Saturday, 7 February 2015

PENGERTIAN,TUJUAN,DAN MANFAAT AKHLAK

PENGERTIAN,TUJUAN,DAN MANFAAT AKHLAK

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Akhlak Tasawuf

Dosen Pembimbing:
Dr. H.M. Arif faizin, M.Ag


 










Oleh:
1.            Nimas Ayu Kusuma Wardani (1725143207)
2.            Nina Lutfiana (1725143208)
3.            Novi Isdianawati (1725143218)
Kelas : I-B

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
2014



 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Akhlak bisa dibentuk melalui kebiasaan. Seseorang yang mengerti benar akan kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata-mata taat kepada Allah dan tunduk kepada-Nya merupakan ciri-ciri orang yang mempunyai akhlak. Oleh karena itu seseorang yang sudah benar-benar memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan timbul dari hasil perpaduan antara hati, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan yang menyatu membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam Islam. Namun sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami akhlak dan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik, yakni pembuatan itu selalu diulang-ulang dengan kecenderungan hati (sadar).

Tidak bisa dipungkiri, untuk menjadi manusia yang dihormati dan disegani oleh masyarakat sekitar kita harus memiliki kepribadian yang bagus dan akhlak yang mulia. Tidak ada satu orang hebatpun di dunia ini yang tidak memiliki akhlak yang bagus. Sehebat dan sepintar apapun kita kalau akhlak dan kepribadian kita jelek dimata masyarakat, maka kita akan dikucilkan dan tidak dianggap di masyarakat.

Akhlak merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dimanapun kita berada. Dewasa ini banyak sekali anak yang menentang dan melawan terhadap orang tunya, ini merupakan fenomena yang lazim terjadi di masyarakat kita, akhlak seorang anak terhadap orang tua sudah sangat menghawatirkan. Mereka bisa bersikap baik dengan teman tapi tidak bisa bersikap baik kepada orang tua, ini merupakan contoh kecil dari penyelewengan akhlak yang sering dilakukan oleh remaja dan anak zaman sekarang.


B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari akhlak?
2.      Bagaimana ruang lingkup akhlak dalam perpektif islam?
3.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak?
4.      Bagaimana tujuan pembelajaran akhlak?
5.      Bagaimana manfaat pembelajaran akhlak?
C.     Tujuan Penulisan Makalah
1.      Untuk mengetahui definisi akhlak.
2.      Untuk mengetahui ruang lingkup akhlak dalam perpektif islam.
3.      Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak.
4.      Untuk mengetahui tujuan pembentukan akhlak.
5.      Untuk mengetahui manfaat pembelajaran akhlak
D.    Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas tentang pengertian, ruang lingkup, faktor-faktor yang mempengarui pembentukan akhlak, tujuan dan manfaat pembelajaran akhlak.

  
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Akhlak
         Kata akhlak merupakan bentuk jama’ dari dari kata khuluq,artinya tingkah laku, perangai, dan tabiat. Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa di pikir dan direnungkan lagi.[1]
Akhlak secara bahasa berasal dari khalaqa yang kata asalnya khuluqun, yang berarti perangai, tabiat, dan adat. Selain itu, juga dari kata khaqun yang berarti kejadian, buatan, dan ciptaan. Jadi, secara bahasa itu berarti perangai, adat, tabiat, atau sistem perilaku yang dibuat.[2]
Akhlak merupakan bentuk jama’ dari khuluk, berasal dari bahasa arab yang berarti peringai, tingkah laku, atau tabiat. Kata akhlak diartikan sebagai tingkah laku, tetapi harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali saja melakukan perbuatn, atau hanya sewaktu-waktu saja.[3]
         Menurut Ibnu Maskawih, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.[4]
         Secara bahasa kata akhlak jamak dari khuluqin yang diartikan tabiat, kebiasaan, adab. Sedangkan secara istilah adalah sifat yang mantap di dalam diri yang membuat perbuatan yang dilakukannya baik atau buruk, bagus atau jelek.[5]


B.     Ruang Lingkup Akhlak Islam[6]
1.      Akhlak terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap dirinya disertai dengan larangan merusak, membinasakan dan menganiyaya diri baik secara jasmani (memotong dan merusak badan), maupun secara rohani (membirkan larut dalam kesedihan).
2.      Akhlak dalam keluarga meliputi segala sikap dan perilaku dalam keluarga, contohnya berbakti pada orang tua, menghormati orang tua dan tidak berkata-kata yang menyakitkan mereka.
3.      Akhlak dalam masyarakat meliputi sikap kita dalam menjalani kehidupan soaial, menolong sesama, menciptakan masyarakat yang adil yang berlandaskan Al-Qur’an dan hadist
4.      Akhlak dalam bernegara meliputi kepatuhan terhadap Ulil Amri selama tidak bermaksiat kepada agama, ikut serta dalam membangun Negara dalam bentuk lisan maupun fikiran.
5.      Akhlak terhadap agama meliputi berimn kepada Allah, tidak menyekutukan-Nya, beribadah kepada Allah. Taat kepada Rosul serta meniru segala tingkah lakunya.
C.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak[7]

1.     Insting (Naluri)

Setiap corak, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang (dalam bahasa Arab gharizah). Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah:
1.                  Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorang oleh orang lain.
2.                  Naluri Berjodoh (seksul instinct). Dalam alquran diterangkan:
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak”.
1.                  Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya.
2.                  Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan.
3.                  Naluri Bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya.
Naluri manusia itu merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajrari terlebih dahulu.

2.     Adat atau Kebiasaan

Adat atau Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan.

3.     Wirotsah (keturunan)

Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya.

 


D.    Tujuan Akhlak[8]
1.      akhlak bertujuan membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia. Seseorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik ketika berhubungan dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, makhluk lainnya serta dengan alam lingkungan.
2.      Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan. Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat atau pikiran-pikiran yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh  akhlak agar manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat.
3.      Seseorang yang mempelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan baik dan buruk, dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk.
4.      Ilmua akhlak atau akhlak yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia disegala bidang. Seseorang yang memiliki IPTEK yang maju disertai akhlak yang mulia, niscaya ilmu pengetahuaan yang Ia miliki itu akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya, orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki pangkat, harta, kekuasaan, namun tidak disertai dengan akhlak yang mulia, maka semuanya itu akan disalah gunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana dimuka bumi.
5.      Demikian juga dengan mengetahui akhlak yang buruk serta bahaya-bahaya yang akan ditimbulkan darinya, menyebabkan orang enggan untuk melakukannya dan berusaha menjauhinya. Orang yang demikian pada akhirnya akan terhindar dari berbagai perbuatan yang dapat membahyakan dirinya.( http://abiturohmansyah.blogspot.com )
6.      Akhlak juga merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk lainnya. Setiap orang tidak lagi peduli soal baik atau buruk, soal halal dan haram. Karena yang berperan dan berfungsi pada diri masing-masing manusia adalah elemen syahwat (nafsu) nya yang telah dapat mengalahkan elemen akal pikiran mengalahkan nafsunya, maka dia derajatnya di atas malaikat

E.     Manfaat Akhlak[9]
1.      Dapat mengetahui sisi baik dan buruk pada manusia.
2.      Tidak mudah terguncang oleh perubahan situasi
3.      Tidak mudah tertipu oleh fatamorgana kehidupan
4.      Dapat menikmati hidup dalam segala keadaan




 BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri seserang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku,atau perbuatan.
2.      Ruang lingkup akhlak islam meliputi akhlak terhadap diri sendiri, akhlak dalam keluarga,akhlak dalam masyarakat, akhlak dalam bernegara, dan akhlak dalam beragama.
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak meliputi insting( naluri), Adat( kebiasaan), wiratsah( keturunan).
4.      Tujuan akhlak, yakni membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia.
5.      Manfaat akhlak,yakni
a.       Membersihkan kalbu dari kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci dan bersih
b.      Memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan baik dan buruk
c.        Membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat
d.       Menetapkan perbuatan sebagai perbuatan baik dan buruk.
B.     Saran
1.      Kita  harus mengetahui akhlak baik dan buruk sesuai dengan yang kita pahami.
2.      Mengamalkan akhlak baik dalam penerapan kehidupan sehari hari.






DAFTAR RUJUKAN


Ayumardi Azra,dkk, Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum ,Jakarta:Departemen Agama Islam,2002
Mu’niah, Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, Jogjakarta:Ar-Ruzz Media,2011
Zakiyah Drajat,dkk, Dasar Agama Islam, Jakarta: Departemen Agama Islam, 1987
http://elsakemala88.blogspot.com/2013/09/contoh-makalah-tentang-akhlak.html diakses pada hari senin, tanggal 22 september 2014 pada jam 22.50 WIB
http://zhebaulil.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-manfaat-mempelajari.html, diakses pada senin,tanggal 22 september 2014 jam 23.00 wib.










[1] Ayumardi Azra,dkk, Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum ,(Jakarta:Departemen Agama Islam,2002),204
[2] Zakiyah Drajat,dkk, Dasar Agama Islam, (Jakarta: Departemen Agama Islam, 1987), 261
[3] Mu’niah, Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media,2011),104
[4] Ibn Miskawih, tahzib al-akhlaq wa tathir al-a’araq, (Mesir: al-Mashriyah, 1934), cet I, hlm. 40.
[5] http://elsakemala88.blogspot.com/2013/09/contoh-makalah-tentang-akhlak.html diakses pada hari senin, tanggal 22 september 2014 pada jam 22.50 WIB
[6] Mu’niah, Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media,2011),112
[7] ibid
[8] http://zhebaulil.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-manfaat-mempelajari.html, diakses pada senin,tanggal 22 september 2014 jam 23.00 wib.

4 comments: