DASAR-DASAR
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Ilmu Pendidikan Islam”
Dengan Dosen
Pengampu :
Muhammad Mahfud Ridwan, M.Pd.I
Disusun oleh :
KELAS : 2-B
JURUSAN : PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
APRIL 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berbicara tentang pendidikan, tentunya tidak dapat dipisahkan dari peran
pendidikan dan pengaruhnya bagi masyarakat luas. Peran pendidikan sangat penting dalam kehidupan
manusia bahkan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan
manusia. Dengan kata lain, kebutuhan manusia terhadap pendidikan bersifat
mutlak dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat, bangsa dan negara.
Namun, pendidikan sendiri tak
terlepas dari berbagai permasalahan yang menimpanya, hingga kini
pendidikan Islam masih saja menghadapi permasalahan yang komplek, dari
permasalahan konseptual-teoritis, hingga permasalahan operasional-praktis. Tidak
terselesaikannya persoalan ini menjadikan pendidikan Islam tertinggal dengan
lembaga pendidikan lainnya, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga
pendidikan Islam terkesan sebagai pendidikan “kelas dua”. Tidak heran jika
kemudian banyak dari generasi muslim yang justru menempuh pendidikan di lembaga
pendidikan non Islam.
B.
Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang diperoleh penyusunan ini
sebagai berikut :
1.
Bagaimana problem konseptual teoritik pendidikan Islam ?
2.
Bagaimana problematika pendidikan Islam di era kontemporer ?
3.
Bagaimana problema pendidikan Islam dalam
dinamika masyarakat ?
4.
Bagaimana solusi problematika pendidikan Islam di era global ?
5.
Bagaimana orientasi pendidikan Islam di era global ?
C.
Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan
masalah diatas, maka tujuan pembahasannya adalah sebagai berikut :
1.
Untuk menjelaskan problem konseptual teoritik pendidikan Islam.
2. Untuk menjelaskan problematika pendidikan Islam di era kontemporer.
3. Untuk menjelaskan problema pendidikan
Islam dalam dinamika masyarakat.
4. Untuk menjelaskan solusi problematika pendidikan Islam di era global
5. Untuk menjelaskan orientasi pendidikan Islam di era global.
D.
Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas
tentang ”problem konseptual teoretik pendidikan Islam, problematika pendidikan Islam di era kontemporer,
problema pendidikan Islam dalam dinamika masyarakat, solusi problematika pendidikan Islam di era global
dan orientasi pendidikan Islam di era global”.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Problem
Konseptual Teoretik Pendidikan Islam
1.
System
pendekatan orientasi
Ditengah gelombang krisis nilai-nilai cultural berkat pengaruh ilmu
dan teknologi yang berdampak pada perubahan social. Pendidikan Islam masa kini
dihadapkan pada tantangan yang jauh lebih berat dari tantangan yang dihadapi
pada masa permulaan penyebaran Islam. Tantangan
tersebut berupa timbulnya aspirasi dan idealitas umat manusia yang serba
multiinteres yang berdimensi nilai ganda dengan tuntutan hidup yang
simplisistis, melainkan sangat kompleks. Akibat permintaan yang bertambah
manusia semakin kompleks pula, hidup kejiwaannya semakin tidak mudah jiwa
manusia itu diberi nafas Agama.
2.
Pelembagaan
proses kependidikan islam.
Kelembagaan pendidikan Islam merupakan subsistem dari system
masyarakat atau bangsa. Dalam operasionalisasinya selalu mengacu dan tanggap
kepada kebutuhan perkembangan masyarakat. Disamping itu
pergeseran idealitas masyarakat yang menuju kearah pola pikir rasional
teknologis yang cenderung melepaskan diri dari tradisionalisme
cultural-edukatif makin membengkak. Apalagi bila diingat bahwa misi pendidikan
Islam lebih berorientasi kepada nilai-nilai luhur dari Tuhanyang harus
diinternalisasikan kedalam lubuk hati tiap pribadi manusia melalui
bidang-bidang kehidupan manusia.[1]
3.
Pengaruh
sains dan teknologi canggih
Sebagaimana kita ketahui bahwa dampak poditif dari kemajuan
teknologi sampai kini adalah bersifat fasilitatis,(memudahkan). Memudahkan
kehidupan manusia yang sehari-hari sibuk dengan berbagai problema yang semakin
rumuit. Dampak
negative dari teknologi modern telah mulai menampakkan diri didepan mata kita.
Pada prinsipnya berkekuatan melemahkan daya mental spiritual atau jiwa yang
sedang tumbuh berkembang dalam berbagai bentuk penampilan dan gaya-gayanya.
Permasalahan baru yang harus dipecahkan oleh pendidikan Islam khususnya adalah
dehumanisasi pendidikan, netralisasi nilai-nilai agama, atau upaya pengendalian
dan mengarahkan nilai-nilai tradisional kepada individu atau social.
4.
Krisis
pendidikan islam
Beberapa ahli perencanaan kependidikan masa depan telah
mengidentifikasikan krisis pendidikan yang bersumber dari krisis orientasi
masyarakat masa kini, dapat pula dijadikan wawasan perubahan system pendidikan
Islam, yang mencakup fenomena-fenomena antara lain :
a.
Krisis
nilai-nilai. Sikap penilaian yang dahulu ditetapkan sebagai “benar, baik, sopan atau salah, buruk tak
sopan”, mengalami perubahan drastic menjadi ditoleransi sekurang-kurangnya tak
diacuhkan orang.
b.
Krisis
konsep tentang kesepakatan arti hidup yang baik. Masyarakat mulai mengubah
pandangan tentang cara hidup bermasyarakat yang baik dalam bidang ekonomi.,
politik, kemayarakatan dan implikasinya terhadap kehidupan social.
c.
Kurangnya
sikap idealism dan citra remaja kita tentang perasaannya di masa depan bangsa.
Sekolah dituntut untuk mengembangkan idealisme generasi muda untuk berwawasan
masa depan yang realistik.
d.
Makin
bergesarnya sikap manusia kearah pragmatisme yang pada gilirannya membawa
kearah materialism dan individualism. Hubungan antar manusia bukan lagi berdasarkan
sambung rasa, tetapi berdasarkan hubungan keuntungan materill dan status.[2]
B.
Problematika
Pendidikan Islam Di Era Kontemporer
Dalam analisis Fazkur Rahman dinyatakan bahwa semenjak masa klasik (850 M -
1200 M), umat islam memiliki kekanyaan ilmu dan pengetahuan. Akan tetapi
memasuki abad pertengahan sampai ahkir abad ke-19 M, umat islam mengalami
kemunduran khususnya dalam bidang pendidikan.[3] Pendidikan
Islam diakui keberadaannya dalam sistem pendidikan yang terbagi menjadi tiga
hal. Pertama, Pendidikan Islam sebagai lembaga diakuinya keberadaan
lembaga pendidikan Islam secara Eksplisit. Kedua, Pendidikan Islam
sebagai Mata Pelajaran diakuinya pendidikan agama
sebagai salah satu pelajaran yang wajib diberikan pada tingkat dasar sampai
perguruan tinggi. Ketiga, Pendidikan Islam sebagai nilai (value)
yakni ditemukannya nilai-nilai islami dalam sistem pendidikan. Walaupun
demikian, pendidikan islam tidak luput dari problematika yang muncul di era
global ini. Terdapat dua faktor dalam problematika tersebut, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.[4]
1.
Faktor Internal
a.
Relasi Kekuasaan dan Orientasi Pendidikan Islam.
b.
Masalah Kurikulum yang terpusat, penyelenggaraan sistem manajemen yang dikendalikan dari
atas telah menghasilkan output pendidikan manusia robot.
c.
Pendekatan/Metode Pembelajaran.
d.
Profesionalitas dan Kualitas SDM.
2. Faktor Eksternal
a.
Dichotomic.
b.
To General Knowledge.
c.
Lack of Spirit of Inquiry.
d.
Memorisasi.
e.
Certificate Oriented.[6]
C. Problema Pendidikan Islam
dalam Dinamika Masyarakat
1. Menghadapi tantangan
dampak-dampak IPTEK modern. Strategi pendidikan Islam dalam mengantisipasi
kemajuan IPTEK modern, adalah terletak pada kemampuan mengkonfigurasikan sistem
nilai Islami yang akomodatif terhadap aspirasi umat Islam untuk berpacu dalam
kompetisi bidang IPTEK di satu pihak dan lain pihak kemampuan psikolis serta
pedagogis yang berdaya kreatif untuk mentransfer IPTEK modern itu sendiri.
Imilah program minimal Islam yang perlu kita rencanakan dan laksanakan saat
ini.
2. Krisis nilai-nilai dalam
kehidupan masyarakat. Manusia mengalami krisis kepercayaan pada kemampuan diri sendiri,
yang menjadi gejala-gejala transisi yang sangat rentan (sensitive) terhadap
penyusupan nilai-nilai asing yang negative. Krisis nilai demikian demikian
mempunyai ruang lingkup yang menyentuh masalah kehidupan masyarakat, yaitu
menyangkut nilai suatu perbuatan “baik” dan “buruk”, bermoral atau amoral,
social atau asocial, pantas atau tidak pantas dan bobot benar dan tidak benar,
serta perilaku lainnya.
3. Sistem pendidikan modern dan pergeseran nilai-nilai. Posisi lembaga
pendidikan kita saat ini sedang berada dalam arena konflik nilai-nilai yang membawa
kepada transisi nilai kehidupan. Nilai spiritual maupun moral etik, yang amat
sensitive terhadap sentuhan-sentuhan nilai hedonistic (kenikmatan hidup)
materiil dari kemajuan iptek. Sekolah dalam posisi seperti ini, perlu bersikap
dalam pelaksanaan tugas pokoknya, yaitu membudayakan umat manusia dengan
nilai-nilai ideal. Sehingga mampu menjadi pondasi moral dan spiritual bagi
tegaknya masyarakat yang adil dan makmur, sejahtera, bahagia rohaniah dan
jasmaniah.
4. Sistem dan metode pendidikan islam dalam meningkatkan kualitas hidup umat
islam Indonesia.
Agama Islam yang ajarannya berorientasi kepada
kesejahteraan duniaw-ukhtiaw sebagai kesinambungan tujuan hidup manusia,
meletakkan iman dan taqwa kepada Allah SWT sebagai landasan kehidupan umat
manusia. Pendidikan merupakan proses budaya
untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dan berlangsung sepanjang hayat,
dilaksanakan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Pendidikan
yang dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah perlu disesuaikan dengan
perkembangan tuntutan pembangunan yang memerlukan bergagai jenis keterampilan
dan keahlian di segala bidang.
5.
Sistem
dan metode pendidikan islam yang seharusnya.
Strategi
pengelolaan system pengelolaan Islam seharusnya bertumpu pada antisipasi terhadap
timbulnya fenomena kehidupan yang condong kearah mengutamakan sikap dan
perilaku yang pragmatisme., dan matrealisme serta individualisme-egoisme. Arah
perkembangan yang semakin jauh dalam pendidikan Islam, harus dipandang sesuai
tantangan yang penuh perjuangan. Karena itu perlu perencanakan kegiatan
pendidikan yang strategis pengembangannya. Strategi tersebut diwujudkan dalam
program pendidikan (seperti konsepsi Muhammad Abduh), mengintregasikan
pendidikan Agama dengan pendidikan Ilmu pengetahuan umum (duniawi) atau member
nafas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah pada setiap bidang studi pendidikan
umum disemua jenjang sekolah dan madrasah kita.[7]
D.
Solusi
Problematika Pendidikan Islam di Era Global
Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan
globalisasi. Pendidikan tidak mungkin menisbikan proses globalisasi yang akan
mewujudkan masyarakat global ini. Dalam menuju era globalisasi, indonesia harus
melakukan reformasi dalam proses pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem
pendidikan yang lebih komprehensif, dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat
berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global demokratis. Untuk
itu, pendidikan harus dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta
didik mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam
suasana penuh kebebasan, kebersamaan, dan tanggung jawab. Disamping itu,
pendidikan harus menghasilkan lulusan yang dapat memahami masyarakatnya dengan
segala faktor yang dapat mendukung mencapai sukses ataupun penghalang yang
menyebabkan kegagalan dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu alternatif yang
dapat dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang berwawasan global.[8]
Selain itu,
program pendidikan harus diperbaharui, dibangun kembali atau dimoderenisasi
sehingga dapat memenuhi harapan dan fungsi yang dipikulkan kepadanya. Sedangkan
solusi pokok menurut Rahman adalah pengembangan wawasan intelektual yang
kreatif dan dinamis dalam sinaran dan terintegrasi dengan Islam harus segera
dipercepat prosesnya. Sementara itu, menurut Tibi, solusi pokoknya adalah secularization,
yaitu industrialisasi sebuah masyarakat yang berarti diferensiasi
fungsional dari struktur sosial dan sistem keagamaannya.[9]
Berbagai macam
tantangan tersebut menuntut para penglola lembaga pendidikan, terutama lembaga
pendidikan Islam untuk melakukan nazhar atau perenungan dan penelitian
kembali apa yang harus diperbuat dalam mengantisipasi tantangan tersebut,
model-model pendidikan Islam seperti apa yang perlu ditawarkan di masa depan,
yang sekiranya mampu mencegah dan atau mengatasi tantangan tersebut. Melakukan nazhar
dapat berarti at-taammul wa al’fahsh, yakni melakukan perenungan
atau menguji dan memeriksanya secara cermat dan mendalam, dan bias berarti taqlib
al-bashar wa al-bashirah li idrak al-syai’ wa ru’yatihi, yakni melakukan
perubahan pandangan (cara pandang) dan cara penalaran (kerangka pikir) untuk
menangkap dan melihat sesuatu, termasuk di dalamnya adalah berpikir dan
berpandangan alternatif serta mengkaji ide-ide dan rencana kerja yang telah
dibuat dari berbagai perspektif guna mengantisipasi masa depan yang lebih baik.[10]
E.
Orientasi
Pendidikan Islam di Era Global
Menurut Ahmad
Tantowi, dengan adanya era globalisasi ini perlu adanya rumusan orientasi
pendidikan Islam yang sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan
masyarakat. Orientasi tersebut ialah sebagai berikut :
- Pendidikan Islam sebagai Proses Penyadaran. Pendidikan Islam harus diorientasikan untuk menciptakan “kesadaran kritis” masyarakat.
Sehingga dengan kesadaran kritis ini akan mampu menganalisis hubungan
faktor-faktor sosial dan kemudian mencarikan jalan keluarnya. Hubungan
antara kesadaran tersebut dengan pendidikan Islam dan globalisasi ialah
agar umat Islam bisa melihat secara kritis bahwa implikasi-implikasi dari
globalisasi bukanlah sesuatu yang given atau takdir yang sudah
digariskan oleh Tuhan, akan tetapi sebagai konsekuensi logis dari sistem
dan struktur globalisasi itu sendiri.
- Pendidikan Islam sebagai Proses Humanisasi. Proses Humanisasi
dalam pendidikan Islam dimaksudkan sebagai upaya mengembangkan manusia
sebagai makhluk hidup yang tumbuh dan berkembang dengan segala potensi (fitrah)
yang ada padanya. Manusia dapat dibesarkan (potensi jasmaninya) dan
diberdayakan (ptoensi rohaninya) agar dapat berdiri sendiri dan dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Pendidikan Islam
sebagai Pembinaan Akhlak al-Karimah. Akhlak merupakan domain penting dalam kehidupan masyarakat, apalagi di era
globalisasi ini. Tidak adanya akhlak dalam tata kehidupan masyarakat akan
menyebabkan hancurnya masyarakat itu sendiri. Hal ini bisa diamati pada kondisi yang ada di negeri ini. Menurut
Abuddin Nata, hal seperti ini pada awalnya hanya menerpa sebagian kecil
elit politik (penguasa), tetapi kini ia telah menjalar kepada masyarakat
luas, termasuk kalangan pelajar. Bagi pendidikan Islam, masalah pembinaan
akhlak sesungguhnya bukan sesuatu yang baru. Sebab akhlak memang merupakan
misi utama agama Islam. Hanya
saja, akibat penetrasi budaya sekuler barat, belakangan ini masalah
pembinaan akhlak dalam institusi pendidikan Islam tampak lemah. Untuk itu,
pendidikan Islam harus dikembalikan kepada fitrahnya sebagai pembinaan akhlaq
al-karimah, dengan tanpa mengesampingkan dimensi-dimensi penting
lainnya yang harus dikembangkan dalam institusi pendidikan, baik formal,
informal, maupun nonformal. Pembinaan akhlak sebagai (salah satu)
orientasi pendidikan Islam di era globalisasi ini adalah sesuatu yang
tidak bisa ditawar-tawar. Sebab eksis tidaknya suatu bangsa sangat ditentukan oleh akhlak masyarakatnya.[11]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Problem Konseptual Teoritik Pendidikan Islam terdiri dari beberapa kandungan di
dalamnya yang menyangkut sistem
pendekatan orientasi, pelembagaan proses kependidikan islam,pengaruh
sains dan teknologi canggih, dan krisis
pendidikan islam
2. Problematika Pendidikan Islam di Era Kontemporer, di dalamnya terdapat dua
faktor dalam problematika tersebut, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
3. Problema Pendidikan Islam dalam Dinamika
Masyarakat meliputi tentang menghadapi tantangan
dampak-dampak IPTEK modern,krisis nilai-nilai
dalam kehidupan masyarakat, sistem pendidikan
modern dan pergeseran nilai-nilai, sistem dan metode pendidikan islam dalam meningkatkan
kualitas hidup umat islam Indonesia, dan sistem
dan metode pendidikan islam yang seharusnya.
4. Solusi Problematika Pendidikan Islam di Era Global ialah salah satunya melakukan
perubahan pandangan (cara pandang) dan cara penalaran (kerangka pikir) untuk
menangkap dan melihat sesuatu, termasuk di dalamnya adalah berpikir dan
berpandangan alternatif serta mengkaji ide-ide dan rencana kerja yang telah
dibuat dari berbagai perspektif guna mengantisipasi masa depan yang lebih baik.
5. Orientasi Pendidikan Islam di Era Global Menurut Ahmad
Tantowi, dengan adanya era globalisasi ini perlu adanya rumusan orientasi pendidikan
Islam yang sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Orientasi
tersebut ialah Pendidikan Islam sebagai Proses Penyadaran, pendidikan Islam
sebagai Proses Humanisasi, dan pendidikan Islam sebagai Pembinaan Akhlak al-Karimah.
B. Saran
1. Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber pembelajaran bagi pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak
pihak, utamanya penyusun dan pembaca.
2. Dengan makalah ini, diharapkan dapat meminimalis problematika pendidikan
Islam di era kontemporer ini dan menerapkan solusi yang terdapat di dalamnya.
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, Muzayyin, 2003, Kapita Selekta
Pendidikan Islam, Jakarta : PT Bumi Aksara.
Baharuddin dkk, 2011, Dikotomi Pendidikan
Islam, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Daulay, Haidar Putra, 2009,
Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, Jakarta
: Rineka Cipta.
Muhaimin, 2006, Nuansa Baru Pendidikan Islam : mengurai benang kusut dunia pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Rembangy, Musthofa, 2010, Pendidikan
Transformatif : Pergulatan Kritis Merumuskan
Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi, Yogyakarta : Teras.
Tantowi, Ahmad, 2009, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang :
Pustaka Rizki Putra.
Wahid, Abdul, 2008, Isu-isu
Kontemporer Pendidikan Islam, Semarang
: Need’s Press.
Zamroni, 2000, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Jogjakarta : Gigraf
Publishing.
No comments:
Post a Comment