BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan
Pada zaman modern sekarang ini, masalah pendidikan merupakan suatu hal
yang sangat penting. Abad mendatang merupakan suatu tantangan bagi generasi
yang akan datang. Terutama bagi bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional
dan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan bangsa lain.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa dan martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembang potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan percaya kepada Tuhan yang Maha Esa. Di dalam usaha untuk mencapai
tujuan tersebut, dibutuhkan seorang pendidik yang berkualitas sehingga dalam
pola pembelajaran yang diajarkan dalam proses belajar mengajar dapat mencapai
tujuan yang diinginkan. Dalam proses belajar mengajar, dibutuhkan seorang
pendidik yang mampu berkualitas serta diharapkan dapat mengarahkan anak didik
menjadi generasi yang kita harapkan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa.
Untuk itu, guru tidak hanya cukup menyampaikan materi pelajaran semata, akan
tetapi guru juga harus pandai menciptakan suasana belajar yang baik, serta juga
mempertimbangkan pemakaian metode dan strategi dalam mengajar yang sesuai
dengan materi pelajaran dan sesuai pula dengan keadaan anak didik. Keberadaan
guru dan siswa merupakan dua faktor yang sangat penting di mana diantara
keduanya saling berkaitan. Kegiatan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh
kegiatan mengajar guru, karena dalam proses pembelajaran guru tetap mempunyai suatu
peran yang penting dalam memberikan suatu ilmu kepada anak didiknya. Salah satu
masalah yang dihadapi guru dalam menyelenggarakan pelajaran adalah bagaimana
menimbulkan aktifitas dan keaktifan dalam diri siswa untuk dapat belajar secara
efektif. Sebab, keberhasilan dalam suatu pengajaran sangat dipengaruhi oleh
adanya aktifitas belajar siswa. Salah satu cara untuk menimbulkan aktifitas
belajar siswa adalah dengan merubah kegiatan-kegiatan belajar yang monoton.
Dari uraian di atas, maka dalam pembahasan kali ini akan di bahas tentang
pentingnya strategi pembelajaran tematik serta prosedur merancang pembelajaran
tematik yang baik dari berbagai sumber.
B.
Rumusan Pembahasan
1. Apakah yang dimaksud strategi pelaksanaan
pembelajaran tematik?
2. Bagaimana prosedur pelaksanaan kegiatan
pembelajaran tematik?
3. Bagaimana pengaturan jadwal pembelajaran?
4.
Bagaimana evaluasi pembelajaran tematik?
C. Tujuan Pembahasan
1. Uutuk mengetahui apakah yang dimaksud strategi
pelaksanaan pembelajaran tematik?
2. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan
kegiatan pembelajaran tematik?
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan jadwal
pembelajaran?
4.
untuk mengetahui bagaimana evaluasi pembelajaran tematik?
D.Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah
metode pustaka dan media elektronik yaitu internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
1.
Klasifikasi strategi pembelajaran tematik
Strategi pembelajaran berkenaan dengan kegiatan
pembelajaran secara konkrit yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi
dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar
dan indikator, dan kegiatan inti tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan
penutup.
Menurut Dick and Carey (1985) bahwa strategi
pembelajaran menjelaskan tentang komponen umum dari suatu set bahan
pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan
tertentu untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada peserta didik. Adapun
komponen set bahan dan prosedur yang akan digunakan dalam pembelajaran
menurutnya, yaitu:
a.
Kegiatan pra-pembelajaran
b.
Penyajian informasi
c.
Partisipasi peserta didik
d.
Tes
e.
Tindakan lanjutan
Adapun menurut Gagne dan Briggs (1979)
menyebutkan Sembilan urutan kegiatan pembelajaran, yaitu:
a.
Memberikan motivasi atau menarik perhatian
b.
Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta didik
c.
Mengingatkan kompetensi prasyarat
d.
Memberi stimulus yang berhubungan dengan masalah, topic dan konsep
e.
Memberi petunujuk cara mempelajari
f.
Menimbulkan penampilan peserta didik
g.
Memberi umpan balik
h.
Menilai penampilan peserta didik
i.
Memberi kesimpulan
Adapun menurut Suciati dan Irawan (1993:45)
menyebutkan sembilan peristiwa pembelajaran untuk membantu proses belajar dalam
peserta didik, sebagai berikut:
a. Menimbulkan minat dan memusatkan perhatian siswa dengan mengemukakan
sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi dan kompleks.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa dapat memahami apa yang
diharapkan dari dirinya.
c. Mengingat kembali konsep/prinsip atau informasi yang sebelumnya
telah dipelajari untuk dapat mempelajari materi baru yang baik.
d. Menyampaikan materi pemebelajaran dengan menggunakan contoh,
penekanan untuk menunjukkan perbedaan atau bagian yang penting, baik secara
verbal maupun nonverbal.
e. Memberikan bimbingan belajar melalui pertanyaan yang membimbing
proses atau berpikir siswa.
f. Memperoleh unjuk kerja siswa terhadap apa yang telah dipelajari.
g. Memberikan umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas.
h. Mengukur/mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian tes atau
melakukan suatu tugas.
i. Memperkuat retensi dengan berkali-kali berlatih menggunakan prinsip
yang dipelajari dalam konteks yang berbeda, dan transfer belajar dengan
meningkatkan perbedaan antara situasi waktu belajar dan situasi transfer.
Sedangkan menurut Turney (1981),
mengklasifikasi delapan ketrampilan dasar mengajar yang dianggap sangat
berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar, yaitu:
a.
Keterampilan bertanya
b.
Keterampilan memberi penguatan
c.
Keterampilan mengadakan variasi
d.
Keterampilan menjelaskan
e.
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
f.
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
g.
Keterampilan mengelola kelas
h.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
strategi pembelajaran terkandung empat unsur, yaitu:
a. Urutan kegiatan pembelajaran,
yaitu urutan kegiatan pengajar dalam menyampaikan isi pelajaran kepada siswa.
b. Metode pembelajaran, yaitu
cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa agar terjadi proses
belajar secara efektif dan efisien.
c. Media pembelajaran, yaitu
peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan pengajar dan siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
d. Waktu yang digunakan oleh
pengajar dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan
pembelajaran.
Jadi strategi pembelajaran merupakan perpaduan
dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa,
peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
2.
Pemilihan strategi pembelajaran tematik
Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa strategi
pembelajaran merupakan perpaduan berbagai kegiatan, melibatkan penggunaan media
dan pengaturan tahapan dan waktu untuk setiap langkah. Oleh karena itu, dalam
menentukan strategi pembelajaran perlu dilakukan pemilihan dan disusun untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Pemilihan strategi pembelajaran paling tidak
didasarkan dua argumentasi, yaitu: Pertama, strategi yang disusun
didukung dengan teori-teori psikologi dan teori pembelajaran. Kedua, strategi
yang disusun menunjukkan efektivitas dalam membuat siswa mencapai tujuan
pembelajaran seperti yang telah ditetapkan.Argumentasi ini diperlukan karena di dalam pembelajaran
dipahami bahwa: “tidak semua materi cocok untuk semua metode, tidak semua
materi cocok untuk semua media, tidak semua pelajaran memerlukan seluruh urutan
kegiatan pembelajaran, urutan kegiatan pembelajaran tergantung pada karakteristik
siswa dan jenis perilaku yang ada dalam tujuan pembelajaran”.Dengan
demikian, dalam menentukan strategi pembelajaran diperlukan pemilihan, dan
sedapat mungkin disusun berdasarkan alasan-alasan yang bersifat rasional.
3.
Tahap pelaksanaan pembelajaran tematik
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari
dilakukan dengan menggunakan menggunakan tiga tahapan yaitu kegiatan
pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu
untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan lebih kurang 5-10% waktu
pelajaran yang disediakan, kegiatan inti lebih kurang 80% dari waktu pelajaran
yang telah disediakan, sedangkan kegiatan penutup dilaksanakan dengan alokasi
waktu lebih kurang 10-15% dari waktu pelajaran yang disediakan.
Pelaksanaan pembelajaran tematik dilakukan
dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan, yaitu:
a. Kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan
Kegiatan ini dilakukan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran
untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses
pembelajaran dengan baik, dengan maksud untuk mempersiapkan siswa agar mental
siap mempelajari pengetahuan, keterampilan dan sikap baru.
Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada
tahap ini dapat dilakukan penggalian anak tentang tema yang akan disajikan.
Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah berdoa sebelum belajar,
bercerita, kegiatan fisik/jasmani dan menyanyi.
b. Kegiatan inti
Dalam kegiatan ini difokuskan pada kegiatan yang bertujuan untuk
pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat
dilakukan secara klasikal, kelompok kecil dan perorangan.
Kegiatan pengajar dalam penyajian bahan, diharapkan memberikan contoh
benda atau kegiatan yang relevan dan terdapat dalam kehidupan siswa. Contoh
yang relevan dapat berbentuk uraian lisan, tulisan, media audio visual, foster,
benda nyata dan sebainya. Uraian dan contoh ini merupakan tanda-tanda dan
kondisi belajar yang merangsang siswa untuk memberikan respon terhadap isi
pelajaran yang sedang dipelajarinya.
c. Kegiatan penutup.
Sifat dari kegiatan penutup adalah menenangkan. Beberapa contoh
kegaiatan penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil
pembelajaran yang telah dilakukan, membaca ayat-ayat pendek al-Qur’an,
mendongeng, membaca cerita/kisah-kisah teladan dari buku, pantomime,
pesan-pesan moral dan musil/apresiasi musik.
Pada kegiatan penutup ini, dapat pula diajukan tes dalam bentuk lisan,
di samping untuk mengukur kemampuan siswa, tes merupakan bagian dari kegiatan
belajar siswa yang secara aktif membuat respon. Hasil tes harus diberitahukan
kepada siswa. Hal ini penting artinya bagi siswa agar proses belajar mengajar
menjadi efektif, efisien dan menyenangkan. Kegiatan berikut yang dapat
dilakukan pada bagian akhir pembelajaran adalah tindak lanjut. Kegiatan ini
dilakukan setelah siswa melakukan tes formatif dan mendapatkan umpan balik.
4. Rancangan pelaksanaan pembelajaran tematik
Rancangan strategi pembelajaran yang diterapkan
dalam pembelajaran tematik pada dasarnya terbagi atas empat komponen utama,
yaitu:
a. Komponen utama pertama: waktu
Pada komponen ini menjelaskan tentang jumlah waktu dalam
menit yang dibutuhkan oleh pengajar untuk menyelesaikan setiap langkah pada
urutan kegiatan pembelajaran. Jumlah waktu yang digunakan untuk mengajar,
terbatas pada waktu yang digunakan pengajar dalam pertemuan dengan siswa. Waktu
untuk siswa adalah jumlah waktu yang digunakan dalam pertemuan dengan pengajar
ditambah dengan waktu yang digunakan untuk melaksanakan tugas yang sehubungan
dengan mata pelajaran di luar pertemuan dengan pengajar.
Menghitung jumlah waktu yang digunakan oleh pengajar itu
sangat penting bagi pengajar itu sendiri dalam mengelola kegiatan pembelajaran.
Dengan pengelolaan waktu yang baik dapat menyeimbangkan antara bongkahan
materi/bahan pengajaran dan waktu yang akan digunakan, agar dapat mengatur
jadwal waktu pertemuan dan menentukan bobot dan jangka waktu program secara
keseluruhan. Sedangkan bagi siswa, dapat menjadi petunjuk dalam megelola waktu
belajarnya.
b. Komponen utama kedua : urutan kegiatan
pembelajaran
Urutan kegiatan pembelajaran terdiri atas komponen
pendahuluan, inti/penyajian dan penutup. Setiap subkomponen ini terdiri atas
beberapa langkah sebagaimana diuraikan pada tahap pelaksanaan pembelajaran
tematik di atas. Subkomponen dari masing-masing urutan komponen kegiataan
pembelajaran bersifat fleksibel pada setiap tema yang disajikan dalam
pembelajaran tematik. Subkomponen tersebut tergantung pada waktu, kondisi kelas
dan lingkungan kelas, tema dan tujuan yang akan disajikan dalam kegiatan
pembelajaran tematik.
1)
Sub komponen
dari komponen pendahuluan secara umum tergambar dalam tiga langkah, yakni: (a)
penjelasan singkat tentang isi pelajaran dengan maksud siswa mendapatkan
gambaran secara global tentang isi pelajaran yang akan dipelajarinya, (b)
penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan pengetahuan, keterampilan, atau
sikap yang telah dikuasainya atau relevansinya dengan pengalaman dan pekerjaan
anak sehari-hari tentang tema yang akan disajikan, dan (c) penjelasan tentang
tujuan pembelajaran.
2)
Sub komponen
penyajian secara umum di dalamnya terdiri dari tiga pengertian pokok, yaitu:
penyajian uraian, pemberian contoh, dan pemberian latihan. Ketiga subkomponen
ini, bentuk penyajiannya didasarkan pada tema dan pengalaman sehari-hari siswa.
3)
Sub komponen penutup
adalah subkomponen terakhir dalam urutan kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan langkah menyimpulkan tes, tes format (lisan atau tulisan)
dan umpan balik, serta tindak lanjut.
c. Komponen utama ketiga: metode pembelajaran
Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam menyajikan
(menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa
untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk merancang strategi pembelajaran tematik,
pengembang harus memilih metode yang sesuai utnuk setiap tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai, karena tidak semua metode pembelajaran sesuai untuk
digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu, sesuai untuk semua
tingkatan kelas (teruatama di kelas awal sekolah dasar), sesuai untuk setiap tema
yang disajikan dalam pembelajaran tematik. Beberapa metode yang dapat digunakan
dalam pembelajaran tematik, antara lain: ceramah, demonstrasi, penampilan,
latihan, simulasi,bermain peran dsb.
d. Komponen utama keempat: media/bahan
pembelajaran
Media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan
atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Media dapat berupa
alat-alat elektronik, gambar, buku, benda nyata dan sebagainya. Media yang
digunakan dalam pembelajaran dapat beraneka ragam. Pengembang model
pembelajaran dapat memilih salah satu atau beberapa di antaranya untuk
digunakan dalam menyusun strategi pembelajaran.
Dalam proses pemilihan media pembelajaran, pengembang dapat
mengidentifikasi beberapa media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,
mempertimbangkan biaya yang diperlukan dalam pengadaan media, kesesuaian dengan
metode pembelajaran, kesesuaian dengan karakter siswa, pertimbangan praktis,
dan ketersediaan media tersebut dipasaran.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut disarankan dalam
pemilihan media, untuk meminimalisir kemungkinan hal-hal terjadi sebagai
berikut:
1)
Tampak baik
dalam perencanaan tetapi tidak berhasil diproduksi, karena terlalu mahal, atau
sulit diperoleh dan bahan bakunya.
2)
Diproduksi
dengan kualitas rendah karena keterbatasan bahan dan pendanaan.
3)
Tidak
maksimal atau kurang digunakan, karena tidak sesuai dengan karakter siswa,
tidak praktis untuk digunakan, atau tidak sesuai dengan tujuan dan metode
pembelajaran.
Sebagai gambaran rancangan strategi
pembelajaran tematik, dapat dijelaskan bahwa strategi pembelajaran berkenaan
dengan pendekatan pengejaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara
sistematik, sehingga isi pelajaran dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan
efisien. Di dalam rancangan strategi pembelajaran terkandung empat pengertian
sebagai berikut:
(1) Waktu yang digunakan oleh pengajar dan siswa dalam
menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran.
(2) Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan
kegiatan pengajar dalam menyampaikan isi pelajaran kepada siswa.
(3) Metode pembelajaran, yaitu cara pengajar
mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa agar terjadi proses belajar secara
efektif dan efisien.
(4) Media/bahan pembelajaran, peralatan dan bahan
pembelajaran yang digunakan pengajar dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam bentuk bagan strategi pembelajaran tampak sebagai berikut:
Waktu
|
Urutan kegiatan
pembelajaran
|
Metode
|
Media/bahan
|
|
|
Pendahuluan
|
1.
Doa
2.
Pemanasan
3.
TPK
|
|
|
|
Penyajian/inti
|
1.
Uraian
2.
Contoh
3.
Latihan
|
|
|
|
Penutup
|
1.
Menyimpulkan
2.
Tes
formatif dan umpan balik
3.
Tindak
lanjut
|
|
|
B. Prosedur
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Tematik
Pelaksanaan pembelajaran tematik seiaphari
dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan
pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu
setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x
35 menit), kegiatan inti (3 x 35 menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran
(1 x 35 menit).
1.
Kegiatan Pendahuluan/Awal/Pembukaan
Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh guru
dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran tematik. Fungsinya
terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif, yang
memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Efisiensi waktu dalam kegiatan awal ini perlu diperhatikan, karena waktu yang
tersedia relatif singkat yaitu antara 5-10 menit. Dengan waktu yang relatif
singkat tersebut, diharapkan guru dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran
dengan baik sehingga peserta didik siap mengikuti pembelajaran dengan seksama.
Kegiatan utama yang dilaksanakan dalam pendahuluan pembelajaran ini di
antaranya untuk menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif,
melaksanakan kegiatan apersepsi dan penilaian awal. Penciptaan kondisi awal
pembelajaran dilakukan dengan cara: mengecek atau memeriksa kehadiran peserta
didik, menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik, menciptakan suasana belajar
yang demokratis, membangkitkan motivasi belajar peserta didik, dan
membangkitkan perhatian peserta didik. Melaksanakan apersepsi dilakukan dengan
cara: mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari
sebelumnya dan memberikan komentar terhadap jawaban peserta didik, dilanjutkan
dengan mengulas materi pelajaran yang akan dibahas. Melaksanakan penilaian awal
dapat dilakukan dengan cara lisan pada beberapa peserta didik yang dianggap
mewakili seluruh peserta didik, bisa juga penilaian awal ini dalam prosesnya dipadukan
dengan kegiatan apersepsi.
Sesuai dengan namanya, bahwa kegiatan ini dilakukan terutama untuk
menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa memfokuskan dirinya
agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Maka sifat dari kegiatan
pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan
penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa
contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani
dan menyanyi.
2.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran tematik yang
menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar peserta didik (learning
experience). Pengalaman belajar dapat terjadi melalui kegiatan tatap muka dan
kegiatan non-tatap muka. Kegiatan tatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan
pembelajaran yang peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan guru maupun
dengan peserta didik lainnya. Kegiatan non-tatap muka dimaksudkan sebagai
kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik dengan sumber belajar lain
di luar kelas atau di luar sekolah.
Kegiatan inti pembelajaran tematik bersifat situasional, yakni
disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Terdapat beberapa kegiatan
yang dapat dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran tematik, di antaranya
adalah sebagai berikut.
a) Kegiatan yang paling awal: guru memberitahukan
tujuan atau kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik beserta
garis besar materi yang akan disampaikan. Cara yang paling praktis adalah
menuliskannya di papan tulis dengan penjelasan secara lisan mengenai pentingnya
kompetensi tersebut yang akan dikuasai oleh peserta didik.
b) Alternatif kegiatan belajar yang akan dialami
peserta didik. Guru menyampaikan kepada peserta didik kegiatan belajar yang
harus ditempuh peserta didik dalam mempelajari tema atau topik yang telah
ditentukan. Kegiatan belajar hendaknya lebih mengutamakan aktivitas peserta
didik, atau berorientasi pada aktivitas peserta didik. Guru hanya sebagai
fasilitator yang memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk belajar.
Peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri apa yang dipelajarinya. Prinsip
belajar sesuai dengan ‘konstruktivisme’ hendaknya dilaksanakan dalam
pembelajaran terpadu.
Dalam membahas dan menyajikan materi/bahan ajar terpadu
harus diarahkan pada suatu proses perubahan tingkah laku peserta didik,
penyajian harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan konsep di bidang
kajian yang satu dengan konsep di bidang kajian lainnya. Guru harus berupaya
untuk menyajikan bahan ajar dengan strategi mengajar yang bervariasi, yang
mendorong peserta didik pada upaya penemuan pengetahuan baru, melalui
pembelajaran yang bersifat klasikal, kelompok, dan perorangan.
3.
Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Kegiatan akhir dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan sebagai
kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil
belajar peserta didik dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus
ditempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar peserta didik. Waktu yang
tersedia untuk kegiatan ini relatif singkat, oleh karena itu guru perlu
mengatur dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin. Secara umum kegiatan akhir
dan tindak lanjut dalam pembelajaran terpadu diantaranya:
a) Mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi
yang telah diajarkan.
b) Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan
pemberian tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah, menjelaskan
kembali bahan yang dianggap sulit oleh peserta didik, membaca materi pelajaran
tertentu, memberikan motivasi atau bimbingan belajar.
c) Mengemukakan topik yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
d) Memberikan evaluasi lisan atau tertulis.
Dengan demikian, sifat dari kegiatan penutup adalah untuk
menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan dengan
menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng,
membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi
musik.
Contoh jadwal pelaksanaan pembelajaran tematik perhari
dapat dijabarkan menjadi:
Contoh 1:
Kegiatan
|
Jenis Kegian
|
Kegiatan
pembukaan
|
Anak
berkumpul bernyanyi sambil menari mengikuti irama musik
|
Kegiatan
inti
|
·
Kegiatan
untuk pengembangan membaca
·
Kegiatan
untuk pengambangan menulis
·
Kegiatan
untuk pengembangan berhitung
|
Kegiatan
penutup
|
Mendongeng
atau membaca cerita dari buku cerita
|
Contoh 2:
Kegiatan
|
Jenis kegiatan
|
Kegiatan
pembukaan
|
Waktu
berkumpul (anak menceritakan pengalaman, menyanyi, melakukan kegiatan fisik)
|
Kegiatan
inti
|
·
Pengembangan
kemampuan menulis (kegiatan kelompok besar)
·
Pengembangan
kemampuan berhitung (kegiatan kelompok kecil atau berpasangan)
·
Melakukan
pengamatan sesuai dengan tema, misalnya mengamati jenis kendaraan yang
lewatpada tema transportasi, menggambar hewan hasil pengamatan.
|
Kegiatan
penutup
|
·
Mendongeng
·
Pesan-pesan
moral
·
Musik/menyanyi
|
C. Pengaturan Jadwal
Pembelajaran
Perancangan
jadwal pelajaran merupakan prosedur yang bersifat administratif dan biasanya
disusun oleh staf administrasi dan pimpinan madrasah atau sekolah. Guru tidak
perlu dilibatkan dalam penyusunan jadwal pelajaran. Namun, penyusunan jadwal
pelajaran tematik tidak bisa jika hanya dilakukan oleh staf administrasi atau
wakasek kurikulum. Semua guru di kelas awal harus disertakan dalam penyusunan
jadwal pelajaran. Semua guru harus terlibat dalam penyusunan rancangan jadwal
pelajaran tematik karena semua guru yang mengajar di kelas bawah, atau kelas
1-3 harus mengimplementasikan pembelajaran tematik dan harus terlibat dalam
penyusunan jadwal pelajaran.
1.
Model
Jadwal Pengajaran Tematik
a. Model jadwal
pelajaran tematik dengan mata pelajaran
Model jadwal pelajaran tematik dengan
mata pelajaran adalah model jadwal yang pada umumnya dipakai di sekolah dasar
maupun di madrasah ibtidaiyah. Model ini paling mudah diterapkan dan biasanya
dipakai untuk pembelajaran tematik yang masih menonjolkan mata pelajaran.
Sebagian guru menyebut model jadwal ini dengan “tema masuk dalam pelajaran”. Artinya, tema-tema yang dipakai
dalam pembelajaran tematik tidak nampak dalam jadwal, tetapi yang tertulis dijadwal
adalah nama mata pelajaran. Berikut ini adalah contoh jadwal pelajaran
tematik dengan mata pelajaran sebagaimana dijelaskan Tim Pusat Kurikulum
Balitbang Departemen Pendidikan Nasional (2006):
Waktu
|
Senin
|
Selasa
|
Rabu
|
Kamis
|
Jum’at
|
Sabtu
|
7.00-7.35
|
Matematika
|
B. Indo
|
Matematika
|
B. Indo
|
Penjaskes
|
IPA
|
7.35-8.10
|
Matematika
|
B. Indo
|
Matematika
|
B. Indo
|
Penjaskes
|
IPA
|
8.10-8.45
|
Matematika
|
B. Indo
|
Matematika
|
KTK
|
P. Agama
|
Mulok
|
8.45-9.00
|
Istirahat
|
|||||
9.00-9.35
|
B. Indo
|
Matematika
|
IPS
|
KTK
|
P. Agama
|
Mulok
|
9.35-10.10
|
B. Indo
|
matematika
|
IPS
|
KTK
|
|
|
b. Model jadwal pelajaran
tematik secara terintegrasi
Jadwal pelajaran tematik secara
terintegrasi adalah jadwal pelajaran yang menggunakan tema-tema, bukan nama
mata pelajaran. Oleh karena itu, dalam jadwal pelajaran tidak tertulis
nama-nama mata pelajaran. Tema-tema yang digunakan dalam pembelajaran selama
satu semester. Semua guru di kelas 1-3 dengan persetujuan kepala madrasah atau
sekolah dan wakasek, menentukan tema-tema yang digunakan dalam pembelajaran
tematik. Dan setiap minggu pada minggu efektif, guru-guru harus bersepakat
menentukan tema yang digunakan dalam jangka minggu tertentu disesuaikan dengan
momen dan kondisi. Berikut ini adalah contoh jadwal pelajaran tematik secara
terintegrasi dalam tahun pelajaran 2009-2010 semester I kelas I:
No.
|
Tanggal
|
Kegiatan
|
1.
|
14-19
Juli 2009
|
Masa
Orientasi Siswa (MOS)
|
2.
|
21-31
Juli 2009
|
Tema
Diri Sendiri
|
3.
|
1-16
Agustus 2009
|
Tema
Sekolahku
|
4.
|
18-30
Agustus 2009
|
Tema
Keluargaku
|
5.
|
1-2
September 2009
|
Libur
Awal Puasa
|
6.
|
3-23
September 2009
|
Efektif
Fakultatif
|
7.
|
24
Sept-8 Okt 2009
|
Libur
Hari Raya
|
8.
|
9-19
Oktober 2009
|
Tema
Kasih Sayang
|
9.
|
20-25
Oktober 2009
|
UTS
1
|
10.
|
27
Okt-15 Nov 2009
|
Tema
Kasih Sayang
|
11.
|
17
Nov-6 Des 2009
|
Tema
Rumahku
|
12.
|
9-13
Desember 2009
|
Tema
Pengorbanan
|
13.
|
15
Des 2009 - 3 Jan 2010
|
Tema
Lingkungan
|
14.
|
5-10
Januari 2010
|
UAS
1
|
15.
|
11-17
Januari 2010
|
Pembagian
Raport
|
16.
|
18-24
Januari 2010
|
Libur
Semester 1
|
2.
Teknik
Merancang Jadwal Pelajaran Tematik
a. Teknik Merancang
Jadwal Pelajaran Tematik Dengan Mata Pelajaran
1) Semua guru yang
mengajar di kelas 1-3, yaitu baik guru kelas, mata pelajaran pendidikan agama,
guru pendidikan jasmani, maupun guru muatan lokal perlu bersama-sama menyusun
jadwal pelajaran.
2) Menyusun jadwal
pelajaran dengan menggunakan tabel yang berisi mata pelajaran dan jam mata
pelajaran.
3) Semua guru
bermusyawarah menentukan tema. Sebaiknya musyawarah guru dilakukan setiap
minggu. Guru juga perlu menentukan satu tema digunakan untuk berapa minggu.
b. Teknik Merancang
Jadwal Pelajaran Tematik Secara Terintegrasi
1) Semua guru yang mengajar
di kelas 1-3, yaitu baik guru kelas, mata pelajaran pendidikan agama, guru
pendidikan jasmani maupun guru muatan lokal perlu bersama-sama menyusun jadwal
pelajaran.
2) Sebelum dimulai
tahun ajaran baru, semua guru bermusyawarah untuk menentukan tema-tema yang
digunakan dalam pembelajaran tematik dalam satu tahun.
3) Menentukan
tema-tema yang digunakan dalam pembelajaran tematik yang disesuaikan pada
momen-momen tertentu, seperti tema “Pengorbanan” di sekitar tanggal 8
Dzulhijjah atau tema “Perang Gajah” di sekitar bulan maulid Nabi Muhammad SAW.
4) Sebaiknya
madrasah atau sekolah memiliki jadwal dengan nama mata pelajaran sebagai
panduan guru untuk memahami jumlah jam untuk setiap mata pelajaran, seperti
jumlah jam mata pelajaran Matematika adalah 8 jam dalam seminggu.
5) Sebaiknya setiap
minggu semua guru kelas 1-3 bermusyawarah untuk mendiskusikan kemungkinan ada
perubahan tema.
D. Evaluasi Pembelajaran
Tematik
1. Hakikat penilaian
a.
Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian
dalam pembelajaran tematik adalahsuatu usaha untuk mendapatkan
berbagaiinformasi secara berkala, berkesinambungan, danmenyeluruh tentang
proses dan hasil daripertumbuhan dan perkembangan yang telahdicapai oleh anak
didik melalui program kegiatanbelajar (Depdiknas, 2006: 14)
Penilaian
merupakan pengumpulan informasiuntuk menentukan kualitas dan kuantitas
belajarpeserta didik. Penilaian juga dimaksudkan untukmemperoleh, menganalisis
dan menafsirkan datatentang proses dan hasil belajar peserta didikyang
dilakukan secara sistematisdanberkesinambungan sehingga menjadi informasiyang
bermakna dalam pengambilan keputusan.(trianto, 2007: 87)
Tujuan
penilaian untuk mengetahui perkembanganyang telah dicapai anak didik selama
mengikutipembelajaran. Lebih rincinya tujuan penilaian pembelajaran tematik
sebagai berikut:
1. Mengetahui percapaian indikator yang
telah ditetapkan
2. Memperoleh umpan balik bagi guru, untuk
pengetahuan hambatan yang terjadi dalam pembelajaran maupun efektivitas
pembelajaran
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang
perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa
4. Sebagai acuan dalam menentukan rencana
tindak lanjut (remedial, pengayaan, dan pemantapan).
Fungsi
penilaian sebagai berikut :
1. Memberikan umpan balik kepada
guru untukmenyempurnakan pembelajaran.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi
guruuntuk membimbing perkembangan anak didikbaik fisik maupun psikis sehingga
dapatberkembang secara optimal.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi
guruuntuk melakukan kegiatan bimbinganterhadap anak didik yang
memerlukanbimbingan khusus.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi
guruuntuk menempatkan anak dalam kegiatanyang sesuai dengan minat
dankebutuhannya.
5. Memberikan informasi bagi orang
tuatentang perkambangan yang telah dicapaioleh anak didik
sebagaipertanggungjawaban.
6.Sebagai informasi kepada orang
tua untukmenyesuaikan pendidikan keluarga denganproses pembelajaran di sekolah.
7. Sebagai bahan masukan bagi
berbagai pihakdalam rangka pembinaan selanjutnyaterhadap anak didik.
b.
Prinsip-prinsip Penilaian
1.
Penilaian di kelas 1 dan 2 mengikuti aturan penilaian mata-mata pelajaran lain
di sekolah dasar. Mengingat bahwa siswa kelas 1 SD belum semuanya lancar
membaca dan menulis, maka cara penilaian di kelas 1 tidak ditekankan pada
penilaian secara tertulis.
2.
Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan yang harus
dikuasai oleh peserta didik kelas 1 dan 2. Oleh karena itu, penguasaan terhadap
ketiga kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenakan kelas.
3.
Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing kompetensi
dasar dan hasil belajar dari mata-mata pelajaran.
4.
Penilaian dilakukan secara terus-menerus dan selama proses belajar mengajar
berlangsung, misalnya sewaktu siswa bercerita pada kegiatan awal, membaca pada
kegiatan inti dan menyanyi pada kegiatan akhir.
5.
Hasil karyakerja siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam
mengambil keputisan siswa misalnya: penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun
angka.
Secara
umum prinsip penilaian adalah sebagai berikut:
1.
Terencana
Penialaian
dilakukan secar terencana sesuaidengan aspek perkembangan yang dinilai.
2.
Sistematis
Penilaian
dilakukan secara teratur danterprogram.
3.
Menyeluruh
Penilaian
mencakup semua aspek perkembangananak baik moral dan nilai-nilai agama,
sosial-emosional, kemandirian, berbahasa, kognitif,fisik motorik, dan seni.
4.
Berkesinambungan
Penilaian
dilakukan secara bertahap dan terus-menerus untuk memperoleh gambaran
tentangperkembangan peserta didik.
5.
Objektif
Penilaian
dilaksanakan terhadap semua aspekperkembangan sebagaimana adanya.
6.
Mendidik
Proses
dan hasil penilaian dapat dijadikan dasaruntuk memotivasi dan mengembangkan
anak didiksecara optimal.
7.
Kebermaknaan
Hasil
penilaian harus mempunyai arti danbermanfaat bagi guru, orang tua dan anak
didikserta pihak lain.
c. Aspek Penilaian
Pada
pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaan Kompetensi
Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema
tersebut. Dengan demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui
tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan Kompetensi Dasar, Hasil
Belajar dan Indikator mata pelajaran.
Nilai
akhir pada laporan (raport) dikembalikan pada kompetensi mata pelajaran yang
terdapat pada kelas satu dan dua sekolah dasar, yaitu: bahasa indonesia,
matematika, ilmu pengetahuan alam, pendidikan kewarganegaraan dan ilmu
pengetahuan sosial, seni budaya dan keterampilan, dan pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan.
2. Cara, alat dan
prosedur penilaian
Penilaian dilaksanakan berdasarkan
gambaran atau informasi tentang perkembangan anak didik.
Alat penilaian dapat berupa Tes dan Non
Tes. Tes mencakup: tertulis, lisan, atau perbuatan, catatan harian perkembangan
siswa, dan porto folio. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas awal penilaian
yang lebih banyak digunakan adalah melalui pemberian tugas dan portofolio.
Guru menilai anak melalui pengamatan
yang lalu dicatat pada sebuah buku bantu. Sedangkan tes tertulis digunakan
untuk menilai kemampuan menulis siswa, khususnya untuk mengetahui tentang
penggunaan tanda baca, ejaan, kata atau angka.
Ada tiga bentuk penilaian yang dapat
digunakanuntuk menilai perkembangan anak didik.
a.
Penilaian dengan Simbol
1)Cara
penilaian
Dalam
melaksanakan penilaian denganmenggunakan simbol guru dapat memakai caraberupa:
Ø Obsevasi
Observasi
adalah cara pengumpulan data melaluipengamatan langsungterhadap sikap,
perilaku,dan berbagai kemampuan yang ditunjukkan anak.
Ø Catatan Anekdot
Catatan
anekdot adalah cara pengumpulan data melaluipengamatan langsung tentang sikap
dan perilakuanak yang muncul secara tiba-tiba (insidental).
Ø Percakapan
Adalah
cara pengumpulan data melalui interaksilisan untuk mendapatkan informasi
tentangpengetahuan atau penalaran anak mengenaisesuatu.
Ø Penugasan
Adalah
cara pengumpulan data berupa pemberiantugas yang harus dikerjakan anak didik
dalamwaktu tertentu baik secara perorangan maupunkelompok.
Ø Unjuk Kerja
Adalah
cara pengumpulan data yang menuntutanak didik untuk melakukan tugas
dalamperbuatan yang dapat diamati, missal praktikmenyanyi, olahraga atau
memperagakan sesuatu.
2) Alat
Penilaian yang Digunakan
Alat
penilaian yang digunakan adalah:
a.
RKH ( rencana Kegiatan Harian)
b.
Format catatan anekdot
3)
Prosedur Penilaian
a. Guru
melaksanakan penilaian denganmengacu pada indikator yang hendak
dicapai.Penilaian dilakukan seiring dengan kegiatanpembelajaran
b.
Cara pencatan hasil penilaian
hariandilaksanakan sebagai berikut:
v Catat penilaian dalam kolom
penilaianperkembangan anak dalam rencana kegiatanharian.
v Bila anak dalam melaksanakan tugas
selaludibantu guru, maka pada kolom penilaian diberitanda bulatan kosong (o).
v Anak yang sudah melebihi idikator
denganmampu melaksanakan tugas tanpa bantuan, makapada kolom penilaian dituliskan
nama anak dantanda bulatan penuh ( • )
v Jika semua anak menunjukkan
kemampuansesuai dengan indikator yang tertuang dalamRKH, maka pada kolom
penilaian ditulis kata“semua anak” dengan tanda check list ) misal:semua anak
c. Hasil catatan penilaian yang ada
dalam RKHdirangkum dan dipindah kedalam formatrangkuman penilaian perkembangan
anak didik.
v Apabila hasil penilaian dalam satu
bulanlebih cenderung memperoleh bulatan penuh, makahasilnya menjadi bulatan
penuh pada rangkumanbulanan dengan selalu memperhatikan prosesperubahan
perilaku dan kemampuan dalampembelajaran.
v Apabila hasil penilaian pada
perkembangananak dalam satu bulan cenderung memperolehbulatan kosong, maka
hasilnya akan dipindahkanbulatan kosong pada rangkuman bulanan.
v Apabila hasil penilaian cenderung
seimbangperolehan bulatan penuh dan bulatan kosong,maka hasilnya berupa tanda
check list yangkemudian dipindahkan ke rangkuman bulanan.
v Data dari buku rangkuman selama
satusemester dianalisis dan disimpulkan untukmenetapkan gambaran perkembangan anak
yangdideskripsikan dalam laporan penilaian.
Hasil
catatan penilaian yang ada dalam RKHdirangkum dan dipindahkan ke dalam satu
formatrangkuman penilaian yang mencakup bulanan dansemester. Untuk menunjukkan
ketercapaianindikator selain menggunakan simbol bulatanpenuh, kosong dan check
list, guru dapatmenggunakan simbol lain, seperti bintang(= , , )
b. Penilaian dengan Portofolio
1)Cara
Penilaian
Cara
penilaiannya adalah berupa observasi,catatan anekdot, percakapan, penugasan,
unjukkerja juga mengumpulkan hasil karya anakdengan format penilaian sesuai
dengan RKH yangdiprogramkan.
Ø Alat Penilaian
Alat
penilaian dapat menggunakan format-formatsebagai berikut;
·
Format
observasi
Contoh
format observasi dengan check list
Nama anak : Hari/Tanggal
:
Usia : Observer
:
No.
|
Aspek
|
Ya
|
Tidak
|
1.
2.
3.
|
Aspek perkembangan bahasa
Menggunakan bahasa yang santun
Mengekspresikan perasaan dengan kata-kata
Menggunakan bahasa yang dipahami
|
|
|
·
Format
catatan anekdot
Contoh
format anekdot:
Pengamatan terhadap
Yurisa
|
|
Perkembangan fisik
Pengamatan/tanggal
Keterangan pengamatan:
|
Perkembangan sosial
Pengamatan/tanggal
Keterangan pengamatan:
|
Perkembangan emosional
Pengamat/tanggal
Keterangan pengamatan:
|
Kreativitas
Pengamat/tanggal
Keterangan pengamatan:
|
Perkembangan bahasa
Pengamat/tanggal
Keterangan pengamat:
|
Perkembangan kognitif
Pengamat/tanggal
Keterangan pengamat:
|
·
Format
percakapan
Contoh
format percakapan:
Nama
anak : Hari/tanggal :
Tanggal :
Usia
anak :
Pewawancara :
Setting
:
Waktu :
Berisi uraian tentang
percakapan anak dan guru
·
Format
penugasan
Contoh
format penugasan:
Penilaian Kegiatan
Menebalkan Tulisan dengan Gambar
Tema
:
Binatang
Subtema : Telur
burung puyuh
Hari/
Tanggal :
Minggu/ 13
November
2011
Kelompok/
Semester : B/ I
Bidang
Pengembangan : Bahasa
No.
|
Nama Anak
|
Aspek yang dinilai
|
||
Keaktifan
|
Kerapian
|
Ketelitian
|
||
1.
2.
3.
|
|
|
|
|
·
Format
unjuk kerja
Contoh:
Nama
siswa :
tanggal :
Kelas :
Kompetensi
Dasar: Mengelompokkan hewan sesuaidengan jenis makanannya
Kelompokkanlah
hewan sesuai dengan jenismakanannya dengan menggunakan gambar.
No.
|
Aspek yang dinilai
|
Tingkat kemampuan
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
2.
|
Pengelompokkan dilakukan dengan menggunakan semua
indra
Uraian yang dijabarkan secara rnci
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
Kriteria penskoran
|
Kriteria penilaian
|
1.
Baik
sekali (A) 4
2.
Baik
(B) 3
3.
Cukup
(C) 2
4.
Kurang
(D) 1
|
10-12
7-9
4-6
≤3
|
Ø Prosedur Penilaian
1)
Guru melihat RKH yang dibuat
2)
Guru mengklasifikasi kegiatan yangdilakukan di kelas, contoh
penugasan,percakapan, dll.
3)
Guru menyiapkan format penilaian sesuaikegiatan pembelajaran
4)
Dalam format penilaian guru menentukanwaktu, kegiatan pembelajaran dan aspek
yangdinilai.
5)
Guru menuliskan hasil penilaian ke dalamformat penilaian
6)
Setiap hasil karya anak dideskripsikan olehguru pada lembar hasil karyanya.
7)
Guru mendokumentasikan, menganalisis danmenyimpulkan hasil penilaian bersama
dengandeskripsi karyanya ke dalam format rangkumanpenilaian.
Contoh
Penilaian portofolio secara umum
Latar
Belakang Informasi
Tanggal lahir
anak : Tanggal masuksekolah :
Bahasa yang Suku/ras :
digunakan di
rumah :
Bukti
perkembangan Kognitif : observasi, foto,hasil karya, atau catatan perilaku dan
perkembangan
perilaku anak (catatan anekdot)
Mengamati gejala alamiah
|
Menemukan dan mengeksplorasi
|
Menyeleksi, menghitung dan mengelompokkan
|
Contoh gambar atau ilustrasi
|
|
Mengidentifikasi masalah
|
c. Penilaian
Gabungan
Penilaian
gabungan merupakan gabungan antarapenilaian yang menggunakan simbol
danportofolio.
Contoh:
Evaluasi
Proses Kegiatan
Menebalkan
Tulisan dengan Gambar
Tema
:
Binatang
Subtema : Telur
burungpuyuh
Hari/
Tanggal
: Minggu/ 13 November 2011
Kelompok/
Semester : B/ I
Bidang
Pengembangan : Bahasa
No.
|
Nama anak
|
Aspek yang dinilai
|
Hasil akhir
|
||
Keaktifan anak
|
Ketelitian anak
|
Ketepatan anak
|
|||
1.
2.
3.
4.
5.
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
Tuntas
: T
Setengah
tuntas : ST
Tidak
Tuntas : TT
3.
Pelaporan hasil penilaian
Pelaporan
merupakan kegiatan menyampaikan danmengomunikasikan hasil penilaian guru
tentangperkembangan anak didik. Penilaian dilaporkandalam bentuk uraian singkat
dari masing-masingprogram pengembangan yang dibuat denganobjektif sehingga
tidak menimbulkan persepsiyang salah.
Pola
pelaporan dituangkan dalam bukuperkembangan anak didik yang mengikuti
polasebagai berikut:
a.
Uraian perkembangan secara umum
b.
Uraian perkembangan anak yang menonjol
c.
Uraian perkembangan kemampuan anak yangmasih perlu ditingkatkan.
Dalam
pelaksanaan kegiatan ini hendaknyamenjaga kerahasian data atau informasi.
Datatersebut hanya diinformasikan dan dibicarakandengan orang tua/ wali anak
didik yangbersangkutan atau tenaga ahli dalam rangkabimbingan selanjutnya.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Menurut Dick and Carey (1985) bahwa strategi
pembelajaran menjelaskan tentang komponen umum dari suatu set bahan
pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan
tertentu untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada peserta didik. Strategi
pembelajaran tersebut merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara
pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu
yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan.
2. Rancangan strategi pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran
tematik pada dasarnya terbagi atas empat komponen, yaitu: waktu, urutan
kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, media atau bahan pembelajaran.
3. Pelaksanaan pembelajaran tematik
setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan
pembukaan /awal/pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Alokasi waktu
untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan lebih kurang 5-10% dari waktu
pelajaran yang disediakan, kegiatan inti lebih kurang 80% dari waktu pelajaran
yang telah disediakan, sedangkan kegiatan penutup dilaksanakan dengan alokasi
waktu lebih kurang 10-15% dari waktu pelajaran yang disediakan.
B.
SARAN
Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Semoga dengan makalah ini pembaca dapat menambah ilmu tentang “Strategi
Pelaksaan dan Evaluasi Pembelajan Tematik”.
DAFTAR PUSTAKA
Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
http://yogiardiani.wordpress.com/tag/strategi-pembelajaran-tematik/
diakses pada tanggal 6 maret 2015
No comments:
Post a Comment