Monday, 28 September 2015

SISTEM PENDIDIKAN ISLAM



SISTEM PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Salah Satu Tugas Mata Kuliah:
Ilmu Pendidikan Islam
Dengan Dosen Pengampu:
Muhammad Mahfud Ridwan, M.Pd.I
Disusun oleh :
1.      Khoirul Fahrul Aulia                   ( 1725143134)
2.      Mu’azarotulHusna                       ( 1725143184)
3.      Muhamad Syarif H.                    ( 1725143187)

KELAS : 2-B
JURUSAN : PENDIDIKAN GURU MI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
TULUNGAGUNG
APRIL 2015
KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan sedikit dari ilmu-Nya Yang Maha Luas sehingga upaya penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam tidak lupa kami haturkan kehadirat Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Tidak lupa kami  ucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak Dr.Maftukhin, M.Ag selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah memberi kesempatan untuk belajar di IAIN Tulungagung.
2.      Bapak Muhammad MahfudRidwan,M.Pd.Iselaku  dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
3.      Rekan-rekan PGMI 2-B yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
4.      Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan makalah ini.
Tentunya kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Tulungagung,  7 April 2015
                                               
                                                                                                  Penulis



DAFTAR ISI

Sampul............................................................................................................      i
Kata Pengantar...............................................................................................      ii
 Daftar Isi.......................................................................................................      iii
                                                                                                                            
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah…...........................................................      1
B.     Rumusan Masalah........................................................................      1
C.     Tujuan Penulisan Masalah............................................................ 1
D.    BatasanMasalah............................................................................      2

BAB II PEMBAHASAN
A.    PengertianSistemPendidikan Islam..............................................      3
B.     KeistimewaanSistemPendidikan Islam........................................      3
C.     SistemPendidikan Islam di Indonesia..........................................      4
D.    AlternatifSistemPendidikan Islam...............................................      9

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan...................................................................................     13
B.     Saran............................................................................................. 13

DAFTAR RUJUKAN







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Islam merupakan agama yang sangat besar dan tidak terbatas dalam pengembangannya. Sehingga keberadaan Islam perlu dipelajari secara sungguh-sungguh agar dapat mengetahui segala sesuatu tentangnya secara mendetail. Maka dari itu, Ilmu Pendidikan Islam adalah hal pertama yang harus kita pelajari agar tidak terjadi kebingungan dikemudian hari. Dan juga kita harus mengetahui sistem yang diterapkan dalam kegiatan pendidikan Islam. Sehingga kita bertambah wawasan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, kami mengambil beberapa rumusan masalah yang berkaitan tema ini yaitu:
a.       Apa pengertian system pendidikan islam?
b.      Apa keistimewaan system pendidikan islam?
c.       Bagaimana sistem pendidikan Islam di Indonesia (sekolah, madrasah, pesantren, majlis ta’lim)?
d.      Apa alternatif system pendidikan islam?
C.     Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah di atas, dapat dituliskan tujuan penulisan masalah dalam makalah ini yaitu:
a.       Mengetahui dan memahami pengertian sistem pendidikan Islam.
b.      Mengetahui dan memahami keistimewaan sistem pendidikan Islam.
c.       Mengetahui dan memahami sistem pendidikan Islam di Indonesia (sekolah, madrasah, pesantren dan majlis ta’lim).
d.      Mengetahui dan memahami alternatif sistem pendidikan Islam.




D.    Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas tentang pengertian, keistimewaan, sistem pendidikan di Indonesia (sekolah, madrasah, pesantren,majlis ta’lim), dan alternatif sistem pendidikan Islam.






















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sistem Pendidikan Islam
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa sistem berarti perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas dan sebagainya. Sistem juga diartikan dengan metode. Kalau dikaitkan dengan pengertian dan tujuan pendidikan islam, maka dapat dipahami bahwa sistem pendidikan islam adalah seperangkat unsur yang terdapat dalam pendidikan yang berorientasi pada ajaran islam yang saling berkaitan sehingga membentuk satu kesatuan dalam mencapai satu tujuan.[1]
Sistem adalah suatu cara dan langkah yang tersusun secara terpadu untuk dapat digunakan dan dilaksanakan dalam suatu usaha dengan baik dan teratur.[2] Sedangkan menurut kelompok kami sistem adalah susunan beberapa komponen untuk dapat dikaitkan dengan suatu hal.
Sistem pendidikan Islam berarti cara dan langkah yang tersusun berdasarkan sumber-sumber ajaran Islam dalam melaksanakan usaha pendidikan secara baik dan teratur dalam mencapai tujuan pendidikan Islam.[3]
B.     Keistimewaan Sistem Pendidikan Islam
Islam adalah agama paripurna.  Dalam pendidikan pun, Islam sungguh unggul dan tidak ada yang dapat mengunggulinya.  Siapapun yang menelaah sistem pendidikan didalam Islam akan melihat banyak keistimewaan. 


Keistimewaan – keistimewaan tersebut antara lain:         
1.      Dasarnya adalah akidah islamiyah (iman/al-aqidah al-islamiyyah). 
2.         Islam menjadikan akidah sebagai landasan didalam pendidikan.  Sejak awal, kaum Muslim saat menuntut ilmu baik yang fardlu kifayah maupun fardlu ’ain dasarnya adalah keimanan kepada Allah.
3.         Tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk kepribadian Islam dan memberikan keterampilan dalam ilmu kehidupan. 
4.         Tolak ukur bukan sekedar berupa nilai.  Konsekuensi dari tujuan di atas, penilaian bukan hanya didasarkan pada nilai melainkan juga ketaatan kepada Allah SWT. 
5.         Pendidikan terpadu.  Dalam sistem pendidikan saat ini kebanyakan hanya memadukan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.  Padahal, aspek-aspek tersebut hanya menyelesaikan persoalan individual.  Karenanya, perlu dipadukan juga aspek yang terkait materi. Dilihat dari materi yang diberikan, keterpaduan berarti memadukan antara kepribadian Islam, ilmu keislaman  dan ilmu kehidupan.[4] 
C.      Sistem Pendidikan Islam di Indonesia.
1.      Sekolah
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaransiswa / murid di bawah pengawasan guru.Saat ini, kata sekolah berubah arti menjadi bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.

WJS.Poerwadarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menerangkan bahwa sekolah adalah:
a.       Bangunan atau lembaga untuk belajar dan memberi pelajaran.
b.      Waktu atau pertemuan ketika murid-murid diberi pelajaran.
c.       Usaha menuntut ilmu pengetahuan.
Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah. Kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah.Jumlah wakil kepala sekolah di setiap sekolah berbeda, tergantung dengan kebutuhannya. Biasanya bangunan sekolah disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang lain. Ketersediaan sarana dalam suatu sekolah mempunyai peran penting dalam terlaksananya proses pendidikan.[5]
Sekolah menitikberatkan kepada pendidikan formal, di sekolah prosedur pendidikan telah diatur sedemikian rupa, ada guru, ada siswa, ada jadwal pelajaran yang berpedoman kepada kurikulum dan silabus, ada jam-jam tertentu waktu belajar serta dilengkapi dengan sarana dan fasilitas pendidikan serta perlengkapan-perlengkapan dan peraturan-peraturan lainnya.[6]

2.      Madrasah
            Madrasah adalah suatu lembaga yang mengajarkan ilmu-ilmu keislaman. Madrasah pada prinsipnya adalah kelanjutan dari system pesantren.
Ditinjau dari segi tingkatannya madrasah dibagi menjadi tiga,
yaitu :
a.         Tingkat Ibtidaiyah (Tingkat Dasar)
b.   Tingkat Tsanawiyah (Tingkat Menengah)
c.         Tingkat Aliyah (Tingkat Menengah Atas).[7]
Tugas lembaga madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam adalah :
a.       Merealisasikan pendidikan Islam yang didasarkan atas prinsip pikir, akidah, dan tasyri’ yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Bentuk dan realisasi itu ialah agar peserta didik beribadah, mentauhidkan Alloh SWT, tunduk dan patuh atas perintah-Nya serta syariat-Nya.
b.      Memelihara fitrah anak didik sebagai insan mulia, agar tak menyimpang tujuan Allah menciptakannya.
c.       Memberikan kepada anak didik dengan seperangkat keberadaban dan kebudayaan islami.
d.      Membersihkan pikiran dan jiwa dari pengaruh subjektivitas (emosi), karena pengaruh zaman dewasa ini lebih mengarah pada penyimpangan fitrah manusiawi.
e.       Memberikan wawasan nilai dan moral, serta peradaban manusia yang membawa khazanah pemikiran anak didik menjadi berkembang.
f.       Menciptakan suasana kesatuan dan kesamaan antar anak didik.[8]

3.  Pondok Pesantren
Pondok Pesantren yaitu suatu lembaga pendidikan Islam, yang didalamnya terdapat seorang kiai (pendidik) yang mengajar dan mendidik para santri (peserta didik) dengan sarana masjid yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan tersebut, serta adanya pemondokan atau asrama sebagai tempat tinggal para santri. Ciri-ciri khusus dalam pondok pesantren adalah isi kurikulum yang dibuat terfokus pada ilmu-ilmu agama, misalnya ilmu sintaksis Arab, morfologi Arab, hukum Islam, system yurisprudensi Islam, Hadits, tafsir Al-Qur’an, teologi Islam, tasawuf, tarikh, dan retorika. Literatur ilmu-ilmu tersebut memakai kitab-kitab klasik yang disebut dengan istilah “kitab kuning”. Tujuan pendidikan dalam pesantren yaitu untuk mempersiapkan pemimpin-pemimpin akhlak dan keagamaan.[9]
Sistem yang ditampilkan dalam pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan system yang diterapkan dalam lembaga pendidikan umumnya, yaitu:
a.    Memakai system tradisional, yang memiliki kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara kiai dan santri.
b.   Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problem non kurikuler mereka sendiri.
c.    Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar dan ijazah, karena sebagian besar pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan mereka hanya ingin mencari keridhaan Allah SWT semata.
d.   Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri, dan keberanian hidup.
e.    Alumni pondok pesantren tak ingin menduduki jabatan pemerintahan, sehingga mereka tidak dapat dikuasai oleh pemerintah.[10]
4.      Majlis Ta’lim
Menurut bahasa Majelis Ta’lim berasal dari kata bahasa Arab yaitu dari kata majlis yang artinya tempat dudukdan ta’lim yang artinyapengajaran. Jadi majelis ta’lim adalah tempat untuk mengadakan pengajaran dan pengajian agama Islam. Pengertian majelis ta’lim lainnya adalah tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan.[11]
Keberadaan majelis ta’lim tidak hanya terbatas sebagai tempat pengajian saja,tetapi menjadi lebih maju lagi menjadi lembaga yang menyelenggarakan pengajaranatau pengajian agama Islam. Oleh karena itu majelis ta’lim menjadi sarana dakwahpembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat Islam sesuai tuntutan ajaran agama. Penyelenggaraan majelis ta’lim berbeda dengan peyelenggaraan pendidikanIslam lainnya, seperti pesantren dan madrasah, baik menyangkut sistem, materimaupun tujuannya.
Majelis ta’lim memiliki karakteristik sebagai berikut:
 a. Majelis ta’lim adalah lembaga pendidikan non formal Islam
 b. Pengikut atau pesertanya disebut jamâ.ah (orang banyak), bukan pelajar atausantri. Hal ini didasarkan kepada kehadiran di majelis ta.lim tidak merupakankewajiban sebagaimana dengan kewajiban murid menghadiri sekolah
c.Waktu belajar berkala tidak teratur, tidak setiap hari sebagaimana halnyasekolah dan madrasah.
d. Tujuannya yaitu untuk memasyarakatkan ajaran Islam.[12]
Sistem pengajaran yang diterapkan dalam majelis taklim terdiri dari beragam metode. Secara umum, terdapat berbagai metode yang digunakan di majelis taklim, yaitu:
a. Metode Ceramah, yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan oleh guru terhadap peserta.
b. Metode Tanya Jawab, metode ini membuat peserta lebih aktif. Keaktifan dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan.
c. Metode Latihan, metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan keterampilan dan ketangkasan.
d.   Metode Diskusi, metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan.[13]
Majelis ta’lim adalah lembaga pengajian dan pengajaran agama Islam yangmensyaratkan adanya :
a. Badan yang mengurusi sehingga kegiatan ta’lim tersebut berkesinambungan
b. Guru, ustadz, muballigh, baik seorang atau lebih yang memberikan pelajaransecara rutin dan berkesinambungan.
c. Peserta atau jama.ah yang relatif tetap.
d. Kurikulum atau materi pokok yang diajarkan.
e. Kegiatannya dilaksanakan secara teratur dan berkala.
f. Adanya tempat tertentu untuk menyelenggarakannya.
D.    Alternatif Sistem Pendidikan Islam di Indoonesia
Ada dua bentuk kegiatan pendidikan di Indonesia yang perlu mendapat perhatian dari kalangan ahli pendidikan Islam di Indonesia. Bentuk – bentuk itu hampir pasti mendukung usaha pendidikan agama Islam di Indonesia.Kegiatan pendidikan itu mempengaruhi orang untuk beragama Islam dan atau meningkatkan keislaman seseorang. Bentuk – bentuk yang dimaksud adalah pesantren kilat dan perguruan silat tenaga dalam.
1.      Pesantren Kilat
Istilah pesantren pasti sudah dikenal oleh orang Islam di Indoneisa. Itu adalah nama lembaga pendidikan islam yang paling tua di Indonesia. Pada sekitar tahun 1970-an orang-orang di Departemen Agama Pusat mengirimkan anaknya ke Pesantren Gontor bila datang saat libur sekolah. Di sana mereka mondok dan belajar agama, dari itulah mungkin asal-usul pesantren kilat. Kemudian sejak tahun 1980-an, di kota Bandung banyak sekali orang yang menyelenggarakan pesantren kilat. Menjelang libur orang mengedarkan pengumuman, bahwa akan dibuka pesantren kilat yang umumnya diadakan di masjid maupun pesantren. Lamanya berkisar dari 7 sampai 30 hari. Di sana diajarkan tentang agama Islam seperti membaca al-Qur’an, keimanan islam, fiqih, akhlak  dan lain sebagainya.
Peserta itu dibagi menurut tingkat kemampuannya, mulai dari kelompok pemula yang belajar membaca al-Qur’an dan amalan agama sehari-hari sampai kelompok lanjutan yang belajar membaca kitab kuning dan diskusi masalah-masalah Islam yang kontemporer.
Dari berbagai penelitian dapat diketahui motif orang tua memasukkan anaknya ke pesantren kilat, yaitu :
a.       Agar anaknya tidak nakal. Orang tua sekarang khawatir sekali terhadap perkembangan akhlak anaknya. Sudah banyak gejala kenakalan anak remaja, misalnya sering berkelahi, nongkrong, minum-minuman keras, kenakalan seksual, menggunakan narkotika bahkan sampai berujung pada tindakan-tindakan kejahatan.
b.      Motif mengisi waktu. Orang tua memasukkan anaknya ke pesantren kilat dengan maksud mengisi waktu luang (karena libur), karena waktu luang bagi anak dan remaja adalah waktu yang amat berbahaya bila tidak diisi dengan atau dialihkan kepada kegiatan positif.
c.       Menutupi kekurangan pendidikan agama di sekolah. Orang tua memasukkan anaknya ke pesantren kilat karena merasa pendidikan agama Islam yang diperoleh anaknya di sekolah masih kurang. Nyatanya, murid-murid pada umumnya banyak paham, lebih sedikit amal, boleh dikatakan kosong dalam iman. Rasa beragama kurang sekali dibina oleh guru-guru di sekolah, mereka mati-matian membina pemahaman dan sedikit membina pengalaman[14].


Selanjutnya disini ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penyelenggara pesantren kilat, yaitu:
a.       Hendaknya pesantren kilat diadakan di pesantren, maksunya tempatnya di pesantren, mondok di pesantren, dan tata cara pesantren.
b.      Aturan kehidupan di pesantren kilat hendaknya diatur persis seperti aturan kehidupan di pesantren. Aturan yang penting antara lain ialah hidup sederhana, melayani diri sendiri, melaksanakan ibadah tepat waktu, menghormati guru (ulama,kiai), pergaulan Islami dan kerja sama.
c.       Tradisi pesantren diterapkan pada santri pesantren kilat, misalnya bangun malam untuk mandi dan sholat, wirid, atau pepujian.
d.      Kurikulum pesantren kilat cukup dibagi dua macam, yang berlaku umum dan khusus sesuai tingkat kematangan peserta.
e.       Biaya pesantren kilat jangan terlalu rendah, biaya yang perlu ditanggung oleh santri ialah honor guru, biaya makan, biaya kebersihan, biaya keamanan, sewa pondokan dan sumbangan bagi sesepuh pesantren. Biaya buku,kitap,fotokopian dibebankan secara insidental.
f.       Kebersihan tempat dan makanan perlu diperhatikan.
g.      Kehidupan sederhana benar-benar harus dituntun tanpa pilih bulu, ini penting karena kemewahan dapat merusak perkembangan anak-anak kita.[15]
2.      Perguruan Silat Tenaga Dalam
Secara gampang tenaga dalam ialah tenaga gaib. Sebagian besar tenaga dalam tidak dapat dipahami lewat akal. Diperlukan paradigma tersendiri untuk memahaminya. Paradigma itu barangkali dapat disebut paradigm mistik, yaitu paradigma yang bukan empiris dan bukan logis. Itulah kira-kira yang dapat dikatakan tentang tenaga dalam. Yang dibicarakan selanjutnya ialah khusus tenaga dalam untuk perlindungan. Secara umum, yang ini mungkin dapat disebut silat tenaga dalam.
Misalnya seorang anggota kelompok anak nakal mendapat ancaman, mungkin dari bosnya atau mungkin dari luar kelompoknya. Ia mencari guru yang dapat memberikan kepadanya ilmu yang dapat melindunginya. Lantas seseorang mengatakan agar ia berguru kepada si Anu yang mengajarkan tenaga dalam. Lalu ia datang kesana. Di sana ia diterima dengan baik, lantas diberi ilmu. Setelah itu guru memberi nasihat seperti:
a.       Ilmu ini tidak dapat digunakan untuk menyerang.
b.      Ilmu ini hanya melindungi kamu selama kamu percaya kepada Tuhan.
c.       Orang yang percaya kepada Tuhan wajib menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
d.      Pantangan keras ilmu ini ialah minuman keras dan zina.
e.       Semakin kamu patuh kepada Tuhan, semakin dilindungi kamu oleh ilmu ini[16].
Tak pelak lagi orang akan memperoleh peluang untuk menjadi Muslim yang baik. Orang harus bertobat, harus shalat, harus meninggalkan dosa, terutama minuman keras dan zina, orang harus merasa dekat dengan Tuhan dan pertolongan Tuhan. Ini adalah rumusan-rumusan singkat untuk menuju kepada Tuhan.Ada kelebihan yang patut diperhatikan pada pendidikan ini. Pertama, gurunya tidak terlalu banyak berbicara, tetapi contohlah yang banyak diberikannya. Kedua, pendidikan agama seperti ini dapat menjangkau murid yang liar, yang tadinya tidak terjangkau oleh mubalig yang terkenal sekalipun.[17]






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
 Dari pembahasan materi diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Sistem Pendidikan Islam adalah cara dan langkah yang tersusun berdasarkan sumber-sumber ajaran Islam dalam melaksanakan usaha pendidikan secara baik dan teratur dalam mencapai tujuan pendidikan Islam.
2.      Keistimewaan system pendidikan Islam yaitu dasarnya adalah akidah islamiyah (iman/al-aqidah al-islamiyyah),  menjadikan akidah sebagai landasan didalam pendidikan, membentuk kepribadian Islam dan memberikan keterampilan dalam ilmu kehidupan, tolak ukur bukan sekedar berupa nilai,   pendidikan terpadu. 
3.      Sistem Pendidikan Islam di Indonesia antara lain terdapat di Sekolah, Madrasah, Pondok Pesantren, dan Majlis Ta’lim yang telah dijelaskan di pembahasan makalah ini.
4.      Alternatif  system pendidikan Islam yaitu dengan adanya pesantren kilat dan perguruan silat tenaga dalam.
B.     Saran
Hendaknya makalah ini bisa digunakan sebagai salah satu sumber pembelajaran dan bisa bermanfaat bagi semua pihak, khusunya bagi penyusun dan pembaca.





DAFTAR RUJUKAN

Daulay, Haidar Putra.2007.Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Prenada Media Group
Hasan, Muhammad Tholchah.1987.Islam dalam Perspektif Sosial Budaya. Jakarta:Galasa Nusantara
Koordinasi Da’wah Islam (KODI)DKI Jakarta.1990.Pedoman Majelis Ta’lim
Mujib,Abdul.2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media
Rahman, Muhammad Aulia.2002.Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: PT.Intermasa      
Rais, Amien.1989. Cakrawala Islam: Antara Cita dan Fakta. Bandung: Mizan
Tafsir,Ahmad.1992.Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Thalib,Muhammad.2001.20 Kerangka Pokok Pendidikan Islam.Yogyakarta: Ma’alimul Usroh
http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah diakses pada tanggal 10 April 2015 pukul 16.00 WIB.





















[1] Muhammad Aulia Rahman, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT.Intermasa, 2002), hlm. 69.
[2] Muhammad Thalib, 20 Kerangka Pokok Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ma’alimul Usroh, 2001), hlm. 33.
[3]Ibid, hlm.34.
[5]http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolahdiakses pada tanggal 10 April 2015 pukul 16.00 WIB.
[6] Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group,2007), hlm.63.
[7]Ibid, hlm.65
[8] Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm.241.
[9] Muhammad Tholchah Hasan, Islam dalam Perspektif Sosial Budaya, (Jakarta:Galasa Nusantara, 1987), hlm.103
[10] Amien Rais M., Cakrawala Islam: Antara Cita dan Fakta, (Bandung: Mizan, 1989), hlm.162
[11]Koordinasi Da’wah Islam (KODI) (DKI Jakarta: Pedoman Majelis Ta’lim, 1990), hlm.5
[12]Ibid, hlm.6

[13]Ibid, hlm.7
[14] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1992), hlm.120.
[15]Ibid, hlm.124
[16]Ibid, hlm.126.
[17] Ibid, hlm.127.

No comments:

Post a Comment