ANTROPOLOGI
MAKALAH
Oleh
SITI ROAZAH
NIM. 1725143278
Dosen Pengampu
ILMAWATI
FAHMI IMRON, M.Pd
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI
(IAIN)
TULUNGAGUNG
2015
ANTROPOLOGI
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum MI/SD
Oleh
SITI ROAZAH
NIM. 1725143278
Dosen Pengampu
ILMAWATI FAHMI IMRON, M.Pd
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI
(IAIN)
TULUNGAGUNG
2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Model-Model PengembanganKurikulum”.
Shalawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah.
Tidak
lupa penyusun menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag.selakurektor IAIN Tulungagung
yang telahmemberikanfasilitasbelajardanizindalampembuatanmakalahini.
2. IbuIlmawatiFahmiImron,
M.Pd. selakudosenpengampu yang telahmembimbingdan mengarahkan
sehinggamakalahinidapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
3. Teman-temansemuanya yang telah memberikan semangat serta semua pihak yang telah ikut membantu
demi terselesaikannya makalah ini.
Penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran
dari semua pihak sangat penyusun harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi semua pihak
sehingga dapat memetik isi yang terkandung di dalamnya.
Tulungagung,
28 November
2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman Sampul Luar...................................................................................... i
Halaman Sampul Dalam.................................................................................. ii
Kata Pengantar................................................................................................ iii
Daftar Isi ........................................................................................................ iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang......................................................................................... 1
B. RumusanMasalah.................................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian, RuangLingkup, Dan
TujuanAntropologi........................... 3
B. SejarahPerkembanganAntropologi....................................................... 8
C. Cabang-CabangAntropologi................................................................ 10
D. Konsep-KonsepAntropologi................................................................ 16
E. KonsepKebudayaan............................................................................. 18
F. Antropologi Dan Ilmu-Ilmu Social...................................................... 20
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 23
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULIAN
PENDAHULIAN
- LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia yang terdiri atas aneka ragam suku bangsa dan
kebudayaan itu masih banyak memperlihatkan unsur persamaan. Keanekaragaman
dalam kesamaan itu seperti juga yang tersirat dalam bhenika tunggal ika, yaitu
berbeda-beda tetapi satu jua, kebudayaan lama dan asli yanag terdapat sebagai
puncak-puncak kebudayaan didaerah-daerah diseluruh indnesia terhitung sebagai
kebudayaan bangsa.
Dengan makin cepatnya perubahan kebudayaan, maka makin banyak diperlukan
waktu untuk memahami kebudayaan sendiri. Hal ini membuat kebudayaan dimasa
depan tidak dapat diramalkan secara pasti, sehingga dalam mempelajari
kebudayaan baru diperlukan metode baru untuk mempelajarinya. Dalam hal ini
pendidik dan antropolog harus saling bekerja sama, dimana keduanya sama-sama
memiliki peran yang penting dan saling berhubungan.
Antropologi suatu cabang ilmu social yang diketahui orang banyak sebagai
ilmu yang mmempelajari tentang kebudayaan, padahal antropologi itu tidak hanya
memplajari atau membahas mengenai kebudayaan saja. Dalam antropologi pun banyak
membahas mengenai fisik, kemasyarakatan dan tentu juga saja kebudayaan.
Antropologi juga salah satu cabang ilmu social yang mengambil focus pada studi
tentang manusia dan kebudayaan. Antropologi menggelar studinya untuk menguak
manusia beserta prilaku social budaya manusia dimasa kini. Karenanya,
studi-studi antropologi sangat lekat dengan kerja-kerja riset terhadap
situs-situs budaya dan penelitian berbasis riset lapang.
- RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian, ruang
lingkup, dan tujuan antropologi?
2.
Bagaimana sejarah
perkembangan antropologi?
3.
Apa saja cabang-cabang
antropologi?
4.
Bagaimana
konsep-konsep antropologi?
5.
Bagaimana konsep
kebudayaan?
6.
Jelaskan antropologi
dan ilmu-ilmu social?
- TUJUAN
1.
Menjelaskan
pengertian, ruang lingkup, dan tujuan antropologi.
2.
Menjelaskan sejarah
perkembangan antropologi.
3.
Menjelaskan cabang-cabang
antropologi.
4.
Menjelaskan
konsep-konsep antropologi.
5.
Menjelaskan konsep
kebudayaan.
6.
Menjelaskan
antropologi dan ilmu-ilmu social.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN,
RUANG LINGKUP, DAN TUJUAN ANTROPOLOGI
1.
Pengertian
Antropologi
Istilah antropologi berasal dari bahasa
Yunanai asal kata anthropos berarti manusia, dan logos berarti ilmu,
dengan demikian secara harfiah antropologi berarti ilmu tentang manusia.
Para ahli antropologi (antropolog)
sering mengemukakan bahwa antropologi merupakan studi tentang umat manusia yang
berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya,
dan untuk memperoleh pengertian ataupun pemahaman yang lengkap tentang
keanekaragaman manusia.[1]Ada beberapa pengertian
antroologi yaitu sebagai berikut:
a.
Antropologi
merupakan salah satu cabang ilmu social yang mempelajari budaya masyarakat
etnis tertentu, yang berawal dari keterkaitan orang-orang eropa dengan melihat
ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya yang berbeda yang dikenal eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk sebagai masyarakat tunggal, yaitu
kesatuan masyarakat yang tinggal didaerah yang sama. Antropologi hamper identic
dengan sosiologi. Akan tetapi, sosiologi menitikberatkan pada masyarakat dan
kehidupan sosialnya, sedangkan antropologi menitikberatkan pada unsur budaya,
pola piker, dan pola kehidupannya.
b.
William
A. Havilland (1999:6) mengatakan bahwa antropologi adalah studi mengenai umat
manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan
perilakunya, serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keragaman
manusia.
c.
David
hunter(1979:9) mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang muncul dari
keingintahuan yang tidak terbatas mengenai umat manusia.
d.
Konjtjaraningrat
mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada
umumnya dengan mempelajari berbagai warna, bentuk fisik, masyarakat serta
kebudayaan yang dihasilkan.[2]
Dari
semua pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa antropologi adalah ilmu yang
mmpelajari manusia dari segala keragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara
berperilaku, tradisi-tradisi, dan nilai-nilai) yang dihasilkan, sehingga setiap
manusia satu dengan yang lainnya berbeda. Antropologi mempelajari seluk beluk
yang terjadi dalam kehidupan manusia, pada masa dahulu hingga masa sekarang,
sebagai fenomenayang terjadi di tengah kehidupan kultural masyarakat sekarang.
2.
Ruang
Lingkup Antropologi
Antropologi bukan satu-satunya ilmu yang
mempelajari manusia, sebab obyekmaterial semua ilmu sosial adalah manusia. Ilmu
pendidikan, politik, ekonomi,fisiologi dan sebagainya menempatkan manusia
sebagai obyek materialnya.Bedanya, antropologi mempelajari manusia secara
menyeluruh, holistik, padasemua waktu dan tempat. Di antara pertanyaan mendasar
dalam antropologiadalah apa saja yang secara umum ada pada semua manusia, apa
sajaperbedaan kelompok manusia satu dan lainnya dan mengapa sekelompokmanusia
memiliki pola perilaku atau menganut budaya tertentu. memperlihatkan bahwa
luasnya tinjauan antropologi terhadap manusia dankemanusiaannya terkait pula
dengan konteks ruang dan waktu yang luas.Hal-hal yang membedakan perhatian
antropologi dari ilmu-ilmu sosial yanglain terletak pada perhatian antropologi
pada bidang-bidang berikut:
1)
Masalah sejarah
perkembangan manusia sebagai makhluk sosial.
2)
Keanekaragaman manusia
dari segi ciri tubuhnya.
3)
Penyebaran warna bahasa
berbagai suku bangsa.
4)
Keragaman warna
kebudayaan.
Antropologi lahir dengan berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa yangmelihat ciri-ciri fisik, adat istiadat,
budaya yang berbeda dari apa yang dikenaldi Eropa. Antropologi lebih memusatkan
pada penduduk yang merupakanmasyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan
masyarakat yang tinggaldaerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi
tetapi pada sosiologilebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan
sosialnya. Antropologimenempatkan diri sebagai salah satu cabang ilmu
pengetahuan sosial yangmempelajari budaya masyarakat suatu etnis
tertentu.Antropologi memiliki dua sisi holistik yakni meneliti manusia pada
tiap waktudan tiap dimensi kemanusiannya, karena antropologi mempelajari
manusiasebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Selain perbedaan
fisik,manusia juga berbeda dalam hal cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi,
nilai-nilaiyang dianut. Hal inilah yang secara tradisional memisahkan
antropologi daridisiplin ilmu sosial dan kemanusiaan lainnya karena
penekanannya padaperbandingan fisik, perilaku kebudayaan yang lebih luas pada
setiap kelompokmanusia.Antropologi telah sampai pada suatu perkembangan yang
luas, dan memasukibeberapa area penelitian khusus, yang meliputi
masalah-masalah berikut.
1) Sejarah
asal dan perkembangan manusia secara biologis.
2) Sejarah
terjadi dan perkembangan aneka ragam ras dan warna kulit, yangmendasarkan pada
ciri-ciri fisiknya.
3) Sejarah
asal, perkembangan dan penyebaran aneka ragam warna bahasayang digunakan
manusia di seluruh dunia.
4) Sejarah
asal, perkembangan dan penyebaran aneka ragam kebudayaanmanusia di seluruh
dunia.
5) Asas-asas
kebudayaan manusia dalam kehidupan kemasyarakatannya.
3.
Tujuan
Antropologi
Sebagai sebuah
bidang keilmuan, dipelajarinya antropologi tentu bukansekedar diketahui,
melainkan karena ada banyak manfaat yang dapat dipetikdaripadanya. Secara
keilmuan, antropologi bermafaat dalam rangkamemahami keanekaragaman manusia dan
kemanusiaannya. Secara lebihspesifik antropologi juga memahami segi keunikan
fisik dan pola perilakusekelompok manusia tertentu, berbeda dari sekelompok
manusiakebanyakan. Secara lebih luas, manfaat antropologi dijelaskan
sebagaiberikut.
a. Pemahaman
atau penjelasan yang diberikan antropologi terhadapperkembangan manusia secara
fisik dari masa lalu hingga masa kinimembantu memprediksi perkembangan fisik
manusia pada masamendatang. Salah satu temuan menonjol dalam hal ini adalahperkembangan
otak manusia saat ini yang ternyata memiliki volume otakyang semakin besar
dibanding sebelumnya. Sementara itu kaki dan tanganmanusia saat ini lebih lemah
dibanding manusia pada masa sebelumnya,karena peralatan-peralatan modern telah
membuat beban kerja fisik,khususnya anggota badan tersebut semakin ringan pada
manusia moderndibanding masa-masa sebelumnya.
b. Kajian
antropologi terhadap perkembangan dan keragaman ras fisik manusiamampu
memetakan potensi-potensi manusia pada ras satu dan lainnya. Diantara hasil
penelitian bagian antropologi ini menunjukkan bahwapembedaan ras manusia bukan
penentu kecerdasan dan kemampuanmereka dalam mengatasi masalah-masalah hidup.
Ini mengeliminirpandangan mengenai superioritas ras sebagaimana pernah
dinyatakan Hitlerdan sebagian bangsa Eropa pada masa lalu, yang menyatakan
bahwabangsa yang berasal dari ras Arya merupakan manusia superior.
c. Penjelasan
antropologi tentang asal mula dan perkembangan bahasabangsa-bangsa akan banyak
menjembatani komunikasi yang lebih intesantar bangsa satu dan lainnya. Hal ini
dikarenakan perhatian antropologitidak terletak pada penerjemahan bahasa
melainkan pada konteksketerkaitan bahasa dengan budaya suatu bangsa.
Bangsa-bangsa di duniabukan hanya dapat saling berbagai informasi saat
sekarang, melainkanjuga warisan-warisan kearifan masa lalu bangsa lain.
d. Di
antara manfaat dari bagian kajian antropologi yang mempelajariperkembangan
manusia pada masa prasejarah akan memberikan banyakinformasi mengenai
penyebaran dan keterkaitan bangsa satu dan lainnya.Bagi bangsa-bangsa tertentu
temuan-temuan antropologi semacam inibermanfaat dalam rangka memperkuat
perasaan nasionalisme.
e. Di
antara manfaat yang dapat dipetik dari antropologi dengan mempelajariasas-asas
kebudayaan manusia adalah pemahaman mengenai perubahan.Manusia dapat belajar
dan memperkembangkan pola hidup yang semakininklusif dan saling bekerja sama,
karena pada dasarnya budaya bukansesuatu yang statis. Budaya yang dianut
manusia terus berubah danberkembang. Pemahaman memadai atas problem-problem
kemanusiaansecara antropologis akan menghindarkan manusia dari sikap, pola
pikirdan pola hidup eksklusif, saklkatau bahkan sikap-sikap yang
kurangmanusiawi, seperti jinggoisme dan ultranasionalisme.
Antropologi memang merupakan studi tentang umat manusia. Ia tidak hanya
sebagai suatu disiplin ilmu yang bersifat akademis, tetapi juga merupakan suatu
cara hidup yang berusaha menyampaikan kepada para mahasiswa apa yang telah
diketahui orang. (haviland, 1999:19)
Sebagai
ilmu tentang umat manusia, antropologi melalui pendekatan dan metode ilmiah
berusaha menyusun jumlah generalisasi yang bermakna tentang manusia dan
prilakunya, dan untuk mendapat pengertian yang tidak apriori serta prejudice
tentang keanekaragaman manusia.
Diantar
ailmu-ilmu social dan ilmiah, antropologi memiliki kedudukan, tujuan dan
manfaat yang unik karena bertujuan dan bermanfaat dalam merumuskan
penjelasan-penjelasan tentang prilaku manusia yang didasarkan pada studi atas
semua aspek biologis manusia dan prilakunya disemua masyarakat, dan bukan hanya
masyarakat eropa dan amerika utara saja. Oleh karena itu, seorang ahli
antropologi menaruh perhatian banyak atas studi-studinya terhadap bangsa-bangsa
non barat.
Sebagai
ilmu tentang manusia, antropologi melalui pendekatan dan metode ilmiah berusaha
menyusun sejumlah generelesasi yang bermakna tentang manusia dan prilakunya.
Kedua bidang besar dari antropologi adalah antropologi fisik dan budaya.
Antropologi
fisik memusatkanperhatiannya pada manusia sebagai organism biologis yang
ekanannya pada upaya melacak evolusi perkembangan manusia dan mempelajari
fariasi-fariasi biologis dalam species manusia. Sedangkan antropologi budaya
berusaha mempelajari manusia berdasarkan kebudayaannya. Dimana kebudayaan dapat
merupakan peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Selain
itu antropologi bermaksud mempelajari umat manusia secara objectif, paling
tidak mendekati objectif dan sisteamtis. Seorang antropologis dituntut harus
mampu menggunakan metode-metode yang mungkin yang juga digunakan oleh para
ilmuan lain dengan mengembangkan hipotesis atau penjelasan yang dianggap benar,
menggunakan data lain untuk mengujinya, dan akhirnya menemukan suatu teori,
yaitu suatu system hipotesis yang telah teruji. Sedangkan data yang digunakan
ahli antropologi dapat berupa data dari suatu masyarakat atau studi komparatif
diantara sejumlah besar masyarakat.[3]
B.
SEJARAH
PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI
Antropologi
tu termasuk ilmu yang masih muda umurnya, kalau di ibaratkan manusia, ilmu
antropologi masih beranjak menuju tingkat remaja.maka wajar kalau tidak banyak yang tahu soal ilmu antropologi.[4]
perkembangannya di Indonesia, baru skitar abad ke-19 masehi yang dibawa oleh
kolonial belanda dimana ilmu ini digunakan penjajah untuk mempelajari masyarakat jajahannya. sejarah
perkembangan ilmu antropologi itu sendiri ada dalam buku pengantar antropologi
1 karangan "datuknya" antropologi yaitu atuk Koentjaraningrat.
Ada empat fase perkembangannya yaitu:
1.
Fase pertama (sebelum abad ke-18)
Pelayaran yang dilakukan oleh bangsa
eropa yang terdiri dari kaum bangsawan, ilmuan,pendeta dll ke asia, afrika dan oseania
menghasilkan berbagai catatan tentang bangsa-bangsa yang ada di luar eropa itu
yang merupakan cikal bakal dari ilmu antopologi itu sendiri. catatan-catatan
itu menarik minat para pelajar eropa untuk dipelajari yang menghasilkan 3
kesimpulan besar yaitu:
a.
Memandang bangsa diluar eropa
sebagai manusia liar, primitif, savage(istilah yang digunakan dalam
penggambaran bangsa di luar eropa).
b.
Memandang bangsa diluar eropa
sebagai manusia yang masih suci tanpa ternoda seperti di eropa.
c.
Menarik minat bangsa eropa untuk
mengumpulkan pernak-pernik bangsa di luar eropa di suatu tempat khusus yang
menjadi cikal bakal terbentuknya museum pertama di dunia.
2.
Fase kedua (pertengahan abad ke-19)
Kritisi catatan pada fase pertama di
tambah dengan berkembangnya pemikiran mengenai teori evolusi melahirkan teori
baru tentang perkembangan masyarakat yang disebutkan mengalami tahap-tahap
perkembangan seperti yang terjadi dalam teori evolusi.
Masyarakat eropa di katakan pada
tahap yang tertiggi sedangkan bangsa di luar eropapada tahapan rendah. Pada
fase ini ilmu antropologi bersifat akademikal maksudnya mempelajari masyarakat
yang tujuannya hanya untuk memahami tahapan evolusi dan penyebaran kebudayaan
manusia.
3.
Fase ketiga (permulaan abad ke-20)
Ilmu antropologi pada fase ini berkembang
sebagai alat bagi pemerintah kolonial (penjajah) untu mempelajari masyarakat
untuk mereka jajah.Sehingga pada fase ini ilmu antropologi telah berkembang
sebagai ilmu yang praktis yaitu bukan hanya untuk mengetahui tahapan evolusi
dan perkembangan kebudayaan saja, akan tetapi juga untuk kepentingan pemeritah
kolonial.
4.
Fase ke empat (setelah tahun 1930)
Pada fase inilah ilmu antropologi
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Ada dua perubahan yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan ilmu antropologi yaitu:
a.
Timbulnya kesadaran untuk membangun
masyarakat yang terjajah akibat perang dan penjajahan.
b.
Cepat hilangnya bangsa primitif
akibat pengaruh budaya eropa yang tersebar pada masa penjajahan.
Dari sinilah para antropologi terdorong untuk mengembangkan
ilmu antropologi untuk membangun masyarakat yang lebih baik lagi.[5]
C.
CABANG-CABANG
ANTROPOLOGI
Seiring luasnya lapangan kajian
tersebut, antropologi sebagai sebuah cabangilmu pengetahuan memiliki kaitan
erat dengan beberapa ilmu bagian.
1.
Paleo-antropologi, yakni bagian antropologi yang mempelajari
asal-usulterjadinya dan evolusi manusia berdasarkan fosil-fosil manusia masa
lalu.
2.
Antropologi fisik adalah bagian antropologi yang mempelajari sejarahterjadinya
dan perkembangan ras manusia yang secara fisik beragam,mulai dari warna kulit,
mata, warna dan bentuk rambut, bentuk hidung dansebagainya. Di antara hasil
penelitian bagian antropologi ini adalahpembedaan ras manusia di dunia ke dalam
beberapa jenis ras, sepertiNegroid, Mongoloid dan sebagainya.
3.
Etnoliguistik, yakni bagian bagian antropologi yang mempelajari asal muladan
perkembangan bahasa suku-suku bangsa di dunia.
4.Prehistori,
yakni bagian antropologi yang mempelajari perkembanganmanusia pada masa
prasejarah, kira-kira 800.000 tahun yang lalu.
5.
Etnologi, yakni bagian antropologi yang mempelajari asas-asaskebudayaan
manusia.
Secara khusus ilmu antropologi tersebut terbagi ke dalam lima
sub-ilmu yang mempelajari: (1) masalah asal dan perkembangan manusia atau
evolusinya secara biologis; (2) masalah terjadinya aneka ragam ciri fisik
manusia; (3) masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam
kebudayaan manusia; (4) masalah asal perkembangan dan persebaran aneka ragam
bahasa yang diucapkan di seluruh dunia; (5) masalah mengenai asas-asas dari
masyarakat dan kebudayaan manusia dari aneka ragam sukubangsa yang tersebar di seluruh
dunia masa kini. Berkaitan pengkhususan dengan pembagian kelima sub-disiplin antropologi
tersebut, Koentjaraningrat (1980: 244)
Secara makro, antropologi dibagi menjadi dua bagian,
yakni antropologi fisik dn antropologi budaya.
1.
antropologi fisik
antropologi
fisik mempelajari manusia sebagai organism biologis yang melacak perkembangan
manusia menurut evolusinya dan menyelidiki vaiasi biologisnya dalam berbagai
jenis. Mulai aktifitas analisis yang mendalam terhadap fosil-fosil dan
pengamatan pada primate-primate yang pernah hidup, para ahli antropologi fisik
berusaha melacak nenek moyang jenis manusia untuk mengetahui bagaimana, kapan,
dan mengapa kita menjadi mahluk seperti sekarang ini.
2.
antropologi budaya
antropologi budaya memfokuskan
perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat.
Cabang antropologi budaya dibagi menjadi tiga bagian yakni erkeologi,
antropologi linguistic, dan etnologi. [6]
Antropologi budaya juga merupakan
studi tentang praktik-praktik social, bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan
Bahasa, dimana makna diciptakan dan di uji sebelum digunakan oleh masyarakat
manusia.
Saat ini antropologi budaya lebih
menekankan pada empat aspek yang tersusun.
a.
Pertimbangan politik, dimana para
antropolog budaya sering terjebak oleh kepentingan-kepentingan politik dan
membiarkan dalam penulisannya masih tepaku oleh metode-metode lama yang sudah
terbukti kurang layak untuk menyusun sebuah karya ilmiyah.
b.
Menyangkut hubungan kebudayaan
dengan kekuasaan. Jika pada awalnya bertumpu pada asumsi-asumsi kepatuhan dan
penguasaan masing-masing anggota masyarakat terhadap kebudayaan, sedangkan masa
kini dengan munculnya karya Bourdieu dan fouccault kian menekankan penggunaan
taktis dikursus budaya yang melayani kalangan tertentu dimasyarakat.
c.
Menyangkut Bahasa dalam antropologi
budaya, dimana terjadi pergeseran makna kebudayaan dari homogenitas ke heterogenitas
yang menekankan peran Bahasa sebagai system formal abstraksi-abstraksi katagori
budaya.
d.
Preferensi dan pemikiran individu
dimana terjadi hubungan antar jati diri dan emosi, sebab Antara kepribadian dan
kebudayaan memiliki keterkaitan yang erat.
Cabang antropologi kebudayaan ini dibagi-bagi menjadi
tiga bagian, yakni arkeologi, antropologi linguistic, dan entologi.
a.
Arkeologi
Merupakan cabang antropologi
kebudayaan yang mempelajari benda-benda peninggalan lama dengan maksut
untuk menggambarkn serta menerangkan
perilaku manuasia karena dalam peninggalan-peninggalan lama itulah terpantul
ekspresi kebudayaan.
b.
Antropologi linguistic
Manusia adalah mahluk yang paling
mahir dalam menggunakan symbol-simbol sehingga manusia disebut homo
simbolicium. Karena itulah manusia dapat berbahasa, berbicara dan melakukan
gerakan-gerakan lainnya yang juga banyak dilakukan oleh mahluk-mahluk lainnya
yang serupa dengan manusia. Akan tetapi, hanya manusia yang dapat mengembangkan
system komunikasi lambing atau symbol yang begitu kompleks karena manusia
memiliki kemampuan bernalar. Disinilah antropologi linguistic berperan. Ia
merupakan deskripsi suatu Bahasa( cara membentuk kalimat atau mengubah kata
kerja) maupun sejarah Bahasa yang digunakan (perkembangan Bahasa yang saling
mempengaruhi sepanjang waktu). Dari kedua pendekatan tersebut menghasilkan
informasi yang berharga, tidak hanya mengenai cara orang berkomunikasi, tetpi
juga tentang bagaimana memahami duni luar.
c.
Etnologi
Adalah etnografi lebih memusatkan
perhatiannya pada kebudayaan-kebudayaan zaman sekarang, telaahnyapun terpusat
pada perilaku manusianya, sebagaimana yang dapat disaksikan langsung, dialami,
serta didiskusikan dengan penduduk kebudayaannya. Dengan demikian, etnologi ini
mirip denagn arkeologi, bedanya dalam etnologi tenteng kekinian yang dialami
dalam kehidupan sekarang, sedangkan arkeologi tentang kelampauan yang sangat
lampau dan masa kini.
Secara keseluruhan, yang termasuk
bidang-bidang khusus secara tematis dalam antropologi lainnya, selain antropologi
fisik dan kebudayaan adalah antropologi ekonomi, antropologi medis, antropologi
psikologi, dan antropologi osial.
1)
Antropologi ekonomi
Bidang ini merupakan cara manusia
dalam mempertahankan dan mengekpresikan diri melalui penggunaan barang dan jasa
material. Antropologi ekonomi berusaha merangkum aspek etnografis dan teoritis,
sekalipun keduanya sering kali bertentangan. Sebab di satu bidang kajian inipun
membantu pengujian atas teori-teori ekonomi pada umumnya. Disisi lain, bidang
lainpun dipengaruhi cabang-cabang lain dari ilmu ekonomi, khususnya aliran
mikro dan neoklasik. Melalui pengkajian pendekatan neoklasik, membuat para
pemerhati antropologi ekonomipun meyakini asumsi-asumsinya, seperti
rasionalitas setiap individu, pengutamaan kalkulasi, optimalisasi, dan
sebagainya yang tidak relevan terhadap pendekatan-pendekatan lain yang lebih
umum dalam antropologi. Sedangkan ekonomi makro tenyata tidak banyak memberi
pengaruh, walaupun cakupannya begitu besar (makro) bahkan yang lebih unik lagi
adalah aliran marsisme justru memberi pengaruh pengaruh antropologi ekonomi.
2)
Antropologi medis
Antropologi medis merupakan
subdisiplin yang sekarang paling populis di amerika serikat, bahkan tumbuh
pesat dimana-mana. Antropologi medis ini banyak membahas hubungan Antara
penyakit dan kebudayaan yang tampak mempengaruhi evolusi manusia, terutama
berdasarkan hasil-hasil penemuan paleopalogi. Begitu luasnya ruang lingkup
antropologi medis tersebut, sampai sekarang tidak mudah untuk didefinisikan
subjek kajiannya. Namun yang jelas minat peneliti berbagai reaksi orang dalam
masyarakat dan budaya tertentu terhadap tubuh yang menderita penyakit, telah
menjadi ciri antropologi medis sejak awal mula terbentuknya sampai masa
sekarang. Terutama yang berjasa dalam perkembangan disiplin ini adalah foster
dan Anderson yang menulis karyanya medical anthropology.
3)
Antropologi sosiologi
Bidang ini merupkan wilayah
antropologi yang mengkaji tentang hubungannya Antara individu dengan makna dan
nilai dengan kebiasaan social dari system budaya yang ada. Adapun ruang lingkup
antropologi psikologi tersebut sangat luas dan menggunakan berbagai pendekatan
pada masalah kemunculan dalam interaksi Antara pikiran, nilai dan kebiasaan
soaial. Kajaian ini dibentuk secara khusus oleh percakapan interdisipliner
Antara antropologi dan lingkup lain dalam ilmu social dan humaniora. Sedangkan
focus kajian bidang ini terpusat pada bidang individu dalam masyarakat makin mendekatkan
hubungan psikiatri sisanding dengan
mainstream antropologi. Namun, secara historis bidang antropologi psikologi
tersebut lebih dekat pada psikoanalisis dari pada psikologi eksperimental.
4)
Antropologi social
Bidang ini mulai dikembangkan oleh
james George frazer diamareika serikat pada awal abad ke-20. Dalam kajiannya,
antropologi social mendeskripsi proyek evolusionis yang bertujuan untuk
merekontrusi masyarakat primitive asli dan mencatat perkembangannyamelalui
berbagai tingkat peradaban. Selanjutnya, pada tahun 1920 an dibawah pengaruh
bronsnilaw Malinowski dan A.R. radecliffe-brown, penekanan pada antropologi
social inggris bergerak menjadi suatu tudi komperatif masyarakat kontenporer.
Prancis merupakan salah satu Negara eropa barat yang secara gigih memberikan
pengaruh kuat terhadap perkembangan antropologi social dieropa. Pada tahun
1989, didirikan eouropean association of social antropologis, ynag kemudian
dengan berbagai konferensi dan publikasinya pada tahun 1992 diterbitkan jurnal
social anthropology, dan bersamaan itu pula banyak diciptakan berbagai teori
social kontenporer, mereka bereksperimen dengan suatu kiasan yang luas dari
stategi penelitian yang bersifat komparatif, historis, dan etnografis.
Sedangkan tradisi penelitian lapangan etnografi tetap kuat, dimana eropa
skarang pu merupakan salah satu pusat para peneliti antropologi social.
- KONSEP-KONSEP
ANTROPOLOGI.
Konsep-konsep
antropologi adalah sebagai berikut:
1.
Kebudayaan
Dalam
hal memberi definisi terhadap konsep kebudayaan, ilmu antropologi sering kali
berbeda dengan berbagai ilmu lain. Juga dibandingkan dengan arti
bisanyadiberikan konsep itu dalam Bahasa sehari-hari yang terbatas kepada
hal-hal yang indah seperti candi, tarian, dan seni rupa.
2.
Akulturasi
Adalah
pertukaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi selama dua kebudayaan yang
berbeda saling kontak secara terus –menerus dalam waktu yang panjang.
Akulturasi atau acculturation atau culture contact, mempunyai berbagai arti
diantaranya sarjana antropologi, tetapi semua sepaham bahwa konsep itu mengenai
proses social yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kelompok
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri
tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
3.
Asimilasi
Adalah
proses social yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar
belakang budaya yang berbeda saling bergaul langsung secara intensif untuk
waktu yang lama, sehingga kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi
masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnyamasing-masing
berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
4.
Enkuturasi
Adalah
proses dimana individu belajar untuk berperan serta dalam kebudayaan masyarakat
sendiri. Proses itu dapat juga kita terjemahkan dengan suatu istilah
Indonesia. Dalam proses itu seorang
individu mempelajari dan menyesuaikan alam fikiran serta sikapnya dengan
adat-adat, system norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaan.[7]
5.
Difusi
kebudayaan
Adalah
proses terbesarnya kebudayaan dari suatu daerah dari kebudayaan ke daerah
kebudayaan lain.
6.
etnosentrisme
Adalah sikap suatu kelompok masyarakat yang cenderung beranggapan bahwa kebudayaan sendiri lebih unggul dari pada semua kebudayaan yang lain.
Adalah sikap suatu kelompok masyarakat yang cenderung beranggapan bahwa kebudayaan sendiri lebih unggul dari pada semua kebudayaan yang lain.
7.
Tradisi
Pada tiap masyarakat selalu terdapat
sejumlah tingkah laku atau kepercayaan yang telah menjadi bagian dari
kebudayaan masyarakat yang bersangkutan ddalam kurun waktu yang panjang disebut
dengan tradisi
8.
Relativitas
kebudayaan
Tiap kebudayaan mempunyai ciri-ciri yang unik, yang tidak terdapat pada kebudayaan lainnya, maka apa yang dipandang sebagai tingkah laku normal dalam kebudayaan mungkin dipandang abnormal dalam kebudayaan yang lain.
Tiap kebudayaan mempunyai ciri-ciri yang unik, yang tidak terdapat pada kebudayaan lainnya, maka apa yang dipandang sebagai tingkah laku normal dalam kebudayaan mungkin dipandang abnormal dalam kebudayaan yang lain.
9.
Ras
dan kelompok etnik
Ras dan etnik adalah dua konsep yang berbeda, tetapi sering dikacaukan penggunaannya. Ras adalah sekelompok orang yang kesamaan dalam unsur biologis atau suatu populasi yang memiliki kesamaan unsur-unsur fisikal yang khas yang disebabkan oleh keturunan (genitik) sedangkan etnik adalah sekumpulan individu yang merasa sebagai satu kelompok karena kesamaan identitas, nilai-nilai sosial yang dijunjung bersama, pola tingkah laku yang sama, dan unsur-unsur budaya lainnya yang secara nyata berbeda dibandingkan kelompok-kelompok lainnya.[8]
Ras dan etnik adalah dua konsep yang berbeda, tetapi sering dikacaukan penggunaannya. Ras adalah sekelompok orang yang kesamaan dalam unsur biologis atau suatu populasi yang memiliki kesamaan unsur-unsur fisikal yang khas yang disebabkan oleh keturunan (genitik) sedangkan etnik adalah sekumpulan individu yang merasa sebagai satu kelompok karena kesamaan identitas, nilai-nilai sosial yang dijunjung bersama, pola tingkah laku yang sama, dan unsur-unsur budaya lainnya yang secara nyata berbeda dibandingkan kelompok-kelompok lainnya.[8]
- KONSEP
KEBUDAYAAN.
Ketika para sosiolog berbicara tentang kebudayaan, maka yang diacu oleh
konsep itu adalah norma, nilai, kepercayaan atau symbol-simbol ekspresif. Norma
adalah cara manusia berperilaku dalam masyarakat, nilai adalah apa yang mereka
pegang dengan kuat, kepercayaan adalah bagaimana mereka berpikir tentang
bagaimana semesta berjalan, ekspresif symbol adalah representasi dari norma,
nilai dan kepercayaan itu. Saat ini pengertian kebudayaan ini ditambahkan juga
dengan praktek. Budaya, saat ini digunakan untuk mendeskripsikan pola-pola
perilaku, yang tidak selalu terkoneksi dengan nilai atau kepercayaan tertentu. [9]
Kata Kebudayaan
atau budaya adalah kata yang sering dikaitkan dengan Antropologi. Secara pasti,
Antropologi tidak mempunyai hak eksklusif untuk menggunakan istilah ini.
Seniman seperti penari atau pelukis dll juga memakai istilah ini atau diasosiasikan
dengan istilah ini, bahkan pemerintah juga mempunyai departemen untuk ini.
Konsep ini memang sangat sering digunakan oleh Antropologi dan telah tersebar
kemasyarakat luas bahwa Antropologi bekerja atau meneliti apa yang sering
disebut dengan kebudayaan. Seringnya istilah ini digunakan oleh Antropologi
dalam pekerjaan-pekerjaannya bukan berarti para ahli Antropolgi mempunyai
pengertian yang sama tentang istilah tersebut. Seorang Ahli Antropologi yang
mencoba mengumpulkan definisi yang pernah dibuat mengatakan ada sekitar
160 defenisi kebudayaan yang dibuat oleh para ahli Antropologi. Tetapi dari
sekian banyak definisi tersebut ada suatu persetujuan bersama diantara
para ahli Antropologi tentang arti dari istilah tersebut. Salah satu definisi
kebudayaan dalam Antropologi dibuat seorang ahli bernama Ralph Linton yang
memberikan defenisi kebudayaan yang berbeda dengan pengertian kebudayaan
dalam kehidupan sehari-hari:
“Kebudayaan
adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian
tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan”. Jadi, kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek
kehidupan. Istilah ini meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan
sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu
masyarakat atau kelompok penduduk tertentu.[10]
Seperti semua konsep-konsep ilmiah, konsep
kebudayaan berhubungan dengan beberapa aspek “di luar sana” yang hendak
diteliti oleh seorang ilmuwan. Konsep-konsep kebudayaan yang dibuat membantu
peneliti dalam melakukan pekerjaannya sehingga ia tahu apa yang harus
dipelajari. Salah satu hal
yang diperhatikan dalam penelitian Antropologi adalah perbedaan dan persamaan
mahluk manusia dengan mahluk bukan manusia seperti simpanse atau orang-utan
yang secara fisik banyak mempunyai kesamaan-kesamaan. Bagaimana konsep
kebudayaan membantu dalam membandingkan mahluk-mahluk ini? Isu yang sangat
penting disini adalah kemampuan belajar dari berbagai mahluk hidup. Lebah
melakukan aktifitasnya hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun
dalam bentuk yang sama. Setiap jenis lebah mempunyai pekerjaan yang khusus dan
melakukan kegiatannya secara kontinyu tanpa memperdulikan perubahan lingkungan
disekitarnya. Lebah pekerja terus sibuk mengumpulkan madu untuk koloninya.
Tingkah laku ini sudah terprogram dalam gen mereka yang berubah secara sangat
lambat dalam mengikuti perubahan lingkungan di sekitarnya. Perubahan tingkah laku
lebah akhirnya harus menunggu perubahan dalam gen nya. Hasilnya adalah
tingkah-laku lebah menjadi tidak fleksibel. Berbeda dengan manusia, tingkah
laku manusia sangat fleksibel. Hal ini terjadi karena kemampuan yang luar biasa
dari manusia untuk belajar dari pengalamannya. Benar bahwa manusia tidak
terlalu istimewa dalam belajar karena mahluk lainnya pun ada yang mampu
belajar, tetapi kemampuan belajar dari manusia sangat luar-biasa dan hal lain
yang juga sangat penting adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan apa yang
telah dipelajari itu.[11]
- ANTROPOLOGI DAN
ILMU-ILMU SOAIAL
Ilmu antropologi serta
sub-sub Ilmunya juga mempunyai hubungan yang sangat banyak dengan ilmu-ilmu
lain. Hubungan itu iasanya bersifat timbal balik. Antropologi perlu bantuan ilmu-ilmu
lain itu, dan sebaliknya ilmu-ilmu lain itu masing-masing juga memerlukan
bantuan antropologi. Ilmu-ilmu-ilmu lain yang terpenting diantaranya adalah:[12]
1.
Ilmu
geologi
Hubungan
Antara ilmu geologi dan antropologi. Bantuan ilmu geologi yang mempelajari ciri-ciri
lapisan bumi serta perubahan-perubahannya, terutama dibutuhkan oleh sub
ilmupaleo antropologi prehistori umur relatife dari fosil-fosil mahluk primat
dan fosil-fosil manusia dari zaman dahulu, serta artefak-artefak dan
bekas-bekas kebudayaan yang digali dalam lapisan-lapian bumi. Hal ini mungkin
dengan terutama maenganalisa dengan metode geologi, umur dari lapisan-lapisan
bumi tempat artefak-artefak tadi terkandung.
2.
Ilmu
anatomi
Hubungan
Antara ilmu anatomi dan antropologi. Seorang antropologi fisik, baik yang
mengkhusus kepada paleo antropologi maupun yang meneliti ciri-ciri ras-ras di
dunia, sangat perlu akan ilmu anatomi karena ciri-ciri dari berbagai bagian
kerangka manusia, berbagai bagian tengkorak, dan ciri-ciri dari bagian tubuh
manusia pada umumnya, menjadi objek penelitian yang terpenting dari seorang
ahli antropologi fisik untuk mendapat perhatian tentang soal asal mula dan
penyebaran manuasia serta hubungan Antara ras-ras di dunia.
3.
Ilmu
linguistic
Hubungan
Antara ilmu linguistic dan antropologi. Ilmu linguistic (atau ilmu Bahasa)
mula-mula terjadi dalam masa akhir abad ke 18, ketika para sarjana mulai
mengupas naskah-naskah klasik dalam Bahasa-bahasa indo-german (ialah latin,
yunani, gotis, evestis, sanskerta dan sebagainya). Sekarang ilmu linguistic
telah berkembang menjadi suatu ilmu yang berusaha mengembangkan konsep-konsep
dan metode-metode untuk mengupas segala macam bentuk Bahasa apapun juga, dari
daerah manapun di dunia. Dengan demikian dapat dicapai suatu pengertian tentnag
ciri-ciri dasar dari tiap Bahasa didunia secara cepat dan mudah.
4.
Ilmu
sejarah
Hubungan
Antara ilmu sejarah dan antropologi. Hubungan itu sebenarnya mempunyai hubungan
Antara ilmu arkeologi dengan antropologi yang telah diuraikan diatas.
Antropologi memberi bahan prehistori sebagai pangkal bagi tiap penulis sejarah
dari tiap bangsa di dunia. Kecuali itu, banyak masalah dalam histogeografi dari
sejarah suatu bangsa dapat dipecahkan dengan metode-metode antropologi. Banyak
sumber sejarah berupa prasasti, dokumen, naskah tradisional, dan arsip kuno,
sering hanya dapat memberi peristiwa-peristiwa sejarah yang terbatas kepada
bidang politik saja. Sebaliknya, seluruh latar belakang social dari
peristiwa-peristiwa politik tadi sukar diketahui hanya dari sumber-sumber tadi. Konsep-konsep
dari tentang kehidupan masyarakat yang dikembangkan oleh antropologi dan
ilmu-ilmu social lainnya., akan memberi pengertian banyak kepada seorang ahli
sejarah untuk mengisi latar belakang dari peristiwa politik dalam sejarah yang
menjadi objek penelitiannya.
Para
antropologi juga sebaliknya memerlukan sejarah, terutama sejarah dari suku-suku
bangsa dalam daerah yang didatanginya. Sejarah itu diperlukan olehnya untuk
memecahkan soal-soal yang terjadi karena masyarakat yang diteliti mengalami
pengaruh dari suatu kebudayaan dari luar. Pengertian dari soal-soal tadi baru
dapat dicapainya apabila sejarah tentang proses pengaruh tadi diketahuinya juga
dengan teliti. Denagn demikian seorang sarjana natropologi sering kali harus
juga memiliki pengetahuan tentang metode-metode untuk merekontruksi sejarah
dari suatu rangkaian peristiwa.
5.
Ilmu
geografi
Hubungan
ilmu georafi dan antropologi. Georafi atau ilmu bumi itu mencoba mencapai
pengertian tentang alam dunia ini dengan memberi pelukisan tentang bumi serta
ciri-ciri dari segala macam bentuk hidup yang memduduki muka bumi. Diantara
beraneka warna macam bentuk hidup dibumi yang berupa flora dan fauna itu, dan
mahluk manusia ya sebaliknya juga beranekawarna sifatnya diberbagai daerah
dimuka bumi itu. Karena antropologi adalah satu-satunya ilmu yang mampu
menyelami masalah aneka warna mahluk manusia itu, maka sudah tentu ilmu
geografi tidak dapat mengabaikan ilmu natropologi.
Sebaliknya
seorang sarjana antropologi juga memerlukan sekedar pengertian tentang
geografi, karena banyak masalah kebudayaan manusia mempunyai sangkut paut
dengan keadaan lingkungan alamnya.
6.
Ilmu
ekonomi
Hubungan
anter ilmu ekonomi dan antropologi. Dalam banyak Negara di mana penduduk
pedesaannya lebih banyak jumlahnya dari pada pendududuk kotanya, terutama
diluar daerah kebudayaan ero-maerika,
kekuatan proses dan hokum-hukum ekonomi yang berlaku dalam aktifitas
kehidupan ekonominya sangat dipengaruhi system kemasyarakatan, cara berfikir,
pandangan dan sifat hidup dari warga masyarakat pedesaan tadi. Dalam masyarakat
dari Negara-negara serupa itu seorang ahli ekonomi tidak dapat mempergunakan
dengan sempurna konsep-konsep serta teori-teori tentang kekuatan, proses dan
hokum-hukum ekonomi tadi, tanpa suatu pengetahuan tentang system
kemasyarakatan, cara berfikir, pandangan dan sikap hidup dari warga masyarakat
pedesaan tadi. Dengan demikian seorang ahli ekonomi di Negara-negara serupa itu
tentu memerlukan bahan komparatif mengenai misalnya sikap terhadap kerja, sikap
terhadap kekayaan, system gotong royong , pokoknya bahan komperatif tentang
berbagai unsur dari system kemasyarakatan di Negara-negara tadi.
BABIII
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Antropologi
adalah ilmu yang mempelajari manusia dari segala keragaman fisik serta
kebudayaan (cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi, dan nilai-nilai) yang
dihasilkan, sehingga setiap manusia satu dengan yang lainnya berbeda.
Cabang
antropologi adalah
1.
Antropologi
fisik, dan
2.
Antropologi
kebudayaan.
Unsur-unsur dari
suatu kebudayaan tidak dapat dimasukan kedalam kebudayaan lain tanpa
mengakibatkan sejumlah perubahan pada kebudayaan itu. Tetapi harus dingat bahwa
kebudayaan itu tidak bersifat statis, ia selalu berubah. Tanpa adanya
“gangguan” dari kebudayaan lain atau asing pun dia akan berubah dengan
berlalunya waktu. Bila tidak dari luar, akan ada individu-individu dalam
kebudayaan itu sendiri yang akan memperkenalkan variasi-variasi baru dalam
tingkah-laku yang akhirnya akan menjadi milik bersama dan dikemudian hari akan
menjadi bagian dari kebudayaannya
DAFTAR RUJUKAN
Haviland
William A. 1999.Antopologi Jilid 1 Alih Bahasa: R.G. Soekadijo.
Jakarta:
Erlangga.
ArifinTajul. 2012. Pengantar Antropologi. Bandung:
CV.Pustaka Setia.
Diakses Pada 26 November
2015.
Ilhamakbar.Sejarah
Perkembangan Antropolog.Dalamhttp://www.kompasiana.com/www..com/, di akses pada 29 November 2015.
MarzaliAmri. 2005. Antropologi Dan Pembangunan Jakarta:
Prenada Media.
Koenjntjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Ilhamakbar.Konsep-Konsep
-Antropologi, dalam http://www.kompasiana.com/www.com/. diakses pada 29 November 2015.
Teoripendidikan.Makalah-Antropologi-Dan-Konsep.dalam http://www..com/ diakses pada 28 november
2015.
Teoripendidikan.Makalah-Antropologi-Dan-Konsep.dalam http://www.com. di akses pada 28 november 2015.
Harsojo.1982. Pengantar
Antropologi. Angkasa Offset.
[1]William A Haviland, Antopologi Jilid 1 Alih Bahasa:
R.G. Soekadijo, (Jakarta: Erlangga, 1999), h. 7
[2]Tajul
Arifin, Pengantar Antropologi,
(Bandung: CV.Pustaka Setia, 2012), h. 13-14
[3]Dunsarwere,Tujuan Dan Kegunaan Antropologi,
dalam http://blogspot.co.id.
Diakses Pada 26 November 2015
[4]Ilhamakbar,Sejarah
Perkembangan Antropolog, dalamhttp://www.kompasiana.com/www..com/, di akses
pada 29 November 2015.
[7]Koenjntjaraningrat,
Pengantar Ilmu Antropologi,( Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2002),h. 227-233.
[8]Ilhamakbar,Konsep-Konsep -Antropologi, dalam http://www.kompasiana.com/www.com/, diakses pada 29 November 2015
[10]Teoripendidikan,Makalah-Antropologi-Dan-Konsep,dalam http://www..com/
diakses pada 28 november 2015
[11]Teoripendidikan, Makalah-Antropologi-Dan-Konsep, dalam http://www.com, di
akses pada 28 november 2015
No comments:
Post a Comment