Saturday, 9 February 2019

DOWNLOAD MAKALAH ANTROPOLOGI


ANTROPOLOGI
MAKALAH




Oleh

SITI ROAZAH
NIM. 1725143278


Dosen Pengampu
ILMAWATI FAHMI IMRON, M.Pd


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
2015








ANTROPOLOGI
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum MI/SD



Oleh

SITI ROAZAH
NIM. 1725143278

Dosen Pengampu
ILMAWATI FAHMI IMRON, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Model-Model PengembanganKurikulum”.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih kepada:
1.    Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag.selakurektor IAIN Tulungagung yang telahmemberikanfasilitasbelajardanizindalampembuatanmakalahini.
2.    IbuIlmawatiFahmiImron, M.Pd. selakudosenpengampu yang telahmembimbingdan mengarahkan sehinggamakalahinidapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
3.    Teman-temansemuanya yang telah memberikan semangat serta semua pihak yang telah ikut membantu demi terselesaikannya makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi semua pihak sehingga dapat memetik isi yang terkandung di dalamnya.






Tulungagung, 28 November 2015

Penyusun



DAFTAR ISI
Halaman Sampul Luar...................................................................................... i
Halaman Sampul Dalam.................................................................................. ii
Kata Pengantar................................................................................................ iii
Daftar Isi ........................................................................................................ iv
BAB I  PENDAHULUAN
A.    LatarBelakang......................................................................................... 1
B.     RumusanMasalah.................................................................................... 2
C.     Tujuan..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian, RuangLingkup, Dan TujuanAntropologi........................... 3
B.     SejarahPerkembanganAntropologi....................................................... 8
C.     Cabang-CabangAntropologi................................................................ 10
D.    Konsep-KonsepAntropologi................................................................ 16
E.     KonsepKebudayaan............................................................................. 18
F.      Antropologi Dan Ilmu-Ilmu Social...................................................... 20
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan................................................................................................ 23
DAFTAR RUJUKAN







BAB I
PENDAHULIAN
  1. LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia yang terdiri atas aneka ragam suku bangsa dan kebudayaan itu masih banyak memperlihatkan unsur persamaan. Keanekaragaman dalam kesamaan itu seperti juga yang tersirat dalam bhenika tunggal ika, yaitu berbeda-beda tetapi satu jua, kebudayaan lama dan asli yanag terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan didaerah-daerah diseluruh indnesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa.
Dengan makin cepatnya perubahan kebudayaan, maka makin banyak diperlukan waktu untuk memahami kebudayaan sendiri. Hal ini membuat kebudayaan dimasa depan tidak dapat diramalkan secara pasti, sehingga dalam mempelajari kebudayaan baru diperlukan metode baru untuk mempelajarinya. Dalam hal ini pendidik dan antropolog harus saling bekerja sama, dimana keduanya sama-sama memiliki peran yang penting dan saling berhubungan.
Antropologi suatu cabang ilmu social yang diketahui orang banyak sebagai ilmu yang mmempelajari tentang kebudayaan, padahal antropologi itu tidak hanya memplajari atau membahas mengenai kebudayaan saja. Dalam antropologi pun banyak membahas mengenai fisik, kemasyarakatan dan tentu juga saja kebudayaan. Antropologi juga salah satu cabang ilmu social yang mengambil focus pada studi tentang manusia dan kebudayaan. Antropologi menggelar studinya untuk menguak manusia beserta prilaku social budaya manusia dimasa kini. Karenanya, studi-studi antropologi sangat lekat dengan kerja-kerja riset terhadap situs-situs budaya dan penelitian berbasis riset lapang.






  1. RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian, ruang lingkup, dan tujuan antropologi?
2.      Bagaimana sejarah perkembangan antropologi?
3.      Apa saja cabang-cabang antropologi?
4.      Bagaimana konsep-konsep antropologi?
5.      Bagaimana konsep kebudayaan?
6.      Jelaskan antropologi dan ilmu-ilmu social?
  1. TUJUAN
1.      Menjelaskan pengertian, ruang lingkup, dan tujuan antropologi.
2.      Menjelaskan sejarah perkembangan antropologi.
3.      Menjelaskan cabang-cabang antropologi.
4.      Menjelaskan konsep-konsep antropologi.
5.      Menjelaskan konsep kebudayaan.
6.      Menjelaskan antropologi dan ilmu-ilmu social.

















BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN  TUJUAN ANTROPOLOGI
1.      Pengertian Antropologi
Istilah antropologi berasal dari bahasa  Yunanai asal kata anthropos berarti manusia, dan logos berarti ilmu, dengan demikian secara harfiah antropologi berarti ilmu tentang manusia. Para  ahli antropologi (antropolog) sering mengemukakan bahwa antropologi merupakan studi tentang umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan untuk memperoleh pengertian ataupun pemahaman yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.[1]Ada beberapa pengertian antroologi  yaitu sebagai berikut:
a.       Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu social yang mempelajari budaya masyarakat etnis tertentu, yang berawal dari keterkaitan orang-orang eropa dengan melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya yang berbeda yang dikenal eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk sebagai masyarakat tunggal, yaitu kesatuan masyarakat yang tinggal didaerah yang sama. Antropologi hamper identic dengan sosiologi. Akan tetapi, sosiologi menitikberatkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya, sedangkan antropologi menitikberatkan pada unsur budaya, pola piker, dan pola kehidupannya.
b.      William A. Havilland (1999:6) mengatakan bahwa antropologi adalah studi mengenai umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keragaman manusia.
c.       David hunter(1979:9) mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang muncul dari keingintahuan yang tidak terbatas mengenai umat manusia.
d.      Konjtjaraningrat mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari berbagai warna, bentuk fisik, masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.[2]
Dari semua pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa antropologi adalah ilmu yang mmpelajari manusia dari segala keragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi, dan nilai-nilai) yang dihasilkan, sehingga setiap manusia satu dengan yang lainnya berbeda. Antropologi mempelajari seluk beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia, pada masa dahulu hingga masa sekarang, sebagai fenomenayang terjadi di tengah kehidupan kultural masyarakat sekarang.
2.      Ruang Lingkup Antropologi
Antropologi bukan satu-satunya ilmu yang mempelajari manusia, sebab obyekmaterial semua ilmu sosial adalah manusia. Ilmu pendidikan, politik, ekonomi,fisiologi dan sebagainya menempatkan manusia sebagai obyek materialnya.Bedanya, antropologi mempelajari manusia secara menyeluruh, holistik, padasemua waktu dan tempat. Di antara pertanyaan mendasar dalam antropologiadalah apa saja yang secara umum ada pada semua manusia, apa sajaperbedaan kelompok manusia satu dan lainnya dan mengapa sekelompokmanusia memiliki pola perilaku atau menganut budaya tertentu. memperlihatkan bahwa luasnya tinjauan antropologi terhadap manusia dankemanusiaannya terkait pula dengan konteks ruang dan waktu yang luas.Hal-hal yang membedakan perhatian antropologi dari ilmu-ilmu sosial yanglain terletak pada perhatian antropologi pada bidang-bidang berikut:
1)        Masalah sejarah perkembangan manusia sebagai makhluk sosial.
2)        Keanekaragaman manusia dari segi ciri tubuhnya.
3)        Penyebaran warna bahasa berbagai suku bangsa.
4)        Keragaman warna kebudayaan.
Antropologi lahir dengan berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yangmelihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenaldi Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakanmasyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggaldaerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologilebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. Antropologimenempatkan diri sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yangmempelajari budaya masyarakat suatu etnis tertentu.Antropologi memiliki dua sisi holistik yakni meneliti manusia pada tiap waktudan tiap dimensi kemanusiannya, karena antropologi mempelajari manusiasebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Selain perbedaan fisik,manusia juga berbeda dalam hal cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilaiyang dianut. Hal inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi daridisiplin ilmu sosial dan kemanusiaan lainnya karena penekanannya padaperbandingan fisik, perilaku kebudayaan yang lebih luas pada setiap kelompokmanusia.Antropologi telah sampai pada suatu perkembangan yang luas, dan memasukibeberapa area penelitian khusus, yang meliputi masalah-masalah berikut.
1)      Sejarah asal dan perkembangan manusia secara biologis.
2)      Sejarah terjadi dan perkembangan aneka ragam ras dan warna kulit, yangmendasarkan pada ciri-ciri fisiknya.
3)      Sejarah asal, perkembangan dan penyebaran aneka ragam warna bahasayang digunakan manusia di seluruh dunia.
4)      Sejarah asal, perkembangan dan penyebaran aneka ragam kebudayaanmanusia di seluruh dunia.
5)      Asas-asas kebudayaan manusia dalam kehidupan kemasyarakatannya.
3.      Tujuan Antropologi
Sebagai sebuah bidang keilmuan, dipelajarinya antropologi tentu bukansekedar diketahui, melainkan karena ada banyak manfaat yang dapat dipetikdaripadanya. Secara keilmuan, antropologi bermafaat dalam rangkamemahami keanekaragaman manusia dan kemanusiaannya. Secara lebihspesifik antropologi juga memahami segi keunikan fisik dan pola perilakusekelompok manusia tertentu, berbeda dari sekelompok manusiakebanyakan. Secara lebih luas, manfaat antropologi dijelaskan sebagaiberikut.
a.       Pemahaman atau penjelasan yang diberikan antropologi terhadapperkembangan manusia secara fisik dari masa lalu hingga masa kinimembantu memprediksi perkembangan fisik manusia pada masamendatang. Salah satu temuan menonjol dalam hal ini adalahperkembangan otak manusia saat ini yang ternyata memiliki volume otakyang semakin besar dibanding sebelumnya. Sementara itu kaki dan tanganmanusia saat ini lebih lemah dibanding manusia pada masa sebelumnya,karena peralatan-peralatan modern telah membuat beban kerja fisik,khususnya anggota badan tersebut semakin ringan pada manusia moderndibanding masa-masa sebelumnya.
b.      Kajian antropologi terhadap perkembangan dan keragaman ras fisik manusiamampu memetakan potensi-potensi manusia pada ras satu dan lainnya. Diantara hasil penelitian bagian antropologi ini menunjukkan bahwapembedaan ras manusia bukan penentu kecerdasan dan kemampuanmereka dalam mengatasi masalah-masalah hidup. Ini mengeliminirpandangan mengenai superioritas ras sebagaimana pernah dinyatakan Hitlerdan sebagian bangsa Eropa pada masa lalu, yang menyatakan bahwabangsa yang berasal dari ras Arya merupakan manusia superior.
c.       Penjelasan antropologi tentang asal mula dan perkembangan bahasabangsa-bangsa akan banyak menjembatani komunikasi yang lebih intesantar bangsa satu dan lainnya. Hal ini dikarenakan perhatian antropologitidak terletak pada penerjemahan bahasa melainkan pada konteksketerkaitan bahasa dengan budaya suatu bangsa. Bangsa-bangsa di duniabukan hanya dapat saling berbagai informasi saat sekarang, melainkanjuga warisan-warisan kearifan masa lalu bangsa lain.
d.      Di antara manfaat dari bagian kajian antropologi yang mempelajariperkembangan manusia pada masa prasejarah akan memberikan banyakinformasi mengenai penyebaran dan keterkaitan bangsa satu dan lainnya.Bagi bangsa-bangsa tertentu temuan-temuan antropologi semacam inibermanfaat dalam rangka memperkuat perasaan nasionalisme.
e.       Di antara manfaat yang dapat dipetik dari antropologi dengan mempelajariasas-asas kebudayaan manusia adalah pemahaman mengenai perubahan.Manusia dapat belajar dan memperkembangkan pola hidup yang semakininklusif dan saling bekerja sama, karena pada dasarnya budaya bukansesuatu yang statis. Budaya yang dianut manusia terus berubah danberkembang. Pemahaman memadai atas problem-problem kemanusiaansecara antropologis akan menghindarkan manusia dari sikap, pola pikirdan pola hidup eksklusif, saklkatau bahkan sikap-sikap yang kurangmanusiawi, seperti jinggoisme dan ultranasionalisme.
Antropologi memang merupakan studi tentang umat manusia. Ia tidak hanya sebagai suatu disiplin ilmu yang bersifat akademis, tetapi juga merupakan suatu cara hidup yang berusaha menyampaikan kepada para mahasiswa apa yang telah diketahui orang. (haviland, 1999:19)
Sebagai ilmu tentang umat manusia, antropologi melalui pendekatan dan metode ilmiah berusaha menyusun jumlah generalisasi yang bermakna tentang manusia dan prilakunya, dan untuk mendapat pengertian yang tidak apriori serta prejudice tentang keanekaragaman manusia.
Diantar ailmu-ilmu social dan ilmiah, antropologi memiliki kedudukan, tujuan dan manfaat yang unik karena bertujuan dan bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-penjelasan tentang prilaku manusia yang didasarkan pada studi atas semua aspek biologis manusia dan prilakunya disemua masyarakat, dan bukan hanya masyarakat eropa dan amerika utara saja. Oleh karena itu, seorang ahli antropologi menaruh perhatian banyak atas studi-studinya terhadap bangsa-bangsa non barat.
Sebagai ilmu tentang manusia, antropologi melalui pendekatan dan metode ilmiah berusaha menyusun sejumlah generelesasi yang bermakna tentang manusia dan prilakunya. Kedua bidang besar dari antropologi adalah antropologi fisik dan budaya.
Antropologi fisik memusatkanperhatiannya pada manusia sebagai organism biologis yang ekanannya pada upaya melacak evolusi perkembangan manusia dan mempelajari fariasi-fariasi biologis dalam species manusia. Sedangkan antropologi budaya berusaha mempelajari manusia berdasarkan kebudayaannya. Dimana kebudayaan dapat merupakan peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Selain itu antropologi bermaksud mempelajari umat manusia secara objectif, paling tidak mendekati objectif dan sisteamtis. Seorang antropologis dituntut harus mampu menggunakan metode-metode yang mungkin yang juga digunakan oleh para ilmuan lain dengan mengembangkan hipotesis atau penjelasan yang dianggap benar, menggunakan data lain untuk mengujinya, dan akhirnya menemukan suatu teori, yaitu suatu system hipotesis yang telah teruji. Sedangkan data yang digunakan ahli antropologi dapat berupa data dari suatu masyarakat atau studi komparatif diantara sejumlah besar masyarakat.[3]
B.     SEJARAH PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI
Antropologi tu termasuk ilmu yang masih muda umurnya, kalau di ibaratkan manusia, ilmu antropologi masih beranjak menuju tingkat remaja.maka wajar kalau tidak banyak yang tahu soal ilmu antropologi.[4] perkembangannya di Indonesia, baru skitar abad ke-19 masehi yang dibawa oleh kolonial belanda dimana ilmu ini digunakan penjajah untuk mempelajari masyarakat jajahannya. sejarah perkembangan ilmu antropologi itu sendiri ada dalam buku pengantar antropologi 1 karangan "datuknya" antropologi yaitu atuk Koentjaraningrat.
Ada empat fase perkembangannya yaitu:
1.      Fase pertama (sebelum abad ke-18)
Pelayaran yang dilakukan oleh bangsa eropa yang terdiri dari kaum bangsawan, ilmuan,pendeta dll ke asia, afrika dan oseania menghasilkan berbagai catatan tentang bangsa-bangsa yang ada di luar eropa itu yang merupakan cikal bakal dari ilmu antopologi itu sendiri. catatan-catatan itu menarik minat para pelajar eropa untuk dipelajari yang menghasilkan 3 kesimpulan besar yaitu:
a.       Memandang bangsa diluar eropa sebagai manusia liar, primitif, savage(istilah yang digunakan dalam penggambaran bangsa di luar eropa).
b.      Memandang bangsa diluar eropa sebagai manusia yang masih suci tanpa ternoda seperti di eropa.
c.       Menarik minat bangsa eropa untuk mengumpulkan pernak-pernik bangsa di luar eropa di suatu tempat khusus yang menjadi cikal bakal terbentuknya museum pertama di dunia.
2.      Fase kedua (pertengahan abad ke-19)
Kritisi catatan pada fase pertama di tambah dengan berkembangnya pemikiran mengenai teori evolusi melahirkan teori baru tentang perkembangan masyarakat yang disebutkan mengalami tahap-tahap perkembangan seperti yang terjadi dalam teori evolusi.
Masyarakat eropa di katakan pada tahap yang tertiggi sedangkan bangsa di luar eropapada tahapan rendah. Pada fase ini ilmu antropologi bersifat akademikal maksudnya mempelajari masyarakat yang tujuannya hanya untuk memahami tahapan evolusi dan penyebaran kebudayaan manusia.
3.      Fase ketiga (permulaan abad ke-20)
Ilmu antropologi pada fase ini berkembang sebagai alat bagi pemerintah kolonial (penjajah) untu mempelajari masyarakat untuk mereka jajah.Sehingga pada fase ini ilmu antropologi telah berkembang sebagai ilmu yang praktis yaitu bukan hanya untuk mengetahui tahapan evolusi dan perkembangan kebudayaan saja, akan tetapi juga untuk kepentingan pemeritah kolonial.
4.      Fase ke empat (setelah tahun 1930)
Pada fase inilah ilmu antropologi mengalami perkembangan yang cukup pesat. Ada dua perubahan yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu antropologi yaitu:
a.       Timbulnya kesadaran untuk membangun masyarakat yang terjajah akibat perang dan penjajahan.
b.      Cepat hilangnya bangsa primitif akibat pengaruh budaya eropa yang tersebar pada masa penjajahan.
Dari sinilah para antropologi terdorong untuk mengembangkan ilmu antropologi untuk membangun masyarakat yang lebih baik lagi.[5]
C.     CABANG-CABANG ANTROPOLOGI
Seiring luasnya lapangan kajian tersebut, antropologi sebagai sebuah cabangilmu pengetahuan memiliki kaitan erat dengan beberapa ilmu bagian.
1. Paleo-antropologi, yakni bagian antropologi yang mempelajari asal-usulterjadinya dan evolusi manusia berdasarkan fosil-fosil manusia masa lalu.
2. Antropologi fisik adalah bagian antropologi yang mempelajari sejarahterjadinya dan perkembangan ras manusia yang secara fisik beragam,mulai dari warna kulit, mata, warna dan bentuk rambut, bentuk hidung dansebagainya. Di antara hasil penelitian bagian antropologi ini adalahpembedaan ras manusia di dunia ke dalam beberapa jenis ras, sepertiNegroid, Mongoloid dan sebagainya.
3. Etnoliguistik, yakni bagian bagian antropologi yang mempelajari asal muladan perkembangan bahasa suku-suku bangsa di dunia.
4.Prehistori, yakni bagian antropologi yang mempelajari perkembanganmanusia pada masa prasejarah, kira-kira 800.000 tahun yang lalu.
5. Etnologi, yakni bagian antropologi yang mempelajari asas-asaskebudayaan manusia.
Secara khusus ilmu antropologi tersebut terbagi ke dalam lima sub-ilmu yang mempelajari: (1) masalah asal dan perkembangan manusia atau evolusinya secara biologis; (2) masalah terjadinya aneka ragam ciri fisik manusia; (3) masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam kebudayaan manusia; (4) masalah asal perkembangan dan persebaran aneka ragam bahasa yang diucapkan di seluruh dunia; (5) masalah mengenai asas-asas dari masyarakat dan kebudayaan manusia dari aneka ragam sukubangsa yang tersebar di seluruh dunia masa kini. Berkaitan pengkhususan dengan pembagian kelima sub-disiplin antropologi tersebut, Koentjaraningrat (1980: 244)
Secara makro, antropologi dibagi menjadi dua bagian, yakni antropologi fisik dn antropologi budaya.
1.      antropologi fisik
antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organism biologis yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki vaiasi biologisnya dalam berbagai jenis. Mulai aktifitas analisis yang mendalam terhadap fosil-fosil dan pengamatan pada primate-primate yang pernah hidup, para ahli antropologi fisik berusaha melacak nenek moyang jenis manusia untuk mengetahui bagaimana, kapan, dan mengapa kita menjadi mahluk seperti sekarang ini.
2.      antropologi budaya
antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Cabang antropologi budaya dibagi menjadi tiga bagian yakni erkeologi, antropologi linguistic, dan etnologi. [6]
Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik social, bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan Bahasa, dimana makna diciptakan dan di uji sebelum digunakan oleh masyarakat manusia.
Saat ini antropologi budaya lebih menekankan pada empat aspek yang tersusun.
a.       Pertimbangan politik, dimana para antropolog budaya sering terjebak oleh kepentingan-kepentingan politik dan membiarkan dalam penulisannya masih tepaku oleh metode-metode lama yang sudah terbukti kurang layak untuk menyusun sebuah karya ilmiyah.
b.      Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan. Jika pada awalnya bertumpu pada asumsi-asumsi kepatuhan dan penguasaan masing-masing anggota masyarakat terhadap kebudayaan, sedangkan masa kini dengan munculnya karya Bourdieu dan fouccault kian menekankan penggunaan taktis dikursus budaya yang melayani kalangan tertentu dimasyarakat.
c.       Menyangkut Bahasa dalam antropologi budaya, dimana terjadi pergeseran makna kebudayaan dari homogenitas ke heterogenitas yang menekankan peran Bahasa sebagai system formal abstraksi-abstraksi katagori budaya.
d.      Preferensi dan pemikiran individu dimana terjadi hubungan antar jati diri dan emosi, sebab Antara kepribadian dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang erat.
Cabang antropologi kebudayaan ini dibagi-bagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antropologi linguistic, dan entologi.
a.       Arkeologi
Merupakan cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda peninggalan lama dengan maksut untuk  menggambarkn serta menerangkan perilaku manuasia karena dalam peninggalan-peninggalan lama itulah terpantul ekspresi kebudayaan.
b.      Antropologi linguistic
Manusia adalah mahluk yang paling mahir dalam menggunakan symbol-simbol sehingga manusia disebut homo simbolicium. Karena itulah manusia dapat berbahasa, berbicara dan melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga banyak dilakukan oleh mahluk-mahluk lainnya yang serupa dengan manusia. Akan tetapi, hanya manusia yang dapat mengembangkan system komunikasi lambing atau symbol yang begitu kompleks karena manusia memiliki kemampuan bernalar. Disinilah antropologi linguistic berperan. Ia merupakan deskripsi suatu Bahasa( cara membentuk kalimat atau mengubah kata kerja) maupun sejarah Bahasa yang digunakan (perkembangan Bahasa yang saling mempengaruhi sepanjang waktu). Dari kedua pendekatan tersebut menghasilkan informasi yang berharga, tidak hanya mengenai cara orang berkomunikasi, tetpi juga tentang bagaimana memahami duni luar.
c.       Etnologi
Adalah etnografi lebih memusatkan perhatiannya pada kebudayaan-kebudayaan zaman sekarang, telaahnyapun terpusat pada perilaku manusianya, sebagaimana yang dapat disaksikan langsung, dialami, serta didiskusikan dengan penduduk kebudayaannya. Dengan demikian, etnologi ini mirip denagn arkeologi, bedanya dalam etnologi tenteng kekinian yang dialami dalam kehidupan sekarang, sedangkan arkeologi tentang kelampauan yang sangat lampau dan masa kini.
Secara keseluruhan, yang termasuk bidang-bidang khusus secara tematis dalam antropologi lainnya, selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah antropologi ekonomi, antropologi medis, antropologi psikologi, dan antropologi osial.
1)      Antropologi ekonomi
Bidang ini merupakan cara manusia dalam mempertahankan dan mengekpresikan diri melalui penggunaan barang dan jasa material. Antropologi ekonomi berusaha merangkum aspek etnografis dan teoritis, sekalipun keduanya sering kali bertentangan. Sebab di satu bidang kajian inipun membantu pengujian atas teori-teori ekonomi pada umumnya. Disisi lain, bidang lainpun dipengaruhi cabang-cabang lain dari ilmu ekonomi, khususnya aliran mikro dan neoklasik. Melalui pengkajian pendekatan neoklasik, membuat para pemerhati antropologi ekonomipun meyakini asumsi-asumsinya, seperti rasionalitas setiap individu, pengutamaan kalkulasi, optimalisasi, dan sebagainya yang tidak relevan terhadap pendekatan-pendekatan lain yang lebih umum dalam antropologi. Sedangkan ekonomi makro tenyata tidak banyak memberi pengaruh, walaupun cakupannya begitu besar (makro) bahkan yang lebih unik lagi adalah aliran marsisme justru memberi pengaruh pengaruh antropologi ekonomi.
2)      Antropologi medis
Antropologi medis merupakan subdisiplin yang sekarang paling populis di amerika serikat, bahkan tumbuh pesat dimana-mana. Antropologi medis ini banyak membahas hubungan Antara penyakit dan kebudayaan yang tampak mempengaruhi evolusi manusia, terutama berdasarkan hasil-hasil penemuan paleopalogi. Begitu luasnya ruang lingkup antropologi medis tersebut, sampai sekarang tidak mudah untuk didefinisikan subjek kajiannya. Namun yang jelas minat peneliti berbagai reaksi orang dalam masyarakat dan budaya tertentu terhadap tubuh yang menderita penyakit, telah menjadi ciri antropologi medis sejak awal mula terbentuknya sampai masa sekarang. Terutama yang berjasa dalam perkembangan disiplin ini adalah foster dan Anderson yang menulis karyanya medical anthropology.
3)      Antropologi sosiologi
Bidang ini merupkan wilayah antropologi yang mengkaji tentang hubungannya Antara individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan social dari system budaya yang ada. Adapun ruang lingkup antropologi psikologi tersebut sangat luas dan menggunakan berbagai pendekatan pada masalah kemunculan dalam interaksi Antara pikiran, nilai dan kebiasaan soaial. Kajaian ini dibentuk secara khusus oleh percakapan interdisipliner Antara antropologi dan lingkup lain dalam ilmu social dan humaniora. Sedangkan focus kajian bidang ini terpusat pada bidang individu dalam masyarakat makin mendekatkan hubungan  psikiatri sisanding dengan mainstream antropologi. Namun, secara historis bidang antropologi psikologi tersebut lebih dekat pada psikoanalisis dari pada psikologi eksperimental.
4)      Antropologi social
Bidang ini mulai dikembangkan oleh james George frazer diamareika serikat pada awal abad ke-20. Dalam kajiannya, antropologi social mendeskripsi proyek evolusionis yang bertujuan untuk merekontrusi masyarakat primitive asli dan mencatat perkembangannyamelalui berbagai tingkat peradaban. Selanjutnya, pada tahun 1920 an dibawah pengaruh bronsnilaw Malinowski dan A.R. radecliffe-brown, penekanan pada antropologi social inggris bergerak menjadi suatu tudi komperatif masyarakat kontenporer. Prancis merupakan salah satu Negara eropa barat yang secara gigih memberikan pengaruh kuat terhadap perkembangan antropologi social dieropa. Pada tahun 1989, didirikan eouropean association of social antropologis, ynag kemudian dengan berbagai konferensi dan publikasinya pada tahun 1992 diterbitkan jurnal social anthropology, dan bersamaan itu pula banyak diciptakan berbagai teori social kontenporer, mereka bereksperimen dengan suatu kiasan yang luas dari stategi penelitian yang bersifat komparatif, historis, dan etnografis. Sedangkan tradisi penelitian lapangan etnografi tetap kuat, dimana eropa skarang pu merupakan salah satu pusat para peneliti antropologi social.


  1. KONSEP-KONSEP ANTROPOLOGI.
Konsep-konsep antropologi adalah sebagai berikut:
1.      Kebudayaan
Dalam hal memberi definisi terhadap konsep kebudayaan, ilmu antropologi sering kali berbeda dengan berbagai ilmu lain. Juga dibandingkan dengan arti bisanyadiberikan konsep itu dalam Bahasa sehari-hari yang terbatas kepada hal-hal yang indah seperti candi, tarian, dan seni rupa.
2.      Akulturasi
Adalah pertukaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi selama dua kebudayaan yang berbeda saling kontak secara terus –menerus dalam waktu yang panjang. Akulturasi atau acculturation atau culture contact, mempunyai berbagai arti diantaranya sarjana antropologi, tetapi semua sepaham bahwa konsep itu mengenai proses social yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
3.      Asimilasi
Adalah proses social yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar belakang budaya yang berbeda saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnyamasing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
4.      Enkuturasi
Adalah proses dimana individu belajar untuk berperan serta dalam kebudayaan masyarakat sendiri. Proses itu dapat juga kita terjemahkan dengan suatu istilah Indonesia.  Dalam proses itu seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam fikiran serta sikapnya dengan adat-adat, system norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaan.[7]
5.      Difusi kebudayaan
Adalah proses terbesarnya kebudayaan dari suatu daerah dari kebudayaan ke daerah kebudayaan lain.
6.      etnosentrisme
Adalah sikap suatu kelompok masyarakat yang cenderung beranggapan bahwa kebudayaan sendiri lebih unggul dari pada semua kebudayaan yang lain.
7.      Tradisi          
Pada tiap masyarakat selalu terdapat sejumlah tingkah laku atau kepercayaan yang telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat yang bersangkutan ddalam kurun waktu yang panjang disebut dengan tradisi
8.      Relativitas kebudayaan
Tiap kebudayaan mempunyai ciri-ciri yang unik, yang tidak terdapat pada kebudayaan lainnya, maka apa yang dipandang sebagai tingkah laku normal dalam kebudayaan mungkin dipandang abnormal dalam kebudayaan yang lain.
9.      Ras dan kelompok etnik
Ras dan etnik adalah dua konsep yang berbeda, tetapi sering dikacaukan penggunaannya. Ras adalah sekelompok orang yang kesamaan dalam unsur biologis atau suatu populasi yang memiliki kesamaan unsur-unsur fisikal yang khas yang disebabkan oleh keturunan (genitik) sedangkan etnik adalah sekumpulan individu yang merasa sebagai satu kelompok karena kesamaan identitas, nilai-nilai sosial yang dijunjung bersama, pola tingkah laku yang sama, dan unsur-unsur budaya lainnya yang secara nyata berbeda dibandingkan kelompok-kelompok lainnya.[8]
  1. KONSEP KEBUDAYAAN.
Ketika para sosiolog berbicara tentang kebudayaan, maka yang diacu oleh konsep itu adalah norma, nilai, kepercayaan atau symbol-simbol ekspresif. Norma adalah cara manusia berperilaku dalam masyarakat, nilai adalah apa yang mereka pegang dengan kuat, kepercayaan adalah bagaimana mereka berpikir tentang bagaimana semesta berjalan, ekspresif symbol adalah representasi dari norma, nilai dan kepercayaan itu. Saat ini pengertian kebudayaan ini ditambahkan juga dengan praktek. Budaya, saat ini digunakan untuk mendeskripsikan pola-pola perilaku, yang tidak selalu terkoneksi dengan nilai atau kepercayaan tertentu. [9]
Kata Kebudayaan atau budaya adalah kata yang sering dikaitkan dengan Antropologi. Secara pasti, Antropologi tidak mempunyai hak eksklusif untuk menggunakan istilah ini. Seniman seperti penari atau pelukis dll juga memakai istilah ini atau diasosiasikan dengan istilah ini, bahkan pemerintah juga mempunyai departemen untuk ini. Konsep ini memang sangat sering digunakan oleh Antropologi dan telah tersebar kemasyarakat luas bahwa Antropologi bekerja atau meneliti apa yang sering disebut dengan kebudayaan. Seringnya istilah ini digunakan oleh Antropologi dalam pekerjaan-pekerjaannya bukan berarti para ahli Antropolgi mempunyai pengertian yang sama tentang istilah tersebut. Seorang Ahli Antropologi yang mencoba mengumpulkan definisi  yang pernah dibuat mengatakan ada sekitar 160 defenisi kebudayaan yang dibuat oleh para ahli Antropologi. Tetapi dari sekian banyak definisi tersebut  ada suatu persetujuan bersama diantara para ahli Antropologi tentang arti dari istilah tersebut. Salah satu definisi kebudayaan dalam Antropologi dibuat seorang ahli bernama Ralph Linton yang memberikan defenisi kebudayaan yang berbeda dengan  pengertian kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari:
“Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata cara hidup saja  yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan”. Jadi, kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan. Istilah ini meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu.[10]
Seperti semua konsep-konsep ilmiah, konsep kebudayaan berhubungan dengan beberapa aspek “di luar sana” yang hendak diteliti oleh seorang ilmuwan. Konsep-konsep kebudayaan yang dibuat membantu peneliti dalam melakukan pekerjaannya sehingga ia tahu apa yang harus dipelajari. Salah satu hal yang diperhatikan dalam penelitian Antropologi adalah perbedaan dan persamaan mahluk manusia dengan mahluk bukan manusia seperti simpanse atau orang-utan yang secara fisik banyak mempunyai kesamaan-kesamaan. Bagaimana konsep kebudayaan membantu dalam membandingkan mahluk-mahluk ini? Isu yang sangat penting disini adalah kemampuan belajar dari berbagai mahluk hidup. Lebah melakukan aktifitasnya hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun dalam bentuk yang sama. Setiap jenis lebah mempunyai pekerjaan yang khusus dan melakukan kegiatannya secara kontinyu tanpa memperdulikan perubahan lingkungan disekitarnya. Lebah pekerja terus sibuk mengumpulkan madu untuk koloninya. Tingkah laku ini sudah terprogram dalam gen mereka yang berubah secara sangat lambat dalam mengikuti perubahan lingkungan di sekitarnya. Perubahan tingkah laku lebah akhirnya harus menunggu perubahan dalam gen nya. Hasilnya adalah tingkah-laku lebah menjadi tidak fleksibel. Berbeda dengan manusia, tingkah laku manusia sangat fleksibel. Hal ini terjadi karena kemampuan yang luar biasa dari  manusia untuk belajar dari pengalamannya. Benar bahwa manusia tidak terlalu istimewa dalam belajar karena mahluk lainnya pun ada yang mampu belajar, tetapi kemampuan belajar dari manusia sangat luar-biasa dan hal lain yang juga sangat penting adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan apa yang telah dipelajari itu.[11]

  1. ANTROPOLOGI DAN ILMU-ILMU SOAIAL
Ilmu antropologi serta sub-sub Ilmunya juga mempunyai hubungan yang sangat banyak dengan ilmu-ilmu lain. Hubungan itu iasanya bersifat timbal balik. Antropologi perlu bantuan ilmu-ilmu lain itu, dan sebaliknya ilmu-ilmu lain itu masing-masing juga memerlukan bantuan antropologi. Ilmu-ilmu-ilmu lain yang terpenting diantaranya adalah:[12]
1.      Ilmu geologi
Hubungan Antara ilmu geologi dan antropologi. Bantuan ilmu geologi yang mempelajari ciri-ciri lapisan bumi serta perubahan-perubahannya, terutama dibutuhkan oleh sub ilmupaleo antropologi prehistori umur relatife dari fosil-fosil mahluk primat dan fosil-fosil manusia dari zaman dahulu, serta artefak-artefak dan bekas-bekas kebudayaan yang digali dalam lapisan-lapian bumi. Hal ini mungkin dengan terutama maenganalisa dengan metode geologi, umur dari lapisan-lapisan bumi tempat artefak-artefak tadi terkandung.
2.      Ilmu anatomi
Hubungan Antara ilmu anatomi dan antropologi. Seorang antropologi fisik, baik yang mengkhusus kepada paleo antropologi maupun yang meneliti ciri-ciri ras-ras di dunia, sangat perlu akan ilmu anatomi karena ciri-ciri dari berbagai bagian kerangka manusia, berbagai bagian tengkorak, dan ciri-ciri dari bagian tubuh manusia pada umumnya, menjadi objek penelitian yang terpenting dari seorang ahli antropologi fisik untuk mendapat perhatian tentang soal asal mula dan penyebaran manuasia serta hubungan Antara ras-ras di dunia.
3.      Ilmu linguistic
Hubungan Antara ilmu linguistic dan antropologi. Ilmu linguistic (atau ilmu Bahasa) mula-mula terjadi dalam masa akhir abad ke 18, ketika para sarjana mulai mengupas naskah-naskah klasik dalam Bahasa-bahasa indo-german (ialah latin, yunani, gotis, evestis, sanskerta dan sebagainya). Sekarang ilmu linguistic telah berkembang menjadi suatu ilmu yang berusaha mengembangkan konsep-konsep dan metode-metode untuk mengupas segala macam bentuk Bahasa apapun juga, dari daerah manapun di dunia. Dengan demikian dapat dicapai suatu pengertian tentnag ciri-ciri dasar dari tiap Bahasa didunia secara cepat dan mudah.
4.      Ilmu sejarah
Hubungan Antara ilmu sejarah dan antropologi. Hubungan itu sebenarnya mempunyai hubungan Antara ilmu arkeologi dengan antropologi yang telah diuraikan diatas. Antropologi memberi bahan prehistori sebagai pangkal bagi tiap penulis sejarah dari tiap bangsa di dunia. Kecuali itu, banyak masalah dalam histogeografi dari sejarah suatu bangsa dapat dipecahkan dengan metode-metode antropologi. Banyak sumber sejarah berupa prasasti, dokumen, naskah tradisional, dan arsip kuno, sering hanya dapat memberi peristiwa-peristiwa sejarah yang terbatas kepada bidang politik saja. Sebaliknya, seluruh latar belakang social dari peristiwa-peristiwa politik tadi sukar diketahui  hanya dari sumber-sumber tadi. Konsep-konsep dari tentang kehidupan masyarakat yang dikembangkan oleh antropologi dan ilmu-ilmu social lainnya., akan memberi pengertian banyak kepada seorang ahli sejarah untuk mengisi latar belakang dari peristiwa politik dalam sejarah yang menjadi objek penelitiannya.
Para antropologi juga sebaliknya memerlukan sejarah, terutama sejarah dari suku-suku bangsa dalam daerah yang didatanginya. Sejarah itu diperlukan olehnya untuk memecahkan soal-soal yang terjadi karena masyarakat yang diteliti mengalami pengaruh dari suatu kebudayaan dari luar. Pengertian dari soal-soal tadi baru dapat dicapainya apabila sejarah tentang proses pengaruh tadi diketahuinya juga dengan teliti. Denagn demikian seorang sarjana natropologi sering kali harus juga memiliki pengetahuan tentang metode-metode untuk merekontruksi sejarah dari suatu rangkaian peristiwa.
5.      Ilmu geografi
Hubungan ilmu georafi dan antropologi. Georafi atau ilmu bumi itu mencoba mencapai pengertian tentang alam dunia ini dengan memberi pelukisan tentang bumi serta ciri-ciri dari segala macam bentuk hidup yang memduduki muka bumi. Diantara beraneka warna macam bentuk hidup dibumi yang berupa flora dan fauna itu, dan mahluk manusia ya sebaliknya juga beranekawarna sifatnya diberbagai daerah dimuka bumi itu. Karena antropologi adalah satu-satunya ilmu yang mampu menyelami masalah aneka warna mahluk manusia itu, maka sudah tentu ilmu geografi tidak dapat mengabaikan ilmu natropologi.
Sebaliknya seorang sarjana antropologi juga memerlukan sekedar pengertian tentang geografi, karena banyak masalah kebudayaan manusia mempunyai sangkut paut dengan keadaan lingkungan alamnya.
6.      Ilmu ekonomi
Hubungan anter ilmu ekonomi dan antropologi. Dalam banyak Negara di mana penduduk pedesaannya lebih banyak jumlahnya dari pada pendududuk kotanya, terutama diluar daerah kebudayaan ero-maerika,  kekuatan proses dan hokum-hukum ekonomi yang berlaku dalam aktifitas kehidupan ekonominya sangat dipengaruhi system kemasyarakatan, cara berfikir, pandangan dan sifat hidup dari warga masyarakat pedesaan tadi. Dalam masyarakat dari Negara-negara serupa itu seorang ahli ekonomi tidak dapat mempergunakan dengan sempurna konsep-konsep serta teori-teori tentang kekuatan, proses dan hokum-hukum ekonomi tadi, tanpa suatu pengetahuan tentang system kemasyarakatan, cara berfikir, pandangan dan sikap hidup dari warga masyarakat pedesaan tadi. Dengan demikian seorang ahli ekonomi di Negara-negara serupa itu tentu memerlukan bahan komparatif mengenai misalnya sikap terhadap kerja, sikap terhadap kekayaan, system gotong royong , pokoknya bahan komperatif tentang berbagai unsur dari system kemasyarakatan di Negara-negara tadi.















BABIII
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dari segala keragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi, dan nilai-nilai) yang dihasilkan, sehingga setiap manusia satu dengan yang lainnya berbeda.
Cabang antropologi adalah
1.      Antropologi fisik, dan
2.      Antropologi kebudayaan.
Unsur-unsur dari suatu kebudayaan tidak dapat dimasukan kedalam kebudayaan lain tanpa mengakibatkan sejumlah perubahan pada kebudayaan itu. Tetapi harus dingat bahwa kebudayaan itu tidak bersifat statis, ia selalu berubah. Tanpa adanya “gangguan” dari kebudayaan lain atau asing pun dia akan berubah dengan berlalunya waktu. Bila tidak dari luar, akan ada individu-individu dalam kebudayaan itu sendiri yang akan memperkenalkan variasi-variasi baru dalam tingkah-laku yang akhirnya akan menjadi milik bersama dan dikemudian hari akan menjadi bagian dari kebudayaannya
















DAFTAR RUJUKAN

Haviland William A. 1999.Antopologi  Jilid 1 Alih Bahasa: R.G. Soekadijo.
Jakarta: Erlangga.
ArifinTajul. 2012. Pengantar Antropologi. Bandung: CV.Pustaka Setia.
Dunsarwere,Tujuan Dan Kegunaan Antropologi, dalam http://blogspot.co.id.
Diakses Pada 26 November 2015.
Ilhamakbar.Sejarah Perkembangan Antropolog.Dalamhttp://www.kompasiana.com/www..com/, di akses pada 29 November 2015.
MarzaliAmri. 2005. Antropologi Dan Pembangunan Jakarta: Prenada Media.
Koenjntjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ilhamakbar.Konsep-Konsep -Antropologi, dalam http://www.kompasiana.com/www.com/. diakses pada 29 November 2015.
Refleksibudi. Konsep Kebudayaan. dalam http://wordpres.com/ Diakses pada 28 November 2015.
Teoripendidikan.Makalah-Antropologi-Dan-Konsep.dalam http://www..com/ diakses pada 28 november 2015.
Teoripendidikan.Makalah-Antropologi-Dan-Konsep.dalam http://www.com. di akses pada 28 november 2015.
Harsojo.1982. Pengantar Antropologi. Angkasa Offset.










[1]William A Haviland, Antopologi  Jilid 1 Alih Bahasa: R.G. Soekadijo, (Jakarta: Erlangga, 1999), h. 7


[2]Tajul Arifin, Pengantar Antropologi, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2012), h. 13-14
[3]Dunsarwere,Tujuan Dan Kegunaan Antropologi, dalam http://blogspot.co.id. Diakses Pada 26 November 2015

[4]Ilhamakbar,Sejarah Perkembangan Antropolog, dalamhttp://www.kompasiana.com/www..com/, di akses pada 29 November 2015.

[5]Amri Marzali, Antropologi Dan Pembangunan(Jakarta: Prenada Media, 2005), h. 58- 60.
[6]Achmad Fedyani Saifuddin, Antropologi Kontenporer, (Jakarta: Prenada Media, 2005), h. 139-142.
[7]Koenjntjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi,( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002),h. 227-233.
[8]Ilhamakbar,Konsep-Konsep -Antropologi, dalam http://www.kompasiana.com/www.com/, diakses pada 29 November 2015
[9]Refleksibudi, Konsep Kebudayaan, dalam http://wordpres.com/ Diakses pada 28 November 2015
[10]Teoripendidikan,Makalah-Antropologi-Dan-Konsep,dalam http://www..com/ diakses pada 28 november 2015
[11]Teoripendidikan, Makalah-Antropologi-Dan-Konsep, dalam http://www.com, di akses pada 28 november 2015
[12]Harsojo, Pengantar Antropologi, (Angkasa Offset, 1982), h. 218.



DOWNLOAD MAKALAH (WORD) DISINI

No comments:

Post a Comment