaodih
Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2003), h. 255-258.
[4] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2010), h.131-132
[5] Soni Wahyuhanafi
dalam http ://blog.umy.ac.id/2011/12/01/ketrampilan-mengajar-teaching-skills/
diakses pada 11 maret 2015 pada jam 20.35.
No comments:
Post a Comment