“MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (Direct
Instruction)”
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas :
“MODEL
PEMBELAJARAN MI/SD”
Dosen Pengampu
MOHAMMAD ARIF, M. Pd.
Disusun Oleh :
1.
Ika Ismiati (1725143123)
2.
Istinganah (1725143138)
3.
Laila Dwi
Safitri (1725143147)
4.
Nova
Santoso (1725143217)
5.
Rieska
Seventina (1725143244)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH 1 B
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
TULUNGAGUNG
OKTOBER 2014
Kata Pengantar
Puji syukur dengan mengucapkan Alhamdulillah
rahmat, taufiq serta hidayah Allah SWT penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dalam waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga sanantiasa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya dan
orang-orang yang mengikuti jejaknya.
Dan tak lupa penulis ucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Dr. MAFTUKHIN, M.Ag selaku rector IAIN TULUNGAGUNG
yang telah memberikan konstribusi dan
izin sehingga kami dapat menuntut ilmu di IAIN TULUNGAGUNG ini.
2. MOHAMMAD ARIF, M. Pd. selaku Dosen Model
Pembelajaran MI/SD di IAIN TULUNGAGUNG yang telah
memberikan bimbingan dan pengajaran kepada kami.
3. Semua pihak yang selalu membantu penulis dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran konstruktif
penulis terima dengan terbuka. Semoga karya ini bermanfaat dan menjadi motivasi
bagi pembaca yang budiman.
Tulungagung, 10 Oktober 2014
Penulis
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Albert
Bandura (1977) dalam buku Social Learning Theory yang diterbitkan
oleh Englewood Cliffs – Prentice Hall, telah mengemukakan gagasan yang sangat
logis: “proses belajar akan sangat menguras energi dan waktu, bahkan berbahaya,
bilamana manusia harus menggantungkan diri mereka sepenuhnya pada hasil-hasil kegiatannya
sendiri (menemukan sendiri). Untung saja, sebagian besar tingkah laku seseorang
dapat diperoleh/dipelajari melalui pengamatan (observasi), lalu dilakukan
pemodelan (peniruan) terhadap tingkah laku orang lain, kemudian orang yang
belajar tersebut akan dapat membentuk pemahamannya sendiri tentang bagaimana
melakukan tingkah laku baru yang ditirunya itu. Oleh sebab pebelajar (orang
yang belajar) dapat belajar dari contoh (model) yang ditirunya, paling tidak
dalam bentuk yang mendekati atau mirip sebelum mereka melakukan tingkah laku
(kegiatan) tertentu yang sifatnya baru bagi mereka, maka pebelajar dapat
terhindar dari melakukan kekeliruan-kekeliruan yang tidak perlu
Para ahli
psikologi pendidikan penganut Teori Pemodelan Tingkah Laku meyakini bahwa suatu
tingkah laku dipelajari apabila pebelajar (pengamat) memperhatikan dengan
sadar tingkah laku yang ingin dipelajarinya. Misalnya, jika anda sedang makan
mie bersama seseorang yang menggunakan sumpit sebagai alat makan, dan anda
tidak pernah menggunakan sumpit sebelumnya, maka anda akan memperhatikan dengan
sadar dan sungguh-sungguh bagaimana orang tersebut memegang sumpit di sela-sela
jarinya, lalu memperhatikan bagaimana ia mulai mencapit helaian-helaian mie
dengan ujung sumpit. Saat melakukan pengamatan secara sadar itu, anda akan
menyimpan cara menggunakan sumpit itu di ingatan jangka panjang (long-term
memory). Saat itu anda belum melakukan tingkah laku yang diamati itu
(memegang sumpit dan mencapit mie), oleh sebab itu belum ada konsekuensi secara
tingkah laku (reinforcement), yang diperlukan sebagai langkah
selanjutnya agar proses belajar makan mie dengan sumpit dapat terjadi.
Teori belajar sosial atau teori belajar pemodelan tingkah
laku ini dianggap sebagai penyumbang terbesar landasan penerapan model
pembelajaran langsung (direct instruction) di kelas. .
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Pengertian Model Pembelajaran Langsung (Direct
Instruction/DI)
2.
Bagaimana Ciri-Ciri Model Pembelajaran Langsung (Direct
Instruction/DI) ?
3.
Bagaimana Tujuan Model Pembelajaran Langsung (Direct
Instruction/DI) ?
4.
Bagaimana Strategi (Langkah-Langkah) Model Pembelajaran Langsung
(Direct Instruction/DI) ?
5.
Bagaimana
Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung ?
C.
Tujuan Pembahasan Masalah
1.
Mengetahui Pengertian Model Pembelajaran Langsung (Direct
Instruction/DI)
2.
Mengetahui Ciri-Ciri Model Pembelajaran Langsung (Direct
Instruction/DI)
3.
Mengetahui Tujuan Model Pembelajaran Langsung (Direct
Instruction/DI)
4.
Mengetahui Strategi (Langkah-Langkah) Model Pembelajaran
Langsung (Direct Instruction/DI)
5.
Mengetahui
Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung(Direct Instruction/DI)
D.
Batas Pembahasan Masalah
Makalah ini hanya menjelaskan atau
membahas tentang hal-hal yang berkaitan denganmodel pembelajaran langsung (Direct Instruction/DI).
PEMBAHASAN
MASALAH
A.
Pengertian Model
Pembelajaran Langsung (Direct Instruction/DI)
Model Pembelajaran Langsung (DI) adalah
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal
dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi
itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Wina Sanjaya (2008: 179),
menyebut model ini sebagai model Ekspositori, yang sering juga disebut dengan “chalk
and talk”.[1]
Menurut Arends (Trianto, 2011 : 29) Pembelajaran Langsung adalah “Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu) dan pengetahuan
prosedural (pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu) yang
terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap, selangkah demi selangkah”.[2]
Model ini paling sesuai untuk mata
pelajaran yang berorientasi pada penampilan atau kinerja seperti menulis,
membaca, matematika, musik dan pendidikan jasmani. Di samping itu, pengajaran
langsung juga cocok untuk mengajarkan komponen-komponen keterampilan dari mata
pelajaran sejarah dan sains. Menurut Silbernam (2006), strategi pembelajaran
langsung melalui berbagai pengetahuan secara aktif merupakan cara untuk
mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang akan diajarkan. Guru juga dapat
menggunakannya untuk menilai tingkat pengetahuan siswa sambil melakukan
kegiatan pembentukan tim. Cara ini cocok pada segala ukuran kelas dengan materi
pelajaran apapun.[3]
B.
Ciri-Ciri Model
Pembelajaran Langsung (Direct Instruction/DI)
Terdapat beberapa ciri / karakteristik model
DI ini, yaitu:[4]
1. DI dilakukan dengan cara menyampaikan materi
pelajaran secara verbal
Artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam
melakukan strategi ini, oleh karena itu sering diidentikkan dengan ceramah.
2. Adanya sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar
kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan baik.
3. Materi pelajaran yang disampaikan adalah
materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep
tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang.
Ada yang menyebut dengan istilah pengetahuan prosedural dan pengetahuan
deklaratif.
4. Adanya tujuan utama pembelajaran
Yaitu penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya,
setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan
benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
C.
Tujuan Model Pembelajaran
Langsung (Direct Instruction/DI)
1. Pengetahuan Deklatarif
Pengetahuan
deklaratif adalah pengetahuan ‘mengenai sesuatu’ dan dapat diungkapkan dengan
kata-kata. Contoh pengetahuan deklaratif misalnya bahwa ‘presiden RI dipilih
melalui pemilu yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali.’ Contoh lain, ‘di dalam
daun terdapat mesofil daun yang terdiri dari jaringan palisade dan jaringan
spons.’
D. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural adalah
pengetahuan tentang ‘bagaimana melakukan sesuatu.’ Contoh pengetahuan
prosedural misalnya, ‘bagaimana tata cara dan langkah-langkah pelaksanaan
pemilu di Indonesia’. Atau, ‘bagaimana cara melakukan pengamatan struktur
anatomi daun untuk melihat jaringan palisade dan jaringan spons yang menyusun
mesofil daun’.
Kembali ke tujuan-tujuan
pembelajaran yang dapat dicapai bila mengimplementasikan model pembelajaran
langsung (direct instruction), model pembelajaran ini dirancang khusus
untuk mengembangkan pembelajaran siswa baik yang berkaitan dengan pengetahuan
prosedural maupun pengetahuan deklaratif yang tersusun dengan baik dan dapat diajarkan
selangkah demi selangkah.[5]
E.
Strategi (Langkah-Langkah) Model Pembelajaran Langsung (Direct
Instruction/DI)
Sebelum diuraikan tahapan (sintaks) model
pembelajaran DI ini, terlebih dahulu diuraikan beberapa hal yang harus dipahami
oleh setiap guru yang akan menggunakan model DI ini, yaitu:
1. Rumuskan
tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan
pembelajaran yang baik harus berpatokan pada beberapa syarat berikut:
a. Mengacu pada
siswa
b. Bersifat
spesifik (khusus)
c. Uraian tentang
situasi penilaian (kondisi evaluasi) jelas
d. Mengandung
kriteria keberhasilan (tingkat pencapaian kinerja yang diharapkan)
2. Memilih Materi Pembelajaran
Menurut Jerome Brunner, dalam
memilih materi pembelajaran guru harus memahami:
a.
Prinsip
Ekonomi dalam Menentukan Materi Pembelajaran
Yaitu guru melakukan pembatasan
tujuan pembelajaran untuk mengoptimalkan alokasi waktu, sarana pembelajaran,
sumber dan media pembelajaran, atau hal-hal lainnya saat memberikan penjelasan
secara lisan (verbal) atau selama demonstrasi.
b.
Prinsip
Power dalam Menentukan Materi Pembelajaran
Materi
pembelajaran yang disajikan oleh guru akan memiliki power (kekuatan)
bila materi pembelajaran yang telah dipilih disajikan secara lugas dan logis.
Materi pembelajaran harus diorganisasikan secara logis sehingga siswa
memperoleh kemudahan untuk mempelajari hubungan antara fakta-fakta,
prinsip-prinsip, atau konsep-konsep kunci dalam suatu pokok bahasan.
c.
Melakukan
Analisis Tugas (Task Analysis)
Analisis
tugas (task analysis) adalah sebuah teknik yang harus dilakukan guru, di
mana guru membagi-bagi suatu keterampilan yang kompleks menjadi
komponen-komponen bagian, dengan demikian dapat diajarkan dengan pola sesuai
urutan yang paling baik dan logis selangkah demi selangkah.
Pada
kenyataannya, sebuah keterampilan yang kompleks tidak dapat dipelajari dengan
mudah dalam satu waktu tertentu melalui pemodelan (demonstrasi). Keterampilan
tersebut harus diajarkan bagian per bagian secara berurutan. Pengetahuan atau
keterampilan yang kompleks harus dipecah menjadi komponen-komponen bagian,tahap
demi tahap. Bayangkan, bagaimana siswa dapat menarikan Tari Pendet dengan baik
bila setiap bagian gerakan tidak diajarkan atau didemonstrasikan satu per satu
secara berurutan? Atau, siswa tentu tidak akan dapat melakukan pengamatan
benda-benda mikroskopis bila mereka tidak diajarkan sub-sub keterampilan
melakukan pengamatan dengan mikroskop.
Guru, pada
saat melakukan perencanaan model pembelajaran langsung (direct instruction)
dengan mudah dapat melakukan analisis tugas (task analysis) dengan cara:
1. Meminta penjelasan kepada orang yang
menguasai dan dapat melakukan keterampilan kompleks itu, atau amati pada saat
orang tersebut melakukan keterampilan tersebut. Bila guru sendiri juga
menguasai keterampilan itu, maka tentu lebih mudah lagi. Guru tinggal melakukan
keterampilan kompleks itu sendiri.
2. Memecah-mecah keterampilan kompleks
tersebut menjadi komponen-komponen bagian (keterampilan-keterampilan bagian).
3. Menyusun keterampilan-keterampilan
bagian tersebut dengan urutan yang logis sehingga tampak jelas bahwa suatu
keterampilan bagian akan menjadi keterampilan prasyarat bagi keterampilan
balian yang lain.
4. Menetapkan perencanaan strategi
untuk mengajarkan atau mendemonstrasikan setiap keterampilan bagian tersebut,
lalu mempersatukannya menjadi keterampilan kompleks yang utuh yang harus
dipelajari siswa tersebut.
d. Merencanakan Alokasi Waktu
Sewaktu
melakukan perencanaan alokasi waktu, guru harus mempertimbangkan:
1. Apakah waktu yang disediakan cukup,
sesuai dengan kemampuan siswa?
2. Pemberian motivasi kepada siswa,
sehingga semua tetap berada dalam tugas belajarnya dengan atensi (perhatian)
yang optimal. Ingat, model pembelajaran langsung (direct instruction)
sebagai model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered)
menuntuk siswa selalu memiliki perhatian yang optimal terhadap penjelasan atau
demontrasi yang diberikan oleh guru.
e. Merencanakan Pengaturan Ruang Kelas
Dikarenakan
model pembelajaran langsung (direct instruction) membutuhkan atensi
siswa kepada guru (model) yang sedang melakukan presentasi dan demonstrasi,
maka pengaturan ruang kelas juga menjadi sesuatu hal yang penting untuk
diperhatikan. Formasi tempat duduk dan pengaturan ruang kelas harus
memungkinkan siswa mudah mengamati semua sesi demonstrasi yang dilakukan. Guru
sebaiknya berada pada posisi di depan kelas, kalau perlu di tempat yang lebih
tinggi, yang dapat dipandang atau diamati seluruh siswa dari setiap arah.
Formasi kelas tradisional sangat cocok digunakan untuk penerapan model
pembelajaran langsung (direct instruction).
Berikut disajikan tabel 1, tentang sintaks Model
Pembelajaran Langsung (Direct Instruction/DI).
Fase dan Peran Guru dalam
Model Pembelajaran Langsung
No
|
Fase
|
Peran Guru
|
1
|
Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan mempersiapkan siswa
|
Menjelaskan Tujuan, Materi Prasyarat, memotivasi siswa,
dan mempersiapkan siswa
|
2
|
Mendemonstrasikan Pengetahuan dan Keterampilan
|
Mendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan informasi
tahap demi tahap
|
3
|
Membimbing Pelatihan
|
Guru memberi latihan terbimbing
|
4
|
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
|
Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik
|
5
|
Memberikan latihan dan penerapan konsep
|
Mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep
yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari.
|
Sumber :Kardi &
Nur (Trianto 2011:31)
Mengacu pada fase-fase tersebut, berikut
merupakan ilustrasi pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran langsung yang
akan digunakan dalam penelitian sebagai berikut :
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memotivasi peserta didik untuk belajar.
- Guru menyampaikan materi dengan membahas
bahan ajar melalui kombinasi ceramah dan demonstrasi.
- Setelah materi selesai disampaikan, guru
memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kepada peserta didik untuk
dikerjakan sebagai latihan secara individu.
- Selanjutnya guru bersama peserta didik
membahas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
- Di akhir pembelajaran guru memberikan
soal-soal latihan sebagai pekerjaan rumah.
F.
Kelebihan Dan Keterbatasan Model
Pembelajaran Langsung (Direct Instruction/DI)
a.
Kelebihan model pembelajaran
langsung
1.
Dengan model
pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang
diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus
dicapai oleh siswa.
2.
Dapat
diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
3.
Dapat digunakan
untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin
dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
4.
Dapat menjadi
cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang
sangat terstruktur.
5.
Merupakan cara
yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang
eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
6.
Dapat menjadi
cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat
yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
7.
Memungkinkan guru untuk
menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui presentasi
yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan antusiasme siswa.
8.
Ceramah merupakan
cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak suka
membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan
informasi.
9.
Secara umum,
ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang
tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para siswa yang pemalu, tidak
percaya diri, dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa
dan berpartisipasi dan dipermalukan.
10. Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan ”cara-cara
disipliner dalam memandang dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-perspektif
alternatif” yang menyadarkan siswa akan keterbatasan perspektif yang inheren
dalam pemikiran sehari-hari.
11. Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar
(misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa
yang cocok belajar dengan cara-cara ini.
12. Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak
tersedia secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan
hasil-hasil penelitian terkini.
13. Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi
siswa tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori
(yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
14. Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada
hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal
ini penting terutama jika siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau
keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
15. Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap
berprestasi apabila model pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
16. Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru
sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
b. Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung
1.
Model
pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan
informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak
semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus
mengajarkannya kepada siswa.
2.
Dalam model
pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan,
pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau
ketertarikan siswa.
3.
Karena siswa
hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa
untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
4.
Karena guru
memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini
bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan,
percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan
perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
5.
Terdapat
beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi
dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran
langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah,
kemandirian, dan keingintahuan siswa.
6.
Model
pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator
yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model
pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak
perilaku komunikasi positif.
7.
Jika materi
yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran
langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk
memproses dan memahami informasi yang disampaikan.
8.
Model
pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana materi
disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh
siswa. Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.
9.
Jika model
pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan
perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.
10. Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan
membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu
mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai
pembelajaran mereka sendiri.
11. Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi
satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa.
Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau salah paham.
12. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa.
Sayangnya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan
hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.
[2] Anggita
Damayanti Dalam Http://Anggitaata.Wordpress.Com/2012/09/04/Pengertian-Model-Pembelajaran-Langsung/ Diakses Pada
2014-10-08 Pukul 22:00
[3] Eko rusbianto
dalam http://ekorubiyanto84.wordpress.com/2013/01/18/model-pembelajaran-langsung/ diakses pada
2014-10-08 pukul 22:15
[4] http://perpustakaanmiftakhululum.blogspot.com/p/pembelajaran-langsung.html
diakses pada 2014-10-08
pukul 22:00
terima kasih, postingannya banyak membantu
ReplyDelete