Wednesday, 19 November 2014

PENYAKIT HATI DALAM AKHLAQ TASAWUF



PENYAKIT-PENYAKIT HATI
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu: Dr. M. Arif Faizin M. Ag
Disusun oleh:
Kelompok VII
1.  Maidatul Chusna                 (1725143166)
2.  Nova Santoso                       (1725143217)
3.  Novia Candra Utami           (1725143220)
Kelas: 1-B
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2014




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Penyakit-penyakit Hati” dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi bagi para pembaca, khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
                 Sholawat dan salam tetap tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan makalah ini mungkin tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah memberi izin kepada penyusun untuk mengumpulkan data sebagai penyusun makalah ini.
2.      Bapak Arif Faizin selaku dosen pengampu yang telah memberikan pengarahan dan koreksi sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
3.      Teman-teman semuanya yang telah memberikan motivasinya serta semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusun makalah ini.
     Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini, karena keterbatasan kemampuan yang penyusun miliki. Olehkarena itu, penyusun mohon kritik dan sarannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Tulungagung, September  2014

                                                                                                                  Penyusun

DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A.    Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B.     Rumusan Masalah....................................................................... 2
C.     Tujuan Masalah........................................................................... 2
D.    Batasan Masalah.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 3
A.    Pengertian Penyakit Hati............................................................. 3
B.     Riya’........................................................................................... 4
C.     Dengki ( Hasad )......................................................................... 5
D.    Berbicara Berlebihan................................................................... 6
E.     Cinta Dunia................................................................................. 7
F.      Sombong..................................................................................... 7
G.    Bangga Diri................................................................................. 8
BAB III PENUTUP............................................................................... 9
A.    Kesimpulan.................................................................................. 9    
B.     Saran............................................................................................ 9
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................... 10

  




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Mungkin tanpa kita sadari kita juga memiliki penyakit hati, karena memang kita manusia yang pasti berbuat dosa. Namun kita harus berusaha dan berdo’a. apakah kalian mau penyakit hati bercokol dalam mental dan batin kalian? Tentunya tidak. Dan banyak-banyaklah bersyukur, dan jangan pernah yang namanya berlebih-lebihan dalam suatu hal, karena sesungguhnya Allah sangat tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. Hati (bahasa Arab Qalbu) adalah bagian yang sangat penting daripada manusia. Jika hati kita baik, maka baik pula seluruh amal kita. Rasulullah saw. bersabda, “…Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam Al-Bukhari). Sebaliknya, orang yang dalam hatinya ada penyakit, sulit menerima kebenaran dan akan mati dalam keadaan kafir.
$¨Br&ur šúïÏ%©!$# Îû OÎgÎ/qè=è% Ðßt¨B öNåkøEyŠ#tsù $²¡ô_Í 4n<Î) óOÎgÅ¡ô_Í (#qè?$tBur öNèdur šcrãÏÿ»Ÿ2 ÇÊËÎÈ  
Artinya :
“Orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya yang telah ada dan mereka mati dalam keadaan kafir.” [At Taubah 125]
Oleh karena itu penyakit hati jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik karena bisa mengakibatkan kesengsaraan di neraka yang abadi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Pengertian Penyakit Hati ?
2.      Bagaimana Pengertian Riya ?
3.      Bagaimana Pengertian Dengki ?
4.      Bagaimana Pengertian Berbicara Berlebihan ?
5.      Bagaimana Pengertian Cinta Dunia ?
6.      Bagaimana Pengertian Sombong ?
7.      Bagaimana Pengertian Bangga Diri ?

C.     Tujuan Pembahasan Masalah
1.      Mengetahui pengertian pengakit hati.
2.      Mengetahui Pengertian Riya.
3.      Mengetahui Pengertian Dengki.
4.      Mengetahui Pengertian Berbicara Berlebihan.
5.      Mengetahui Pengertian Cinta Dunia.
6.      Mengetahui Pengertian Sombong.
7.      Mengetahui Pengertian Bangga Diri.

D.    Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas masalah penyakit hati (Riya, Dengki, Berbicara Berlebihan, Cinta Dunia, Sombong, Bangga Diri).




BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PENYAKIT HATI
Penyakit hati muncul karena terjadinya kerusakan, terutama pada persepsi dan keinginan (nafsu). Orang-orang yang hatinya sakit akan tergambar padanya hal-hal yang berbau subhat. Akibatnya, dia tidak melihat sesuatu tidak sesuai dengan kebenarannya atau sebagai mana adanya. Pada sisi lain, ada keinginan menyukai hal yang berbahaya baginya dan membenci hal yang bermanfaat baginya. Atau lebioh jelasnya dia lebih menyukai kebatilan yang berbahaya dan membenci kebaikan yang bermanfaat. Allah SWT berfriman dalam Al-Qur’an yang artinya:
Îû NÎgÎ/qè=è% ÖÚz£D ãNèdyŠ#tsù ª!$# $ZÊttB ( óOßgs9ur ë>#xtã 7OŠÏ9r& $yJÎ/ (#qçR%x. tbqç/Éõ3tƒ ÇÊÉÈ  
Artinya :
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalau di tambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta” (Q.S.Al-Baqarah:10)
Ÿ@yèôfuÏj9 $tB Å+ù=ムß`»sÜø¤±9$# ZpuZ÷FÏù šúïÏ%©#Ïj9 Îû NÍkÍ5qè=è% ÖÚt¨B ÏpuÅ$s)ø9$#ur öNßgç/qè=è% 3 žcÎ)ur tûüÏJÎ=»©à9$# Å"s9 ¥-$s)Ï© 7Ïèt/ ÇÎÌÈ  

Artinya :
 “Agar dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu sebagai cobaan bagi orang-orang yang didalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya, dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu benar-benar dalam permusuhan yang sangat” (Q.S.Al-Hajj:53)
B.     RIYA’
a.       Pengertian Riya’
Riya’ adalah memamerkan atau menampakkan sesuatu yang ada pada dirinya, dengan tujuan supaya mendapat pujian atau sanjungan dari orang lain. Riya’ itu termasuk syirik  yakni perbuatan menyekutukan Allah dengan sesuatu lainnya. Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya yang paling aku takuti atas kamu sekalian adalah syirik kecil. Sahabat bertanya, “apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?” Rasulullah bersabda, “Syirik yang paling itu adalah riya’”. [1]
b.      Amal Perbuatan Riya’
1.      Niat bukan karena Allah
2.      Tidak ikhlas
3.      Mengada-ada (tidak Sesuai dengan kemampuan)
4.      Pilih kasih
5.      Ingin dipuji
6.      Mengharap imbalan

c.       Riya Berdasarkan Bentuknya
1.      Riya Dalam Niat
Riya yang berkaitan dengan hati, maksud riya dalam niat, yaitu sejak awal perbuatan bahkan yang dilakukannya tidak didasari ikhlas sebelumnya sudah didasari riya.

2.      Riya Dalam Perbuatan
Yaitu memamerkan atau menunjukkan perbuatan di depan orang banyak, agar perbuatan tersebut dipuji, diperhatikan, dan disanjung orang lain.
d.      Tanda-tanda riya
Tanda-tanda penyakit hati ini pernah dinyatakan oleh Ali bin Abi Thalib. Kata beliau, ”Orang yang riya itu memiliki tiga ciri, yaitu malas beramal ketika sendirian dan giat beramal ketika berada di tengah-tengah orang ramai, menambah amaliyahnya ketika dirinya dipuji, dan mengurangi amaliyahnya ketika dirinya dicela.”[2]

C.    DENGKI ( HASAD )
a.       Pengertian Dengki
Menurut Zumroh bahwa, dengki adalah keinginan hilangnya nikmat dari orang lain, yang disebabkan adanya rasa sakit hati, rasa dendam, rasa banci dan adanya sifat ujub (merasa dirinya paling hebat) serta sifat sombong. Sehingga ia akan sekuat tenaga untuk menjatuhkan dan menghilangkan kenikmatan dari diri seseorang tersebut.
b.      Ciri-ciri orang yang memiliki sifat dengki  adalah
Senang melihat orang lain susah dan susah melihat orang lain senang. Seorang pendengki itu selalu mencari kejelekan dan berusaha menghancurkan seseorang yang didengki supaya tidak mendapat kesuksesan, kebahagiaan atau pujian dari orang lain. Ia akan lebih senang jika melihat orang yang didengkinya menderita dan sengsara.[3]
c.       Larangan bersifat dengki
Islam mendidik umatnya agar menjauhi sifat hasad. Rasulullah SAW bersabda dalam arti sebagai berikut :
“ jagalah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasad itu merusak kebaikan, sebagaimana api yang memakan kayu bakar.” ( H. R. Abu Dawud nomor 4257 dari Abu Hurairah ).
Maksud dari hadits tersebut adalah seseorang memeliki sifat hasad, sifat tersebut dapat merusak kebaikan yang telah dilakukan sebelumnya. Rusaknya pahala kebaikan yang telah dilakukan diibaratkan seperti rusaknya kayu bakar yang termakan api.[4]
d.      Perilaku menghindari Hasad (dengki)
Adapun cara untuk menghilangkan hasad, antara lain sebagai berikut :
1.      Rajin mendengarkan nasihat keagamaan.
2.      Rajin mendatangi majelis-majelis ilmu, terutama pengajian.
3.      Memperbanyak bergaul dengan orang shaleh.
4.      Melatih diri untuk dapat menerima kenyataan hidup yang dialami.[5]

D.    BERBICARA BERLEBIHAN
Lisan walaupun bentuknya kecil dan tidak bertulang, namun ia mempunyai dampak yang sangat besar terhadap kehidupan manusia. Seseorang yang tidak mampu menjaga lisannya,maka ia akan terjerumus terhadap hal-hal yang tidak baik, yakni memikirkan setiap perkataan yang keluar dari mulutnya, maka ia akan selamat hidupnya.[6]
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim bahwasannya Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam” .[7]


E.     CINTA DUNIA
Cinta dunia merupakan penyakit hati yang harus diobati, sebab enyakit cinta dunia itu dapat menimbulkan penyakit lainnya seperti serakah, suka memfitnah orang lain, iri dengki dan lain-lain. Kita hidup di dunia ini hanya untuk sementara waktu dan apa yang telah kita lakukan akan dipertanggung jawaban kelak di akhirat dn apa yang telah kita miliki ini hanya titipan dari Allah SWT.
Allah telah berfirman dalam al qur’an surat Al Isra’ ayat 36 yang berbunyi

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

Artinya :
“ dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertangggung jawabnya”. [8]

F.     SOMBONG
Manusia diciptakan oleh Allah dari setetes mani kemudian menjadi segumpal darah yang kemudian menjadi segumpal daging yang telah disempurnakan oleh Allah. Jadi tidak pantaslah manusia itu menyombongkan dirinya dan sesuatu yang telah mereka miliki, seperti harta, anak, istri, suami dan lain sebagainya. Sebab pada hakikatnya semua itu adalah milik Allah yang sewaktu-waktu bisa diambil. [9]
Sombong adalah termasuk dosa besar dan Allah mengharamkan surga bagi orang-orang yang sombong walaupun rasa sombong itu sebesar dzarrah.
Seperti yang telah dijelaskan dalam sebuah hadits riwayat Abu Daud yang berarti
“tidak masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan seberat dzarrah pun”.
Allah memperingatkan agar mereka jangan berlangsung sombong, sebab Allah menciptakan makhluk itu semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah bukan untuk menyombongkan diri masing-masing.[10]

G.    BANGGA DIRI
Bangga diri ( ujub ) adalah sifat orang yang membanggakan dirinya sendiri karena memiliki kelebihan daripada orang lain. Misal kaya raya, pandai, dan lain sebagainya. Orang yang seperti itu tidak merasa takut kehilangan kesempurnaan (kelebihannya) itu. Ia sangat bangga terhadap kenikmatan itu seolah-olah semua itu keberhasilan yang diperoleh dari usahanya sendiri. Ia tidak mengakui bahwa semua kenikmatan dan kebahagiaan itu sebenarnya datang dari Allah SWT.
Ujub dan sombong merupakan dua penyakit yang membinasakan atau membahayakan karena termasuk perbuatan tidak terpuji di sisi Allah SWT. [11]













BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Penyakit hati adalah kerusakan pada persepsi dan keinginan(nafsu) yang akan tergambar pada hal-hal yang berbau subhat bahkan haram.
2.      Pengertian riya’ adalah  memamerkan atau menampakkan sesuatu yang ada pada dirinya, dengan tujuan supaya mendapat pujian atau sanjungan dari orang lain. Riya’ itu termasuk syirik  yakni perbuatan menyekutukan Allah dengan sesuatu lainnya.
3.      Pengertian dengki adalah keinginan hilangnya nikmat dari orang lain, yang disebabkan adanya rasa sakit hati, rasa dendam, rasa banci dan adanya sifat ujub (merasa dirinya paling hebat) serta sifat sombong.
4.      Pengertian berbicara berlebihan adalah berbicara dengan tidak memikirkan setiap perkataan yang keluar dari mulutnya.
5.      Pengertian cinta dunia adalah perbuatan-perbuatan yang mementingkan urusan dunia hingga rasa takut untuk mati atau meninggalkan dunia karena harta atau keduniaan.
6.      Pengertian sombong adalah merasa dirinya lebih baik, tinggi, dan sempurna dan menganggap orang lain adalah hina.
7.      Pengertian bangga diri adalah sifat orang yang membanggakan dirinya sendiri karena memiliki kelebihan daripada orang lain.
B.     SARAN
1.      Untuk para pembaca hendaknya menghindari penyakit hati seperti berkata berlebihan, sombong, dengki, cinta dunia, bangga diri.
2.      Untuk bisa membedakan macam-macam penyakit hati.




DAFTAR RUJUKAN


Dewi Yana, Dalam  http://jalandakwahbersama.wordpress.com Diakses Pada 28 September 2014 pukul 20:15
Darsono dkk, Membangun Akidah dan Akhlak, Solo: Tiga Serangkai Pusaka Mandiri, 2009, Hal. 123.
Serangkai Pustaka Mandiri, 2004, Hal. 70.
Soepardjo dkk, Mutiara Akhlak dalam Pendidikan Agama Islam, Solo: Tiga
Zumroh, Tombo Ati, Surabaya: Mitra Jaya, 2011,  hal. 35.



[1]  Zumroh, Tombo Ati, Surabaya: Mitra Jaya, 2011,  hal. 35.
[2] Dewi Yana, Dalam  http://jalandakwahbersama.wordpress.com Diakses Pada 28 September 2014 pukul 20:15
[3] Zumroh,Tombo Ati, Hal. 37.
[4]  Darsono dkk, Membangun Akidah dan Akhlak, Solo: Tiga Serangkai Pusaka Mandiri, 2009, Hal. 123.
[5]  Ibid, Hal. 124.
[6]  Zumroh,Tombo Ati, Hal. 30.
[7]  Ibid,  Hal. 31.
[8]  Ibid, Hal. 50.
[9]  Ibid, Hal. 47.
[10]  Ibid, Hal. 48.
[11]  Soepardjo dkk, Mutiara Akhlak dalam Pendidikan Agama Islam, Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2004, Hal. 70.

1 comment:

  1. Ketika penyakit hati sudah menjadi sebuah kebiasaan maka semua yang kita lakukan akan selalu bikin tidak tenang,.perkenalkan saya Riswanto Mahasiswa dari ISB Atma Luhur

    ReplyDelete