PENYAKIT-PENYAKIT HATI
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata
Kuliah Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu: Dr. M. Arif
Faizin M. Ag
Disusun oleh:
Kelompok VII
1. Maidatul Chusna (1725143166)
2. Nova Santoso (1725143217)
3. Novia Candra Utami (1725143220)
Kelas: 1-B
PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik,
hidayah dan inayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Penyakit-penyakit Hati” dengan hadirnya makalah ini dapat
memberikan informasi bagi para pembaca, khususnya mahasiswa program studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Sholawat dan salam tetap tercurahkan dan
dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat
dan pengikutnya.
Penyusun
menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan makalah ini mungkin tidak
dapat terlaksana. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak
Dr. Maftukhin, M.Ag selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah memberi izin
kepada penyusun untuk mengumpulkan data sebagai penyusun makalah ini.
2.
Bapak Arif Faizin selaku dosen pengampu yang telah memberikan pengarahan dan koreksi
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
3.
Teman-teman
semuanya yang telah memberikan motivasinya serta semua pihak yang telah
membantu terselesainya penyusun makalah ini.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan
dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini, karena keterbatasan kemampuan yang
penyusun miliki. Olehkarena itu, penyusun mohon kritik dan sarannya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Tulungagung,
September 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
JUDUL
KATA
PENGANTAR............................................................................
ii
DAFTAR
ISI..........................................................................................
iii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar
Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan
Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan
Masalah........................................................................... 2
D. Batasan
Masalah.......................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................... 3
A. Pengertian
Penyakit Hati............................................................. 3
B. Riya’........................................................................................... 4
C. Dengki ( Hasad )......................................................................... 5
D. Berbicara Berlebihan................................................................... 6
E. Cinta Dunia................................................................................. 7
F. Sombong..................................................................................... 7
G. Bangga Diri................................................................................. 8
BAB
III PENUTUP............................................................................... 9
A. Kesimpulan.................................................................................. 9
B. Saran............................................................................................ 9
DAFTAR
RUJUKAN ........................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Mungkin tanpa
kita sadari kita juga memiliki penyakit hati, karena memang kita manusia yang
pasti berbuat dosa. Namun
kita harus berusaha dan berdo’a. apakah kalian mau penyakit hati bercokol dalam
mental dan batin kalian? Tentunya tidak. Dan banyak-banyaklah bersyukur, dan
jangan pernah yang namanya berlebih-lebihan dalam suatu hal, karena
sesungguhnya Allah sangat tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. Hati
(bahasa Arab Qalbu) adalah bagian yang sangat penting daripada manusia. Jika
hati kita baik, maka baik pula seluruh amal kita. Rasulullah saw. bersabda, “…Bahwa dalam diri setiap
manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh
amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya.
Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam Al-Bukhari).
Sebaliknya, orang yang dalam hatinya ada penyakit, sulit menerima kebenaran dan
akan mati dalam keadaan kafir.
$¨Br&ur úïÏ%©!$# Îû OÎgÎ/qè=è% Ðßt¨B öNåkøEy#tsù $²¡ô_Í 4n<Î) óOÎgÅ¡ô_Í (#qè?$tBur öNèdur crãÏÿ»2 ÇÊËÎÈ
Artinya :
“Orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit,
maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya yang
telah ada dan mereka mati dalam keadaan kafir.” [At Taubah 125]
Oleh karena
itu penyakit hati jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik karena bisa
mengakibatkan kesengsaraan di neraka yang abadi.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana Pengertian Penyakit Hati ?
2. Bagaimana Pengertian Riya ?
3. Bagaimana Pengertian Dengki ?
4. Bagaimana Pengertian Berbicara Berlebihan ?
5. Bagaimana Pengertian Cinta Dunia ?
6. Bagaimana Pengertian Sombong ?
7. Bagaimana Pengertian Bangga Diri ?
C. Tujuan
Pembahasan Masalah
1. Mengetahui
pengertian pengakit hati.
2. Mengetahui Pengertian Riya.
3. Mengetahui Pengertian Dengki.
4. Mengetahui
Pengertian Berbicara Berlebihan.
5. Mengetahui
Pengertian Cinta Dunia.
6. Mengetahui
Pengertian Sombong.
7. Mengetahui
Pengertian Bangga Diri.
D. Batasan
Masalah
Makalah ini
hanya membahas masalah penyakit hati (Riya,
Dengki, Berbicara Berlebihan, Cinta Dunia, Sombong, Bangga Diri).
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
PENYAKIT HATI
Penyakit hati muncul karena terjadinya kerusakan, terutama pada persepsi
dan keinginan (nafsu). Orang-orang yang hatinya sakit akan tergambar padanya
hal-hal yang berbau subhat. Akibatnya, dia tidak melihat sesuatu tidak sesuai
dengan kebenarannya atau sebagai mana adanya. Pada sisi lain, ada keinginan
menyukai hal yang berbahaya baginya dan membenci hal yang bermanfaat baginya.
Atau lebioh jelasnya dia lebih menyukai kebatilan yang berbahaya dan membenci
kebaikan yang bermanfaat. Allah SWT berfriman dalam Al-Qur’an yang artinya:
Îû NÎgÎ/qè=è% ÖÚz£D ãNèdy#tsù ª!$# $ZÊttB ( óOßgs9ur ë>#xtã 7OÏ9r& $yJÎ/ (#qçR%x. tbqç/Éõ3t ÇÊÉÈ
Artinya :
“Dalam
hati mereka ada penyakit, lalau di tambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka
siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta” (Q.S.Al-Baqarah:10)
@yèôfuÏj9 $tB Å+ù=ã ß`»sÜø¤±9$# ZpuZ÷FÏù úïÏ%©#Ïj9 Îû NÍkÍ5qè=è% ÖÚt¨B ÏpuÅ$s)ø9$#ur öNßgç/qè=è% 3 cÎ)ur tûüÏJÎ=»©à9$# Å"s9 ¥-$s)Ï© 7Ïèt/ ÇÎÌÈ
Artinya :
“Agar dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh
setan itu sebagai cobaan bagi orang-orang yang didalam hatinya ada penyakit dan
yang kasar hatinya, dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu benar-benar
dalam permusuhan yang sangat” (Q.S.Al-Hajj:53)
B. RIYA’
a. Pengertian Riya’
Riya’ adalah memamerkan atau menampakkan sesuatu yang ada pada dirinya,
dengan tujuan supaya mendapat pujian atau sanjungan dari orang lain. Riya’ itu
termasuk syirik yakni perbuatan
menyekutukan Allah dengan sesuatu lainnya. Rasulullah
SAW bersabda :
“Sesungguhnya yang paling aku takuti atas
kamu sekalian adalah syirik kecil. Sahabat bertanya, “apakah syirik kecil itu,
ya Rasulullah?” Rasulullah bersabda, “Syirik yang paling itu adalah riya’”. [1]
b.
Amal Perbuatan Riya’
1.
Niat bukan karena Allah
2.
Tidak ikhlas
3.
Mengada-ada (tidak Sesuai dengan kemampuan)
4.
Pilih kasih
5.
Ingin dipuji
6.
Mengharap imbalan
c.
Riya
Berdasarkan Bentuknya
1.
Riya Dalam Niat
Riya yang berkaitan dengan hati, maksud riya dalam niat, yaitu
sejak awal perbuatan bahkan yang dilakukannya tidak didasari ikhlas sebelumnya
sudah didasari riya.
2.
Riya Dalam Perbuatan
Yaitu memamerkan atau menunjukkan perbuatan
di depan orang banyak, agar perbuatan tersebut dipuji, diperhatikan, dan
disanjung orang lain.
d.
Tanda-tanda riya
Tanda-tanda penyakit hati ini pernah dinyatakan oleh Ali bin Abi Thalib.
Kata beliau, ”Orang yang riya itu memiliki tiga ciri, yaitu malas beramal
ketika sendirian dan giat beramal ketika berada di tengah-tengah orang ramai,
menambah amaliyahnya ketika dirinya dipuji, dan mengurangi amaliyahnya ketika
dirinya dicela.”[2]
C. DENGKI ( HASAD )
a.
Pengertian Dengki
Menurut Zumroh bahwa, dengki adalah keinginan hilangnya
nikmat dari orang lain, yang disebabkan adanya rasa sakit hati, rasa dendam,
rasa banci dan adanya sifat ujub (merasa dirinya paling hebat) serta sifat
sombong. Sehingga ia akan sekuat tenaga untuk menjatuhkan dan
menghilangkan kenikmatan dari diri seseorang tersebut.
b.
Ciri-ciri orang yang memiliki sifat dengki adalah
Senang melihat orang lain susah dan susah
melihat orang lain senang. Seorang pendengki itu selalu mencari kejelekan dan
berusaha menghancurkan seseorang yang didengki supaya tidak mendapat
kesuksesan, kebahagiaan atau pujian dari orang lain. Ia akan lebih senang jika
melihat orang yang didengkinya menderita dan sengsara.[3]
c.
Larangan
bersifat dengki
Islam mendidik umatnya agar menjauhi sifat hasad. Rasulullah
SAW bersabda dalam arti sebagai berikut :
“
jagalah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasad itu merusak kebaikan,
sebagaimana api yang memakan kayu bakar.” ( H. R. Abu Dawud nomor 4257 dari Abu Hurairah ).
Maksud dari hadits tersebut adalah seseorang memeliki
sifat hasad, sifat tersebut dapat merusak kebaikan yang telah dilakukan
sebelumnya. Rusaknya pahala kebaikan yang telah dilakukan diibaratkan seperti
rusaknya kayu bakar yang termakan api.[4]
d.
Perilaku
menghindari Hasad (dengki)
Adapun cara untuk menghilangkan hasad, antara lain
sebagai berikut :
1.
Rajin
mendengarkan nasihat keagamaan.
2.
Rajin
mendatangi majelis-majelis ilmu, terutama pengajian.
3.
Memperbanyak
bergaul dengan orang shaleh.
4.
Melatih
diri untuk dapat menerima kenyataan hidup yang dialami.[5]
D. BERBICARA
BERLEBIHAN
Lisan walaupun bentuknya kecil dan
tidak bertulang, namun ia mempunyai dampak yang sangat besar terhadap kehidupan
manusia. Seseorang yang tidak mampu menjaga lisannya,maka ia akan terjerumus
terhadap hal-hal yang tidak baik, yakni memikirkan setiap perkataan yang keluar
dari mulutnya, maka ia akan selamat hidupnya.[6]
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits riwayat
Bukhari dan Muslim bahwasannya Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah
ia mengatakan yang baik atau diam” .[7]
E. CINTA
DUNIA
Cinta
dunia merupakan penyakit hati yang harus diobati, sebab enyakit cinta dunia itu
dapat menimbulkan penyakit lainnya seperti serakah, suka memfitnah orang lain,
iri dengki dan lain-lain. Kita hidup di dunia ini hanya untuk sementara waktu
dan apa yang telah kita lakukan akan dipertanggung jawaban kelak di akhirat dn
apa yang telah kita miliki ini hanya titipan dari Allah SWT.
Allah telah berfirman dalam al qur’an surat Al Isra’ ayat 36 yang
berbunyi
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ
وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
Artinya :
“ dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui
karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta
pertangggung jawabnya”. [8]
F.
SOMBONG
Manusia
diciptakan oleh Allah dari setetes mani kemudian menjadi segumpal darah yang
kemudian menjadi segumpal daging yang telah disempurnakan oleh Allah. Jadi
tidak pantaslah manusia itu menyombongkan dirinya dan sesuatu yang telah mereka
miliki, seperti harta, anak, istri, suami dan lain sebagainya. Sebab pada
hakikatnya semua itu adalah milik Allah yang sewaktu-waktu bisa diambil. [9]
Sombong adalah termasuk dosa besar dan Allah mengharamkan surga
bagi orang-orang yang sombong walaupun rasa sombong itu sebesar dzarrah.
Seperti yang telah dijelaskan dalam sebuah hadits riwayat Abu Daud
yang berarti
“tidak masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan seberat
dzarrah pun”.
Allah memperingatkan agar mereka jangan berlangsung sombong, sebab
Allah menciptakan makhluk itu semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah
bukan untuk menyombongkan diri masing-masing.[10]
G.
BANGGA DIRI
Bangga diri ( ujub ) adalah sifat orang yang membanggakan
dirinya sendiri karena memiliki kelebihan daripada orang lain. Misal kaya raya,
pandai, dan lain sebagainya. Orang yang seperti itu tidak merasa takut
kehilangan kesempurnaan (kelebihannya) itu. Ia sangat bangga terhadap
kenikmatan itu seolah-olah semua itu keberhasilan yang diperoleh dari usahanya
sendiri. Ia tidak mengakui bahwa semua kenikmatan dan kebahagiaan itu
sebenarnya datang dari Allah SWT.
Ujub dan sombong merupakan dua penyakit yang membinasakan atau membahayakan
karena termasuk perbuatan tidak terpuji di sisi Allah SWT. [11]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Penyakit hati adalah kerusakan pada persepsi
dan keinginan(nafsu) yang akan tergambar pada hal-hal yang berbau subhat bahkan
haram.
2. Pengertian riya’ adalah memamerkan atau menampakkan
sesuatu yang ada pada dirinya, dengan tujuan supaya mendapat pujian atau
sanjungan dari orang lain. Riya’ itu termasuk syirik yakni perbuatan menyekutukan Allah dengan
sesuatu lainnya.
3. Pengertian dengki adalah keinginan hilangnya
nikmat dari orang lain, yang disebabkan adanya rasa sakit hati, rasa dendam,
rasa banci dan adanya sifat ujub (merasa dirinya paling hebat) serta sifat
sombong.
4. Pengertian berbicara berlebihan adalah berbicara
dengan tidak memikirkan setiap perkataan yang keluar dari mulutnya.
5. Pengertian cinta dunia adalah perbuatan-perbuatan
yang mementingkan urusan dunia hingga rasa takut untuk mati atau meninggalkan
dunia karena harta atau keduniaan.
6. Pengertian sombong adalah merasa dirinya lebih
baik, tinggi, dan sempurna dan menganggap orang lain adalah hina.
7. Pengertian bangga diri adalah sifat orang yang
membanggakan dirinya sendiri karena memiliki kelebihan daripada orang lain.
B. SARAN
1. Untuk para pembaca hendaknya menghindari
penyakit hati seperti berkata berlebihan, sombong, dengki, cinta dunia, bangga
diri.
2. Untuk bisa membedakan macam-macam penyakit
hati.
DAFTAR RUJUKAN
Darsono dkk, Membangun Akidah dan
Akhlak, Solo: Tiga Serangkai Pusaka Mandiri, 2009, Hal. 123.
Serangkai Pustaka Mandiri, 2004, Hal. 70.
Soepardjo dkk, Mutiara Akhlak dalam
Pendidikan Agama Islam, Solo: Tiga
Zumroh, Tombo Ati, Surabaya:
Mitra Jaya, 2011, hal. 35.
[2] Dewi Yana,
Dalam http://jalandakwahbersama.wordpress.com Diakses Pada 28 September 2014 pukul 20:15
[4] Darsono dkk, Membangun Akidah dan Akhlak, Solo: Tiga Serangkai Pusaka Mandiri,
2009, Hal. 123.
[7] Ibid, Hal. 31.
[8] Ibid, Hal. 50.
[9] Ibid, Hal. 47.
[10] Ibid, Hal. 48.
[11] Soepardjo dkk, Mutiara Akhlak dalam Pendidikan Agama Islam, Solo: Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, 2004, Hal. 70.
Ketika penyakit hati sudah menjadi sebuah kebiasaan maka semua yang kita lakukan akan selalu bikin tidak tenang,.perkenalkan saya Riswanto Mahasiswa dari ISB Atma Luhur
ReplyDelete